Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
: II (METODE EVALUASI)
Pertemuaan
: Minggu 2, 3
Pokok Bahasan
A.
B.
Pertanyaan/perintah
diskusi
(Pertanyaan/perintah
yang
utama terjadinya perbedaan satuan peta lahan dalam suatu area. Inilah sebabnya
mengapa survei tanah merupakan dasar utama dalam menentukan satuan peta
lahan. Pendekatan klasifikasi kemampuan lahan demikian ini disebut pendekatan
atribut tunggal (Zonneveld, 1972) atau pendekatan disiplin tunggal. Jika survei
sumberdaya lahan telah dilaksanakan dan data telah dianalisa, proses klasifikasi
dapat.dilakukan dengan dua cara, yaitu 1) metode pengharkatan atau scoring dan
2) metode pembandingan (matching) , sebagai berikut:
1. Pada metode pengharkatan atau scoring adalah suatu cara menilai potensi
lahan pada masing-masing karakteristik lahan dengan memberikan nilai pada
setiap karakteristik lahannya. Menilai karakteristik lahan dengan penjumlahan
atau pengalian dapat dihitung nilai kumulatif dari potensi lahan. Nilai yang
diberikan adalah nilai 10-100 atau 1 sampai 10. Kemudian setiap nilai
digabungkan dengan penambahan atau perkalian dan ditetapkan selang nilai
untuk setiap kelas; dengan nilai tertinggi untuk kelas terbaik dan berkurang
2.
16 19
II
12 15
III
Tanah
Alluvial (bahan
vulkanik), regosol (abu
vulkanik) di kaki
Gunungapi
Alluvial (bahan tersier)
dan latosol (agak lurus),
andosol (di lembah)
Latosol (vulkan,
bergelombang)
30
8 11
IV
47
03
VI
-3 0
VII
-4
VIII
Mediteran pada
gunungapi dan
grumusol, di dataran
agak jelek (kurang air)
Latosol pada breksi
(kurus, banyak tonjolan
batu, berbukit)
Regosol dan Andosol di
kerucut vulkan, Rensina
dan Grumusol di bukit
(berbatu dangkal, peka
erosi Podsolik merah
kuning di dataran
(kurus, masam, jelek,
konkresi). Organosol
eutrof (air tanah, sudah
terbakar, irreversible)
Podsolik merah kuning
di bukit. Laterik di
dataran (lurus, jelek,
peka erosi, konkresi,
dangkal, curam).
Organosol oligotrif
(kurus, airtanah, sudah
terbakar, peka eriosi,
irreversible)
Posol (kurus sekali,
masam, jelek airtanah,
peka erosi, konkresi)
Supraptohardjo, 1962
D.
E.
Daftar pustaka
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press Bogor
No Modul
Pertemuaan
: Minggu 4
Pokok Bahasan
A.
Kemampuan lahan
b.
Faktor pembatas
31
c.
Karakteristik lahan
d.
Kesesuaian lahan
B.
Pertanyaan/perintah
diskusi
(Pertanyaan/perintah
yang
b.
c.
d.
e.
C.
Maka diperlukan evaluasi lahan atau evaluasi sumberdaya lahan. Macammacam evaluasi sumberdaya lahan, antara lain:
a. Evaluasi kemampuan lahan
b. Evaluasi kesesuaian lahan
Evaluasi Sumberdaya Lahan pada hakekatnya merupakan proses untuk
menduga potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaan. Hasil evaluasi
sumberdaya lahan memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas-batas
penggunaannya serta tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat
dipergunakan secara lestari sesuai dengan hambatan dan ancaman yang ada.
Kemampuan Lahan
32
Lahan kelas kemampuan III dan IV, dengan terpaksa dapat dilihfungsikan
(konversi) menjadi kelas II untuk non pertanian.
33
II
III
IV
Kriteria
Lahan ini mempunyai sedikit hambatan yang membatasi
penggunaannya. Lahan klas I sesuai untuk berbagai penggunaan
pertanian. Karakteristik lahannya antara lain : topografi hampir
datar-datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam,
drainase baik, mudah diolah, kapasitas menahan air baik, subur
dan responsive terhadap pemupukan, tidak terancam banjir, dan
di bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
secara umum.
