Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan, kesehatan sangat penting bagi setiap manusia.
Makanan yang bersih dan sehat dapat memenuhi kebutuhan kesehatan untuk
tubuh. Apabila kesehatan

tubuh tidak dijaga maka akan menyebabkan

penurunan kondisi kesehatan dalam tubuh. Makanan yang dikonsumsi tidak


mempunyai bahaya atau efek samping bagi tubuh. Sekarang ini tidak sedikit
makanan yang berbahaya bagi tubuh beredar di

masyarakat. Karena

ketidaktahuan masyarakat tentang makanan berbahaya merupakan salah satu


faktor menyebarnya makanan-makanan berbahaya.
Sekarang ini banyak sekali bahan pengawet makanan yang berbahaya
dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat
makanan lebih efektif dan esien. Bahan pengawet tersebut dibuat dari bahanbahan yang mengandung kimia yang bahan tersebut tidak boleh dipergunakan
dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Berbagai masalah pemakaian pengawet makanan ini penulis bermaksud
untuk memberikan penelitian mengenai dampak yang akan ditimbulkan
pengawet makanan tersebut dan memberikan informasi kepada pembaca.
1.2. Rumusan Masalah

a) Apakah Jenis dan Tips Pengawet Makanan?


b) Dampak apakah yang ditimbulkan akibat penggunaan pengawet makanan
bagi kesehatan?
1.3. Tujuan Penulisan
a) Menambah wawasan mengenai kesehatan
b) Mengetahui perkembangan penggunaan pengawet makanan di masyarakat
c) Mengetahui bagaimana dampak penggunaan pengawet makanan bagi tubuh
d) Mengetahui bagaimana solusi penggunaan pengawet dalam makanan
1.4. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang kami gunakan sebagai berikut;
a) Metode Browsing Internet

b) Studi Literatur

BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1. Pengertian Pengawet Makanan
Proses pengawetan makanan telah lama dikenal dan digunakan oleh
manusia, teknologi berjalan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia
akan adanya ketersediaan pangan. Secara umum makanan di alam mempunyai
masa penyimpanan (Shelf life) yang pendek atau relatif cepat mengalami
kerusakan sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat memperpanjang masa
penyimpanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengawet adalah (1) sesuatu
untuk mengawetkan; (2) Kim zat pencegah pelapukan dan penguraian cairan
organik atau makanan, msl etanol.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat
makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik
dan kimia makanan.
Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan
yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik
produk

pengawetan

makanan.

Teknologi

pengawetan

makanan

yang

dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara


tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang masa konsumsi bahan
makanan. Masa penyimpanan (Shelf life) berbeda dengan masa kadaluarsa,
makanan yang telah melewati masa penyimpanan mungkin masih bisa
dikonsumsi namun kandungan nutrisi sudah tidak terjamin.
Pengawetan makanan atau minuman bisa diartikan sebagai suatu proses
untuk menjaga keberadaan nutrisi pada makanan sehingga makanan masih
dapat dikonsumsi dengan aman pada waktu yang lama dengan cara membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sesuai perkembangan zaman,
manusia tidak hanya mengkonsumsi makanan atau minuman dalam bentuk
segar (fresh) tapi juga dalam bentuk bahan olahan. Munculnya produk olahan
lebih didasari pada keinginan manusia untuk mencoba hal-hal baru atau untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan aktifitas pada masa
modern.
Metode Pengawetan secara umum dapat dibagi dua yaitu menggunakan
teknologi atau metode dan penambahan bahan pengawet. Banyak cara dan
teknologi yang telah dipakai untuk proses pengawetan, pemilihan teknologi
pengawetan didasarkan pada beberapa faktor antara lain biaya, skala produksi,
rentang waktu makanan tersebut dikonsumsi. Dan setiap bahan pengawet yang
kita gunakan harus aman dan bebas dari senyawa yang merugikan tubuh.
2.2. Jenis-jenis Pengawet Makanan

