Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
definisinya
lebih
luas,
BAB II
PEMBAHASAN
berkembangnya
suatu
W
A
D
U
K
T E M PA
T
M ASU
K
T E M PA
T
KELUA
R
CARA
PE N U L
ARAN
mikroorganisme
masuk
kedalam
tubuh
dan
virulensinya.
3. Cara membebaskan sumber dari kuman
Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah proses infeksi
cepat teratasi atau diperlambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu,
penyinaran (cahaya), dan lain-lain.
4. Cara penularan
Cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan atau
udara, dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalam tubuh.
5. Cara masukya kuman
Proses penyebaran kuman berbeda, bergantung dari sifatnya. Kuman
dapat masuk melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit,
dan lain-lain.
6. Daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian sebaliknya, daya
tahan yang buruk dapat memperburuk proses infeksi.
7. Status gizi atau nutrisi
Status gizi dapat mempengaruhi proses infeksi. Apabila seseorang
dengan gizi yang buruk maka akan mempercepat proses infeksi, dan
seseorang dengan gizi yang sehat maka tubuh sesorang tersebut akan
memiliki daya tahan tubuh yang bagus sehingga memperlambat
proses infeksi bahkan imun akan melawan infeksi tersebut.
8. Tingkat stress tubuh
Tujuannya
menghilangkan
jumlah
adalah
mengurangi
mikroorganisme,
baik
atau
pada
tindakan
pada
benda
mati
dengan
maupun
saat
memegang
benda
yang
terkontaminasi.
c. Memakai perlengkapan pelindung.
d. Penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada
kulit.
e. Alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas, serta
desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi).
f. Menangani peralatan tajam dengan aman.
g. Pembuangan sampah.
F. Menjelaskan dan Melakukan Cara Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan membersihkan tangan dari segala kotoran
mulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu. Mencuci
kedua tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan petugas kesehatan
10
c. Alkohol 70%
d. Sabun
Prosedur kerja:
a. Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin,
gelang atau jam tangan.
b. Basahi jari tangan, lengan hingga siku dengan air.
c. Alirkan sabun (2-5 ml) ke tangan dan gosokkan tangan, lengan,
dan kuku sebanyak 15 kali gosokan, sedangkan telapak tangan
hingga siku sebanyak 10 kali gosokan.
d. Bilas dengan air bersih yang mengalir.
e. Setelah selesai, tangan dibilas dan tetap di arahkan ke atas.
f. Gunakan sarung tangan steril.
11
12
1) Berkabut
2) Plastik keras
c. Masker dengan pelindung
1) Berkilau
2) Berkabut atau lembab
d. Pelindung muka
1) Berkilau
2) Pengikat sangat elastik, busa atau plastik
5. Kap
Kap dipakai untuk menutup rambut dan kepala. Kap harus cukup besar
untuk menutup semua rambut.
6. Gaun Penutup
Pemakaian utama dari gaun penutup adalah untuk melindungi pakaian
petugas pelayanan kesehatan. Gaun penutup biasanya teridiri dari celana
piyama dan baju. Baju dengan leher V. Gaun penutup diperlukan sewaktu
melakukan tindakan atau prosedur rutin bila baju tidak ingin kotor.
7. Gaun Bedah
Gaun bedah terubuat dari bahan tahan cairan, berperan dalam menahan
darah dan cairan lainnya, seperti ketuban.
8. Apron
Apron dibuat dari karet atau plastk sebagai pembatas tahan air di bagian
depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron digunakan ketika sedang
membersihkan atau melakukan tindakan dimana darah dan tubuh
diantisipasi akan tumpah (persalinan perpaginam). Apron membuat
cairan yang tekontaminasi tidak mengenai baju dan kulit petugas
kesehatan.
9. Alas Kaki
Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam
atau berat atau cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.
Misalnya sepatu bot dari karet atau kulit lebih melindungi, tapi harus
dijaga kebersihannya.
H. Menjelaskan dan Melakukan Prinsip Sterilisasi dan Desinfektasi
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses
fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada
13
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi,
atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi
panas kering, sterilisasi gas (Formalin, H2O2), dan radiasi ionisasi. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, di antaranya:
1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan
masih berfungsi.
2. Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan
tanggal pelaksanaan steril.
3. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril.
4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
5. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang
steril.
6. Saat mendinginkan
alat
steril
tidak
boleh
membuka
lain).
Peralatan ebonit (kenule rektum, kenule trakea, dan lain-lain).
Peralatan email (bengkok, baskom, dan lain-lain).
Peraltan porselin (mangkuk, cangkir, piring, dan lain-lain).
Peraltan plastik (selang infus dan lain-lain).
Peralatan tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, seprai, dan lain-lain).
Prosedur kerja:
1. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi.
2. Peralatan yang dibungkus harus diberi label (nama, jenis obat, dan
tanggal jam disterilisasi).
3. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sesuai waktu yang
ditentukan.
4. Cara sterilisasi:
14
Cara Desinfeksi
1. Cara Desinfeksi dengan Mencuci
Prosedur kerja:
a. Cucilah alat seperti pinset, gunting, dan lainnya dengan larutan
desinfektan sebelum dilakukan sterilisasi.
2. Cara Desinfeksi dengan Meredam
Prosedur kerja:
a. Rendam alat-alat dengan larutan desinfektan seperti lisol 0,5%
b. Rendam peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
3. Cara Desinfeksi dengan Menjemur
Prosedur kerja:
a. Jemur kasur, tempat tidur, urineal, pispot, dan lain-lain. Masingmasing selama 2 jam.
15
16
tersebut
dikumpulkan
tersendiri
kemudian
dilakukan
pengangkutan.
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Sampah dimusnahkan atau dikelola dengan cara sebagai berikut:
ditanam dan di bakar. Biasanya jenis sampah yang digunakan adalah
jenis sampah organik.
BAB III
17
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada pelayanan medis dan kesehatan selalu dihadapkan pada risiko
infeksi, bukan hanya pada pelayanan medis dan kesehatan, dalam ruang
lingkup terkecil pun misalnya rumah pasti ada risiko terjadinya infeksi.
Kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Untuk itu kewaspadaan sangat diperlukan untuk mencegah bahkan
menghentikan infeksi.
B. SARAN
Cara pencegahan infeksi pun dapat mulai dari dri kita sendiri. Mulai
dari membersihkan diri, lingkungan sekitar, makanan, dan lain-lain.
Sebagian besar infeksi dapat dicegah dengan strategi-strategi berikut:
1. Menaati
praktik-praktik
pencegahan
infeksi
yang
18