Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Osiloskop
adalah
alat
ukur
elektronika
yang
berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah ubah terhadap waktu, yang ditampilkan dalam layar.
Osiloskop mempunyai kemampuan dapat memperlihatkan bentuk
gelombang dari perangkat yang diukur. Dari bentuk gelombang tersebut
dapat diketahui besar amplitude (tegangan) dan frekuensi.
Berdasarkan data hasil percobaan untuk langkah 1. Mempelajari
bagian bagian osiloskop dan fungsinya dapat diketahui fungsi dari
masing masing tombol pada osiloskop. Dengan mengetahui fungsi dari
tombol tombol tersebut, osiloskop dapat digunakan dengan baik dan
benar. Kemudian berdasarkan data hasil percobaan untuk langkah 2.
Mengkalibrasi osiloskop (Tabel 1) dapat dilihat bentuk gelombang dari
layar osiloskop setelah dilakukan pengaturan dan sebelum adanya output.
Untuk volt/div dan time/div dapat diatur sesuai dengan yang tertera pada
calibration terminal di osiloskop. Pada channel 1, volt/div yang diatur
adalah 0,5v/div dan time/div yang diatur adalah 0,5ms/div maka bentuk
gelombang yang didapat seperti yang gambarkan pada Tabel 1 dan
didapat tegangan sebesar 0,5Vpp, periode sebesar 1ms dan frekuensi
sebesar 1KHz. Pada channel 2, volt/div yang diatur adalah 0,5v/div dan
time/div yang diatur adalah 0,2ms/div maka bentuk gelombang yang
didapat seperti yang digambarkan pada tabel 1 dan tegangan yang
didapat sebesar 0,5Vpp, periode sebesar 1ms dan frekuensi sebesar 1KHz.
Nilai tegangan, periode maupun frekuensi pada channel 1 dan channel 2
bernilai sama, namun bentuk gelombang yang dihasilkan berbeda karena
input dari time/div yang berbeda.
Berdasarkan data hasil percobaan untuk langkah 3. Melihat bentuk
gelombang AC dapat dilihat bahwa pada Tabel 2 bentuk gelombang yang
dicari adalah bentuk gelombang sinusoida, gigi gergaji (sawtooth) dan
kotak dan besar frekuensi sebesar 500Hz, 1000Hz, 2500Hz, 10KHz dan
50KHz. Untuk bentuk gelombang sinusoida dengan frekuensi 500Hz,
volt/div yang diatur adalah 1v/div dan time/div yang diatur adalah
0,5ms/div maka didapat tegangan sebesar 4Vpp dan periode sebesar
2ms. Dengan frekuensi 1000Hz, volt/div yang diatur adalah 1v/div dan
time/div yang diatur adalah 0,2ms/div maka didapat tegangan sebesar
4Vpp dan periode sebesar 1ms. Dengan frekuensi sebesar 2500Hz,
volt/div yang diatur adalah 1V/div dan time/div yang diatur adalah
0,2ms/div maka didapat tegangan sebesar 4Vpp dan periode sebesar
0,4ms. Dengan frekuensi 10KHz, volt/div yang diatur adalah 1v/div dan
time/div yang diatur adalah 50us/div maka didapat tegangan sebesar
4vpp dan periode sebesar 0,1ms. Dan dengan frekuensi sebesar 50KHz,
volt/div yang diatur adalah 1v/div dan time/div yang diatur adalah
50us/div sehingga didapat tegangan sebesar 4Vpp dan periode 0,2ms.
Volt/div yang diatur untuk semua frekuensi sebesar 1v/div karena pada
lissajous yang terbaca, begitu juga dengan volt/div yang diganti menjadi
20mv/div dan time/div yang tetap yaitu 1ms/div, maka didapat bentuk
gelombang lissajous seperti pada Tabel. Dari bentuk gelombang tersebut
didapat nilai C sebesar 0,024 dan D sebesar 0,048. Nilai sin teta yang
didapat adalah 0,5 dan teta yang peroleh yaitu 30 derajat. Pada titik DE,
frekuensi yang digunakan adalah 51,1Hz, volt/div diganti menjadi 2v/div
dan time/div yang tetap sebesar 1ms/div. Didapat bentuk gelombang
lissajous seperti pada Tabel. Dari bentuk gelombang tersebut didapat nilai
D sebesar 2,8 dan nilai E sebesar 5. Nilai sin teta yang didapat 0,56 dan
teta yang diperoleh yaitu 34,05 derajat.
Kesimpulan :
Setelah melakukan percobaan ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Osiloskop mempunyai kemampuan dapat memperlihatkan
bentuk gelombang dari perangkat yang diukur. Dari bentuk
gelombang tersebut dapat diketahui besar amplitude (tegangan)
dan frekuensi.
2. Dengan mengetahui fungsi dari masing masing tombol pada
osiloskop, osiloskop dapat digunakan dengan baik dan benar
3. Pada saat mengkalibrasi osiloskop, didapat bentuk gelombang
sebelum adanya input maupun output
4. Pengaturan dari volt/div dan time/div mempengaruhi bentuk
gelombang yang didapat
5. Jika osiloskop disambung dengan sebuah rangkaian maka
rangkaian tersebut akan mempengaruhi bentuk gelombang yang
didapat
6. Pengukuran dengan multimeter analog kurang akurat pada
pembacaan dalam skala kecil
7. Untuk melihat bentuk gelombang pada tegangan DC harus
ditentukan titik ground pada osiloskop agar tidak salah dalam
pembacaan
8. Pada saat mengukur beda fase, frekuensi harus diatur agar
mendapatkan bentuk gelombang yang mudah dibaca
Perhitungan
f=1/T
Tabel 3
Rumus yang digunakan merupakan rumus pembagi tegangan yang
menggunakan sumber tegangan dari osiloskop. Sehingga rumusnya
dapat ditulis:
Vab = R1/Rtot x Veff. Untuk mencari Veff digunakan rumus
Veff=0,354 x Vpp
Contoh perhitungan
1. Tegangan 4Vpp
Veff= 0,354 x vpp
= 0,354 x 4vpp
Vab = r1/rtot x veff
2. Tegangan 8Vpp
Veff= 0,354 x vpp
= 0,354 x 8vpp
Vbc = r2/rtot x veff
3. Tegangan 12Vpp
Veff = 0,354 x vpp
=0,354 x 12vpp
Vcd= r3/rtot x veff
Untuk perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada lampiran
= 2div x 2v/div
Untuk perhitungan yang lain dapat dilihat pada lampiran