Dalam sejarah peradaban kehidupannya, manusia sebagai makhluk yang


berakal senantiasa berusaha mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari
waktu ke waktu. dalam proses pencapaian tersebut, manusia memanfaatkan
kemampuan akal yang dimilikinya. Dengan usaha dan pengalaman yang ada,
terdapat beberapa jenis jenis pengawet makanan yang digunakan hingga saat
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pengawet buatan
Pengawet buatan yang dimaksud adalah hasil produksi pabrik.
a. Asam asetat
Asam Asetat atau yang biasa dikenal dengan asam cuka. Selain
sebagai pemberi rasa masam seperti yang dipakai dalam makanan bakso,
pempek dan sebagainya. Asam Asetat memiliki sifat antimikroba sehinga
dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Contoh makanan yang

mengandung asam asetat adalah acar, saos tomat, saus cabai, sambal dan
lain-lain.
b. Benzoate
Benzoate biasanya ditemukan dalam bentuk garam (natrium
benzoate) dan asam benzoate. Bahan pengawet ini biasanya digunakan
untuk mengawetkan berbagai produk makanan atau minuman ringan
seperti kecap, selai, sari buah, nata de coco, agar agar dan sebagainya.
c. Garam nitrit
Garam Nitrit biasanya digunakan untuk pengawet daging, baik
daging olahan seperti kornet dan sosis. Senyawa nitrit juga dapat
digunakan untuk mengawetkan makanan atau kue kering. Namun, saat ini
senyawa nitrit dicurigai merupakana penyebab kanker, sehingga untuk
sementara senyawa nitrit tidak diperbolehkan dipakai sebagai bahan
pengawet.
d. Sorbat
Sorbat biasa kita temukan dalam bentuk garam atau asam sorbet.
Sorbet berfungsi sebagai penghambat tumbuhnya kapang pada makanan.
Sorbet bisa ditemukan pada margarine, acar, keju, anggur, dan lain-lain.
e. Propianat
Propianat umumnya berbentuk garam dan asam propianat. Selain
mencegah pertumbuhan kapang, propianat juga digunakan untuk
menghambat

pertumbuhan

barcillus

mesentericus

yang

dapat

menyebabkan kerusakan. Propianat juga digunakan dalam pengawetan roti


dan keju.
f. Sulfit
Sulfit berbentuk garam kalium dan biasa dipakai dalam pengawetan
udang beku, sari nanas atau potongan kentang.
g. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat dapat berfungsi sebagai pengawet
makanan. Makanan yang telah diberi Vitamin C dapat bertahan selama
beberapa waktu. Vitamin C merupakan anti oksidan, sehingga selama
makanan tersebut masih mengandung vitamin C, maka yang akan
teroksidasi adalah vitamin C nya dahulu. Vitamin C sering ditambahkan
pada minuman kemasan.
h. Vitamin E atau Tokofero

Vitamin E juga dapat digunakan sebagai pengawet. Kerja vitamin E


sama dengan vitamin C, yaitu sebagai antioksidan. Karena Vitamin E dapat
larut dalam minyak maka vitamin E digunakan dalam makanan yang
mengandung minyak tinggi. Misalnya pengawet minyak kelapa, dan
mentega.
2. Pengawet Alami
Pengawet alami adalah zat yang dapat dipakai sebagai pengawet yang diperoleh
secara langsung dari alam.
a. Garam dapur
Ikan dapat bertahan lama karena diberi pengawet alami yaitu garam
dapur. Garam dapur selain sebagai bumbu dapur dapat berfungsi sebagai
pengawet. Selain sebagai pengawet ikan, garam dapur juga dipakai untuk
mengawet telur seperti telur asin.
b. Gula pasir
Gula pasir sering dipakai mengawetkan buah buahan dengan cara
memasukkan buah tersebut ke dalam larutan gula pasir yang pekat. Gula
pasir juga dipakai dalam pengawetan nata de coo. Dalam praktiknya gula
pasir sering dikombinasikan dengan asam sitrat, sehingga pengawetsn
dapat berjalan lebih efektif
c. Kunyit
Kunyit memiliki kemampuan menghambat atau bahkan membunuh
laju dari mikroba. Oleh karena itu, penggunaan kunyit pada makanan
tertentu dapat membantu melindungi makanan selama beberapa hari.
Kunyit juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis pasa ikan dan
mempercantik penampilan masakan.
3. Pengawet Berbahaya
Dewasa ini terdapat pengawet berbahaya yang digunakan untuk
mengawetkan makanan. Padahal pengawet tersebut digunakan untuk
mengawetkan mayat atau bahan-bahan yang digunakan industry tekstil dan
lain-lain. Berikut adalah beberapa pengawet berbahaya Biasanya terdapat
dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll.
2.3. Teknik Pengawetan Makanan

Selain jenis-jenis pengawet makanan terdapat pula cara teknik atau


pengolahan pengawetan

makanan.