Lahan ini mempunyai beberapa hambatan atau ancaman
kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya atau
memerlukan tindakan konservasi yang sedang. Pengelolaan perlu
hati-hati termasuk tindakan konservasi untuk mencegah
kerusakan atau memperbaiki hubungan air dan udara jika tanah
diusahakan untuk pertanian.
Lahan ini mempunyai beberapa hambatan yang berat yang
mengurangi pilihan penggunaan lahan dan memerlukan tindakan
konservasi khusus dan keduanya. Lahan ini mempunyai
pembatas lebih berat dari klas II dan jika dipergunakan untuk
tanaman perlu pengelolaan tanah dan tindakan konservasi lebih
sulit diterapkan dipelihara. Hambatan ini membatasi lama
penggunaan bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan
tanaman atau kombinasi dari pembatas-pembatas tersebut.
Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari klas III,
dan pilihan tanaman juga terbatas. Perlu pengelolaan hati-hati
untuk tanaman semusim, tindakan konservasi lebih sulit
diterapkan dan dipelihara, seperti teras bangku, saluran
bervegetasi, dam penghambat, disamping tindakan untuk
menjaga kesuburan dan kondisi fisik tanah.
Lahan klas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan
lain yang tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga membatasi
pilihan penggunaannya. Tanah ini juga mempunyai hambatan
yang membatasi pilihan macam penggunaan dan tanaman, dan
menghambat pengolahan tanah bagi tanaman semusim. Tanah
ini biasanya terletak pada topografi datar-hampir datar tetapi
sering terlanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang sesuai.
Penggunaan
Tanaman pertanian semusim,
tanaman rumput, hutan dan
cagar alam
34
VI
Lahan ini mempunyai hambatan berat yang menyebabkan tanahtanah ini tidak sesuai untuk penggunaan pertanian, penggunaan
sangat terbatas karena mempuanyai hamabtan atau ancaman
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan. Umumnya terletak pada
lereng curam, sehingga jika dipergunakan untuk penggembalaan
dan hutan produksi harus dikelola dengan baik untuk menghindari
erosi. Beberapa lahan ini mempunyai perakaran dalam, tetapi
karena lerengnya berat perlu konservasi yang berat untuk tanaman
semusim.
VII
Lahan ini tidak sesuai untuk pertanian. Jika untuk padang rumput
atau hutan produksi harus dilakukan pencegahan erosi yang berat.
Perlu dibuat teras bangku yang ditunjang dengan cara vegetasi
untuk konservasi tanah, disamping pemupukan. Lahan ini
mempunyai hambatan dan ancaman berat dan tidak dapat
dihilangkan.
VIII
Lahan ini tidak sesuai untuk pertanian, tetapi sebaiknya dibiarkan
secara lami. Pembatas dan ancaman sangat berat dan tidak
mungkin dilakukan tindakan konservasi, sehingga perlu
dilindungi.
Sumber : Arsyad ( 1989 )
Kemampuan
Hambatan
/bahaya
meningkat
Hutan
Penggembalaan
Terbatas
Sedang
Intensif
Terbatas
Pertanaman
Sedang
Intensif
I
II
35
Sangat
Intensif
kesesuaian
dan pilihan
penggunaan
berkurang
III
IV
V
VI
VII
VIII
matching,
adalah
teknik
matching
dengan
matching,
mempertimbangkan
adalah
subyektivitas
teknik
matching
dalam
menentukan
dengan
kelas
kemampuan lahan.
Penilaian kelas kemampuan lahan dapat dilakukan dengan cara
mencocokkan terhadap standar kemampuan lahan atau dengan pembandingan
(matching). Metode pembandingan merupakan suatu cara untuk menilai potensi
lahan dengan membandingkan antara karakteristik lahan terhadap kriteria kelas
kemampuan lahan.
