Vous êtes sur la page 1sur 15

'

r*1

oq':t-t
i --

..1,'

".:

.'

j...
f.,1;

,r

1i,
I
''

h"ta,)j 'l

ii IiJi:r'

..-- --...:*:dj

"""*.,\

-i"-

',

:/

il

: ,,

l:

i
lt

.,
l

t'-\ - -, .''jr?
"*
'* 4j1'tqt

The Fro
The Assoeiation of lndone$iart

National Partner:
Universitas Syiah Kuala; i.lniversitas Sumfitera Utara;#nivcr*ltas Andalas;
Univcrsitas Riau; $TlKss Muhammadiyah Lhokseumaw+;
STlKes $ari Mutiara; STIKes Flora Medan; STll{es Cut Nyak *hien;
STlKes Yayasan Harapan Bangsa; STlKes Nurul Hasanah

Space Pandeglang Year 2013 (Milawati Lusiani & Dini Rachmaniah) .....................
19

The Effect

18

of

Health Education About lmplementation Of The Family On The


Hallucinations Role Strategy ln Helping Schizophrenia Clients To Control Hallucinations

19

ln City Of Kediri (Byba Melda Suhita, & lntan Fazrin)


20

22

23

lncreasing Nursing Students Studying Concentration by Repairing Sleep Quality in


Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Sumatera Utara Medan (Mazly Astuty& Dian Fajariadi)....
The Relation between Nurse Obedient in lmplementing Standards Operational
Procedure: Patient Fall Prevention and Risk Falls lncidence in the Saint Borromeo
Hospital (Elizabeth Ari; Lidwina & Lusiana)
The Relationship between Problem Based Learning Methods on Competency Based
Curricula and Students Soft Skills in University of Riau Nursing Program (Ari Pristiana
Dewi;Febriana Sabrian & Erwin)

21

Leadership Practices of Head Nurses as Expected and Perceived by staff Nurses in


Public Hospitals in Banda Aceh, lndonesia (Dara Febriana & Andara Maurissa)

24

20

Modern Wound Care Managemen

23

ln Cut Nyak Dhien Langsa General Hospital (Edy

Mulyadi; Nurahmawati & Ajma'in) .....................

of

24

25

Mother's Practice to Prevention to Child Transmission

26

Effect Model Perilaku Kesehatan Keluarga Penerima Jamkesmas (Sandu Siyoto)..........

HIV/AIDS (Ernawati

&

Siti
25
26

1V

Quality lmprovement in Nursing Education toward Global Standard to Achieve Quality in Health Seivices

A21

Title

The Relation Between Nurse Obedient ln lmplementing Standards


Operational Procedure: Patient Fa!! Prevention And Risk Falls lncidence
!n The Saint Borromeo Hospital
(1),

Authors

Elizabeth Ari

Affiliations

STIKES Santo Borromeus

Lidwina(2), Lusiana(3)

ABSTRACT
Saint Borromeo Hospital as market leader in Bandung and toward the international recognition
through JCl, committed to take patient safety referring to six goals patient safety. Socialization
patient safety in the prevention patients fall has done since 2010 hoping the patient experienced
fall is zero but still found patients fall during the period 2010-2012. Research purposes to
identify relation between nurseobedientin implementating Standard Operational Procedure:
prevention patients fall with the risks fallsincidence in the Saint BorromeoHospital. Method
research used is quantitative method and design research is analytic correlational by approach
observational. This research use instruments observation with direct observation to nurses from
Yosep 3 Saint Borromeo Hospital. Charging from the observation this is with checklist sheet.
Population in this research is all nurse in the Yoseph 3 Saint Borromeo Hospital (samples
saturated) that total 50 people. The results of research provides a description not relations
nurse obedient in implementating Standard Operational Procedure: prevention patients fall with
the risks fall incidence in the Saint Borromeo Hospital (p value > 0.05). Recommendation in this
research controling and evaluation of the team patient safety hospital and consciousness nurse
in managing patients in effort to prevent patients fall.

Keywords: obedient, prevention, patient falls

21

MANUSKRIP PENELITIAN

*HUBUNGAN KEPATUHAN PERAwAT


MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL : PENCEGAIIAN PASIEN JATUH
DENGAN KEJADIAN RESIKO JATUH
DI RUMAH SAKIT 66X"

Peneliti Utama : Ns. Elizabeth Ari SetyarinlrS.Kep.rM.Kes


Peneliti Anggota : 1. Ns. Lidwina Triastuti.rM.Kep
2. Lusiana Lina Herlina,rA.Md.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SAI{TO BORROMEUS
2013

I{UBI'NGAN KEPATTJHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR


OPERASIONAI., : PENCEGAIIAN PASIEN JATIIH I}ENGAhI KEJADIAN RESII(O JATTIII
DI RUMAII SAKIT ..X"
Eliz.beth Ari

(r),

Lidwinao), Luslanao)

ABSTRAK
Rrmah Sakit *)(' sebagai morkat leader di Baodung dan menuju pengakuao internasional melalui JCI,
berkomimen untuk meningkatkan keselamatan pasien yang moogacu pada enam sasafim keselamatan
pasie,n. Sosialisasi keselamaan pasien dalam pencegahm pasien j*uh telah digalal*an sejak tahun 2010
de,ngan harapan pasien mengalami jatuh adalah nol teepi 66si[ fi1ps'kan pasien jatuh selaura periode
20rcA0l2. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan kepatuhan perawat melaksanakan
Standu hosedur Oporasional : pem.cesahao pasien jatuh dengan resiko kejadian iatuh di Rumah Sakit
o'X'. Metode penelitian yang digunflkan adalah motode kuantitatif dm desain penelitian adalah snalitik
korplasional de,ngan pendekatan observasional. Penetitian ini menggunakan instumen observasi dengan
pngamatan langsung kepada prewat di ruang Y RS ")f'. Pengisian dari hasil observmi ini adalah
dengan menggunakan checWist. Populasi dalam penelitian ini.adalah seluruh pemwat yang berdinas di

nrang Y Rumah Sakit ')(' (sampel jenuh) yang berjutrlah 50 orang. Hasil penelitian memberikan
ganrbmn tidak ada hubungan arfiara kepatuhan perawat melaksanakan Standar Frosedn Operasional :
pencegahan pasien jatuh dmgan Kejadian Resiko Jatuh(p valuP 0,05). Rekomendasi dalarn poelitian
ini tontroting dan evaluasi dri tim patie'nt safety rumah sakit dan kesadaran perawat dalam mengelola
pasiur dalam upap mencegah pasien

j*uh.