Berikut

macam-macam

pengawetan

makanan, sebagai berikut;


1. Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan zaman dahulu
yang paling banyak digunakan. Teknik pengawetan ini bertujuan untuk
mengurangi molekul air yang menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme, sehingga dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan
bakteri yang berada pada makanan tersebut. Jenis makanan yang biasanya
diawetkan dengan cara ini itu ialah daging-dagingan. Pengawetan dengan
cara ini memanfaatkan sumber cahaya matahari untuk mengevaporasikan
molekul-molekul air. Cara pengawetan seperti ini masih banyak digunakan
2.

oleh manusia hingga saat ini. Terutama untuk mengawetkan ikan.


Pengasapan
Proses pengawetan makanan melalui proses pengasapan ini dilakukan
dengan cara menempatkan makanan yang akan diawetkan pada suatu
ruangan tertutup dan kemudian diasapi dengan asap yang dihasilkan dari
pembakaran tanaman- tanaman (terutama bagian batang dari tanaman
tersebut).

Cara

pengawetan

ini

paling

umum

digunakan

untuk

mengawetkan daging ikan. Pengasapan merupakan salah satu metode tertua


dalam cara pengawetan makanan yang muncul setelah adanya penemuan
3.

api.
Penggaraman
Penggaraman tidak hanya berlaku untuk penggunaan garam saja,
namun juga gula ataupun campuran dari keduanya. Untuk proses
pengawetan dengan menyamahkan garam pada daging biasa dipadukan
dengan proses pengeringan (penjemuran). Cara pengawetan penggaraman
seperti itu banyak dilakukan oleh nelayan-nelayan di pesisir pantai untuk
mengawetkan ikan hasil penangkapan mereka. Sedangkan proses
penggaraman dengan menggunakan gula lebih umum digunakan untuk
mengawetkan buah-buahan, khususnya untuk dijadikan manisan. Cara
pengawetan melalui penggaraman dengan menggunakan garam mulai
berkembang sejak zaman dahulu, sedangkan penggaraman dengan

menggunakan gula mulai dilakukan semenjak ditemukannya cara


4.

penyulingan gula.
Fermentasi
Fermentasi merupakan metode pengawetan dengan memasukan
makanan yang akan diawetkan ke dalam cairan anti-mikroba (cairan
fermentasi) yang dapat dikonsumsi. Cairan fermentasi dapat menghambat
atau membunuh bakteri dan mikro-organisme pada makanan. Agen
fermentan yang umum digunakan antara lain adalah air garam, cuka,
alkohol, dan minyak sayur (khususnya minyak zaitun). Proses pengawetan
ini terkadang melibatkan pemanasan atau perebusan. Dalam proses
fermentasi, makanan yang diawetkan juga turut menghasilkan bahan
pengawet natural berupa asam laktat. Metode ini dipercaya telah dilakukan

5.

pada zaman masa mesir kuno dan Babilonia 5000 tahun lalu.
Zat aditif buatan
Pengawet makanan tambahan (lebih ke kimiawi) mulai berkembang
diawal abad ke 18. Saat ini zat aditif buatan yang digunakan semakin
beragam dan penggunaannya pun semakin berkembang pesat. Zat aditif
dibagi menjadi dua jenis, yaitu berupa antimikroba- yang menghambat
pertumbuhan bakteri atau jamur- dan dapat juga berupa antioksidan yang
menghambat proses oksidasi pada makanan.

6.

Pengalengan dan pembotolan


Cara pengawetan ini pertama kali ditemukan oleh Nicolas Appert pada
tahun 1805. Pengalengan adalah proses pengawetan makanan masak yang
dimasukan ke dalam kaleng atau toples yang telah disterilkan, lalu kaleng
dan toples tersebut dipanaskan untuk membunuh atau melemahkan bakteribakteri yang mungkin masih tersisa dalam proses sterilisasi. Makanan
memiliki berbagai tingkat perlindungan alami terhadap pembusukan.
Makanan yang diawetkan dengan cara pengalengan atau pembotolan sangat
berisiko untuk membusuk sekali kaleng atau botol telah dibuka.
Kurangnya kontrol kualitas dalam proses pengalengan memungkinkan
masuknya air atau mikro-organisme, sebagian besar kegagalan proses
tersebut dapat terdeteksi dari pembusukan yang terjadi. Pembusukan atau
dekomposisi dalam kaleng dapat menyebabkan produksi gas yang dapat

