Vous êtes sur la page 1sur 6

Amina

Amina primer

Amina sekunder

Amina tersier

Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa nitrogen atom denganpasangan
sendiri. Amino merupakan derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang
termasuk amino ialah asam amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Yang berbau dari amoniak, ialah ikan tua, air kencing, rotting daging, dan mani merupakan semua terdiri dari zat amino.

http://id.wikipedia.org/wiki/Amina (wikipedia,

23 Mei 2012) diak 13 nov 12

Amina adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berikatan dengan satu/
dua/ tiga atom karbon. Ditinjau dari rumus strukturnya, amina merupakan turunan dari
NH3 dengan satu/ dua/ tiga atom hidrogennya digantikan oleh gugus alkil (-R) atau aril (-Ar).
Klasifikasi amina didasarkan atas jumlah atom H dalam NH3 yang digantikan oleh gugus alkil/
aril. Bila yang diganti hanya satu atom H disebut amina primer, bila yang diganti dua buah atom
H disebut amina sekunder, dan bila yang diganti tiga buah atom H dinamakan amina tersier. Bila
penggantinya gugus alkil dinamakan amina alifatik, dan bila penggantinya gugus aril dinamakan
amina aromatik. Dalam hal atom N dalam amina merupakan bagian dari suatu cincin maka
amina tersebut diklasifikasikan sebagai amina heterosiklik. Bila atom N dalam amina merupakan
bagian dari cincin aromatik, maka amina tersebut termasuk amina heterosiklik aromatik.
Menurut tatanama IUPAC, pemberian nama pada amina primer serupa dengan cara untuk
alkohol, tetapi akhiran a dalam nama alkana induknya diganti dengan kata amina. Untuk amina
sekunder dan tersier, diberi nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang
tersubstitusi pada atom N. Dalam tatanama trivial, adalah dengan menyebut nama gugus alkil/
aril yang terikat pada atom N dengan urutan abjad, kemudian ditambahkan kata amina
dibelakangnya.
Semua amina merupakan senyawa polar, dan antar molekul amina primer/ sekunder terdapat
ikatan hidrogen. Karena perbedaan keelektronegatifan antara atom N dan H relatif kecil maka
ikatan hidrogen antar molekul amina tidak sekuat molekul-molekul yang mengandung gugus
OH, seperti misalnya alkohol. Adanya perbedaan kekuatan antara ikatan hidrogen dalam
molekul-molekul amina maupun alkohol nampak pengaruhnya terhadap titik didih kedua
golongan senyawa tersebut. kelarutan amina dalam air menurun seiring dengan meningkatnya
berat molekul. Dengan molekul air, semua amina dapat membentuk ikatan hidrogen.
Semua senyawa amina bersifat basa lemah, demikian pula larutannya dalam air. Harga tetapan
ionisasi asam konjugat suatu amina (Ka) dijadikan acuan dalam menentukan kebasaan suatu
amina. Dalam praktiknya, yang dipakai adalah notasi pKa (= -log Ka). Hasil kajian menunjukkan
bahwa sifat basa suatu amina alifatik/ aromatik ditentukan oleh rumu strukturnya.
Semua amina dapat bereaksi dengan asam. Di samping itu terdapat pula reaksi-reaksi yang
khas, yaitu: (a) dengan HNO2amina alifatik primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi
yang spesifik, sehingga dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis amina tersebut, (b)
amina aromatik primer dengan HNO2 pada 00C menghasilkan garam diazonium, (c) dengan
HOCl atau (CH3)3C-OCl amina akan mengalami substitusi pada atom H (yang terikat atom N)
oleh atom Cl, (d) larutan KMnO4dan asam-asam peroksi dapat mengoksidasi amina.

Dua macam cara yang dapat digunakan untuk membuat amina adalah: (a) cara substitusi, yaitu
mereaksikan amonia dengan alkil halida, (b) cara reduksi, yaitu dengan mereduksi senyawa nitro
atau senyawa nitril atau senyawa aldehida/ keton, dengan ketentuan bahwa untuk masingmasing senyawa tersebut menggunakan reduktor yang berbeda. Cara pembuatan amina primer
yang khusus adalah melalui reaksi degradasi Hofmann, yaitu mereaksikan suatu amida dengan
brom dalam suasana alkalis. Kekhususan dari cara yang terakhir ini adalah terjadinya
pengurangan satu atom C (degradasi) pada amida asalnya.
http://isepmalik.wordpress.com/2012/04/29/amina/ (isep abdul malik, 2012) diak 13 nov 12

