Vous êtes sur la page 1sur 6

2.

3 Gigantisme
2.3.1 Definisi
Gigantisme hipofisis seringkali terjadi sebagai akibat dari sekresi GH berlebihan sebagai akibat tumor
hipofisis dengan onset terjadinya pada anak-anak sebelum epifisis menutup. Gigantisme biasanya
menyerang pada anak-anak umur 6-15 tahun.
Gigantisme merupakan peningkatan hormon protein dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian
asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah. Gigantisme terjadi pada periode anakanak ketika skeleton masih berpotensi untuk tumbuh, atau pada pra pubertas.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis
yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara
berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi
hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.
Penyebab gigantisme yang paling sering adalah adenoma kelenjar pituitary, tetapi gigantisme telah di
amati pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mugkin mensekresi
GHRH, terutama pada pancreas yg telah mensekresi dengan sejumlah besar GHRH (Arvin, 2000).
2.3.2 Etiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis
yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara
berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi
hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai di sayap
lateral sella tursica, tetapi gigantisme telah diamati pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan
tumor hipotalamus yang mungkin mensekresi GHRH.
Gigantisme terbanyak disebabkan oleh adenoma hipofisis yang mensekresi GH. Insiden hipersekresi
GH dibagi menjadi 2 kategori yaitu primer pada hipofisis dan peningkatan Growth hormone- Realasing
Hormon (GHRH) atau disregulasi. Kebanyakan insiden gigantisme karena adenoma hipofisis yang
mensekresi GH atau karena hyperplasia. Gigantisme tampak juga pada keadaan lain seperti: multiple
endokrin neoplasma (MEN) tipe satu, MC Cune-albright syndrome (MAS), Neurofibromatosis, sklerosis
tuberrosistas atau kompleks carney. (Eugster & Pescuvitz, 1998)
2.3.3 Manifestasi Klinis
Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada kebanyakkan kasus yang
terekam Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas, tetapi keadaan ini telah
ditegakkan seawal masa bayi baru lahir pada seorang anak dan pada usia 1 bulan. Pada gigantisme,
jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan
bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.
Berikut ini adalah gejala gigantisme yang disebabkan oleh kelebihan sekresi GH:
1.

Tanda-tanda intoleransi glukosa.

2.

Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar

3.

Mandibula tumbuh berlebihan

4.

Gigi menjadi terpisah-pisah

5.

Jari dan ibu jari tumbuh menebal

6.

Kelelehan dan kelemahan

7.

Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama karena khiasma
optikum saraf mata tertekan.

WOC
2.3.5 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas temuan klinis, laboratorium, dan pencitraan.
Secara klinis akan ditemukan gejala dan tanda gigantisme . Berdasarkan pemeriksaan laboratorium
ditemukan peningkatan kadar hormon pertumbuhan. Selain itu, dari penilaian terhadap efek perifer
hipersekresi hormon perfumbuhan didapatkan peningkatan kadar insulin like growth factor-I (IGF-I).
Oleh karena sekresinya yang bervariasi sepanjang hari, pemeriksaan hormon pertumbuhan dilaknkan
2 jam setelah pembebanan glukonTi gram. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dengan
kontras diperlukan untuk mengonfirmasi sumber sekresi hormon pertumbuhan. Pemeriksaan MRI
dapat memperlihatkan tumor kecil yang berukuran 2 mm.
1.

Pemeriksaan fisik Tinggi tubuh abnormal

2.

CT Scan dan MRI kelenjar hipofisis

Setelah gigantisme telah didiagnosis dengan mengukur kadar GH atau IGF-I, Magnetic Resonance
Imaging (MRI) scan dari hipofisis digunakan untuk mencari dan mendeteksi ukuran tumor yang
menyebabkan kelebihan produksi GH. MRI adalah teknik pencitraan yang paling sensitif, namun
computerized tomography (CT) scan dapat digunakan jika pasien tidak dapat menjalani MRI. Misalnya,
pada pasien yang memakai alat pacu jantung atau jenis implan yang mengandung logam tidak harus
memiliki scan MRI karena mesin MRI mengandung magnet kuat.
1.

Pemeriksaan kadar GH

Jika pasien diduga gigantisme, kadar GH pasien harus diperiksa untuk menentukan apakah terjadi
perubahan. Namun, pengukuran tunggal dari tingkat darah GH tidak cukup untuk mendiagnosis
gigantisme: Karena GH disekresikan oleh pituitari dalam impuls, atau dalam jumlah banyak, sehingga
konsentrasi GH dalam darah dapat berubah-ubah dari menit ke menit. Pada saat tertentu, seseorang
dengan gigantisme mungkin memiliki kadar GH normal, sedangkan kadar GH pada orang yang sehat
bahkan mungkin lima kali lebih tinggi.