menyebabkan kemasan membengkak atau pecah. Namun, beberapa proses


pengalengan dan pembotolan yang dilakukan tanpa memperhatikan
ketelitian proses dan kebersihan yang dapat menyebabkan kontaminasi
makanan kaleng oleh bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini
menghasilkan racun berbahaya dalam makanan yang dapat menyebabkan
penyakit parah atau kematian. Organisme ini tidak menghasilkan gas atau
rasa yang jelas sehingga tidak dapat terdeteksi dari rasa atau baunya.
Meskipun racun yang dihasilkan dapat terdenaturasi dengan proses
memasak.
7. Pendinginan dan Pembekuan
Proses pendinginan dapat memperlambat pertumbuhan dan reproduksi
dari mikro-organisme serta aktivitas enzim yang dapat membuat makanan
jadi membusuk. Proses pengawetan dengan cara ini pertama kali saat
ditemukannya kulkas di era tahun 1950-an. Penemuan ini secara drastis
merubah kebiasaan makan banyak orang di dunia, khususnya belahan dunia
Barat pada saat itu. Mereka mulai menyimpan makanan seperti buah segar,
salad dan produk susu untuk disimpan dengan aman untuk jangka waktu
yang lebih lama. Mesin pendingin telah menjadi sebuah gaya hidup dan
cara pengawetan makanan yang paling populer saat ini. Sedangkan cara
pengawetan makanan dengan proses pembekuan berkembang hampir
bersamaan setelah ditemukannya kulkas atau mesin pendingin. Dalam
proses ini makanan yang akan diawetkan tidak hanya didinginkan tetapi
benar-benar dibekukan. Teknik ini pada dasarnya memanfaatkan sifat khas
mikro-organisme (seperti bakteri atau fungi) yang akan mengalami
dormansi atau pe-non-aktif-an akibat suhu rendah yang membuat proses
metabolisme mereka terhenti. Pembekuan juga merupakan salah satu cara
yang paling umum digunakan baik secara komersial maupun rumah tangga
untuk mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Biasanya makanan mentah yang tidak akan diolah terlebih dahulu dalam
jangka waktu lama dibekuan sebelum dilakukannya proses pemasakan.
Namun cara ini akan benar-benar efektif membuat makanan yang
diawetkan tahan hingga berbulan-bulan bila makanan tersebut disimpan di
dalam tempat yang benar-benar dingin dan gelap.

2.4. Tips Memilih Makanan


Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi tentulah menjadi salah satu
tujuan dalam menciptakan hidup sehat, akan tetapi bagaimana bila makanan
tersebut justru mengandung unsur kimiawi berbahaya bagi tubuh.
Dewasa ini banyak sekali makanan yang ditawarkan dipasaran dengan
menggunakan bahan pengawet yang tentu saja efek dari pengawet tersebut
tidaklah baik untuk tubuh. Tentu banyak sekali masalah yang akan timbul bila
salah mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet mengandung
bahan kimia berbahaya seperti formalin dan boraks.
Berikut adalah tips makanan sehat dan cara cermat dalam memilih
makanan sehat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM):
a.

Pemberian label pada setiap kemasan produk harus anda lihat dengan teliti.
Pastikan di label tersebut terdapat izin dari Badan POM. Dan biasanya
tertulis pada label dengan tulisan: POM disusul dengan nomor izin
pendaftaran. Untuk produk hasil industri rumah tangga atau home industry
harus anda cermati juga yaitu pastikanlah dilabel makanan terdapat tulisan
P-IRT dan juga nomor izin pendaftaran.

b.

Memilih ikan atau hasil laut lainnya yaitu pastikan tekstur ikan masih
kenyal, sisik ikan masih utuh, tidak terkelupas, mata ikan masih menonjol.
Ikan yang berformalin tidak akan pernah di hinggapi binatang seperti lalat.

c.