Kata kunci : kepatuhan, pencegahan, pasienjatuh

Lettr Belekang Penditian


Rumah Sakit merupakan

sarana
pelayanan kesehatan yang berhduan untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan
yang lebih baik. Pada era globalisasi ini
tuntutan pelayanan kesehatan temrasuk
pelayanan keperawatan yang profesional
dengan standar internasional $dah didepan
mata. Pelayanan tidak lagi hanya berfokus
pada kepuasan pasien tetapi lebih pentirXg
adalah keselamatan pasien (patient safety)
yang merupakan prioritas utama pelayanan
yang bedampak pada peningkatan mutu
darrcifiaRumah Sakit.
Dengan adanya lembaga al$editasi
internasional rumah sakit yang telah diakui
oleh dunia yaitu Joint Comrnission

Internosional (JCI) semakin mmrberikan

peluang bagi rumah sakit untuk


meounjukkan eksistensinya dalam
memberikau pelayanan yang berkualitas.

Patient safety Rumah Sakit

telatt
pada tahun
Perhimpunan Rumah Sakit

dicanangkan oleh Depkes

2005 dan

RI

Indonesia (PERSD menjadi pemmkarsa

utanra dengan membenurk

Komite

Keselamatan Pasien RS.


Rumatr Sakit'.X' sebagai malket leader
Bandung dan menuju Peugakuan
berkomitmen
internasional melalui
untuk me,ningkatkar keselamatan pasien
yang mengacu pada enam sa$arall
keselamatan pasien (SLr Goals Patient
Salbty). Sosialisasi keselanratan pasien dalam
telah
pencegatran pasien jatuh di RS
digala*&an sejak tahun 2010 dengan harapan
*X" adalah
pasien mengalami jatuh di RS

di

JCI

"X'

Zerolnol.
Berdasarkan data yang didapat dali team
pasien yang iatuh
patient safety RS
pada tatrun 2010 sebanyak 7 orang dan pada
iatr* 2011 sebanyak fIffi-g:Tada bulan
4 orang.
Januari - Oktober

")f'

20lfffiak

Kejadian jatuh pada pasien dapat disebabkan


beberapa
diantaranya adalatl
kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi
ketepatan resiko pasien jatuh dan melakukan
intervensinya.
Menurut Schafer, dkk (2000) kepatuhan
adalah ketaatan seseorang pada tujuan
telah ditentukan. Dengan perilalu perawat

D,Waktu dan Temprt Penelitian

hal

oleh

Penelitian dilaksanakan pada bulai Mei Juli 2013 di ruang Y RS *)C' Jalan H.
Djuanda 100 Bandung
E, Hasil Penelitian

yang 1. Karakteristik rcsponden

sesuai dengan aturan

dan

disiplin

acrrhan

berpengaruh dalam memberikan


keperawatan yang komprehensif, Tujuan

Distibusi

Tabel

1.1

berdasarkan pendidikan

t.X"
Ruans Y RS

d"td mengidintifikasi kl-KeRerawaan 45


ilubungan perawat 6sl6i5anat
penelitian iri

Standar Prosedur Operasional

, p"n

pasien jatutr dengan kejadian Resiko

Rumah Sakit *X".

di

(n:50)
90

ffi;A Hffiffi'r:, u*"*ri bahwa hampir selunrh


responden mempunyai

latarbelakang
pendidikan D-3 Keperawatan yaitu 45 orang

penelitian
yang digunakan adalah (90o/o)
Metode penelitian
- dritg* desain
Tabel l'2
rnetode kuantitatif
,
peneritiannya *i:
adalat' analitik
Pr'.v*uarrrrJq'
-11'1 mrrJffi
'*T,t1,::3$tt.$ffi""u*iu
1*:*1",'a
_ di Ruang.Y RS "I" (q=5Q)
pendekatan

B. Metode

dengan
observasional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perawat Y
sebanyak 50 orang dengan sarnpel
50 orang. Teknik sampling yang

Jumlrh

penelitian ZO - gS tuh*
digunakan
36-45uhun
-Usia
adalah sampel jenutr. Instrumen yang
46 - 55 tatrPn
digunakan adalalt observasi deagan
- . Total

perscntsss

24
8
4
50

4g
16
E

100

mengadakan pengamatan langsung kepada Interpretasi:


pada perawat di ruang Y RS
Dari tabel 1.2 diperoleh data bahwa sebagian
dengan menggunakan lembaran observasi responden berusia 26 35 tahun yutlt 24
orang (484/o)
deogan
Tabcl 13
Distribusi responden berdasarkan masa kerja
C.Analisa
di Ruang RS "X'(n=50)
Pada penelitian
analisis
Persentose
menggunakan disnibusi &ekuensi dari
Yrs!
M
j,
variabel (Notoamrodjo, 2005)

'.X'

dichecklist.
Data

I
univariat .Kgria JuPloh
tiap
tahun 22
dan analisis -l
l0
t^otatun
bivariat utruk membuktikan d*;;
fini

tersebffij; 2lil:ilff}
_35talfUn

hubungan
lrrruuuEq"r.r antara
vq.rrouvMrDsuuL. trJl
crlrcrs. dua
uuc variabel
yang dilakukan dengan uji chi- kuadrat
melalui bantuan perangkat lunalL setelah
data diolah lihat tabel chi- htodrat bila
signifikan S 0,05 maka variabet independen

':6

20

Y
12

nilai n"ri t*"f 13 diketatrui bahwa berdasarkan


**u t rja, sebagian responden mempunyai
bila nilai --------'---r,,,*u t r:, I - 5 6hun y*t ZZorang <E+rt j

dengan dependen
signifikan > 0,05 maka variabel independen
dengan dependen tidak berhubungan.