AMINA
A. Pengantar
1. Pengertian
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandungatom nitrogen trivalen yang
berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana aminajuga merupakan suatu senyawa yang mengandung
gugusan amino (-NH2, - NHR, atau NH2).Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom
karbon (tetapi bukangugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah
karbonil,senyawanya adalah amida, bukan amina.
2. Ciri Khas
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang terpenting adalahamina. Di samping itu
sejumlah amina memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya efedrinaberkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina yang
dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi,dan amfetamina yang mempunyai efek stimulant. Kelompok senyawa
alkaloid yang berasal daritumbuhan secara kimia juga meripakan bagian dari golongan basa organic amina.
B. Struktur
Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memilikiurutan yang paling penting
dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas darisemua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifatsifat yang di pelajari dalam senyawa aminaakan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid
yang mempunyaiperan pentig dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
C. Tata Nama
Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti nama sistematik alkohol, monohidroksi
akhiran a dalam nama alkana induknya diganti oleh kata amina. Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik
(gugus yang terikat pada atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang
tersubtitusi pada atomN. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap sebagaiamina
induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan caramenggunakan awalan N (yang
berarti terikat pada atom N).
Tata Nama Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/arilyang terikat pada atom N
dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus memperhatikanurutan abjad huruf terdepan dalam nama gugus
alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina dibelakang nama gugus-gugus tersebut
D. Klasifikasi
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),tergantung kepada jumlah atom
karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atomkarbon, seperti pada alkohol)
E. Sifat-Sifat Amina
1. Sifat Kimia
Kebasaan
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basis, contoh
Metilamonium hidroksida[CH3NH3][HO]. Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan
ionisasi konjugatnya(Ka).

Reaksi Amina dngan Asam


Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan asam danmenghasylkan garam yang larut
dalam air. Contoh dietilamonium klorida
2. Sifat Fisik
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan NH adalah ditengah-tengah antaraalkana (tidak ada ikatan
hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat)
F. Reaksi-Reaksi Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yangmengandung unsur NN=O
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenusamina tersier yang
digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin
aromatik oleh gugus NO
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0C menghasilkan garam diazonium
G. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.
Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawaitu dapatbertindak
sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksidengan amonia menghasilkan garam dari amin
primer. Bila garam amina ini direaksikan denganbasa akan dibebaskan amina bebas.Reaksi alkil halida dengan amina dan
bukan amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier,atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang
digunakan.
Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen(hidrogenasi katalitik)
menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi
pada amida nitrogen.
http://id.scribd.com/doc/50097221/AMINA-docx-penting (Titis swastika, 2011) diak 13 nov 12
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogentrivalent yang berikatan satu,dua, atau tiga atom
karbon.Amida adalah turunan dari asan karboksilat. Gugus amida dituliskandengan atom nitrogen yang terikat pada
karbon karbonil. Senyawa ini bersifatnetral. Pembentukan senyawa amida dapat dilakukan dengan mereaksikansuatu
amina karboksilat dengan asil halide atau anhidrida asam pada kondisiyang cocok.
Rumus umum amina:
CnH2n+3N
Rumus umum amida:
CnH2n+1ON
Amida adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogentrivalent yang terikat pada suatu gugus karbonil. Amida
merupakan turunan dariasam karboksilat.
II.1 Teori Ringkas
Kebanyakan senyawa amina berguna dalam kehidupan sehari-harisebagai Pewarna dan obat. sedangkan dalam industri
senyawa amina banyak digunakan sebagai penanganan gas karbon dioksida dan hidrogen sulfida.Amina adalah Senyawa
organik yang mengandung nitrogen dengan pasangan elektron bebas. amina merupakan tururnan dari Amonia, yang
manasatu atau lebih hidrogennya telah tergantikan oleh kelompok Alkil. banyak senyawa amina yang sangat penting
dalam kehidupan seperti Asam Amino,Anilin, dan Trietilamin.Sifat Amina, Ikatan Hidrogen pada Amina primer dan
Sekuender sangat mempengaruhi sifat fisis dari Amina. Dengan adanya ikatan ini titik didihamina lebih tinggi dari
senyawa sejenis seperti alkohol. Beberapa Amina alifatis(rantai terbuka) memperlihatkan sifat larut dalam air, kelarutan
ini berkurangdengan meningkatnya jumlah atom karbon dalam senyawa .secara teknis hidrolisis merupakan reaksi

dengan air. Itulah yangterjadi ketika Amida dihidrolisis dengan menggunakan katalis Asam encer seperti Asam klorida
encer (HCl). contohnya pada Ethanamida. reaksihidrolisisnya membentuk Asam Etanoat dan Ion Amonia
Hidrolisis Amida, secara teknis hidrolisis merupakan reaksi dengan air.Itulah yang terjadi ketika Amida dihidrolisis
dengan menggunakan katalisAsam encer seperti Asam klorida encer (HCl). contohnya pada Ethanamida.reaksi
hidrolisisnya membentuk Asam Etanoat dan Ion Amonia.Amida merupakan senyawa organik dengan gugus Asil (R-C=O)
yangterhubung dengan Atom Nitrogen. Amida juga sering dihubungkan sebagaisenyawa turunan dari Amonia maupun
Amina. Amida yang paling sederhanamerupakan turunan dari Amonia dengan satu hidrogen didalamnyatergantikan
dengan gugus Asil. Amida biasanya dituliskan dengan RC(O)NH2. Sedangkan senyawa amida yang paling sederhana
adalah Ethanamida. Amida biasanya dibentuk dengan mereaksikan Asam Karboksilat dengan Amina.
http://id.scribd.com/doc/83281692/amina-amida-sukam (Annicha

