Vous êtes sur la page 1sur 4

Cara Mengobati Kutu Air (Tinea

Pedis/Kaki Atlit)
Posted by Selvi M.Jumat, 26 Juli 20130 komentar

Penyakit Kutu Air yang dalam dunia kedokteran atau medis dikenal dengan istilah Tinea Pedis.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang kulit kaki, yang biasanya terjadi pada sela
antara jari kaki, yang tersering yaitu sela antara jari telunjuk dan jari tengah kaki dan sela antara jari
tengah dan jari manis kaki. Tak jarang penyakit ini juga bisa menyerang telapak kaki dan punggung
kaki. Penyakit Kutu Air dikenal juga dengan sebutan Kaki Atlit (athlete's foot) karena sering
menyerang kaki para atlit yang kesehariannya sering tertutup dengan sepatu, karena jamur sangat
senang berada di tempat yang lembab. Bagian kaki yang terkena kutu air memiliki tanda dan gejala
adanya kulit bersisik dan terkelupas dengan rasa gatal yang amat enak jika digaruk hingga kulit lecet
atau terluka. Tak heran jika banyak penderita kutu air ini menggesekkan kaki sebelahnya ke kaki yang
terserang Tinea Pedis ini hingga terasa perih/rasa gatal hilang. Penyakit ini dapat membuat seseorang
yang terkena akan merasa malu dan tidak nyaman. Karena secara kasat mata, kaki yang terkena akan
menimbulkan gejala bersisik tebal dan kasar, tentu hal ini akan merusak keindahan kulit kaki. Orang
yang melihat pun akan merasa jijik dan menganggap penderitanya jorok, dan mereka pun akan
menjaga pergaulan karena takut ketularan. Untuk itu, mari kita mengenal dan mengobati kutu air
hingga sembuh.
Penyakit ini dapat hilang dan timbul kembali sesuka hatinya, sesuai dengan keadaan kaki yang sering
lembab. Bukan hanya menggunakan sepatu, pengguna sendal pun sering dijangkiti penyakit jamur
yang satu ini. Jika kondisi kaki kering maka tanda dan gejalanya akan hilang, namun ketika keadaan
kaki basah dan sela antara jari terlalu rapat, maka keadaan sakitnya akan timbul kembali. Penyakit ini
dapat menemani penderitanya dalam jangka waktu lama, karena penyakit ini sering datang dan pergi
(kumat-kumatan). Maka dari itu menjaga kebersihan kaki dan melakukan pengobatan yang tepat dan
sesuai dengan aturan, diharapkan penyakit ini dapat hilang selamanya dari kaki kesayangan. Hal ini
sesuai dengan kata pepatah kebersihan adalah pangkal kesehatan, dan hal ini jelas sangat berlaku
dan benar adanya bagi penderita penyakit kulit seperti jamuran pada kaki (kutu air).
Kutu air bukanlah penyakit yang disebabkan oleh kutu dari air, namun akibat adanya jamur akibat kaki
yang sering lembab keadaannya, karena jamur sangat menyukai tempat yang lembab dan kotor.
Dengan demikian, maka jamur akan tumbuh dan berkembang dengan sangat subur di kulit tersebut.
Untuk membasmi jamur kulit tidak dapat dilakukan dengan cepat, namun perlu waktu yang lama agar
jamurnya
dapat
hilang
sampai
ke
akar-akarnya.
Tanda
dan
Gejala
Kutu
Air
(Tinea
Pedis):
Kulit antara sela jari dan di bawah jari terasa gatal, kemudian penderita akan senang melakukan

garukan pada tempat tersebut, selanjutnya timbul warna kemerahan pada kulit kaki tersebut. Kulit
yang diserang jamur akan mengalami kerusakan dan berair. Selanjutnya kulit akan mengelupas dan
timbul luka yang terbuka/menganga dan berair/basah. Selain gatal, jika sudah tingkat yang berat
terutama sudah mengalami luka yang dalam, maka kaki akan terasa sakit dan mengeras. Jika diobati,
maka lukanya akan sembuh, dan timbul jaringan kulit baru yang berlapis-lapis serta menebal. Proses
ini akan terus berlangsung dari awal hingga akhir setiap jangkitnya penyakit ini.
- See more at: http://tebingsekumbang.blogspot.com/2013/07/cara-mengobati-kutu-air-tinea-pediskaki-atlit.html#sthash.NyvWiduu.dpuf

Definisi
Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutama di selajari dan telapak kaki terutama yang
memakai kaus dan sepatu yang tertutup. Keadaan lembab dan panas merangsang pertumbuhan
jamur. Tinea manum adalah dermatofitosis pada tangan. Semua bentuk di kaki dapat terjadi pada
tangan.