1.

Pemeriksaan kadar IGF-1

Dokter juga dapat mengukur kadar IGF-I yang meningkat sebagai akibat kenaikan kadar GH pada
orang dengan gigantisme. Karena kadar IGF-I jauh lebih stabil daripada kadar GH, IGF-1 lebih sering
digunakan untuk memastikan diagnosis pada gigantisme. Peningkatan kadar IGF-I hampir selalu
menunjukkan gigantisme
2.3.6
1.

Penatalaksanaan
Operasi

Operasi adalah pilihan utama yang dianjurkan pada kebanyakan pasien gigantisme, karena termasuk
dalam pengobatan yang cepat dan efektif. Operasi dilakukan dengan melakukan insisi melalui hidung
atau melalui bibir bagian atas. dengan alat khusus dokter bedah menghilangkan jaringan tumor.
Operasi ini biasanya disebut operasi transsphenoidal. Prosedur ini mengurangi tekanan pada daerah
otak sekitarnya dan dengan cepat menurunkan kadar GH. Jika operasi ini berhasil penampilan wajah
dan pembengkakan jaringan akan kembali membaik pada beberapa hari. Pembedahan berhasil baik
pada kebanyakan pasien dengan kadar GH dalam darah dibawah 45 ng/mg sebelum operasi dan jika
diameter tumor hipofisis belum mencapai 10mm.
Komplikasi yang mungkin terjadi saat pembedahan adalah kerusakan jaringan di sekitar hipofisis yang
normal sehingga pasien memerlukan menggunaan hormon hipofisis dalam waktu yang lama. Bagian
dari hipofisis menyimpan antidiuretik hormon yang penting dalam balance cairan yang mungkin secara
sementara maupun permanen membahayakan kesehatan pasien sehingga pasien membutuhkan
terapi medis. Komplikasi yang lain yaitu meningitis.
1.

Terapi medikasi

Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik Tiga kelompok obat yang
digunakan untuk pengobatan akromegali gigantisme:
1.

Somatostatin analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi GH dan efektif menurunkan
kadar GH dan IGF-I pada 50-70% pasien. SSAs juga mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50%
pasien tp hanya pada tingkat yang kecil. Beberapa penelitian menunjukkan SSAs aman dan
efektif digunakan dalam jangka panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali
gigantisme yang tidak disebabkan tumor hipofisis.

2.

GH reseptor antagonist (GHRAs)

Kelompok obat yang kedua adalah antagonis reseptor GH (GHRAs), yang mengganggu kerja GH dan
menormalkan kadar IGF-I di lebih dari 90 persen pasien. Diinjeksikan sehari sekali, GHRAs biasanya
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Efek jangka panjang pada pertumbuhan tumor masih diteliti. Efek
sampingny antara lain sakit kepala, fatig dan gangguan fungsi hati.

1.

Agonis dopamin membentuk kelompok obat ketiga. Obat ini tidak seefektif obat lain dalam
menurunkan GH atau IGF-I tingkat, dan menormalkan kadar IGF-I pada sebagian kecil pasien.
Agonis dopamin kadang-kadang efektif pada pasien yang memiliki derajat ringan GH berlebih
dan pasien yang mengalami gigantisme dan hiperprolaktinemia. Agonis dopamin dapat
digunakan dengan kombinasi SSAs. Efek samping obat termasuk mual, sakit kepala.

2.

Radioterapi

Terapi radiasi biasanya diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai sisa-sisa tumor paska
pembedahan. Karena radiasi menyebabkan hanya sedikit penurunan kadar GH dan IGF-I pasien yang
menjalani terapi radiasi juga menerima medikasi untuk menurunkan kadar hormon.
Tujuan dari penatalaksanaan gigantisme ini adalah:
1.

Mengurangi peroduksi hormon berlebih menjadi normal

2.

Mengurangi tekanan karena pertambahan masa tumor hipofisis yang dapat menekan area otak
di sekitar tumor.

3.

Mengembalikan funsi normal hipofisis dan menangani terjadinya kekurangan hormon.

4.