Nurfitriany, 2012) diak 13 nov 12

REAKSI-REAKSI ANTARA HALOGENALKANA DENGAN AMONIA


Halaman ini menjelaskan tentang reaksi-reaksi antara halogenalkana (haloalkana atau alkil halida) dengan amonia.
Disini juga akan dirangkum fakta-fakta utama tentang reaksi-reaksi tersebut.
Rincian reaksi dan produknya
Halogenalkana dipanaskan dengan sebuah larutan amonia pekat dalam etanol. Reaksi ini dilakukan dalam tabung tertutup. Campuran
ini tidak bisa dipanaskan di bawah refluks, sebagaimana pada reaksi halogenalkana dengan ion-ion hidroksida dan sianida, karena
amonia akan dibebaskan dari kondensor sebagi gas.
Kita akan membahas tentang reaksi tersebut dengan menggunakan 1-bromoetana sebagai sebuah halogenalkana primer sederhana.
Tidak ada perbedaan rincian untuk halogenalkana sekunder atau halogenalkana tersier. Hanya saja persamaan reaksi untuk reaksi
dengan halogenalkana sekunder dan tersier terlihat lebih kompleks dibanding yang sebelumnya!
Akan terbentuk berbagai amina bersama dengan garam-garamnya. Reaksi-reaksi terjadi secara berurutan (tidak sekaligus secara
bersamaan).
Pembuatan amina primer
Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama, terbentuk sebuah garam dalam hal ini,
etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium
telah diganti oleh sebuah gugus etil.

Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam
campuran.

Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina primer, yakni etilamina.
Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.
Pembuatan amina sekunder
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan bromoetana dalam dua tahapan yang
sama seperti reaksi sebelumnya.
Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium
bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.

Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran
tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar berikut:

Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina
sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen.
Pembuatan amina tersier
Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana dalam dua tahapan
yang sama seperti pada reaksi sebelumnya.
Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.

Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran
tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:

Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier
adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.
Pembuatan garam amonium kuartener
Tahap ini merupakan tahap yang terakhir dimana trietilamin bereaksi dengan bromoetana menghasilkan tetraetilamonium bromida
sebuah garam kuartener (yaitu dimana keempat hidrogen telah digantikan oleh gugus-gugus alkil).

Kali ini tidak ada lagi hidrogen tersisa pada nitrogen yang bisa dilepaskan. Reaksi berhenti sampai disini.
Produk reaksi antara bromoetana dengan amonia
Bagaimanapun perlakuan yang diberikan terharap reaksi, akan diperoleh campuran dari semua produk (termasuk amina dan garamgaramnya) yang ditunjukkan di halaman ini.
Untuk memperoleh produk yang sebagian besar adalah garam amonium kuartener, anda bisa menggunakan bromoetana yang
berlebih. Jika anda mencermati reaksi-reaksi yang berlangsug, masing-masing reaksi masih memerlukan bromoetana tambahan. Jika
disediakan cukup banyak bromoetana, maka kemungkinan besar reaksi akan berlangsung sampai sempurna, dengan jumlah waktu
yang cukup.
Disisi lain, jika anda menggunakan amonia yang sangat berlebih, maka peluang terbesar adalah bahwa sebuah molekul boromoetana
akan menabrak sebuah molekul amonia dan bukan kemungkinan bahwa molekul amina akan terbentuk. Ini dapat membantu dalam
mencegah pembentukan amina-amina sekunder (dan lain-lain).

http://cemistry-family.blogspot.com/2011/11/reaksi-reaksi-antara-halogenalkana_26.html (Ramadhan wahyu, 2011) diak 13


nov 12

AMINA
- Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.
- Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.
Sifat fisika Amina :

Suku-suku rendah berbentuk gas.

Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.

Mudah larut dalam air

Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.

Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

Struktur amina : R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder, tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-NH2
Primer

(CH3)2NH
sekunder

Struktur Amina berdasarkan rantai gugus alkil/aril :

(CH3)3N
tersier

Amina aromatis

Amina alifatis

Amina siklis

Amina campuran

PEMBUATAN AMINA :

Reduksi senyawa nitro

Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina

PENGGUNAAN AMINA :

Sebagai katalisator

Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.

Trimetil amina : suatu penarik serangga.

http://jasmansyah.50megs.com/korg1.htm (jasmansyah, 2011) diak 13 nov 12


Amina ,dalam industri banyak dipakai sebagai bahan awal untuk membuat insectisida dan
bahan-bahan farmasi, misalnya pembuatan propanol (senyawa pengaktivasi jantung) melalui
SN2 anatara epoksida dengan isopropilamina. Pembuatan amina di laboratorium dapat dilakukan
ddengan beberapa cara, antara lain : reduksi senyawa nitro, reduksi alkil halide dengan
ammonia, reduksi aminasi, reduksi senyawa nitril, dan degradasi Hotmann.

Vous aimerez peut-être aussi