Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Hakikat Kemandirian Anak
2.1.1 Pengertian Kemadirian
Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki
setiap individu dan anak, karena kemandirian bukan saja mempengaruhi kinerja
seseorang melainkan juga berfungsi untuk membantu seseorang dalam mencapai
tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh
sifat mandiri, seorang anak akan sulit untuk mencapau sesuatu secara maksimal
dan akan sulit pula untuk meraih kesuksesan.
Asrori, (2008:130)
10
ia tidak bisa di tuntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya, serta orang tua
harus mempunyai kepekaan terhadap setiap perkembangan anak dan menjadi
fasilitator bagi perkembangannya.
Ada
beberapa
ciri
khas
anak
mandiri
diantaranya
mempunyai
11
tempat anak belajar pertama. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Lebih
jelasnya kemandirian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua
orang tuanya serta lingkungannya.
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
atau tidaknya tingkat kemandirian anak usia pra sekolah, sehingga lingkungan
keluarga yang baik akan meningkatkan cepat tercapainya kemandirian anak.
Selain itu karakteristik sosial juga dapat mempengaruhi kemandirian anak,
misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda dengan anak dari
keluarga kaya, akan tetapi anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur
akan lebih mandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Selain itu anak dapat mandiri akan membutuhkan kesempatan dukungan
dan dorongan peran orang tua sebagai pengasuh sangat diperlukan, oleh karena itu
pola pengasuhan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan
kemandirian anak.
Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya
karena ini akan mempengaruhi mutu kemandirian anak, bila diberikan berlebihan
anak menjadi kurang mandiri kemungkinan semua itu dapat diatasi bila interaksi
antara anak dan orang tua berjalan dengan lancar dan baik karena interaksi dua
arah anak dan orang tua menyebabkan anak menjadi mandiri. Orang tua akan
memberikan informasi yang baik jika orang tua tersebut mempunyai pendidikan
karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima info dari
luar terutama cara memandirikan anak. Status pekerjaan Ibu akan mempengaruhi
tingkat kemandirian anak, apabila ibu bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah
12
ibu tidak bisa melihat perkembangan anaknya, apakah anaknya sudah bisa
mandiri atau belum. Sedangkan ibu yang tidak bekerja bisa melihat langsung
kemandirian anaknya.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah berperan penting dalam perilaku anak khususnya
sekolah, sebab dari sinilah perlakuan-perlakuan yang terus menerus dan
terstruktur diberikan kepada anak, sehingga anak diharapkan dapat merubah
perilakunya sesuai yang diharapkan. Sekolah yang telah memberikan lingkungan
yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung
dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku mandiri anak faktor lingkungan keluarga dan faktor
lingkungan sekolah.
2.1.4 Peran Guru Dalam Membentuk Kemandirian Anak
Untuk membentuk kemandirian anak hendaknya ditanamkan pada anakanak sejak usia dini oleh guru beserta orang tua yang ada di rumah, dapat pula
melalui cara dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan sehari-hari, baik di
sekolah maupun lingkungan keluarga anak, dengan latihan belajar mandiri yang
diberikan oleh guru, anak terbiasa melakukan pekerjaan atau tugas-tugasnya
sendiri tanpa bantuan atau tanpa berharap agar orang lain akan membantunya,
peran guru sangatlah penting bagi anak-anak TK sebagai pemberi contoh/teladan
yang baik pada saat disekolah. Karena, pada dasarnya anak-anak usia TK sangat
mudah sekali meniru baik apa yang dilihat maupun didengarnya. Kemandirian
13
14
perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Setelah
perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat diberikan
kepada klien. Dalam terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang dibentuk
lebih dipentingkan daripada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak
berhasil.
Faujan,
(http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/08/09/kontrakperilaku/),
kontrak perilaku (behavior contracts) adalah perjanjian dua orang ataupun lebih
untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku
itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi
dan
konsekuensinya.
Kontrak
dapat
menjadi
alat
pengatur
pertukaran
15
Langkah awal yaitu memilih tingkah laku anak yang akan diubah dalam hal ini
adalah kemandirian anak (selalu bergabung dengan orang tua)
b. Tentukan data awal (baseline data) yaitu tingkah laku yang akan diubah.
Langkah kedua menentukan data awal terhadap terhadap tingkah laku yang
yang diubah. Untuk langkah yang kedua ini kita perlu menentukan data awal
terhadap tingkah laku yang akan diubah yang berkaitan dengan kemandirian
anak seperti kemandirian anak dalam bermain sendiri.
c. Tentukan jenis penguatan yang akan diterapkan.
Langkah yang ketiga menentukan penguatan yang akan diterapkan. Ketika
mulai mengubah perlakuan, maka kita dapat menentukan penguatan yang
akanditerapkan, misalnya ketika anak sudah mampu bermain sendiri maka
akan diberikan penguatan seperti tepuk tangan.
d. Berikan reinforcement setiap kali tingkah laku yang diinginkan ditampilkan
sesuai dengan jadwal kontrak.
Untuk langkah yang keempat misalnya dalam 1 minggu anak telah mengajukan
perubahan tingkah laku misalnya bisa mandi sendiri, maka diberikan penguatan
berupa pujian.
e. Berikan penguatan setiap saat tingkah laku anak yang ditampilkan.
Artinya apabila anak dapat menampilkan tingkah laku yang menunjukkan
perubahan, maka perlu diberikan penguatan sampai anak telah berubah tanpa
diberikan penguatan lagi.
16
Dalam
Meningkatkan
atas
pembiasaan-pembiasaan
yang
memiliki
tujuan
untuk
17
18
19
c. Guru memberikan contoh terlebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh
anak, dan meminta anak untuk mengikutinya.
d. Guru melakukan pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh anak dan
memberikan reward seperti apa yang menjadi kesepakatan bersama.
e. Anak yang belum menunjukkan sikap kemandiriannya akan dimotivasi
dengan memberikan latihan yang berulang hingga anak mampu
melakukan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.
2.3 Kajian Relevan
Berikut ini uraian singkat tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sarmin A. 2012. Judul penelitian tindakan
kelas ini adalah Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Materi Jual
Beli Melalui Behavior Contract di TK Mentosori Kecamatan Dungingi
Kota Gorontalo menyatakan bahwa dengan menggunakan teknik behavior
contract dapat meningkatkan motivasi belajar pada anak. Hal ini dapat
dilihat dari persentase hasil belajar anak yang semakin meningkat dari
siklus I 29% dan siklus II 75%. Berdasarkan jumlah persentase dapat
terlihat meningkat sebanyak 46%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hani Ismail, 2012. Judul Penelitian adalah
Deskriptif
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kemandirian
Anak
20