Etiologi
Penyebab yang tersering yaitu T. rubrum. Selain itu T. mentagrophytes dan E. floccosum.
Manifestasi Klinis
Tinea pedis yang tersering adalah bentuk interdigitalis. Di antara jari IV danjari V terlihat fisura
yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan telapak kaki.
Kelainan kulit berupa kelompok vesikel. Sering terjadi maserasi pada sela jari terutama sisi lateral
berupa kulit putih dan rapuh, berfisura dan sering disertai bau. Bila kulit yang mati dibersihkan,
akan terlihat kulit baru yang pada umumnya telah diserang jamur. Bentuk klinis ini dapat
berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan. Pada suatu
ketika dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis,
limfadenitis dan erisipelas, dengan gejala-gejala konstitusi.

Bentuk lain ialah moccasin foot, tipe papuloskuamosa hiperkeratotik yang menahun. Pada seluruh
kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik; eritema biasanya
ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan
kadang-kadang vesikel. Sering terdapat di daerah tumit, telapak kaki, dan kaki bagian lateral, dan
biasanya bilateral.

Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula. Kelainan ini mulamula terdapat di pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki, dan

jarang pada tumit. Lesi-lesi ini mungkin berasal dari perluasan lesi daerah interdigital. Isi vesikel
berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik berbentuk
lingkaran yang disebut kolaret. Infeksi sekunder dapat terjadi, sehingga dapat
menyebabkan selulitis, limfangitis, dan kadang-kadang menyerupai erisipelas. Jamur terdapat
pada bagian atap vesikel. Untuk menemukannya, sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk
diperiksa untuk diperiksa secara sediaan langsung atau untuk dibiak.

Bentuk yang terakhir adalah bentuk akut ulseratif pada telapak dengan maserasi, madidans, dan
bau. Diagnosis tinea pedis lebih sulit karena pemeriksaan kerokan kulit dan kultur sering tidak
ditemukan jamur.

Gambaran klinis tinea manum umumnya berupa telapak tangan yang hiperkeratotik, kulit kering,
berskuama, biasanya unilateral. Inflamasi berupa vesikel atau bula jarang ditemukan. Kelainan ini
perlu dibedakan antara lain dengan psoriasis, keratoderma palmaris, dermatitis kontak, dan
infeksi jamur nondermatofit.
Penatalaksanaan
Berhubung penyakit ini sering rekurens maka faktor predisposisi perlu dihindari. Kaus kaki yang
dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi dan diganti setiap hari. Kaki harus bersih dan
kering. Hindari memakai sepatu teriutup, sernpit, sepatu olahraga dan sepatu plastik sepanjang hari.
Kaki dan sela-sela jari dijaga agar selalu kering. Sesudah mandi dapat diberikan bedak dengan atau
tanpa antijamur.

1. Obat topikal

Bila lesi basah, maka sebaiknya direndam dalam larutan kalium permanganat 1/5.000 atau larutan
asam asetat 0,25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. Atap vesikel dan bula dipecahkan untuk
mengurangi keluhan. Bila peradangan hebat dikombinasikan dengan obat antibiotik sistemik.

Kalau peradangan sudah berkurang, diberikan obat topikal antijamur berspektrum luas antara lain,
haloprogin, klotrimazol, mikonazol, bifonazol, atau ketokonazol.

Pada tinea pedis tipe papuloskuamosa dengan hiperkeratosis, obat anti jamur topikal sukar
menembus kulit.

2. Obat sistemik

Biasanya tidak digunakan. Namun, bila digunakan harus dikombinasi dengan obatobat antijamur
topikal. Obat-obat sistemik tersebut antara lain griseofulvin, ketokonazol, itrakonazol, dan
terbinafin.

Prognosis
Infeksi kronik tidak jarang terjadi jika penyebabnya adalah Trichophyton rubrum. Persistensi dan
eksaserbasi akan sering terdapat, bila terdapat infeksi subklinis Trichophyron
mentagrophytes varian interdigitale.
- See more at: http://wikimed.blogbeken.com/tinea-pedis-et-manum#sthash.ZEUcZz1G.dpuf

Vous aimerez peut-être aussi