Vous êtes sur la page 1sur 44

TERAPI KORTIKOSTEROID PADA KULIT

Glukokortikoid
efek utamanya terhadap
penyimpanan
glikogen
hepar dan anti-inflamasi.
Pengaruh
pada
keseimbangan air dan
elektrolit kecil. Contoh :
prednisolon,
triamsinolon,
dan
betametason
Mineralokortikoid
efek utamanya terhadap
keseimbangan air dan
elektrolit menimbulkan
efek retensi Na dan
deplesi K. pengaruhnya
terhadap penyimpanan
glikogen hepar sangat
kecil. jarang digunakan
dalam terapi

Hasil yang diharapkan dari pemakaian


kortikosteroid adalah sebagai anti inflamasi, anti
alergi atau imunosupresif.
Karena inilah kortikosteroid banyak digunakan
dalam bidang dermatologi
Pada pagi hari kadar kortisol paling tinggi membuat orang
menjadi lebih semangat dalam menjalani aktivitasnya.

Tabel perbandingan potensi relatif dan dosis ekuivalen


beberapa sediaan kortikosteroid

semakin kuat potensinya semakin


besar efek samping yang terjadi

Keterangan:
* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV.
S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam)
I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam)
L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam)

Efektifitas kortikosteroid berhubungan dengan 4 hal


vasokonstriksi, antiproliferatif, immunosupresif
dan antiinflamasi.
Steroid topikal vasokontriksi pembuluh darah
superfisial dermis mengurangi eritema
Vasokontriksi ini berhubungan dengan potensi antiinflamasi, dan biasanya vasokontriksi ini digunakan
sebagai suatu tanda untuk mengetahui aktivitas klinik dari
suatu agen.

FARMAKOKINETIK KORTIKOSTEROID

FARKAMODINAMIK KORTIKOSTEROID

PRINSIP PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID

Klasifikasi

KORTIKOSTEROID
SISTEMIK

KORTIKOSTEROID SISTEMIK

Bila ada gangguan hepar digunakan prednisolon


Pada penderita dengan hipertensi, gangguan
kor, atau keadaan lain yang retensi garam
merupakan masalah, maka dipilih kortikosteroid
yang efek kortikosteroidnya sedikit/tidak ada,
lebih-lebih bila diperlukan dosis kortikosteroid
yang tinggi.6

Pada penyakit berat dan sukar menelan, misalnya toksik


epidermal nekrolisis dan sindroma steven johnson harus
diberikan kortikosteroid dengan dosis tinggi
Pada pengobatan berbagai dermatosis dengan
kortikosteroid, bila telah mengalami perbaikan dosisnya
diturunkan berangsur-angsur.
Pada pengobatan penyakit autoimun diperlukan
kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dicari
dosis pemeliharaan. Dosis pemeliharaan ditentukan
dengan menurunkan dosisnya berangsur-angsur.

Tabel 3. Mengenai lama kerja, potensi glukokortikoid,


dosis ekuivalen, dan potensi mineralokortikoid

Macam Kortikosteroid

Potensi

Dosis ekuivalen

Potensi

glukokortikoid

(mg)

mineralokortikoi

1. Kerja singkat

a. Hidrokortison

20,0

2+

0,8

25,0

2+

4-5

4,0

b. Metilprednisolon

4,0

c. Prednisolon

5,0

1+

d. Prednison

5,0

1+

e. Triamsinolon

4,0

3.

a. Betametason

20-30

0,60

b. Deksametason

20-30

0,75

10

2,0

b. Kortison
2.

Kerja sedang

a. Meprednison

Kerja lama

c. Parametason

Efek Samping

Monitor
N
o.
1.
2.
3.
4.

Efek samping
Hipertensi
Berat badan meningkat
Reaktivasi infeksi
Abnormalitas metabolik

5. Osteoporosis
6. Mata
- Katarak
- Glaukoma
7.

Ulkus peptik

8. Supresi kelenjar adrenal

Monitor
Tekanan darah
Berat badan
PPD, (12 hari setelah pemakaian prednison)
Elektrolit, lipid, glukosa (t.u penderita diabetes dan
hiperlipidemia)
Densitas tulang
Pemeriksaan slit lamp (setiap 6 sampai 12 bulan)
Tekanan intraokular (saat bulan pertama dan ke
enam)
Pertimbangkan pengunaan antagonis H2 atau proton
pump inhibitor
Dosis tunggal di pagi hari, periksa serum kortisol
pada jam 8 pagi sebelum tapering off.

KORTIKOSTEROID
TOPIKAL

Penggolongan
Kortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar,
diantaranya berdasarkan anti inflamasi dan antimitotik.

