Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
masyarakat. Karena
b) Studi Literatur
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1. Pengertian Pengawet Makanan
Proses pengawetan makanan telah lama dikenal dan digunakan oleh
manusia, teknologi berjalan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia
akan adanya ketersediaan pangan. Secara umum makanan di alam mempunyai
masa penyimpanan (Shelf life) yang pendek atau relatif cepat mengalami
kerusakan sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat memperpanjang masa
penyimpanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengawet adalah (1) sesuatu
untuk mengawetkan; (2) Kim zat pencegah pelapukan dan penguraian cairan
organik atau makanan, msl etanol.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat
makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik
dan kimia makanan.
Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan
yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik
produk
pengawetan
makanan.
Teknologi
pengawetan
makanan
yang
mengandung asam asetat adalah acar, saos tomat, saus cabai, sambal dan
lain-lain.
b. Benzoate
Benzoate biasanya ditemukan dalam bentuk garam (natrium
benzoate) dan asam benzoate. Bahan pengawet ini biasanya digunakan
untuk mengawetkan berbagai produk makanan atau minuman ringan
seperti kecap, selai, sari buah, nata de coco, agar agar dan sebagainya.
c. Garam nitrit
Garam Nitrit biasanya digunakan untuk pengawet daging, baik
daging olahan seperti kornet dan sosis. Senyawa nitrit juga dapat
digunakan untuk mengawetkan makanan atau kue kering. Namun, saat ini
senyawa nitrit dicurigai merupakana penyebab kanker, sehingga untuk
sementara senyawa nitrit tidak diperbolehkan dipakai sebagai bahan
pengawet.
d. Sorbat
Sorbat biasa kita temukan dalam bentuk garam atau asam sorbet.
Sorbet berfungsi sebagai penghambat tumbuhnya kapang pada makanan.
Sorbet bisa ditemukan pada margarine, acar, keju, anggur, dan lain-lain.
e. Propianat
Propianat umumnya berbentuk garam dan asam propianat. Selain
mencegah pertumbuhan kapang, propianat juga digunakan untuk
menghambat
pertumbuhan
barcillus
mesentericus
yang
dapat
makanan.
Berikut
macam-macam
pengawetan
Cara
pengawetan
ini
paling
umum
digunakan
untuk
api.
Penggaraman
Penggaraman tidak hanya berlaku untuk penggunaan garam saja,
namun juga gula ataupun campuran dari keduanya. Untuk proses
pengawetan dengan menyamahkan garam pada daging biasa dipadukan
dengan proses pengeringan (penjemuran). Cara pengawetan penggaraman
seperti itu banyak dilakukan oleh nelayan-nelayan di pesisir pantai untuk
mengawetkan ikan hasil penangkapan mereka. Sedangkan proses
penggaraman dengan menggunakan gula lebih umum digunakan untuk
mengawetkan buah-buahan, khususnya untuk dijadikan manisan. Cara
pengawetan melalui penggaraman dengan menggunakan garam mulai
berkembang sejak zaman dahulu, sedangkan penggaraman dengan
penyulingan gula.
Fermentasi
Fermentasi merupakan metode pengawetan dengan memasukan
makanan yang akan diawetkan ke dalam cairan anti-mikroba (cairan
fermentasi) yang dapat dikonsumsi. Cairan fermentasi dapat menghambat
atau membunuh bakteri dan mikro-organisme pada makanan. Agen
fermentan yang umum digunakan antara lain adalah air garam, cuka,
alkohol, dan minyak sayur (khususnya minyak zaitun). Proses pengawetan
ini terkadang melibatkan pemanasan atau perebusan. Dalam proses
fermentasi, makanan yang diawetkan juga turut menghasilkan bahan
pengawet natural berupa asam laktat. Metode ini dipercaya telah dilakukan
5.
pada zaman masa mesir kuno dan Babilonia 5000 tahun lalu.
Zat aditif buatan
Pengawet makanan tambahan (lebih ke kimiawi) mulai berkembang
diawal abad ke 18. Saat ini zat aditif buatan yang digunakan semakin
beragam dan penggunaannya pun semakin berkembang pesat. Zat aditif
dibagi menjadi dua jenis, yaitu berupa antimikroba- yang menghambat
pertumbuhan bakteri atau jamur- dan dapat juga berupa antioksidan yang
menghambat proses oksidasi pada makanan.
6.
Pemberian label pada setiap kemasan produk harus anda lihat dengan teliti.
Pastikan di label tersebut terdapat izin dari Badan POM. Dan biasanya
tertulis pada label dengan tulisan: POM disusul dengan nomor izin
pendaftaran. Untuk produk hasil industri rumah tangga atau home industry
harus anda cermati juga yaitu pastikanlah dilabel makanan terdapat tulisan
P-IRT dan juga nomor izin pendaftaran.
b.
Memilih ikan atau hasil laut lainnya yaitu pastikan tekstur ikan masih
kenyal, sisik ikan masih utuh, tidak terkelupas, mata ikan masih menonjol.
Ikan yang berformalin tidak akan pernah di hinggapi binatang seperti lalat.
c.
Memilih daging sapi yang baik dan sehat yaitu pastikanlah jarak waktu
antara masa penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama, supaya
daging yang anda konsumsi pun masih sehat dan segar untuk anda masak.
Daging sapi yang baik adalah tekstur serat terlihat jelas dan berwarna segar.
d.
