Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Karena berkatNya yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini tentang penggunaan
obat tipe beta blocker pada Penyakit Angina Pektoris dan Vasodilator.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak, makalah inipun dapat terselesaikan dengan beberapa
kekurangan yang ada. Karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada bebagai pihak yang turut andil dalam proses pembuatan makalah ini.
1.
2.
spiritual, juga beberapa bantuan dalam bentuk pencarian materi dan beberapa hal
lain.
3.
Dan semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
Penulis
KATA PENGANTAR
................................................................................................
1
DAFTAR ISI
................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
................................................................................
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Angina Pectoris
................................................................................
4
B. Penyebab dan gejala angina pectoris ...............................................
5
C. Diagnosa angina pectoris .................................................................
6
D. Pengobatan Angina Pektoris ............................................................
7
E. Macam-Macam Anti Angina
............................................................
9
F. Pencegahan Angina Pectoris
............................................................
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................
Pendahuluan
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit
jantungkoroner ( PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yangcukup penting. Di Negara-negara maju dan beberapa Negara berkembang
sepertiIndonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama. Di Amerika Serikat didapatkan
bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJK mempunyai manifestasi awal AnginaPectoris
Stabil ( APS ).
Jumlah pasti penderita angita pectoris ini sulit diketahui.Dilaporkan bahwa insidens
angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahunsebesar 213 penderita per
100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakanada 6.200.000 penderita APS
ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya sangatkecil bila dibandingkan dengan
laporan dari dua studi besar dari Olmsted Country danFramingham, yang mendapatkan
bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai3.5% dari penderita APS pertahun,
atau kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infark miokard akut.
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannyaterutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih
komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark
miokard akut dankematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangi
symptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup
Anti Angina
Angina pectoris merupakan gejala utama penyakit iskemia jantung. Terjadi bila kebutuhan
oksigen miokardium kurang dari pengadaan oleh arteria koroner. Nyeri angina berupa nyeri
mendadak hebat, menekan di daerah sub-eksternal/pre kordinal menjalar ke bahu dan fleksor
lengan kiri. Nyeri umumnya dicetuskan oleh aktifitas fisik, emosi, makan, dan seringkali
terkait dengan depresi segmen-st elektrokardiogram.
Hal tersebut diakibatkan oleh aliran darah koroner berkurang, karena penyempitan pembuluh
darah akibat spasme dan/atau proses alterosklerosis.
Obat angina dibagi menjadi 2 kelompok. Pertama untuk mengatasi atau mencegah serangan
akut, dan kelompok kedua untuk mencegah/mengurangi jumlah serangan angina (pencegahan
jangka panjang). Untuk
preparat nitrat organik kerja pendek, yakni nitrogliserin sublingual dan isosorbid dinitrat
sublingual.
Untuk pencegahan jangka panjang digunakan nitrat kerja panjang, beta bloker. Nitrat kerja
panjang seringkali menimbulkan toleransi terhadap efek terapi. Untuk angina dengan spasme
koroner yang dominan, antagonis kalsium merupakan obat terpilih, sedangkan beta-bloker
merupakan kontraindikasi. Untuk angina of effort, beta-bloker sama efektifnya dengan
antagonis kalsium, pilihan tergantung pada kondisi pasien.
Rasa nyeri berawal dari tulang dada, kemudian menyebar ke pundak, leher, rahang, lengan,
dan punggung. Umumnya nyeri hanya dirasakan pada bahu dan lengan kiri, jarang terjadi
pada lengan kanan.Selain rasa nyeri, gejala lainnya dapat berupa berkeringat dingin, sukar
bernafas, nyeri ulu hati, pusing dan mual.
Nyeri dada, berupa rasa sesak seperti terhimpit, rasa terbakar atau rasa tertekan pada
daerah dada. Intensitas nyeri meningkat secara bertahap kemudian berangsur-angsur hilang
kembali. Serangan terjadi selama 30 detik sampai 30 menit.
c. Pengobatan Alternatif
Antioksidan , termasuk vitamin A ( Beta Karoten ) , vitamin c , vitamin e , dan selenium
dapat membatasi kerusakan oksidatif pada dinding pembuluh darah yang mungkin menjadi
pelopor pembentukan plak ateroskerotik.