Beberapa karakteristik lahan
1.
36
Klas
Kemiringan (%)
Keterangan
I
II
03
38
Datar
Landai
III
8 15
Agak Miring
IV
15 30
Miring
30 45
Agak Curam
VI
VII
45 65
> 65
Curam
Sangat Curam
Sumber : Arsyad (1989)
Nilai K
Klasifikasi
KE1
0,00 0,10
Sangat Rendah
KE2
0,11 0,20
Rendah
KE3
0,21 0,32
Sedang
KE4
0,33 0,43
Agak Tinggi
KE5
0,44 0,55
Tinggi
KE6
0,56 0,64
Sangat Tinggi
Kisaran
e0
e1
e2
e3
e4
e5
Klas
Kedalaman ( cm )
k0
Dalam
> 90
k1
Sedang
50 90
k2
Dangkal
25 50
37
k3
Sangat Dangkal
< 25
Sumber : Arsyad (1989)
Simbol
Karakteristik
Kandungan pasir 85% dan persentase debu 15 %.
Sub klas pasir kasar (kadar pasir kasar 25 %, pasir
halus < 50 %); pasir (kadar pasir kasar-menegah
25%, pasir halus-sangat halus < 50%); dan sub kelas
pasir sangat halus (kadar pasir sangat halus 50%).
Tanah yang mengandung 85-90% pasir dan persentase
debu 1,5 kalinya persentase lempung tidak kurang
dari 15 % pada bagian tas; dan pada bagian bawah
mengandung tidak kurang 70-85% pasir, dengan
persentase debu 2 kalinya persentase lempung tidak
kurang dari 38 %. Kelompok ini dapat dibagi lagi
menjadi sub klas pasir bergeluh kasar, pasir bergeluh,
pasir bergeluh halus dan pasir bergeluh sangat halus.
Kandungan lempung 20%, persentase debu 2
kalinya persentase lempung > 30% , kadar pasir 52%,
lempung < 7%, debu < 50% dan pasir 43-53%.
Kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi geluh berpasir
kasar, geluh berpasir, geluh berpasir halus dan geluh
berpasir sangat halus.
Pasir (sand)
pg
gp
Geluh (loam)
gd
Kadar debu 50 %, lempung 12-27 % atau debu 5080% dan lempung < 12%.
Geluh
loam)
berdebu
(silty
Debu (silt)
Geluh lempung berpasir
(sandy clay loam)
glp
gl
gld
Lempung
(sandy clay)
lp
Kadar lempung 40%, pasir < 45% dan debu < 45%
Lempung (clay)
Pasir (sand)
berpasir
38
4. Klasifikasi Tekstur Tanah Lapisan Atas (0-30 cm) dan Lapisan Bawah (3060 cm)
Kode
t1
Kelas Tekstur
Halus
t2
Agak Halus
t3
Sedang
t4
Agak Kasar
t5
Kasar
Tekstur Tanah
Lempung berpasir, lempung berdebu, lempung
Geluh lempung berpasir, geluh berlempung, geluh
lempung berdebu
Geluh, geluh berdebu, debu
Geluh berpasir, geluh berpasir halus, geluh
berpasir sangat halus
Pasir bergeluh, pasir
Sumber : Arsyad ( 1989 )
Nilai P
(cm/jam)
Kelas
P1
P2
< 0,5
0,5 2,0
Lambat
Agak Lambat
P3
2,0 6, 25
Sedang
P4
P5
6,25 12,5
> 12,5
Agak Cepat
Cepat
Sumber : Arsyad ( 1989 )
6.
39
Kelas Drainase
Berlebihan
Kode
d0
Baik
d1
Agak Baik
d2
Agak Buruk
d3
Buruk
d4
Sangat Buruk
d5
Kriteria
Air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air
yang ditahan oleh tanah, sehingga tanaman akan segera
mengalami kekurangan air.
Tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil
tanah dari atas sampai bawah (150 cm) berwarna cerah
yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning,
coklat atau kelabu.
Tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah
perakaran. Tidak terdapat bercak berwarna kuning,
coklat atau kelabu pada lapisan atas (top soil)atau pada
bagian tasa lapisan bawah (sub soil) atau sampai sekitar
60 cm dari permukaan tanah.
Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik
dan tidak terdapat bercak berwarna kuning, catau
kelabu. Adanya bercak pada kedalaman sekitar 40 cm
dari permukaan tanah.
Pada bagian bawah lapisan atas atau dekat permukaan
terdapat tanah berwarnha atau bercak kelabu, coklat
atau kekuningan.
Pada seluruh lapisan tanah/horizon tanah terdapat warna
kelabu di lapisan atas dan bawah, serta di lapisan bawah
dijumpaibercak berwarna kebiruan, atau terdapat air
yang menggenang di permukaan dalam waktu yang
relative lama sehingga dapat menghambat pertumbuhan
tanaman.
Sumber : Arsyad ( 1989 )
Kisaran
Kelas
Kisaran
Tanpa Sedikit
Sedang
40
b2
Banyak
b3
Sangat Banyak
tanaman terganggu
90, pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan
Batuan Lepas : Batuan yang tersebar di atas permukaan tanah dan berdiameter lebih besar
dari 25 cm (bulat) atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm (gepeng)
b0
Tanpa
< 0,01 luas areal
b1
Sedikit
0,01-3,0 , permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah
b2
Sedang
b3
Banyak
b4
Sangat Banyak
b0
b1
Tanpa
Sedikit
b2
Sedang
b3
Banyak
b4
Sangat Banyak
Kelas
Tidak Pernah
Kriteria
Selama setahun tidak pernah terjadi banjir untuk
waktu > 24 jam
o1
Kadang-kadang
o2
Agak Sering
41
Sering
jam
Selama 2 5 bulan dalam setahun secara teratur
terjadi banjir selama > 24 jam
o4
Selalu
Kesesuaian Lahan
"Karakterisik lahan" merupakan atribut lahan yang dapat diukur atau
diestimasi.
kesesuaian lahan juga bermakna sebagai kecocokan suatu bidang lahan bagi
penggunaan tertentu. Perbedaan tingkat kesesuaian ini ditentukan oleh hubunganhubungan (aktual atau yang diantisipasi) antara benefit dan input yang
42
dipandang
sebagai
kenyataan
adaptibilitas
(kemungkinan
mempunyai
pembatas-pembatas
yang
agak
serius
untuk
Pembatas
44
45
yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkat-an
subkelas. Unit yang satu berbeda dengan unit yang lain dalam sifat-sifat atau
aspek-aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan sering merupakan
pembedaan detail dari pembatas-pembatasnya. Diketahuinya pembatas secara
detail memudahkan penafsiran dalam mengelola rencana suatu usahatani.
Kesesuaian lahan pada tingkat unit, pemberian simbolnya dibedakan oleh
angka-angka arab yang dipisahkan oleh tanda penghubung dari simbol subkelas,
misalnya S2 e-1, S2 e-2. Unit dalam satu subkelas jumlahnya tidak terbatas.
Contoh penamaan dari mulai order hingga unit adalah sbb:
Order S (sesuai)
Subkelas S2t
S2t-2
46
P-II:
Air mudah
ditahan pada tanah-tanah ini dengan alat pengontrol air yang biasa dipakai.
Air irigasi cukup, paling tidak untuk satu kali tanam selama setahun tanpa
adanya resiko kerusakan oleh kekeringan atau banjir.
47
(2). Kelas S2: Lahan cukup sesuai untuk tanaman padi sawah
Pembatas adalah kecil dan termasuk satu atau lebih dari pembatas-pembatas
berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Reaksi tanah yang sedikit membatasi produksi (pH pada lapisan 0-30 cm
adalah 4.5-5.0 atau 7.5-8.0)
7.
Kemiringan 1-3%
8.
9.
10.Kadang-kadang
ada
kerusakan
sedang
yang
disebabkan
oleh
banjir/genangan
Air pada lahan ini dapat ditahan di tempat tanpa kesulitan. Air irigasi cukup
tersdia untuk satu kali tanam dalam setahun.