Menangani gejala gigantisme

2.4 Akromegali
2.4.1 Definisi
Akromegali adalah pertumbuhan berlebih akibat pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebihan
terjadi setelah epifisis tulang menutup. Akromegali adalah penyakit menahun yang disebabkan
adenoma pada hipofisis dan dapat memberikan kelainan neurologic dan metabolik. Akromegali
ditandai dengan membesarnya ujung anggota badan, seperti hidung, dagu, telinga, dan kaki.
2.4.2 Etiologi
Akromegali disebabkan oleh sekresi GHRH yang berlebih dengan akibat hyperplasia somatotrof.
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa jinak
(adenoma). Sebagian besar (98%) kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis. Gejala klinis
yang dijumpai pada pasien akromegali disebabkan oleh massa tumor dan hipersekresi hormon
pertumbuhan (growth hormone) yang terjadi setelah lempeng pertumbuhan tulang menutup. (U.S.
Department of Health and Human Services, 2008)
Dalam Akromegali, hipofisis terus melepaskan GH dan mengabaikan sinyal-sinyal dari hipotalamus.
Dalam hati, hormone pertumbuhan menyebabkan produksi hormon yang disebut insulin-seperti
pertumbuhan faktor 1 (IGF-1), yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan seluruh tubuh. Ketika
hipofisis menolak untuk menghentikan memproduksi GH, tingkat IGF-1 juga mencapai abnormal
puncak. Tulang, jaringan lunak, dan organ di seluruh tubuh mulai untuk memperbesar, dan tubuh
perubahan kemampuannya untuk proses dan nutrisi digunakan seperti gula dan lemak. Acromegali
selain disebabkan oleh tumor hipofisis bisa juga disebabkan oleh tumor pankreas, paru-paru, dan

bagian lain dari otak. Tumor ini juga mengakibatkan kelebihan GH, baik karena mereka menghasilkan
GH diri sendiri atau, lebih sering, karena mereka menghasilkan GHRH, hormon yang merangsang
pituitari untuk membuat GH. (U.S. Department of Health and Human Services, 2008)
2.4.3 Manifestasi Klinis
Akromegali disebabkan oleh kelebihan hormone pertumbuhan yang terjadi setelah lempeng epifisis
menutup. Menyebabkan organ dan bentuk tubuh yang abnormal. Selain kelainan pada metabolisme
sebagai akibat dari berlebihnya hormone pertumbuhan, juga dapat terjadi kelainan neurologic sebagai
akibat tumbuhnya adenoma pada hipofisis.
Pada sebagian besar kasus, pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebihan mulai terjadi pada usia
30-50 tahun, lama setelah epifise tulang menutup. Karena itu tulang mengalami kelainan bentuk,
bukan memanjang. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak.
Perubahan ini terjadi secara perlahan, sehingga biasanya selama bertahun-tahun tidak disadari oleh
penderitanya. Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit.
Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit membesar, menyebabkan keringat berlebihan
dan bau badan yang menyengat.
Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang menonjol
(prognatisme). Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak.
Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada berbentuk
seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa tahun bisa terjadi artritis degeneratif
yang melumpuhkan. Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu sehingga terjadi
gagal jantung.
Kadang penderita merasakan gangguan dan kelemahan di tungkai dan lengannya karena jaringan
yang membesar menekan persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak juga bisa
tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama pada lapang pandang sebelah luar.
Tumor hipofisa juga bisa menyebabkan sakit kepala hebat. Hampir semua penderita wanita memiliki
siklus menstruasi yang tidak teratur. Beberapa penderita wanita bahkan menghasilkan air susu
meskipun tidak sedang dalam masa menyusui (galaktore) karena terlalu banyaknya hormon
pertumbuhan maupun hormon prolaktin. Sepertiga penderita pria menjadi impoten. Kadang pelepasan
hormon pertumbuhan yang berlebihan terjadi pada masa kanak-kanak, sebelum ujung piringan tulang
panjang menutup. Karena tulang terus tumbuh walaupun epifise tulang sudah menutup menutup,
maka hal ini akan menyebabkan pertumbuhan tulang yang berlebihan dan bentuk tubuh yang
abnormal.
Jaringan lunak di sekitar tulang membengkak dan beberapa saraf bisa membesar. Manifestasi klinis
acromegaly, dalam urutan frekuensi sebagaimana ditentukan dalam studi sekitar 600 pasien,
termasuk acral dan perubahan wajah , hiperhidrosis (keringat berlebih), sakit kepala, paresthesia
("kesemutan" kesemutan Sensasi), disfungsi seksual, hipertensi, gondok, gangguan visual lapang
pandang. Pertumbuhan rangka dan akral berlebih dan pembesaran jaringan lunak dapat terjadi tanpa
dapat ditawar.
Pembesaran tengkorak frontal(Mengakibatkan dahi biasa menonjol dan alis berat), mandibular
prognatisme (menonjol rahang bawah), maloklusi rahang dan overbite, penebalan kulit, dan ukuran
sepatu dan cincin bertambah. Paparan kronis hipersekresi GH dan IGF1 menyebabkan pembengkakan
jaringan lunak lidah, usus jantung, ginjal,dan pita suara dan penebalan periarticular dan tulang
rawan,sehingga akhirnya menyebabkan nyeri sendi osteoarthritis. Hingga 60% pasien menunjukkan

kyphoscoliosis tulang belakang (kelengkungan luar dari tulang belakang) dan hyperostosis rangka difus
(pertumbuhan berlebih dari tulang).
2.4.5 Pemeriksaan Diagnostik
1.