Prognosa angina pectoris
Prognosis untuk pasien dengan angina pectoris tergantung pada penyebabnya , jenis
keparahan , dan kesehatan umum individu . Seseorang yang memiliki angina ,
memiliki prognosis yang baik jika ia mencari perhatian medis yuang segera dan belajar
pola-nya atau angina-nya . Seperti apa yang menyebabkan serangan , apa yang mereka
rasakan , berapa lama episode biasanya berlangsung , dan apakah obat meringankan
serangan . Jika gejala itu berarti , atau jika gejala mirip dengan serangan jantung
bantuan medis harus segera dicari .
Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri epikardial tanpa
mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard. Dilatasi terjadi pada arteri yang normal
maupun yang abnormal juga pada pembuluh darah kolateral sehingga memperbaiki aliran
darah pada daerah isomik. Toleransi sering timbul pada pemberian oral atau bentuk lain dari
nitrat long-acting termasuk pemberian topikal atau transdermal. Toleransi adalah suatu
keadaan yang memerlukan peningkatan dosis nitrat untuk merangsang efek hemodinamik
atau anti-angina. Nitrat yang short-acting seperti gliseril trinitrat kemampuannya terbatas dan
harus dipergunakan lebih sering. Sublingual dan jenis semprot oral reaksinya lebih cepat
sedangkan jenis buccal mencegah angina lebih dari 5 jam tanpa timbul toleransi.
Contoh nitat yang sering dipakai adalah nitroglycerin.
B.
Beta- Bloker
Beta Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar
penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya mengurangi denyut jantung, kontasi
miokard, tekanan arterial dan pemakaian O2. Beta Bloker lebih jarang dipilih diantara jenis
obat lain walaupun dosis pemberian hanya sekali sehari. Efek samping jarang ditemukan
akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat bronkospasme, bradikardi
dan gagal jantung.
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung
tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan noncardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
C. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner, Nifedipin
dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina, memperkuat efek nitrat oral dan
memperbaiki toleransi exercise. Merupakan pilihan obat tambahan yang bermanfaat terutama
bila dikombinasi dengan beta-bloker sangat efektif karena dapat mengurangi efek samping
beta bloker. Efek anti angina lebih baik pada pemberian nifedipin ditambah dengan separuh
dosis beta-bloker daripada pemberian beta-bloker saja.
Pengobatan pada angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita harus dirawat di
rumah sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-antagonis ditambah pada beta-bloker
akan tetapi dosis harus disesuaikan untuk mencegah hipertensi. Sebagian penderita sengan
pengobatan ini akan stabil tetapi bila keluhan menetap perlu dilakukan test exercise dan
arteriografi koroner. Sebagian penderita lainnya dengan risiko tinggi harus diberi nitrat i.v
dan nifedipin harus dihentikan bila tekanan darah turun. Biasanya kelompok ini harus segera
dilakukan arteriografi koroner untuk kemudian dilakukan bedah pintas koroner atau
angioplasti.
D. Antipletelet, trombolitik dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan antikoagulan.
Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita angina tak stabil selama lebih dari
2 tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak
fatal pada penderita angina tidak stabil.
Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan sering diberikan daripada aspirin untuk
jangka pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan penderita sebelum arteriografi.
Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin selama fase akut
maupun sesudahnya
Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum mendapat
pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak ada kontra indikasi.
Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker dengan ca-antagonis diberikan sekaligus
dengan nifedipin.
Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan.
Kesimpulan
Angina pectoris merupakan nyeri atau ketidaknyamanan atau tekanan lokal di dada
yang disebabkan oleh kekurangan pasokan darah pada otot jantung .
Kondisi angina disebabkan hasil dari kegiatan yang berat seperti oahraga.Angina juga
jarang menyebabkan kerusakan permanen otot jantung .
Rasa nyeri berawal dari tulang dada, kemudian menyebar ke pundak, leher, rahang,
lengan, dan punggung. Umumnya nyeri hanya dirasakan pada bahu dan lengan kiri, jarang
terjadi pada lengan kanan.
Selain rasa nyeri, gejala lainnya dapat berupa berkeringat dingin, sukar bernafas,
nyeri ulu hati, pusing dan mual.
Nyeri dada, berupa rasa sesak seperti terhimpit, rasa terbakar atau rasa tertekan pada daerah
dada. Intensitas nyeri meningkat secara bertahap kemudian berangsur-angsur hilang
kembali. Serangan terjadi selama 30 detik sampai 30 menit.
Daftar Pustaka