/sebentar menderita kekurangan air tanah tetapi produksi tidak begitu banyak
berpengaruh
2.
3.
4.
5.
Lereng 3-5%
48
6.
7.
8.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kemiringan 5-8%
8.
9.
49
Lahan mempunyai
n : kesuburan tanah
m : Kekurangan air untuk tumbuhnya tanaman.
sumber airnya, yaitu hujan, sungai dan air lainnya yang tidak cukup pada
periode pertumbuhan tanaman
f:
t:
x:
Salinitas atau alkalinitas, pembatas ini berupa kandungan garam yang tinggi
se-hingga mem-batasi pertumbuhan tanaman.
a:
Reaksi tanah. Lahan mempunyai ke-masaman yang tinggi atau yang rendah
yang sukar diatasi.
50
2.
x:
salinitas dan alkalinitas, yaitu kandungan garam yang tinggi dan akan dapat
mempengaruhi tanaman.
d : kelas drainase alamiah, yaitu berupa kelebihan air yang disebabkan oleh
muka air tanah (water table) yang tinggi, permeabilitas lambat, atau aliran
permukaan yang lambat atau kombinasi ketiganya.
f :
banjir, harus diperhatikan frekuensi, lama, dalam, kecepatan air dan juga
kemungkinan masuknya air asin.
e :
t :
r :
tipe hujan; jumlah curah hujan setiap tahun dan distribusinya karena
mempengaruhi upaya-upaya pemeliharaan tanaman.
51
(me/100 g liat)
Sngt tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Bahan organik
Sngt tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
> 40
25 - 40
17 - 24
5 - 16
<5
%C
>5
3.01 - 5
2.01 - 3.0
1.00 - 2.00
< 1.00
KB
(%)
Sngt tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
P-tersedia;
Sngt tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
> 70
51 - 70
36 - 50
20 - 35
< 20
ppm P2O5
> 35
26-35
16-25
10-15
< 10
KB
ST
ST
S
ST
S
SR
ST
ST
ST
S
S
BO
ST-S
S-R
S
R
S-R
S
ST-S
S
R
S
R
P
ST-S
S -R
ST-S
S-SR
S-SR
S
ST
S
S-SR
S-SR
ST-S
Status kesuburan
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
52
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
SR
SR
S
SR
SR
ST
ST
S
S
ST
S
SR
ST
S-SR
R
S
R
S
R
S
R
SR
SR
R
S
SR
S-SR
ST-S
S-SR
ST-S
S-SR
ST-S
S-SR
S-SR
S-SR
S-SR
R
SR
Rendah
Rendah
Sangat rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Rendah
Sangat rendah
53
Si
dalam
m-
mengevaluasi
kelas kesesuaian
1. Kedalaman efektif
bol
2. Tekstur zone
S1
> 75 cm
S2
> 50
(a)
(b)
S3
> 25
N1
> 10
N2
lainnya
(d)
(e)
(c)
perakaran*)
3. Pori air tersedia
Tinggi
Tinggi-
Tinggi-
Tinggi-
Tinggi
sedang
rendah
rendah
-sngt
4. Kesuburan
ST- Sd
ST - Rd
ST- SR
ST-SR
rendah
ST-SR
tanah**)
5. Reaksi tanah (pH)
5.0-7.0
4.5-8.0
4.0-8.0
<4.0
<3.0 -
6. Salinitas tanah
<1.5
<2.5
<4.0
>4.0
>8.0
Lainnya
Sedang/
Sedang/
Agk
Cepat
Sangat
baik
cpatagak
Sngt
cepat
Sngt
terhabat
terhamb
terhabat
DHL x 103
(mmhos/cm)
7. Kelas drainase
baik
at
8.