Sni*"i

Tebel l.4

Sqr$
!F,,x

Distribusi Kepatuhan Perawat Melalcsanakan


Stmdar Prosedur
Operasional
vrYrts9
regl
: Pencegatran Pasien

hrr;I
Fb,,

JatuhdiRumah Sakit*X'
o

SPO:
PasienJ*uh

p;i

vtlalcukan
rnglcajian
v[FS

Pq

2 vlemasang

frd

plaog

I
i

rcncegalun

Lr

atuh (label

l
tF

Egtiga

V,

o/o

49

98

34

68

l6

32

F
50

50

o/o

100

tdipapan

68

l6

32

50

100

29

58

2l

42

50

100

3l

62

l9

38

50

100

inggi

Analisis

xncegahan
nsien ituh
vlemastikan
,ogar

48

96

50

50

100

n"u** ri?kl1'$"**",

Melaksanakan

100

)mgamsn

Kepanhan

KejadiatResiko

prawat

Jatuh

cmpdtidur

Resiko

lalam

Jatuh
Rendah

readaan
ismeqans

Interpretasi :

46

Staildar Psosedur Operasional ; Peucegahan Pasien Jetuh


Yaitu Melakukan penglojian MFS dengan Kejadian
n.X'(n=50)
Resiko Jatuh Di Rumah Sakit

rrosedur

23

kejadiao Kejadian Resiko Jatuh rcndah 23


(MY").

empattidur
rcsuai dengan

_
54

diketahui
Berdasarkan tabel 1.5
identifikasi kejadian Resiko Jatuh tinggi
adalah sebagian kecil yaitu 27 (54%) dan

3. Bivrriot

endahnya

Porcontrso

tinggi

Interpretasi

tdlon
VIengear

Jatuh

Total

lada

Rculko Jumlah

Jatuh
Kejadiaa Resiko 27
Kejadim Resiko
Jatuh reidah

pmoattidw
4 V{enulislso di
ohiteboard
nurse

Tabel L5
Distibusi ldentifikasi Kejadian Resiko Jatuh di
Ruang Y RS '.X" (n:50 Kejadian Resiko Jatuh)
KeJodten

34

selurutr

responden patuh yaitu 48 orang (960/o').

100

runing/merah

t
i

o/o

di

? ueletakkm
anda

ii

.F

sebagian

responden patutr yaitu 29 orang (58o/o)"


mengatur tinggi rendatrnya tempat tidur sesuai
dengan prosedur pencegahan pasien jatr*r
sebagian besar responden pat$h yaitu 3t ffiang
(62yo) daro, kepatuhan perawat memasang

pagtr pergaman (hek) hampir

Paafi

rcrgelangan
nncan nasien

F
h

Toal

Tidak

PaArh

Pencegahan

tr,,
Pse

whiteboard diketahui bahwa

2. Univariat

tl'-.i:,

i 5'l

perawat
Berdasarkan tabel 1.4
melakukan pengkajian lvtrS diketalui bahwa
hampir selunrh responden patuh yaitu 49 orang
(98yn), memasang gelang di petgelangan tangan
pasien sebagian besar responden patuh yaitu 34
orang (687o), meletakkan tanda pencegalran
jatuh (label setigita kuning/me,rah) di papan
tempat tidur dikstah-ui bahwa sebagian bcsar
patutr yaitu 34 orang (68W, menuliskan pada

Resiko

Jatuh

Pvalrc
ot
al

o/o F o/o F

o/o

Tidakl100001l00
melakukan
pengkajian
MFS

Melakukan
pengkajian
MFS

Interpretasi

0,968

23 47 26 53 49

100

24 48 26 52 s0

100

Bendasarkan data pada tabel 1.6 menuqiu*kan

bahwa hubrmgan kepatuhan perawat yang

kejadian beresiko jatuh tinggi sebanyak 15


orarg (44W. Hasil uji statistik diperoleh p
value 0,182 (>0,05), maka dapat disirupulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolalq hal ini
memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan

melakukan pengkajian MFS sebanyak 23


oraog (48W dengan kejadian beresiko jatutr
rendah dan yang be.resiko jatuh tingg
sebanyak 27 oftmg (53W pade 49 oftrng
perawat. Hasil uji statistik diperoleh p value

antara kepatuhan prrawat melaksanakan


ini Standar Prosedur Operasional : pencegahan
mernperlihatkan bahwa tidak ada hubungan pasien jatutr yaitu memasaog gelang pada
mtara kepatuhan perawat melaksanakan pergelangan tangan pasien dengan Kejadian
0,968 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

Ho

diterima dan

Ha ditolak, hal

Standar Prosedur Operasional

Resiko Jatuh Di Rumatr Sakit

pencegahan

pasien jatuh yaitu Melah*an pengkajian


Morse Fall Scale GVIF$ dengan Kejadian
Resiko Jatuh Di Rumah Sakit *)C'.
Analisis

Perawat
Analisis
Melaksanakan Standar Prosedur Operasional

"rb*rJ:f;"1l,*

Perawat
Melaksanakan Standar Prosedur Operasional :
Pencegahan Pasien Jahrh Yaitu Memasang Gelang
Pada pergelangan tangan Pasien dengan Kejadian
Resiko Jatuh Di Rumatr Sakit *X'(n{0)

Di Rumah Sakit

Kepatuhan

Resiko

Jatuh
Rendah

F
5

19

Jatuh

P value

Fo/oF

mo

(n=50)

a.Tidak

P value

Kejadian Resiko Jatuh

Rendah

11

*)f

perawat Resiko Resiko


Jatuh Jatult

Tot
al

Tinesi
F
%

3l

Total

Tinssi

ll

t6

100

meletal*an
tanda

0,186

pencegahan

jatuh (label
segitiga
kuning/mera
h) dipapan
56

15 44 34

Pencegahan Pasien Jatuh Yaitu meletaklon tanda


pencegahan jatuh (abel sestiga kuning/merah)
dipapan teurpat tidur dengan Kejadian Resiko Jatuh

Hrb,#1H:f""han

$ejadian Resikq Jatuh


Resiko

*)f'.