Pemeriksaan kadar IGF-1

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh tingginya kadar hormon
pertumbuhan atau IGF-I (insulin-like growth factor I) dalam darah.
1.

Kadar prolaktin serum : ACTH, GH

2.

Foto tengkorak

Rontgen tulang tengkorak bisa menunjukkan penebalan tulang, pembesaransinus hidung dan
pembesaran atau pengikisan sella tursika (struktur bertulang yang mengelilingi hipofisa). Rontgen
tangan menunjukkan penebalan tulang dibawah ujung jari tangan dan pembengkakan jaringan di
sekitar tulang.
1.

CT Scan otak

Menunjukkan adanya tumor pada kelenjar pituitary.


1.

Tes supresi dengan Dexamethason

2.

Tes toleransi glukosa

Penderita diberikan sejumlah gula untuk melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun. Pada
bukan penderita akromegali, kadar hormon pertumbuhan akan turun setelah pemberian sejumlah
gula. Pada penderita akromegali, kadar gula darah dan hormon pertumbuhan tetap tinggi. Banyak
penderita yang memilki kadar gula darah yang tinggi.
2.4.6 Penatalaksanaan
Untuk menghentikan atau mengurangi produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan, maka tumor
diangkat atau dihancurkan melalui pembedahan atau terapi penyinaran. Terapi penyinaran
menggunakan penyinaran berkekuatan tinggi; terapi ini tidak terlalu menimbulkan trauma dan
biasanya tidak mempengaruhi pembentukan hormon hipofisa lainnya. Suntikan okreotid bisa
membantu menghalangi pembentukan hormon pertumbuhan. Obat lainnya yang juga membantu
adalah bromokriptin.
Tujuan pengobatan adalah:
1) Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
2) Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3) Menormalkan fungsi hipofisis
4) Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran tumor

Vous aimerez peut-être aussi

  • Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Document27 pages
    Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Allergi Rhinitis
    Allergi Rhinitis
    Document17 pages
    Allergi Rhinitis
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Document22 pages
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Abstrak
    Abstrak
    Document4 pages
    Abstrak
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Meningitis I
    Bahan Meningitis I
    Document15 pages
    Bahan Meningitis I
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Meningitis
    Meningitis
    Document32 pages
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Kover
    Kover
    Document3 pages
    Kover
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Ver Hidup Yuni
    Ver Hidup Yuni
    Document4 pages
    Ver Hidup Yuni
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Ver Hidup Yuni
    Ver Hidup Yuni
    Document4 pages
    Ver Hidup Yuni
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Meningitis Purulenta
    Meningitis Purulenta
    Document22 pages
    Meningitis Purulenta
    Sherly Rorong
    Pas encore d'évaluation
  • Meningitis
    Meningitis
    Document32 pages
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Document22 pages
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Meningitis
    Meningitis
    Document32 pages
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Meningitis Purulenta
    Meningitis Purulenta
    Document22 pages
    Meningitis Purulenta
    Sherly Rorong
    Pas encore d'évaluation
  • Allergi Rhinitis
    Allergi Rhinitis
    Document17 pages
    Allergi Rhinitis
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Abstrak
    Abstrak
    Document4 pages
    Abstrak
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • DBD Lapkas
    DBD Lapkas
    Document22 pages
    DBD Lapkas
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • DBD Dheni
    DBD Dheni
    Document31 pages
    DBD Dheni
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • DBD Laporan Kasus
    DBD Laporan Kasus
    Document33 pages
    DBD Laporan Kasus
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Word Gemelli
    Word Gemelli
    Document34 pages
    Word Gemelli
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Document22 pages
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • DSS John Lennon Slide
    DSS John Lennon Slide
    Document43 pages
    DSS John Lennon Slide
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Demam
    Demam
    Document9 pages
    Demam
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Ciri Demam
    Ciri Demam
    Document1 page
    Ciri Demam
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Cacing
    Cacing
    Document10 pages
    Cacing
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Document8 pages
    Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation
  • Aging
    Aging
    Document3 pages
    Aging
    Yuni Syaharra
    Pas encore d'évaluation