Jarang: <
Kerusakan
Kerusakan
Sering
Jarang
Kerusak-an
1 x dalam
sedang
sedang
terjadi
sampai
banjir
10 tahun
kadang-
mungkin -
kerusakan
sering
kadang
sering: < 4
serius;
kerusakan
<3 x dlm
x dalam
memerluk
yang
10 th
10 th
an penga-
serius
turan air
54
9. Erosi
Tdk ada
/sedikit
<3%
Lereng/reli
ef mikro
10.
Sedang
Berat
Sangat
Sangat
Relief
Relief
berat
<15% ba-
berat
Diperluka
/relief
mikro <
mikro
nyak
n pera
mikro
8% sedikit
<8%
taan/teras
sedang
>15%
lereng
11. Tipe
A1; A2
Hujan;
A;B1;B2;
A;B;C;
A;B;C;D;
kompleks
A;B;C;D;
B3
D1;D2
E1; E2
E.
Oldeman et
al.
Keterangan: *) tekstur tanah pada zone perakaran:
(a) Berliat, berlempung halus, berdebu halus
(b) Berliat, berlempung halus, berdebu halus
(c) Berliat, berlempung halus dan kasar, berdebu halus dan kasar
(d) Berliat, berlempung halus dan kasar, berdebu halus dan kasar, berskeletal
(e) ............................. " ............................, berpasir dan berskeletal
**) penilaian kesuburan tanah seperti penjelasan di atas.
Tabel 3.7. Pedoman kriteria pengelompokkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman
tahunan lahan kering
Faktor yang
Sim
dipakai dalam
bol
mengevaluasi
kelas
S1
S2
S3
N1
N2
>100 cm
> 75
> 50
> 25
lainnya
kesesuaian
1. Kedalaman
efektif
55
2. Tekstur
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Tinggi
Tinggi-
Tg-rendah
Tg-rendah
Tg-sngt
zone
perakaran*)
3. Pori air
tersedia
4. Kesuburan
(T)
ST - Sdg
sedang
ST - Rd
ST - SR
ST - SR
rendah
ST - SR
tanah**)
5. Reaksi
pH 5.0-
4.5-8.0
4.0-8.0
pH<4.0
pH<4.0-
7.0
<1.5
<2.5
<4.0
>4.0
>8.0
Lainnya
sedang/
sedang/
agak cepat-
cepat -
Sangat
baik
baik
agak
sngt
cepatsngt
<3x
terhambat
< 4 x dlm Sering tapi
terhambat
Sering
terhambat
Serius
dalam 10
10 th
sekali
sekali-sngt
serius
serius
tanah
6. Salinitas
tanah DHL x
103
(mmhos/cm)
7. Kelas
drainase
8. Kerusakan
banjir
tak serius
tahun
9. Erosi
10.
Tidak
Sedang-
Berat
Berat-
Sangat
ada/sedikit
agak
-sngt
sangat
berat
<8%
berat
< 8%
berat
<15%
berat
< 30%
> 30%
A,B
A,B,C1,C
A,B,C,D1 A,B,C,D,
A,B,C,D,
2,C3
,D2,D3
Lereng/relief
mikro
11. Tipe
Hujan,
E1,E2
Oldeman et
al.
Untuk tanah
Histosol:
56
12. Jenis
Saprik
Saprik
Saprik
Hemik
Fibrik
gambut
13. Ketebalan
<50 cm
< 50
< 50
< 100
Lainnya
gambut
14. Kesuburan
ST- Sdg
ST - Rd
ST-SR
ST - SR
--
c
>150 cm
>100
>100
>50
Lainnya
<1.5
<2.5
<4.0
<4.0
Lainnya
tanah
15. Toksisitas
(kedalaman
cat clay)
16. Salinitas
DHL x 103
(mmhos/cm)
50cm
50cm
57
Bahaya banjir
Tidak pernah
Prmeabilitas
Kemiringan
Tekstur tanah
permukaan*)
Dalamnya
Sekali dalam
dua tahun
Agk lambat, lmbt
2-6%
lli,llip,
llid, pl
50-100
Lebih satu
kali dlm 2 tahun.
Sangat lambat> 6%
lip, lid,
li,p,pl,tnh org.
