Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
CA OVARIUM
A; KONSEP PENYAKIT
1; DEFINISI
Ca ovarium adalah tumor ganas pada ovarium sesuai dengan klasifikasi
histopatologis, karsinoma ovari dapat berupa primer berasal dari epithel ovarium,
germ cell, stroma dan sekunder berasal dari metastase Ca dibagian tubuh yang
lain.
(Arif Mansjoer, dkk, 1999).
Penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan karena
awitanya tersembunyi dan tidak adanya gejala peringatan atau penyebab mengapa
penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa.
Penyakit yang merupakan penyebab utama kematian dari kanker reproduksi.
(Brunner & Suddarth : 1559, 2001).
2; ETIOLOGI
Penyebab Ca ovari belum diketahui pasti, adapun :
Faktor resiko
Umur > 40 tahun
Riwayat keluarga dengan Ca ovari
Nuliparity (wanita yang belum pernah melahirkan)
Riwayat infertil
Riwayat perdarahan menstruasi yang banyak dan disminore.
Obesitas terutama yang intake tinggi lemak hewani.
Penggunaan obat stimulasi ovulasi untuk infertile.
Kebiasaan menggunakan bedak pada vagina.
(Arief Mansjoer, dkk, 1999)
3; KOMPLIKASI
1; Penyebaran kanker ke organ lain
2; Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya
berbagai organ
3; Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
4; Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim,
kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paruparu.
4; MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada tumor ovarium :
Haid tidak teratur
Ketegangan menstruasi yang terus meningkat
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Darah menstruasi yang banyak (menoralgia) dan nyeri tekan pada payudara.
Menopause dini
Dyspopsia
Tekanan pada pelvis
Sering berkemih
Malnutrisi
Efusi pigura
Konstripasi
Ascites dengan dispnea.
= Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada jaringan
tumor di permukaan ovarium.
IB
= Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada jaringan
tumor di kedua permukaan ovarium.
IC
Stadium II : Tumor pada satu atau kedua ovarium dengan penyekaran dalam
rongga panggul.
II A
II B
II C
Stadium III : Tumor pada satu atau kedua ovarium dengan metastase peritoneal
yang dikonfirmasi secara mikroskopik di luar rongga panggul dan atau
kelenjar getah bening regional.
III A = Metastase mikroskopik pada jaringan peritoneal dalam rongga
panggul.
III B = Metastase mikroskopik pada jaringan peritoneal dalam rongga
panggul dengan diameter < 20 mm.
III C = Metastase mikroskopil pada jaringan peritoneal dalam rongga
panggul kurang, dengan diameter terbesar > 20 mm dan atau
metastase kelenjar getah bening regional.
Stadium IV : Pertumbuhan melibatkan satu atau kedua ovarium dengan
penyebaran jauh, metastase ke parenkim hati.
(www.geocities.com)
Deteksi dini Ca ovarium dilakukan dengan :
1;PAP Smear
2;Pemeriksan pelvic, retro vaginal
3;Kemungkinan massa pelvic adalah ca ovarium, jika :
mungkin suatu bentuk pra kanker mungkin juga merupakan kelainan lanjut akibat
proses kankernya. Jika dapat dibuktikan bahwa lesi tersebut mendahului kanker
dan kemudian berkembang menjadi invasive, maka hal itu dapat dijadikan dasar
untuk deteksi dini kanker ovarium.
(www.geocities.com)
PATHWAYS
6; PENATALAKSANAAN
1;Operasi
2;Kemoterapi = 6 24 bulan
3;Biopsi multipel : jika masih ada tumor
a; Pencegahan primer
Beritahukan klien bahwa Ca ovari mungkin dapat dicegah oleh sesuatu
yang mengganggu siklus ovulatory konstan seperti :
Kehamilan full term > 1 kali
Penggunaan kontrasepsi oral
Brest feeding
b; Pencegahan
Dorong wanita untuk melakukan pemeriksaan pelvic secara rutin dengan
pemeriksaan bimanual rectovagina.
Berikan antigen CA-125 pada wanita dengan resiko tinggi.
Lakukan
transvaginal
ultrasound
yang
dikombinasikan
dengan
B; ASUHAN KEPERAWATAN
1;Identitas
a; Usia
TD = 120/80 mmHg
N
= 80 100 x/mnt
RR = 24 x/mnt
S
= 365 375 0C
5;Pemeriksaan Diagnostik
a; Pap Smear
Displasia seluler menunjukkan adanya kanker.
b; Ultra sound / CT Scan
Membantu mengidentifikasi ukuran / lokasi masa.
10
c; Laparoskopi
Dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan laparotomi mungkin
dilakukan untuk membuat tahapan kanker atau mengkaji efek kemotrapi.
d; Biopsi (endometrial / servikal)
Memungkinkan pemeriksaan histopatologis sel untuk menentukan
adanya / lokasi kanker.
e; Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis, sementara penurunan
Hb menduga kehilangan darah aktif peningkatan leukosit dapat
mengidentifikasi proses inflamasi / infeksi.
f; Parasintesis cairan asites.
g; Ultrasanografi.
h; Pemeriksaan rontgen.
Prinsip Menghadapi Tumor Ovarium
a; Operasi untuk mengambil tumor :
b; Saat operasi dapat didahului frozen section, untuk kepastian ganas dan
tindakan operasi lebih lanjut.
c; Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA, sehingga kepastian klasifikasi
tumor dapat ditetapkan untuk menentukan terapi.
d; Operasi tumor ganas diharapkan :
11
Tujuan
KH
: mempertahankan BB ideal
KH
: BB stabil
TTV dalam batas normal
Tidak terjadi oedema dan turgor kulit normal.
Intervensi :
a; Catat pengeluaran dan pemasukan cairan dalam tubuh.
R = untuk menentukan fungsi ginjal kebutuhan penggantian cairan dan
menurunkan resiko kelebihan cairan.
b; Timbang BB tiap hari sebagai pengawasan status cairan.
R = penimbangan BB sebagai pengawasan status cairan.
c; Kaji kulit apa ada oedema pada bagian tubuh lain.
R = oedema terjadi pada jaringan yang tergantung pada tubuh.
8;Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan
KH
: BB normal
Tidak terjadi udem.
12
Intervensi :
a; Kaji / catat pemasukan diet
R = dapat digunakan sebagai dasar untuk evaluasi selanjutnya.
b; Kaji bising usus dan catat gerakan usus termasuk frekuensi, konsistensi
R = mendefinisikan masalah konstipasi, catatan : konstipasi adalah salah
satu manifestasi termudah dari neurotoksisitas.
c; Pantau masukan dan keluaran serta BB
R = ketidakadekuatan masukan cairan dapat menimbulkan konstipasi.
d; Berikan obat suppositorial
R = membantu melancarkan BAB dan mencegah komplikasi lebih lanjut
pada beberapa pasien dengan pola defakasi buruk sebelum pengobatan.
(Doengoes, 2000).
13
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer, Irfan Wahyudi, Wiwiek Setiawulan, dkk. 1999. Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3. Penerbit Media Auesculapius FKUI.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Madical Bedah. Jakarta : EGC.
Marylin E. Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta ; EGC.
Price, A. Sylvia. 1994. Pathofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Mija Kim, dkk. 1995. Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa : Niluh Gede Yayasan
Asih. Jakarta : EGC.
Purnawan Junaedi. 1997. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta.
Potter, Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
14