0,186

tsmpat tidur

100

b.
Meletatckan
tanda
pencegahan

24 4E 26 52 50

jatuh flabel

100

44 34

100

24 48 26 52 50

100

19

56

l5

segitiga

tuning/mera

Berdasarkan

data pada tabel

1.7

menunjukkan bahwa dari 16 omng perawat


yang memiliki hubungan kepatuhan perawat
yang tidak me,masang gelmg pada pergelangan
tangan pasien yang kejadian beresiko jatuh
rendah sebmyak 5 orang (3lW dan kejadian
beresiko jatuh tinggi I I orang (690/o) sedangkan
dart 34 orang perawat yang memasang gelang
pada pergelangan trngan pasien yang kejadian
be,resiko rendah sebanyak 19 orang (560/o) dan

h) dipapan
tempat tidur

Total

lnterpretasi :
Berdasarkan datapata tabel 1.8 menunjulckan
batrwa dari 16 oftrng perawat yang memiliki
hubungan kepatuhan perawat yang tidak
meletakkan tanda pencegahan jatuh (abel
segltiga kuninglorcrah) dipupao tempat tidur
dengan kejadian beresiko jatuh rendah sebanyak

5 orang (3lyr) dan kejadian beresiko jatuh

(38W dan kejadian beresiko


jafifi tinggl 13 orang (67/o) sedangkan dartzg
orang perawat yang menuliskan di whiteboard
paAa nurse station deogan kejadian beresiko
rendah sebanyak 16 orang (55W dan kejadian
beresiko jattfi tingei sebanyak 13 oraog
$si,'A. Hasil uji statistik diperoleh p value
sebanyak 8 orang

tingg

11 orang (69/o) sedangkan daxi 34 omng


perawat yang meletakkm tanda pencegahan
jatuh (label segrtiga *minglmeran) dipapan
tempat tidur dengan kejadian beresiko rendah

sebanyak 19 omng (560/o) dan kejadian beresiko

jatuh tinggi sebanyak 15 orang (44W. flasil uji


statistik diperoleh p value 0,182 (>0,05), maka
dapat disimpulkan batrwa Ho diterima dan Ha
ditolalL hat ini memperlihatkan bahwatidak ada

0,365 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

Ho

prawat
Prosedur
melaksanakan Standar
Operasional :
pencegahan pasien jatuh yaitu meletakkan tanda
pencegahan jatuh $abel segitiga kuning/merah)
dipapan tempat tidur dengan Kejadian Resiko
*)C'.
Jatuh Di Rumah Sakit

Standar Prosedur Operasional : pencegahan


pasien jatutr yaitu menuliskan di whiteboard
pada nurse stqtion dengan Kejadian Resiko
Jatutr Di Rumah Sakit "X'

Tabcl1.9

Jatuh
Resiko
Jatuh
Renda
h

a Tidak

F%

I 38

Rendahnya Tempat Tidur Sesuai Dengan Prosedur


Pencegahan Pasien Jatrrh Dengan Kejadian Resiko
Jatuh Di Rumah Sakit'.X'(n=50)

Dvahre Kepatuhan

Total

pefawat

Resiko

Tinggi

a. Tidak

F%Fo/o
13 62 21 100

di
whitehowd
padanwse

rendahny

0,365
55

t3 4s 29 100

F%

Total

Jatuh

Tinggi
%

9 47 10 53

o/o

19 100

1,00

atemPat

tidur.

b. Mengatur
tingei
rendahny

atempat
tidur.

padanwse
station

Jatuh
Resiko Resiko

mengatur

tinggi

station

Kejadian Resiko

Jatuh

Jatuh

menuliskan

b. Menuliska 16
ndi
whitebord

Trbel1.10

Analisis Hubungan Kepatuhan Perawat


Melaksanakan Stand{r Prosedur Operasional :
Pencegahan Pasieu Jatuh Yaiar MengaturTinggi

Analisis Hubungaa Kepatuhan Perawat


Melaksanakan Shndar Prosedur Oprasional :
Pemcagahan Pasier Jrtnh Yaitu hdcnuliskan Di
Whiteboard PadaMwse Staion Dengan Kejadian
*)(, (n=50)
Resiko Jatuh Di Rumah Sakit
Kejadian Resiko

Ha ditolak, hal

ini
hubungan
tidak
ada
memperlihatkan bahwa
antara kepatnhan perawat melaksanakan

hubungan antara kepatuhan

Kepatuhan
perawat

diterima dan

sesual

48 26

Total 24
52 50 100
lnterpretasi :
Berdasarkan data pada tabl 1.9 menrmju*kan
bahwa dart 2l orang perawat yang memiliki
hubungan kepatuhan perawat yang tidak
menuliskan dr whitebowd pada rurse station
dengan kejadian beresiko jatuh rendah

dengan

prosedur

15 48 16 52

31

100

24 48 26 52

50

100

pncegah
an pasien

iatuh

Total

Interpretasi:

Berdasarkan

data pada

Memastikan

tabel

1.10

menunfukkan bahwa dari 19 orang perawat


yang memiliki hubungan kepatuhan perawat
yang tidak mengatur tinggl rendahnya tempat

tidur sesuai dengan prosedur

pencegatran

pasien jatutr dengan kejadian beresiko jatuh


rendatr sebanyak 9 orang (n%) dan kejadian
beresiko jatuh tinegr 10 orang (53%)
sedangkan daxi 31 orang perawat yang
mengatur tinggr reudahnya tempat tidur sesuai
dengan prosedur pencegahan pasien jatuh
dengan kejadian beresiko rendah sebanyak 15
orang (48W dan kejadian beresiko jatult
tinegr sebanyak 16 orang (52'/"). Hasil uji
statistik diperoleh p value 1,000 (>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima
dan Ha ditolal$ hal ini memperliha*an batnla
tidak ada hubungan antara kepatuhan perawat
melaksanakan Standar Prosedur Operasional :
penoegahan pasien jattrtr yaitu mengatur ttnggr
rendahnya tempat tidur sesuai dengan
prosedur pencegahan pasien jatuh dengan
Kejadian Resiko Jstrft Di RumBh Sakit *)C'.
Tebel

l.1l

Perawat Melaksanakan Standar Prosedur


Operasional : Pencegahan Pasien Jatuh Yaitu
Memastikan Pagar Pengaman Tempat Tidur Dalarr
Kdaan Terpasang Dengan Kejadian Resiko Jatuh
Di Rumah Sakit *X" (n=50)

