Vous êtes sur la page 1sur 46

Laporan Kasus

Oleh :
Annandra Rahman, S.Ked
NIM. I1A010053
Pembimbing :
dr. Ferry Armanza, Sp.OG (K)
SMF/BAG. ILMU KANDUNGAN DAN GINEKOLOGI
FK UNLAM-RSUD ULIN
BANJARMASIN
September, 2015

Endometriosis adalah suatu penyakit yang


lazim menyerang wanita di usia reproduksi.
Penyakit ini merupakan kelainan ginekologis
yang menimbulkan keluhan nyeri haid,
nyeri saat senggama, pembesaran ovarium
dan infertilitas.

Jaringan endometriosis memiliki gambaran


bercak kecil, datar, gelembung atau flekflek yang tumbuh di permukaan organorgan di rongga pelvis. Flek-flek ini bisa
berwarna bening, putih, coklat, merah,
hitam, atau biru.

Endometriosis terjadi pada 10-14% wanita


usia reproduksi dan mengenai 40-60%
wanita dengan dismenorhea dan 20-30%
wanita subfertil.

Teori retrograde menstruasi


Teori metaplasia soelomik
Teori transplantasi langsung
Teori genetik dan imun
Faktor endokrin

Terdapat darah haid berbalik melewati tuba


falopii
Sel-sel endometrium yang mengalami
refluks tersebut hidup dalam rongga
peritoneum
Sel-sel endometrium yang mengalami
refluks tersebut dapat menempel ke
peritoneum dengan melakukan invasi,
implantasi dan proliferasi.

endometriosis berasal dari perubahan


metaplasia spontan dalam sel-sel mesotelial
yang berasal dari epitel soelom (terletak
dalam peritoneum dan pleura).

Transplantasi langsung jaringan


endometrium pada saat tindakan yang
kurang hati-hati seperti saat seksio sesaria,
operasi bedah lain, atau perbaikan
episiotomi, dapat mengakibatkan timbulnya
jaringan endometriosis pada bekas parut
operasi dan pada perineum bekas
perbaikan episiotomi tersebut

terdapat gangguan respon imun yang


menyebabkan pembuangan debris pada
darah haid yang membalik tidak efektif.

Faktor endokrin

Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat


paha yang terjadi pada dan selama haid
(dismenore)
Dispareunia
Nyeri pada saat defekasi
Gangguan Haid (Polimenorea dan
hipermenorea)
Infertilitas

Endometriosis dicurigai bila ditemukan adanya


gejala nyeri di daerah pelvis dan adanya
penemuan-penemuan yang bermakna selama
pemeriksaan fisik. Melalui pemeriksaan
rektovaginal (satu jari di dalam vagina dan satu
jari lagi di dalam rectum) akan teraba nodul
(jaringan endometrium) di belakang uterus dan
di sepanjang ligamentum yang menyerang
dinding pelvis. Suatu saat bisa saja nodul tidak
teraba, tetapi pemeriksaan ini sendiri dapat
menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman.

Pemberian medikamentosa pada


endometriosis minimal atau sedang tidak
terbukti meningkatkan angka kehamilan.
Endometriosis sedang sampai berat harus
dioperasi

Tujuannya adalah merusak jaringan


endometriosis dan melepaskan
perlengketan perituba dan periovarian yang
menjadi sebab timbulnya gejala nyeri dan
mengganggu transportasi ovum
Pembedahan semikonservatif
Pembedahan radikal

identitas
Dianamnesis pada tanggal 15 agustus 2015

Ku : nyeri hebat pada saat haid


RPS : Pasien mengeluh nyeri saat haid sejak 3 bulan terakhir,
keluhan nyeri dirasakan muncul mendadak dan hilang timbul.
Lama nyeri dirasakan ketika haid muncul sampai dengan
selesai haid. Nyeri hilang ketika haid tidak muncul atau telah
selesai haid. Pasien mengaku nyeri dirasakan di perut bagian
bawah. Apabila sudah nyeri pasien mengaku nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk.apabila diskala satu sampai dengan
sepuluh maka skalanya sampai dengan Sembilan. Apabila
sudah nyeri maka pasien harus meminum obat asam
mefenamat untuk mengurangi nyeri. Pasien juga mengaku
apabila ingin membuang air besar maka akan terasa nyeri.
Pasien sebelumnya pernah dioperasi pada tahun 2013 dan
diagnosis oleh dokter terdapat kista endometrium
RPD : HT (-) DM (-) ASMA (-)
RPK : HT (-) DM (-) ASMA (-)

Menarche
: 12 tahun
Lama haid
: 7 hari
Siklus
: 28 hari
HPHT
: 24 juli 2015
Riwayat perkawinan
Pasien menikah 1 kali, selama 7 tahun.
Riwayat Obstetri

Status present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis, GCS 4-5-6
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
: 68 kg
Tanda vital
: TD
: 100/80 mmHg
Nadi
: 86 kali/menit
RR
: 20 kali/menit
T
: 36 oC
Kulit : Turgor kulit baik, Kelembapan cukup
Kepala/leher
:
Kepala
: Bentuk normal
Mata
: Mata tidak cekung, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
palpebrae tidak edem, pupil isokor, refleks cahaya +/+.

Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan


yang
keluar dari telinga, tidak ada
ganguan pendengaran.
Hidung : Bentuk normal, tidak tampak
deviasi
septum, tidak ada sekret, tidak ada
epistaksis, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
Mulut
: Bibir dan mukosa tidak anemis,
bibir
sedikit kering perdarahan gusi tidak
ada, tidak ada trismus, tidak ada
pembesaran atau radang pada tonsil,
lidah tidak ada kelainan.
Leher
: Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak
pembesaran kelenjar getah bening
dan
tiroid, tidak ada pembesaran JVP.

Thoraks :
Paru
Inspeksi
: bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak
melebar.
Palpasi : fremitus raba +/+ simetris, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi
: Vesikuler, tidak ada ronkhi atau wheezing.
Jantung
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak, voissure cardiac tidak
tampak
Palpasi : tidak teraba thrill.
Perkusi : batas jantung normal, ICS V LMK kiri dan ICS II LPS
kanan.
Auskultasi
: S1 dan S2 tunggal, bising jantung tidak ada.
Abdomen
: Lihat status ginekologi
Ekstrimitas
:
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), gerak normal, nyeri gerak (-/-)
Bawah
: Akral hangat (+/+), edema (+/+), gerak normal, nyeri gerak
(-/-).

Inspeksi : tampak cembung asimetris


Palpasi : FU tidak teraba

Massa tidak ada


Inspekulo
:
vulva : tidak tampak adanya fluxus dan
fluorus
Portio
: permukaan tertutup dan licin

Warna merah muda

Vaginal toucher (VT) : vagina : massa (-)


Portio
: konsistensi : lunak
Arah : anterior
Korpus uteri
: ukuran : arah : AR/AF;
konsistensi lunak
Parametrium kanan : Massa (+); ukuran 11
x 9 cm nyeri (-) adnexa (-)
Parametrium kiri
: Massa (+) ukuran 9 x 8
cm, nyeri (-) adnexa (-)
Kavum douglas
: tidak menonjol : nyeri
(-)

Pemeriksaan

03/8/2015

Nilai Normal

9,7 g/dl

12,00-16,00 g/dl

Lekosit

12,2 ribu/ul

4,0-10,5/ul

Eritrosit

4.21 juta/ul

3,50-5,50 juta/ul

Hematokrit

31,5 vol %

37,00-47,00 vol%

Trombosit

341 ribu/ul

150-450 ribu/ul

19,1 %

11,5-14,7 %

MCV

72,8

80,00-97,00

MCH

23,0

27,0-32,0

MCHC

31,6

32,0-38,0

Hemoglobin

RDW-CV

Pemeriksaan

10/8/2015

Nilai Normal

10,9 g/dl

12,00-16,00 g/dl

Lekosit

13,2 ribu/ul

4,0-10,5/ul

Eritrosit

4.51 juta/ul

3,50-5,50 juta/ul

Hematokrit

35,6 vol %

37,00-47,00 vol%

Trombosit

310 ribu/ul

150-450 ribu/ul

20,5 %

11,5-14,7 %

MCV

79

80,00-97,00

MCH

24,1

27,0-32,0

MCHC

30,6

32,0-38,0

Hemoglobin

RDW-CV

Hasil USG : uterus : normal tak tampak


massa intrauterine tampak massa kistik
batas tegas multiple uk 11 x 9 cm dan 9
x 8 cm melekat dengan uterus dengan
internal echo+
Kesimpulan : kista multiple uk 11 x 9 cm
dan 9 x 8 cm melekat dengan uterus
kesan benign suspect endometriosis

Kista endometriosis + anemia

Diet tinggi kalori tinggi protein


Sulfas ferosus 2 x 1
Asam mefenamat (k/p)
Pro persiapan operasi laparotomi

Tanggal 11/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- pro laparotomi
- sedia darah 2 kantong WB

Tanggal 12/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- pro laparotomy hari ini
- sedia darah 2 kantong WB
Pada saat di kamar operasi pasien ditunda operasi oleh dari bagian anastesi karena pada saat di kamar
operasi pre operasi ditemukan gambaran EKG bigemini. Resiko terjadi block total hingga mengakibatkan
terjadinya cardiac arrest. Maka untuk optimalisasi keadaan penderita terlebih dahulu diberikan lidokain 2 %
dan durante obat habis gambaran VES bigemini muncul kembali. Dan telah dilakukan KIE kepada keluarga
untuk ditunda operasi agar dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyulit anastesi. Dan dari
bagian anastesi menyarankan untuk konsul ke bagian kardiologi.