Golongan 1 yang paling kuat daya anti inflamasi dan anti


mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang
terlemah (potensi lemah)

Tabel penggolongan kortikosteroid topikal berdasarkan


potensi klinis

Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid


Efektifitas klinik kortikosteroid topikal selain tergantung pada

jenis kortikosteroid yang dipakai, juga tergantung pada


konsentrasi dan kemampuan penetrasi ke dalam epidermis.
Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid ke dalam epidermis dipengaruhi
beberapa faktor antara lain :
Tempat pengolesan dengan penetrasi yang kuat antara lain :
Kulit skrotum, vulva, dahi, aksila dan kulit kepala lebih permeabel
dibandingkan kulit lengan, telapak kaki dan tangan.
Orang tua, anak kecil dan bayi dimana epidermisnya lebih tipis.
Kulit yang meradang dengan vaskularisasi yang meningkat.
Penambahan bahan keratolitik yang dapat melunakkan lapisan tanduk dari
epidermis seperti asam salisilat 2-3%.
Bahan pembawa (vehikulum), sediaan ointment, penetrasinya lebih baik dr
pada krim dan losio.
Bebat oklusi poli-etilen menyebabkan kenaikan suhu dan hidrasi epidermis
sehingga meningkatkan penetrasi.

Pemakaian steroid topikal


Lama pemakaian steroid topikal sebaiknya tidak
lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi
lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk
steroid potensi kuat.

Potensi rendah-medium :
Gigitan serangga
Dermatitis atopik atau kontak
Disidrosis
- Intertrigo
- Diskoid lupus eritematosus
- Pruritus anogenital atau senilis
- Luka bakar
- Xerosis pada fase inflamasi
- Eksema
- Liken planus
- Otitis eksterna (alergi)
- Psoriasis

Potensi medium-kuat :
- Dermatitis eksfoliatif atau numular
- Granuloma anulare
- Liken planus
- Alopesia areata
- Keloid
- Liken straitus
- Nekrobiasis lipoidika diabetikum
- Pemfigus
- Lupus eritematosus
- Pemfigoid
- Ptiriasis rosea
- Sarkoidosis

Psoriasis :
psoriasis dengan skuama tebal berupa plakat,
memerlukan steroid yang poten (golongan I) dengan
vehikulum salep atau krim.
Dermatitis atopiks
Pada anak diperlukan steroid topikal yang lemah
mengingat umur anak, lokalisasi penyakit dan kulit
pada anak masih halus dan tipis. Dipilih bentuk
krim. Pada dewasa diperlukan kortikosteroid yang
poten dalam bentuk salep.
Dermatitis kontak alergi
Pemakaian steroid dengan potensi sedang biasanya
cukup untuk mengatasi penyakit ini. Zat penyebab
harus dihindari.

Dermatitis dishidrotik : steroid yang poten


dalam bentuk salep, sebab kulit di daerah itu
tebal.
Dermatitis numularis : Lesi biasanya multipel
dan memerlukan kortikosteroid yang poten.
Dermatitis seboroik :
sensitif terhadap
kortikosteroid dan memerlukan kortikosteroid
dosis sedang.
Dermatitis intertriginosa : kortikosteroid
dengan potensi sedang untuk menghilangkan
gejala gatal dan rasa panas

Peggunaan Klinik

Pengobatan kortikosteroid poten pada bayi dan anak


harus dilakukan dengan lebih hati-hati

Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40


gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama dari 2
minggu.

Pemilihan Jenis Kortikosteroid


Topikal
Pada saat memilih kortikosteroid topikal yang sesuai,
aman, efek samping sedikit dan harga murah
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu
jenis penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit,
yaitu stadium penyakit, luas/tidaknya lesi,
dalam/dangkalnya lesi, dan lokalisasi lesi.
Perlu juga dipertimbangkan umur penderita.

LAMA PEMAKAIAN STEROID TOPIKAL

EFEK SAMPING

EFEK EPIDERMAL
Penipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan
aktivitas kinetik dermal, penurunan ketebalan rata-rata
lapisan keratosit, dengan pendataran dari konvulsi
dermo-epidermal.
Efek ini bisa dicegah dengan penggunaan tretinoin
topikal secara konkomitan.

Inhibisi dari melanosit, suatu keadaan seperti vitiligo,


telah ditemukan. Komplikasi ini muncul pada keadaan
oklusi steroid atau injeksi steroid intrakutan.

EFEK DERMAL
Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan
pada substansi dasar menyebabkan terbentuknya
striae.

Keadaan vaskulator dermal yang lemah menyebabkan


mudah ruptur jika terjadi trauma atau terpotong.
Pendarahan intradermal yang terjadi akan menyebar
dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot hemorrhage
nantinya akan terserap dan membentuk jaringan parut
stelata, yang terlihat seperti usia kulit prematur

EFEK VASKULAR
Vasodilatasi yang terfiksasi. Kortikosteroid pada awalnya
menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah yang
kecil di superfisial.

Fenomena rebound. Vasokontriksi yang lama akan


menyebabkan pembuluh darah yang kecil mengalami
dilatasi berlebihan, yang bisa mengakibatkan edema,
inflamasi lanjut, dan kadang-kadang pustulasi.

Efek samping tersebut terjadi karena :

Komplikasi Kortikosteroid

terimakasih

Vous aimerez peut-être aussi