Kejadian Resiko

Jatuh
Resiko Resiko
Jatuh Jatuh
Retrdatr

aTidak

Total

Tinggi

Fo/oFYo
150
150

F o/o
2 100

48

100

Toal 24 48 26 52

50

100

terpasang

Interpretasi :
Berdasarkan datzpada tabel 1.11 menunjukkan

bahwa dan 2 orarlg perawat yang memiliki


hubungan kepatuhan perawat yang tidak
memastikan pagar pengaman tempat tidur
dalam keadaan terpasang dengan kejadian
beresikojatuh rendatr sebanyak 1 orang (50%o)
dan kejadian beresiko jatuh tines I orang
(50o/o) bedangkan dari 48 oraxrg perawat yang
memastikan pagar pengaman tempat tidur
dalam keadaan terpasang deugan kejadian
beresiko rendah sebanyak 23 orang (48%) dan
kejadian beresiko jatuh ti ggi sebanyak 25
orang (52'A. Hasil uji statistik diperoleh p
value 1,000 (>0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditedma dan He ditolak, hal ini
memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan
melaksanakan
Standar Prosedur Operasional pencegahan
pasien jatnh yaitu memastikan pagar peryaman
tempat tidr.n dalam keadaan terpasang dengan
*)('.
Kejadian Resiko Jatuh Di Runah Sakit

LJ. Pembahasan
value Bsrdamtl<ai hasil penelitian yang diperoleh,
peneliti akan mengelompokkan pembahasan
sebagai berikut :
1. Univariat
a) Melakukan pengkajian menggunakan Morse
Fall Score (!vIFS)
Pengkajian Morse

an pagar

pengama

ntempat
tidur

b.

25 52

keadaan

memastik

dalam
keadaan
trpasang

23 48

antara kepatuhan perawd

Analisis Hubungan Kepatuhan

Kepatuhan
perawat

pagar
pengaman
tempat tidur
dalam

1,000

Fqll

Score (&trS)

merupakan salah satu instrumen yang dapat


digunakan untuk mengidentifikasi pasien
beresiko jatuh. Penilaian ini dapat dilakukan
setiap penggantian shift, pasien baru masuk,
pasien pemah jatutr dan apabila ada
perubahan pada kondisi pasien Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Elizabeth Ari
yang dipresentasikan dalam Seminar

Nasional

BSI

Bandung 2012 tentang

pelaksanaan identifikasi resiko pasien jatuh

dengan MFS

Di

Rumah Sakit 6'X'

didapatkan bahwa pelaksanaan identifikasi


pasien resiko jahrh adatah 66.48 % dengan
kriteria baih 8.11% dengan laiteria cukup
dan25.4l% dengan lriteria kurang.
Patutr adalatt suka mentrnrt perintah, taat
pada perintah atau atuxan, sedangkan
kepafirhan adalah perilaku sesuai aturan dan
berdisiplin. (Lukmao Ali et al, 1999).
Kepatuhan seseorang dipenganthi oleh
pendidikan
pendidikarg
seseorang tinggt maka mereka lebih rasional
serta terbuka dalam menerima adanya
pembaharuan
berrracam
(Notoafinodjo, 2003).

tingkd

jika

progmm

Berdasarkan tabel 1.4 kepafirhan perawat


melakukan pengkajian MfS diketattd bahwa
hampir selunrtr responden patuh melal$kan
pengkajian MFS yaitu 49 orang (98Y4.
Diduhmg pula bahwa hantFir seluruh
responden mempmyai latarbelakang
pendidikan D-3 Keperawatan yaitu 45 orang
(9V/o). Menurut analisa peaeliti, perawat
Yosef 3 dan Suryakencana sudah patuh
melakukan pengkajian MFS karena Keprala
Bagian dan Tim Patient Safery RS '.X'
sering mensosialisasikan kepada perawat
saat briefing pagi mengemi Six Goal Patient
Safety yang salah satunya menbatras
me,ngenai Identifikasi Pencegahan Resiko
Jatuh.

b) Memasang gelang pada lengan pasien

Gelang resiko merupakan salah

satu

identifikasi untuk mengetahui pasien yang


beresiko jatuh. Gelang ini dipasangkan pada
pergelangan tangan pasien apabila nilai MFS
Z 45. Berdasarkan tabel 1.5 kepatuhan
pra\ilat memasang gelang di pergelangan
tangan pasien diketatui batrwa sebagian
besar responden patuh yaitu 34 oraog (68%).
Ini menggambarkaa bahwa tidak semua
perawat memasang gelang resiko jattrh, hal

ini dapat disebabkan karena setelah perawat


melakukan pengkajian MFS, tidak langsung

memasang gelang resiko jatuh pada pasien


saat itujuga dan dari hasil observasi peneliti
diketatrui bahwa pasien yang sudah
terpasang gelang resiko jatuh tetapi harus
diinfus pada pergelangan tangannya kareaa
ada pemindatran pemasangan infus dan harus

digunting gelangnyq Ptawaf,

tidak

memasang ulang pada pergelangan tangan


sebelahnya
c) Meletakkan talrrda pencegahan jatult Qabel
segrtiga krming/merah) dipapan tempat tidu
Tanda penceg*ran jatutr berupa label
segitige kuning jika pasien berdasarkan
kategori resiko jattrh rendah dan label
segrtiga merah dipasangkan pada papan
tempat tidur jika pasie,n beresiko jahrh tinggl.
Berdasarkan tabel 1.6 kepaftfian perawat
datam meletakkan tanda pencegahan jatuh
papan
(label setigia lcuoing/merah)
besar
sebagian
bahwa
diketahui
tempat tidur
responden patuh meletakkan tanda