Memilih daging sapi yang baik dan sehat yaitu pastikanlah jarak waktu
antara masa penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama, supaya
daging yang anda konsumsi pun masih sehat dan segar untuk anda masak.
Daging sapi yang baik adalah tekstur serat terlihat jelas dan berwarna segar.

d.

Memilih daging ayam yaitu pilihlah daging ayam yang warna dagingnya
putih segar serta tidak terdapat luka pada daging dan juga tekstur kulit
daging ayam tidak membiru.

e.

Pilihlah bahan makanan mentah dan segar dengan warna yang cerah,
dengan demikian pasti akan lebih sehat bila memilih beberapa bahan
makanan mentah dengan cermat dan teliti.

f.

Pilihlah makanan yang tidak diawetkan atau mengandung bahan


pengawet karena hal ini dapat memberikan kebaikan yang nyata bagi
tubuh.

g.

Memilih makanan yang berwarna sebaiknya baca dan cermati jenis bahan
pewarna yang digunakan pada kemasan makanan serta perhatikan banyak
pemberian pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.

h.

Untuk produk makanan atau minuman yang tak dikemas secara khusus, ada
baiknya pilihlah makanan atau minuman dengan warna yang tidak terlalu
mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang
terlihat mencolok. Karena bisa saja warna yang terlalu mencolok tersebut
bukanlah menggunakan pewarna makanan, akan tetapi menggunakan
bahan pewarna tekstil yang pastinya sangat berbahaya untuk kesehatan.
Memang mengkonsumsi makanan tanpa pengawet nampaknya sedikit repot

akan tetapi hal ini justru secara tidak langsung membantu menjaga kesehatan
tubuh. Dewasa ini banyak sekali makanan cepat saji yang pastinya mengandung
banyak pengawet, maka ada baiknya lebih selektif lagi dalam memilih makanan
antara yang diawetkan atau yang menandung bahan pengawet.

10

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1. Pemakaian Pengawet Makanan
Pemakaian pengawet makanan, dibagi berdasarkan jenis-jenisnya dan
teknik penggunaannya, sebagai berikut;
a. Pemakaian Pengawet Buatan
Saat ini pemakaian pengawet buatan digunakan kalangan industri
makanan untuk mengawetkan olahan yang diproduksi mereka agar hasil
produksi mereka dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk penggunaannya biasanya digunakan oleh kalangan konsumen
rumahan atau masyarakat. Salah satu contohnya adalah asam asetat atau lebih
dikenal dengan cuka, meskipun cuka adalah salah satu pengawet buatan tetapi
bukan pengawet berbahaya asal penggunaannya yang tidak melebihi batas
normal. Masyarakat sering menggunakan cuka sebagai pengawet makanan,
misalnya pada pembuatan acar yang menambahkan cuka sebagai rasa asam
pada acar.
Berbagai jenis pengawet buatan yang terkandung dalam produk makanan
instant masih aman untuk dikonsumsi asal jumlah takaran yang masih normal
untuk di konsumsi.
b. Pemakaian Pengawet Alami
Penggunaan pengawet alami sudah dilakukan sejak dulu. Saat ini
penggunaan pengawat alami digunakan hampir oleh seluruh kalangan
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa Masyarakat
mengatakan bahwa pengawet alami digunakan untuk mengawetkan makanan.
Mereka menggunakan bahan pengawet alami dalam kehidupannya sehari hari
seperti garam, gula pasir, dan kunyit. Bahan tersebut tidak hanya sebagai
pengawet makanan saja juga sebagai penambah cita rasa masakan mereka
sehari-hari seperti penggunaan kunyit yang dapat menghilangkan bau amis pada
ikan.
c. Pemakaian Pengawet Berbahaya
Dewasa ini banyak berbagai kasus yang menyebutkan banyak berbagai
makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya yang sebenarnya tidak
layak untuk dikonsumsi, seperti penggunaan formalin pada tahu dan boraks
pada baso.

11

d.