Memilih daging ayam yaitu pilihlah daging ayam yang warna dagingnya
putih segar serta tidak terdapat luka pada daging dan juga tekstur kulit
daging ayam tidak membiru.
e.
Pilihlah bahan makanan mentah dan segar dengan warna yang cerah,
dengan demikian pasti akan lebih sehat bila memilih beberapa bahan
makanan mentah dengan cermat dan teliti.
f.
g.
Memilih makanan yang berwarna sebaiknya baca dan cermati jenis bahan
pewarna yang digunakan pada kemasan makanan serta perhatikan banyak
pemberian pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
h.
Untuk produk makanan atau minuman yang tak dikemas secara khusus, ada
baiknya pilihlah makanan atau minuman dengan warna yang tidak terlalu
mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang
terlihat mencolok. Karena bisa saja warna yang terlalu mencolok tersebut
bukanlah menggunakan pewarna makanan, akan tetapi menggunakan
bahan pewarna tekstil yang pastinya sangat berbahaya untuk kesehatan.
Memang mengkonsumsi makanan tanpa pengawet nampaknya sedikit repot
akan tetapi hal ini justru secara tidak langsung membantu menjaga kesehatan
tubuh. Dewasa ini banyak sekali makanan cepat saji yang pastinya mengandung
banyak pengawet, maka ada baiknya lebih selektif lagi dalam memilih makanan
antara yang diawetkan atau yang menandung bahan pengawet.
10
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1. Pemakaian Pengawet Makanan
Pemakaian pengawet makanan, dibagi berdasarkan jenis-jenisnya dan
teknik penggunaannya, sebagai berikut;
a. Pemakaian Pengawet Buatan
Saat ini pemakaian pengawet buatan digunakan kalangan industri
makanan untuk mengawetkan olahan yang diproduksi mereka agar hasil
produksi mereka dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk penggunaannya biasanya digunakan oleh kalangan konsumen
rumahan atau masyarakat. Salah satu contohnya adalah asam asetat atau lebih
dikenal dengan cuka, meskipun cuka adalah salah satu pengawet buatan tetapi
bukan pengawet berbahaya asal penggunaannya yang tidak melebihi batas
normal. Masyarakat sering menggunakan cuka sebagai pengawet makanan,
misalnya pada pembuatan acar yang menambahkan cuka sebagai rasa asam
pada acar.
Berbagai jenis pengawet buatan yang terkandung dalam produk makanan
instant masih aman untuk dikonsumsi asal jumlah takaran yang masih normal
untuk di konsumsi.
b. Pemakaian Pengawet Alami
Penggunaan pengawet alami sudah dilakukan sejak dulu. Saat ini
penggunaan pengawat alami digunakan hampir oleh seluruh kalangan
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa Masyarakat
mengatakan bahwa pengawet alami digunakan untuk mengawetkan makanan.
Mereka menggunakan bahan pengawet alami dalam kehidupannya sehari hari
seperti garam, gula pasir, dan kunyit. Bahan tersebut tidak hanya sebagai
pengawet makanan saja juga sebagai penambah cita rasa masakan mereka
sehari-hari seperti penggunaan kunyit yang dapat menghilangkan bau amis pada
ikan.
c. Pemakaian Pengawet Berbahaya
Dewasa ini banyak berbagai kasus yang menyebutkan banyak berbagai
makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya yang sebenarnya tidak
layak untuk dikonsumsi, seperti penggunaan formalin pada tahu dan boraks
pada baso.
11
d.
12
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat
makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik
dan kimia makanan. Terdapat beberapa jenis pengawet makanan yaitu pengawet
alami, buatan dan pengawet berbahaya.
Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa untuk mengetahui mutu awal
pangan tetap terjaga selama mungkin juga untuk menghambat pembusukan
akibat mikroba perusak makanan perlu ditambahkan bahan pengawet pangan.
Bahan pengawet pangan merupakan bahan tambahan pangan yang boleh
digunakan dalam produk pangan asalkan digunakan secara tepat sesuai
peruntukannya dan dengan takaran yang tepat serta tidak melebihi batas
maksimum yang dipersyaratkan.
Bahan tambahan pangan diperlukan dalam kehidupan masa sekarang untuk
membantu penyediaan pangan bagi umat manusia. Tanpa pengawet, kerusakan
pangan, biaya pangan dan kehilangan pangan karena serangga atau mikroba
menjadi sangat tinggi.
Kita hanya perlu memperhatikan dalam penggunaan bahan pengawet
makanan, sebagai berikut;
13
1) Pilih pengawet yang benar atau yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan
serta telah terdapat di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI.
2) Takaran penggunaannya pada label kemasan
3) Menggunakan Takaran yang sesuai dengan petunjuk pada label
4.2 Saran
Berbagai macam cara yang lebih baik dari mengonsumsi atau membeli
makanan yang mengandung berbagai jenis bahan pengawet buatan, agar terbebas
dari berbagai macam penyakit dam memulai hidup sehat. Berikut merupakan
saran yang dapat dilakukan, sebagai berikut;
1) Memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi
2) Lebih selektif dalam memilih makanan instan
3) Mengurangi konsumsi makanan instan
4) Magetahui ciri-ciri makanan atau bahan makanan yang mengandung pengawet
berbahaya
5) Meningkatkan pengawasan terhadap jajanan anak
DAFTAR PUSTAKA
Adi Syahputra. 2013. Hindari Daftar Zat Aditif Makanan Berbahaya Ini, [online].
Tersedia: http://jajananberbahaya.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013
Aryulina Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta: Esis.
14
15