< 50 cm
batuan
Kerikil dan krakal (0.2-25cm)
0%
< 20%
> 20%
Batu ( > 25 cm)
0
0.01-3%
> 3%
Batuan
0
0.01-0.1%
> 0.1%
Keterangan: *) lp = lempung berpasir; lph = lempung berpasir halus; lpsh =
lempung berpasir sangat halus; l = lempung; ld = lempung berdebu; lli = lempung
liat; llip = lempung liat berpasir; llid = lempung liat berdebu; pl = pasir
berlempung; lip = liat berpasir; lid = liat berdebu; li = liat; p = pasir; pl = pasir
berlempung.
2. Lahan tempat berkemah (camping ground)
Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan
tenda, beserta kendaraan kemah dan segenap aktivitas di luar perkemahan
"(outdoor living)". Dalam kondisi seperti ini tanah harus dapat dilewati berulangkali oleh manusia atau secara terbatas oleh kendaraan.
Tabel 3.9. Kriteria evaluasi untuk tempat berkemah
Sifat tanah
Drainase*)
Banjir
Permeabilitas
Kemiringan
Tekstur tanah
permukaan
Kesesuaian lahan
Baik
c, ac,b,ab
Air tanah lebih dari 75cm
Tanpa
musim kemah
Sangat cepat,
sedang
0-8%
lp,lph,lpsh
l, ld
(bukan pasir
Sedang
ab, aj.
Air tanah lebih dari 50cm
Tanpa dalam
musim kemah
Agak lambat,
lambat
8-15%
lli,llip,
llid, pl, p
(mudah ter-
Buruk
aj, j, sj.
Air tanah ku
rang 50cm
Banjir dalam
Sangat lamBat
> 15%
lip,lid,
pasir lepas
58
lepas)
bang,organik
Kerikil dan
0-20%
20-50%
> 50%
kerakal
Batu
0-0.1%
0.1 - 3%
> 3%
Batuan
0.01
0.01-0.1
> 0.1%
*) c = cepat; ac = agak cepat; b = baik; ab = agak baik; aj = agak jelek; j = jelek; sj
= sangat jelek.
3. Daerah untuk piknik
Daerah untuk piknik adalah daerah semacam taman yang secara intensif
digunakan untuk berpiknik. Kendaraan yang melewati jalan- jalan dalam taman
tersebut dibatasi inten-sitasnya.
Baik
c, ac, b, ab.
Muka air tanah
> 50 cm
Banjir
Tanpa
Kemiringan
Tekstur tanah
permukaan
Kerikil/kerakal
Batu
0-8%
lp,lph,lpsh,
l, ld
0-20%
0-3%
Kesesuaian lahan:
Sedang
ab, aj. Muka
air tanah ku
rang 50 cm
Buruk
j, sj. Muka
air tanah kurang 50 cm hingga
permukaan
Banjir lebih
2 kali selama piknik
> 15%
lip,lid,li,
p(lepas), organik
> 50%
> 15%
59
Batuan
0-0.1%
Sumber: USDA, 1971
0.1-3%
> 3%
Drainase
Banjir
Kemiringan
Tekstur tanah
permukaan
Kerikil/kerakal
Batu dan
Batuan
Kesesuaian Lahan:
Sedang
aj. Muka air
tanah < 50
Buruk
j,sj. Muka
air tanah<50cm,
Sekali setahun
permukaan
Lebih 3 kalisetahun
0-15%
lp,lph,lpsh,
l, ld
0-20%
0-0.1%
2-3 kali
atau
kurang setahun
15-25%
llid,llip,
lli ,pl
20-50%
0.1-3%
>25%
lip,lid,li,
p, organik
> 50%
> 3%
Penentuan kesesuaian
Kesesuaian lahan:
Sedang
Buruk
60
Drainase
terhambat
> 150 cm
Banjir
Lereng
Potensi
> 57 cm
Tanpa
0 - 8%
Rendah
Agak buruk
Dengan ruang bawah tanah:
> 75
< 75
Tanpa ruang bawah tanah:
> 50
< 50
Tanpa
Jarang-sering
8 - 15%
> 15%
Sedang