Pemakaian Teknik Pengawet Makanan


Selain menggunakan atau mencampurkan berbagai bahan pengawet,

dapat dilakukan teknik pengawetan makanan yang dapat dilakukan untuk


mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang relatif lama. Teknik seperti
pemanasan, pendinginan, pengasapan, penggaraman adalah contoh yang sering
dlakukan oleh masyarakat untuk mengawetkan makanan.
3.2. Dampak Pemakaian Pengawet Makanan
Berbagai macam dampak negatif yang ditimbulkan akibat pemakaian
pengawet makanan. Akibat yang ditimbulkan berasal dari pengawet makanan
yang bersifat sintesis atau buatan bahkan pengawet yang berbahaya. Hal ini
biasanya pengaruh dari penggunaan yang melebihi takaran atau bahan
pengawet yang tidak layak konsumsi.
Berikut merupakan contoh dari dampak pemakaian penngawet makanan,
sebagi berikut;
1) Kanker
Dalam sebuah litertur disebutkan bahwa apabila mengonsumsi pengawet
secara berlebihan, dapat menimbulkan efek samping berupa edema
(bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di
dalam tubuh.
2) Iritasi Lambung
Penyakit ini disebabkan karena tidak teraturnya makan, yang memperberat
fungsi saluran cerna dan banyaknya asam lambung yang biasanya disebut
penyakit mag.
3.3. Solusi Penggunaan Pengawet dalam Makanan
Berbagai macam solusi penggunaan pengawet dalam makanan tampaknya
sangat sulit dilakukan mengingat berkembangnya ilmu teknologi yang serba
instan. Akan tetapi jika kita benar-benar ingin memulai hidup sehat tanpa
menggunakan pengawet buatan dalam makanan yang terdapat pada makanan
instan kita dapat memulainya dengan menggunakan bahan pengawet alami
dalam makanan. Mencegah dan membiasakan adalah salah satu solusi yang
dapat digunakan untuk penggunaan pengawet dalam makanan, apalagi dewasa
ini tersebarnya makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya.

12

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat
makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik
dan kimia makanan. Terdapat beberapa jenis pengawet makanan yaitu pengawet
alami, buatan dan pengawet berbahaya.
Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa untuk mengetahui mutu awal
pangan tetap terjaga selama mungkin juga untuk menghambat pembusukan
akibat mikroba perusak makanan perlu ditambahkan bahan pengawet pangan.
Bahan pengawet pangan merupakan bahan tambahan pangan yang boleh
digunakan dalam produk pangan asalkan digunakan secara tepat sesuai
peruntukannya dan dengan takaran yang tepat serta tidak melebihi batas
maksimum yang dipersyaratkan.
Bahan tambahan pangan diperlukan dalam kehidupan masa sekarang untuk
membantu penyediaan pangan bagi umat manusia. Tanpa pengawet, kerusakan
pangan, biaya pangan dan kehilangan pangan karena serangga atau mikroba
menjadi sangat tinggi.
Kita hanya perlu memperhatikan dalam penggunaan bahan pengawet
makanan, sebagai berikut;

13

1) Pilih pengawet yang benar atau yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan
serta telah terdapat di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI.
2) Takaran penggunaannya pada label kemasan
3) Menggunakan Takaran yang sesuai dengan petunjuk pada label
4.2 Saran
Berbagai macam cara yang lebih baik dari mengonsumsi atau membeli
makanan yang mengandung berbagai jenis bahan pengawet buatan, agar terbebas
dari berbagai macam penyakit dam memulai hidup sehat. Berikut merupakan
saran yang dapat dilakukan, sebagai berikut;
1) Memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi
2) Lebih selektif dalam memilih makanan instan
3) Mengurangi konsumsi makanan instan
4) Magetahui ciri-ciri makanan atau bahan makanan yang mengandung pengawet
berbahaya
5) Meningkatkan pengawasan terhadap jajanan anak

DAFTAR PUSTAKA
Adi Syahputra. 2013. Hindari Daftar Zat Aditif Makanan Berbahaya Ini, [online].
Tersedia: http://jajananberbahaya.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013
Aryulina Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta: Esis.

14

Mendung Jayadi. 2012. Metode Pengawetan Makanan, [online]. Tersedia:


http://getmoveon.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013.
Jatmiko Wahyudi. 2010. Proses Pengawetan Makanan, [online]. Tersedia:
http://litbang.patikab.go.id. Diakses tgl 13 Maret 2013
Rachadian Yahya. 2012. Jenis Pengawet Makanan, [online]. Tersedia:
http://www.dheanbj.com. Diakses 13 Maret 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Woro Nigtyas. 2013. Tips Makanan Sehat, [online]. Tersedia:
http://keship.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013.

15

Vous aimerez peut-être aussi