Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
metabolism dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi, pengecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit
terkena cukup sinar matahari (Winarno, 2002).
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu
penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah
avitaminosis (Pujiadi, 1994).
Sifat-sifat Vitamin D
Kholekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam larutan organik dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Cairan aseton akan menyebabkan Kholekalsiferol berbentuk kristal halus
putih. Kholekalsiferol dirusak oleh sinar ultraviolet yang berlebihan dan oleh peroksida
dengan adanya asam lemak tidak jenuh yang tengik. Bahan pangan campuran yang cukup
kandungan vitamin E dan antioksidan bisa melindungi rusaknua vitamin D.
Manfaat Vitamin D
Vitamin D2 dan D3, memiliki nilai antirachitis yang sama untuk manusia, anjing,
babi, tikus dan ruminansia, namun pada unggas, D3 lebih bermanfaat daripada D2.
Vitamin D berfungsi dalam homeostasis kalsium-fosfor bersama-sama dengan
parathormon dan calcitonin. Kalsium darn fosfor sangat diperlukan pada proses-proses
biologik. Kalsium penting untuk kontraksi otot, transmisi impul syaraf, pembekuan darah dan
struktur membran. Vitamin D juga berperan sebagai kofaktor bagi enzim-enzim, seperti
lipase dan ATP-ase. Fosfor memegang peranan penting sebagai komponen DNA dan RNA,
fosforilasi protein-protein untuk pengaturan jalur-jalur metabolik. Kalsium dan Fosfor serum
pada kadar tertentu penting untuk mineralisasi tulang secara normal .
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian
tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari. Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan
mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O
dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami
kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor
secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan
pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang
akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh
mengalami diare berkurangnya berat badan muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan
(Purwati, 2013).
Sumber Vitamin D
Vitamin D terkandung dalam minyak hati dari berbagai ikan, susu, mentega, kuning
telur, dan tumbuh-tumbuhan yang telah disinari.
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai
dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat
melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa anti oksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan
pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya
dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita.
Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan (Sirajuddin, 2009).
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin E antara lain sereal gandum utuh,
minyak sayuran, daun
bawang, biji bunga matahari. Kebutuhan vitamin E per hari menurut U.S RDA yaitu pada
pria sebanyak 10
mg/hari; 15 IU, wanita sebanyak 8 mg/hari; 12 IU, pada kehamilan dibutuhkan sebanyak 1012 mg/hari.
Kebutuhan vitamin A pada orang Indonesia belum diketahui akan tetapi diperkirakan sama
dengan
rekomendasi U.S RDA (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).
Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada
dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi.
Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air
yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku dan berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolisme energi (Purwati, 2013).
Riboflavin (vitamain B2 larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan
alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang
rusak dan berfungsi sebagai koenzim. Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan
turunan alamiyah nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan Kristal putih yang lebih
stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan
oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan
melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan
cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan
alkohol serta mudah dioksidasi (Arif, 2013).
Wiwik, Suharti. 2003. Pengaruh suplementasi besi dan vitamin C terhadap asupan
zat
gizi dan kadar hemoglobin anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kapuas,
Kalimantan
Tengah. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 19 (1) : 46-47.
Dewoto HR 2007. Vitamin dan Mineral. dalam Farmakologi dan Terapi edisi
kelima.Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Percetakan Gaya
Baru,
Jakarta.p.769-92.
Dewoto HR dan Wardhini S 2007. Antianemia Defisiensi dan Eritropoietin. Dalam
Farmakologi dan Terapi
edisi kelima.Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Percetakan
Gaya Baru, Jakarta.p.800-2.
Kamiensky M, Keogh J 2006. Vitamins and Minerals.In: Pharmacology
Demystified.Mc.GrawHill Companies
Inc.,USA.p.137-54.
Arif.2013. Vitamin. http : // www.vitaminworld.com.Diakses tanggal 1 Desember
2013.
Lehninger, A. L. 198. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga.
Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Purwati.2013.Apa Itu Vitamin Larut dalam Air. http://purwatiwidiastuti.wordpres
s.com/2012/05/13/apa-itu-vitamin-larut-dalam-air/.Diakses tanggal 1
Desember 2013).
Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Laboratorium
Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur. Makassar : UNHAS.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Winda. 2013. Macam Vitamin .http : // www.wikivitwmin.com/.Diakses tanggal 1
Desember 2013).
Yazid. 2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang : Bayumedia.
Yudistira.2013.Proses Metabolisme Vitamin. http://git-gityudhistira.blogspot.com
/2012/02/ proses metabolisme-vitamin-larut-dalam. htm.Diakses tanggal 1
Desember 2013.
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jurnlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan
normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan
oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.
Vitamin digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Vitamin larut dalam air
Vitamin yang termasuk dalam kelompok larut dalam air adalah vitamin B dan
C. Jenis vitamin ini tidak dapat disirnpan dalam tubuh. Kelebihan vitamin ini
akan
dibuang lewat urine sehingga kekurangan (defisiensi) vitamin B dan C lebih
mudah
terjadi.
2. Vitamin larut dalamlemak
Vitamin yang tennasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E pan K.
jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah yang cukup besar
terutama dalam hati.
Jurnal llmu Keolahragaan
Volume 9 Nomor 2, Juli- Desember 2011
Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi,
pengecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit
terkena cukup sinar matahari (Winarno, 2002).
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan
ini dikenal dengan istilah avitaminosis (Pujiadi, 1994).
Dalam proses poengolahan pada umumnya vitamin ini akan mengalami
perubahan sehingga kadarnya menjadi berkurang. Sebaliknya dengan proses
fermentasi dakan dapat meningkatkan kandungan vitaminnya yang dihasilkan
oleh miroorganisme (Yudistira, 2013).