di

pencegahan

jatuh (label

setigia

kunine/merah) di papan tempat tidur yaitu 34


orang (6SYr). Responden Yang tidak
meletakkan tanda pencegahan jatuh (labet
papan tempat
wtigita kuning/merah)
dimugki*an
hal
ini
sejumlah 16 orang,
karena perawat tidak segera memasang tanda
pencegahan jatuh setelah melakukan
pengkajian MFS sehingga pkerjaan rnenjadi
tertunda dan menjadi luPa

di

d) Menuliskan di whiteboard padanurse station


Whiteboard pada mrse station merupakan
saf,aoa pendokumentasian perawat dalam
menuliskan hal-hal penting yang dapat
diketahui oleh semu& petugas kesehatffi.
Hasil penitaian MFS ditulis di whiteboard
uutuk mengingatkan dan menginformasikan
pasien yang beresiko jatuh rendah dan resiko
jatuh tinggi.
Berdasarkan tabel 1.7 kepatutran perawat
dalam menuliskan Pada whiteboard
diketahui bahwa sebagran responden pamh
melahrkan menuliskan pada whitebowd
yutu29 omng (587o). Kepatuhao maupakao

suatu

hal yang Penting agar dapat

mengembangkan nrtinitas (kebiasaan) yang

dapat membantu dalam mengikuti jadwal

yang telah

ditetapkan.

Pentingnya

pendoktrmentasian di whiteboord dapat


memudahkan perawat dalam mengevatrasi
perkembangan kondisi kesehatan pasien.

pengalamau bekerja turut menentukan


kine{a seseorang. Data yang diperoleh
bahwa perawat yang bekerja > 6 tahun
sebanyak 560/o yatg membuktikan bahwa
semakin lama seseorang bekerja maka

pengalamm tersebut membangun kebiasaan


baik dalam hal memasang pagtr pengarnan
e) Mengatur tingg rendahnya tempat tidur
sesuai dengan prosedur pencegahan pasien
sebelum meninggalkan pasien.
jatuh.
Tempat tidur merupakan fasilitas yang g) Kejadian resiko jatuh
digunakan pasien ketika dirawat di rumalr
Kejadian adalah suatu kondisi keadaan
berupa peristiwa. Resiko jatuh dibagi
sakit. Dengan mengatur tinggr rendahnya
menjadi 2 bagian yaitu resiko jatuh rendah
tempat tidur sesuai dengan prosedru
pencegahan pasien jatutr dimungkinkan
dengan score ( 45 dan resiko ttnggt dengan
score ) 45 dengan menggunakan MFS.
resiko jatuh dapat diantisipasi.
Berdasarkan tabet 1.10 diketahui idntifikasi
Berdasarkan tabel 1.8 kepatuhan perawat
kejadian Resiko Jatuh tinggi adalah sebaeiar
tempat
dalanr mengatur ting$
kecil yaitu 27 (54W dan kejadian Kejadiaa
tidur sesuai dengaa prosedur pencegahan
pasien jat& diketahui batrura sebagian besar
Resiko Jatuh rendah 23 (46yA. Resiko jatuh
dapat terjadi pada pasien ditiqiau dari status
responden patuh yaitu 31 orang (62%o),
perawat
mental, kemampuan bemktivitas mandiri
tidak melakukan
sementara 38%
atau dibantu, riwayat jatuh sebeltrmnya dan
intervensi mengatur tingg rendahnya tempat
riwayat ponyakit sekunder.
tidur karena salah satu kendala melalnrkan
hal tersebut disebabkan tempat tidur di Yosef

Dago masih ada yang belum dapat 2. Bivariat


Dari hsil penelitian diperoleh data battwa
direndahkan dan ditinggikan sesuai prosedur
pencegatran pasien jatuh. Upaya yang
subvariabel dari bivariat tidak ada yang
menu4iukkan hubungan antara variabel
dilal$kan oleh perawat adatah
kepatuhan perawat melaksanakan standar
me,lranrbahkan bantal dm guling yang
digunakan rmtuk mnyangga tubuh pasien.

Memastikan pagar penganan tenpat tidur


dalam keadaan terpasang.

Pagar pengaman te,mpat tidur atau hek


pengamao bagi pasien saat
berada di tempat tidur. Pada pasien yang
dirawat di rumah sakit, pqgr pengaman
harus dalam keadaan terpasang untuk
menghindari pasien jatutt dari tempat
tidurnya. Berdasarkan tabet 1.9 kepatuhan
perawat memssang pagar pengaman (hek)
diketahui batrwa hampir setunrh responden
patuh memas{mg pagarpengaman (hek) yaitu
48 orang (96%). Hal ini diketahui bahwa
perawat sudah te6iasa dan meqiadi budaya
bahwa sebelum meninggalkan pasien,
perawat merrasang pagar pemgaman terlebih

datrulu. Didr*ung pula batrwa faktor

prosedrn operasional : pencegahan pasien


jatuh yaitu dengan kejadian resiko jatuh di
Rumah Sakit "X". Berdasarkan hasil diatas,
hal ini dapat dimungkinkan bahwa perawat
di RS '.X' sudatr patuh melaksamkan
Standar Operasional Prosedur untuk
pencegahan pasien jatuh tetapi resiko jatuh

tetap dapat terjadi pada pasien

selama

dirawat di ntmah sakit.