Tanggal 13/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- pro konsul cardiologi
Hasil jawaban dari bagian kardiologi yaitu disarankan diberikan amiodarone
2 x 200 mg selama dua hari lalu dievaluasi

Tanggal 14/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- tiarit (amiodarone ) 2 x200mg selama dua hari lalu evaluasi

Tanggal 15/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 110/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- tiarit (amiodarone ) 2 x200mg
- pro konsul ulang cardiologi

Tanggal 16/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 110/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- tiarit (amiodarone ) 2 x200mg selama dua hari lalu evaluasi
- pro konsul ulang cardiologi

Tanggal 17/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 110/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- tiarit (amiodarone ) 2 x200mg selama dua hari lalu evaluasi
- hasil konsul cardiologi boleh direncanakan operasi

Tanggal 18/8/2015
S) keluhan (-)
O) STU: CM
TD: 110/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
T: 36,7c
STG :
VT : V/V : Flx (-) Flr (-)
P : tertutup licin
CU : dbn
AP : teraba Massa kesan kista
CD : dbn
A) kista endometriosis + riwayat kistektomi (s) a/i kista coklat (2013)
P) - Diet TKTP
- SF 2 x1
- Asam mefenamat (k/p)
- HASIL konsul dr Iwan Sp.OG (K)
Pasien BLPL, control di poli kandungan dan rencanakan penjadwalan ulang dari
POLI

Dari anamnesis diperoleh data timbulnya


benjolan pada perut bagian bawah yang
membesar secara perlahan-lahan, disertai
adanya keluhan nyeri hebat saat haid yang
berlangsung terus-menerus. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa gejala
kista endometriosis adalah nyeri perut bawah
yang progresif yang terjadi selama haid
(dismenorhea). Sebab dari dismenorhea ini
tidak diketahui tetapi mungkin ada
hubungannya dengan vaskularisasi dan
perdarahan dalam sarang endometriosis pada
waktu sebelum dan semasa haid

Teori

Kasus

- dismenore
- Dispareunia
- Nyeri pada
saat defekasi
- Gangguan
Haid
(Polimenorea
dan
hipermenorea)
- Infertilitas

- dismenore
- Dispareunia
- Nyeri pada
saat defekasi
)
- Infertilitas

Teori

- USG

Kasus
- USG :
- tampak
massa kistik
batas tegas
multiple uk
11 x 9 cm
dan 9 x 8 cm
melekat
dengan
uterus

Teori

Kasus

- Laparoskopi
- Laparotomi
- Pengobatan
simptomatik

- Laparotomi
- Sulfas
ferosus 2x1
- Asam
mefenamat

Pasien juga pada saat naik kamar operasi


ternyata pada gambaran EKG ditemukan
adanya gambaran aritmia berupa
munculnya gelombang VES bigemini.
Karena gambaran bigemininya terlalu
banyak maka pasien dibatalkan operasi dan
dikonsulkan ke bagian cardiologi.

Pasien mendapat amiodarone 2 x 200mg

Menurut AHA tahun 2010 amiodarone


merupakan salah satu obat anti aritmia
yang sangat berguna pada pasien-pasien
yang mempunyai indikasi adanya gambaran
VES bigemini pada EKG pasien.

Indikasi pemberian amiodarone pada pasien


sudah tepat. Amiodarone termasuk
golongan III yaitu obat yang bekerja di
saluran K. Sehingga memperpanjang durasi
potensial aksi dan interval QT. Amiodarone
juga bekerja di antiaritmia kelas I, II, IV, oleh
karena itu obat ini disebut antiaritmia
spektrum luas

Telah dilaporkan sebuah kasus Ny. R dengan


diagnosis Kista endometriosis. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, follow up dan
pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan
yang diberikan adalah dilakukan
pembedahan dan obat anti aritmia
Pasien dirawat selama 8 hari terhitung dari
tanggal 10 agustus 2015 sampai dengan 18
agustus 2015 di Bangsal kelas III Obstetri
Ruang Cempaka dan ruang anggrek kelas II
RSUD ULIN Banjarmasin

Thank you

Vous aimerez peut-être aussi