Tinggi
mengembang dan
mengkerut
Besar butir*)
Batu kecil
Batu besar
Dalamnya
hamparan
batuan
GW,GP,SP,GM
Tanpa-sedikit
ML, CL,
GC,SM,SC,CL
CH,MG,OL,OH
dengan PI>= 15
dengan PI<15
Sedang
Tanpa
Sedikit
Tanpa ruang bawah tanah:
> 150 cm
100-150
<100 cm
Dengan ruang bawah tanah:
> 100 cm
50-100
< 50 cm
*) LL = liquid limit; PI = indeks plastisitas; GW = gravel GP = gravel, SP = pasir;
SM = pasir berlempung; CL = liat; ML = lempung; CH = liat berdebu;
MG= lempung berdebu;
6. Kesesuaian Lahan Untuk Pembuatan Jalan
Dalam bab ini yang dimaksud dengan Jalan adalah jalan yang terdiri atas
(i) tanah setempat yang telah diratakan (tebal penggalian atau pengurugan tanah
kurang dari 6 meter) dan disebut "subgrade"; (ii) lapisan dasar (base) yang
terdiri atas kerikil, batu pecahan, penstabil tanah dari kapur atau semen; (iii)
lapisan permukaan yang fleksibel (aspal) atau keras (beton), atau kerikil yang
61
Kesesuaian lahan
Drainase
Banjir
Baik
c, ac,b,ab
Tanpa
Lereng
Dalamnya
0-8%
>100 cm
hamparan batuan
Subgrade:
Indeks
AASHO
Unified
Sedang
aj
kung dari se
kali dlm 5 th
8-15%
50-100
0-4
5-8
GW,GP,SW,SP,
GM,GC,SM,
CL dengan PI
Potensi
SC
Rendah
< 15 , CL dgn
Buruk
j, sj
Lebih dari
sekali
>15%
<50
>8
> 15,CH,MH
OH,OL,Pt
PI
Sedang
Tinggi
3-15%
0.01-0.1%
> 15%
> 0.1%
mengembangmengkerut
Batu
0-3%
Batuan besar
0-0.01%
Sumber: USDA, 1971
7. Kesesuaian lahan untuk Septic-tank
Penentuan kelas kesesuaian didasarkan atas kemampuan tanah untuk
menyerap aliran dari septic-tank.
permeabilitas, tinggi muka air bumi, dalamnya tanah hingga hamparan batuan,
62
perkolasi tanah, bahaya banjir, lereng dan keadaan batu di permukaan. Kriteria
evaluasi kesesuaian lahan disajikan dalam Tabel 3.14.
Penentuan kelas kesesuaian didasarkan atas kemampuan tanah untuk
menyerap aliran dari "septic-tank".
permeabilitas, tinggi muka air bumi, dalamnya tanah hingga hamparan batuan,
perkolasi tanah, bahaya banjir, lereng dan keadaan batu di permukaan.
Baik
Cepat,agak cepatsedang
Kesesuaian lahan
Sedang
Peralihan sedang
Buruk
Agak
lambat,lambat
agk cepat- sdg
< 15
Konduktivitas
hidraulik
Perkolasi
Dalamnya air
> 25 mm/jam
agak lambat
15-25
< 18 menit/cm
> 180 cm
18-24
120-180
> 24
< 120
bumi
Banjir
Tidak pernah
Jarang
0-8%
8-15
Kadang-kadang
atau sering
> 15
>180 cm
Tanpa Sedikit
Tanpa
120-180
Sedang
Lereng
Dalamnya lapisan
kedap air, batuan
Banyaknya batu
kecil
Batu besar
Sedikit
<120
Agak banyak Sangat banyak
Sedang-sangat
banyak
D.
63
E. Daftar pustaka
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press Bogor
FAO, 1976. Framework of Land Evaluation. FAO Soil Hockensmith, R. H. and J.
G. Steele. 1943. Classifying Land For Conservation Farming. USDA. Farmers
Bull
64