Faktor pengetahuau dm sikap prawat juga
memegang peranan penting dalam
pencegalran pasien jatuh. Dari peuelitian
yang dilakukan oleh Ikrolus Yosef
Woitilawangi tentaog Pengetattuan Dan
Sikap Perawat Tentang Standar Keselamatan
RSUD Kota
Pasien Rumah Sakit

Di

Bandung menunjulkan bahwa

memiliki

pengetatruan

baih l0

(0o/o)

orang

10

05,2YA memiliki pengetahrmn cukup, dan

56 omng (U,8%) memiliki

pengetahuan

tatru& klinisi dan manajer bisa melihat


bagaimana manfaat dari perrcrapaln patient

safety.
yang kurang. Variabel sikap, 34 orang (51,
5W memiliki sikap mendukung dan 32 5. Use systems-wide approaches
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi
onmg (48,5Yo) memiliki sikap tidak
tanggung jawab individual.Pengembangan
mendukung. Saran dari penelitian tersebut
hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukmg
adalah pihak nrmah sakit dapat menambah,
yang adekuat.Staf juga harus dilatih dan
memperbaiki, dan memperbaharui sistem
pelatihan, pendidikaq dan bentuk sosialiasi
didorong untuk melakukan peningkatan
pengetahuan
kualitas pelayanan dan keselamatan trhadap
sikap
meningkatkan
dan
untuk
pasien
perawat tentang standar keselamatan pasien
6. Build implementation knowledge
nrmatr sakit.
Staf juga membutuhkan motivasi dan
dukungan untuk mengembangkan
Menrnut Hasting G, 2006, ada delapan langkah
metodologi, sistem berfikir, dan
yang dapat dilal$kan untuk mengembangkan
implementasi program.Pemimpin sebagai
budaya Patient safety :
jalannya prograrn disini memegang
pengarah
l. Put the focus back on sofety
peraoan kunci.
Patient safety harus menjadi prioritas
patients in safety efforts
pelayanan
T.Irwolve
strategis dari rumah sakit atau unit
Keterlibatan pasien dalam pengembangan
kesehatan lainnya dan tanggung jawab untuk
patient sdfety terbukti dapat memberikan
keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan
pengaruh yang positif. Peramya saat ini
dan tim kesehatan memegang pemn kunci
mungkin masih kecil, tetapi alon terus
dalam membangun dan mempertahankan
berkembang.
folaspatient safety di dalam RS.
2, Think smoll and make the right thing easy to 8. Develop top-class patient safety leaders
Prioritas keselamaan pasien, pembangunan
do
sistem untuk pengumpulan data-daa
Memberikan pelayanan keselratan yang
pasien
berkualitas tinggr, mendorong budaya tidak
mungkin mernbutuhkan
arnan bagi
salmg menyalahkaq memotivasi staf, dan
langkah-langkah yang agak kompleks, tetapi
pasien dalam lingkungan krja
melibatkan
ini
dan
me,mecah
kompleksitas
dengan
bukanlah sesuatu hal yaog bisa trcapai
membuat langkah-langlmh yang lebih mudah
dalam semalam. Diperlukan kepemimpinan
mungkin aksn memberikan peningkatan
yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi
yang lebih nyatz
dan komitnoen yang tinggi unttrk tercapainya
3. Encourage open reporting
tujuan pengembangan buday a patient safety.
Belajar dari pengalaman, meskipun itu
sesuatu yang salatr adatah pengalaman yang
berhargaKoordinator patient salbty dan Hal ini didukung dari penelitian yang dilakukan
manajer RS harus membuat budaya yaog oleh Puteri Cira dengan judul penelitian
mendorong pelaporan. Mencatat tindakan- "Implementasi Prograrn Patient Safety Di
tindakan yang membatrayakan pasien sama Rumah sakit Umum Di Damh Istimewa
pentingnya dengan mencatat tindakar Yogyakarta" yang mer,ryatakan bahwa
pelaksanaan sfrategpatient safety di 12 RS D.I.
tindakan yang menyelamatkan pasien.
Yogyakarta sudah berjalan, namtrn visi dan misi
4. Make futa capture a priority
yang
rumah sakit yang mencakup keselamatan pasien
Dibutuhkan sistem pencatatan dala
lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti masih rendah. Pelaksanaarr mekanisme patient
perkembangan kualitas dari waktu ke waktu safety masih sangat rendah, *husumya
sebagai contoh data mortalitas. Dengan ketersediaan dan pengontolan peresepan secara
perubahan data mortalitas dari tatrun ke elekfonik.

11

itu diperlukan komitmen dan


pimpinan
RS dalarn pemantauan
konsistensi
patient safety di RS. (Komalawati, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Marcia Kirwan
dkk pada 30 RS di Irlandia dalam "The Impact
Of Ihe Work Environment Of N*rses On
Patient Safey Outeomes: A Multi-Level
Modelling Approacit' menuqiukkan batrwa
pentingnya leveling perawat sesuai dengan
pengetahuan, pendidikan, pengalaman kerja
yang mempenganrhi asuhan keperawaan dalan
Oleh karena

yaitu 34 orang (68yo), menuliskan pada


whiteboard diketahui bahwa sebagian
responden patuh yutu 29 orang (58%),
mengattr tinggi rendahnya ternpat tidur
sesuai dengan prosedur pencegahan

pasien jatuh sebagian besar responden

3l oftmg (62Yo) dan


perawat
meurasang pagar
kepatuhan
pengaman (hek) hampir seluruh
patuh yaitu

responden patuh) yaitu 48 orang (96Yr).

b. Tidak ada hubungan antara kepatuhan

keselamatan pasien
nrmah sakit.
Notoatmodjo, (2003) menyatakan bahwa faktor

perawat melaksanakan Standar Prosedrn


Operasional : pencegahan pasien jatuh
dengan Kejadian Resiko Jatuh Di Rumah

yang mempenganrhi kepatuhan

sakit'x'

di

seseoraog
adalah umur, pendidikan, masa kerja dan jenis
kelamin. Dile'ngkapi pula dengan sikap yaitu
keadaan mental dalam kesiapao yang diatur
melalui pengalaman yang dapat memberikan
pengaruh terhadap respon individu

Berdasarkan karakteristik lahan di RS '6X"


diketahui bahwa sosialisasi SPO pencegahan
pasien jatuh sering disampaikaa dalam briefing
pagi setelah operan dinas sehingga memacu
perawat untuk melaksanakannya Dengan

demikian kepatutran perawat

dalam
jatutt
pencegahan
pasien
melaksanakan SPO :
dengan kejadian resiko jatuh merupakan
perilaku sebagai dorongan dari did sendiri yang
dipeogaruhi oleh umur, pengetahuan melalui
pendidikan, informasi yang diperoleh secara
terus meneru$ dan pengalarnan kerja untuk
melakukan upaya keselamatan pasien agar tidak
terjadi jatuh pada pasien selama
rawat
dirumah sakit.

di

V. Kesimpulan & Rekomendasi


1. Kesimpulan
a- Kepatuhan perawat melakukan
pengkajian MFS diketahui bahwa hampir
seluruh yaitu 49 oraog (98W, flremasang
gelang di pergelangan tailgan pasien
sebagian besar responden patuh yaitu 34
orarlg (680/o), meletakkan tanda
pencegalran
(label setigita

jatuh
kuninglmerah) di papan tempat tidur
diketahui bahwa sebagian besar patutt

2. Rekomendasi
a. Kontroling dari tim patient sofety dan
evaluasi secara berkala pelaksanaan SPO :
pencegahan pasien jatuh di tiap nrulgan
b. Kesadaran petawat dalam melakukan
implementasi SPO : pencegahan pasien
jatuh dan senantiasa mendokumentasikan
dengan baik dan benar
c. Pedrmya memasukkan anggarat] dalam
RKA Rumah Sakit untuk penyediaan
fasilitas tempat tidtr yang dapat diatur
tinggr rendatrnya sesuai dengan standar
pencegahan pasien j atuh.
o. Peran serta pasien dan keluarga dalaln
mengelola pasien selanra di rumah sakit
dalam upaya pencegahan pasien jatuh-

DATTAR PUSTAKA
American Association for ttre Advancement of
Science et al. (2010). Proceedings of
and
Enhancing
Reducing Errors ini Health Cwe.Illinois:
National Patient Safety Foundation
Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian &ntu
Rineka
Pendelwtan Prabik. Jalrta
Cipta.
Ari,Elizabeth., Q0l2). Pelaksanaan SPO :
Identifikasi resiko pasien jatuh dengan

Pqtient Sdety

Skala jatuh Morse

di RS

"A"

Bandung.,Seminar Nasional Inovasi &,

L2

Tehnologi (SNIT) 2012., Vol.

hal C12-

KKP-PERSI. (2008). Hand

out

l{orlahop

P atient Safety. Bandung: KKP-PERSI.

18.

Bakti Husada (2008). Pan&tsn Nasional


Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta
KKPS-RS.
Boushon B, Nielsen G, Quigley P, Rutherford
P, Taylor J, Shannon D. Transforming
Core
the Bedside Howlo Guide:

at

Reducing Patient Injuries from Falls.


Cambridge, MA: Institute for Healthcare

Improvement; 2008. Available at:


http://www.IHl.org. diunduh tanggal 01

lvlaret 2013 pukul 14.30


Cita, Puteri,. (2012). Implementasi Program
Patient SaJAry Di Rumah Sakit Umum Di
Daerah Istimewa Yogtakarta. Junnal FK
UGM, diunduh pada tanggal 15 Agustus
2013 pukul21.00.
Gattinall T. (2003). Mencegah Clinical Error
dalan Pelayanan Keperawatan Kongres
PERSI.
Joint Commission Resources, Good Practiees

in

Preventing Patient

Falls

hup ://www j crinc. com./Preventing-Patient-

Falls/ diunduh tanggal 01 Maret 2013


KARS. (2006). Standff Pelayanan Rumah
Sakit, Instrumen Penilaian Alceditasi RS.
P e I oy anan Int e ns

if, Bandung.

KARS. KKP-RS. (201l).

Worlalnp

Keselatnatan Pasien dan Manajemen


Risilco Kints di Rumah Sakit. Jakarta :
PERSI.

Kirwan, MarciqAnne Matthew, 2A12. The


Impact Of The Work Etwironment Of
Nurses On Patient Safety Outcomes: A

Multi-Level Modelling

Approach,
Intemational Journal of Nursing Studies
Volume 50. Issue 2 Pages 253-263,
February 2013
Komalawati, Veronica. (2010) Community &
Patient Safety Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan.

KKP' PERSI. (2006). Menbangun budrya

pasien rumah sakit.


prograrn
KP-RS. 17 Nopember
Lokakarya
2006

keselomatan

Kozrer, 8., Erb., dan Oliver, R. Q0Aq.


Fundamental of Nursing; Consept,
Process and Practice. 4th edition.
California: Addison-IVesley Publishing
Co.

Notoatnodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan


dan Perilaht Keselwtan. Rineka Cipta
Jakarta.

Nwsalam (2003). Konsep dan Penerapan


Metodologi P enelitian llmu Keperaw atan.
Salemba Medika. Jakarta.

Pabuti, Aumas. (2011) Tuiuh l^angkah Menuiu


Keselamotan Pasien (KP) Rumah Sakit.
Proceedings of expert lecture of medical
Andatas
stirdent
Block
University, Indonesia.

of

Sitorus,

2f of

R. (2006). Metode praldik

keperawatan pofessional

penataan struktur

&

di rumah

sakit.

proses (sistem)

pemberian asuhan keperawatan di ruang


rawat.EGC. Jakarta.
Susanto, T. (2006). Keamanan (Safety). Materi
Perkuliahan Kebutqhan Dasar Manusia
Jember: Laboratorium Keperawatan
Dasar PSIK Universitas Jember.
Supranto.(2001). Pengulwran tingkat
lrepuasan pelanggan untuk menaikJran
pangsa p$sr. Jakarta: Rieneka Cipta.
VISN 8 Patient Safety Center. (January 2040.
Proceedings: Promoting Patient
Freedom and Safety: Preventing Falls.

YISN

Patient Safety Center af

Inquiry : St.P ete Beach, Fl.http : //www.patie


n t s afe ry. g ov / C o sAi ds / F al lpr ev ent i o rt/
diunduh tanggal 01 Maret 2013
A.(2007). Kecarangan dalam
Yuhyq
jaminan asuransi kesehatan. Fraud dan
JalcartaSeminar
Safef.
Hotel
PAIVIJAKI.
Yosef, Karolus.,(2012). Pengetahuan Dan
Perawat Tentang Standar

A.

Patient
Sikap

Keselamatan Pasien Rumah Sakit Di


Bandung.
Kota
RSUD
http://j urnal.unpad.ac. id/ej ournaVarticle/viewl

831 diunduh tanggal 15 Agustus 2013


pukul 11.15.

Vous aimerez peut-être aussi