Vous êtes sur la page 1sur 20

Anatomi Kura-kura Brazil

Cangkang (tempurung) kura-kura Brazil terdiri dari karapas pada bagian atas dan plastron pada
bagian bawah. Setiap karapas terdiri dari beberapa bagian atau buku-buku yang disebut scutes
(osteoderms) dan terbuat dari keratin yang berasal dari jaringan epidermisnya. Scutes dapat
mengelupas ketika kura-kura Brazil tumbuh. Bagian yang menghubungkan karapas dan plastron
adalah bagian tulang di antara kaki depan dan belakang.

Di bagian bawah ekor adalah kloaka - satu-satunya lubang terbuka untuk tujuan usus, saluran
kemih, dan reproduksi. Kloaka betina lebih dekat ke pangkal ekor. Hal ini berbeda dengan jantan
dimana kloaka terletak di bagian ujung ekor. Pejantan memiliki ekor yang lebih panjang dan
tebal daripada si betina.
Catatan Wrote:Cara membedakan jenis kelamin kura-kura Brazil tidak efektif jika melihat
berdasarkan lokasi kloaka ketika kura-kura masih muda. Hal ini disebabkan karena kloaka
mereka sama-sama terletak lebih dekat ke arah karapas.
Sang jantan memiliki cakar depan yang digunakan selama ritual mencari pasangan atau dalam
konfrontasi perebutan daerah kekuasaan (teritorial). Kuku kura-kura Brazil sangat tajam dan
dapat dengan mudah menggores kulit anda. Berhati-hatilah.
Setiap kura-kura Brazil memiliki paruh tajam yang terbuat dari keratin. Paruh ini dapat dengan
mudah memotong daging dan tumbuh-tumbuhan. Mereka tidak memiliki gigi untuk mengunyah
makanan, namun tenggorokan mereka cukup fleksibel untuk mengakomodasi makanan dalam
porsi besar. Selain itu, kura-kura Brazil membutuhkan air untuk menelan karena mereka tidak
menghasilkan air liur. Mereka mungkin mengambil makanan yang ada di tanah, tetapi akan
membawanya ke dalam air untuk menelannya.
Kura-kura

Banyak remaja menyenangi kura-kura air karena penampilannya unik dan lucu.
Kura-kura air hidup di sebagian besar belahan dunia, daerah subtropis maupun tropis baik air
tawar maupun air laut. Kura-kura air berbeda dengan jenis kura-kura lainnya, yaitu pada
cangkang (shell) atau gelambir (semacam sirip) di kaki.
Di habitat aslinya, kura-kura air menjalani proses hibernasi (tidur dalam jangka panjang)
sebagai antisipasi dari adanya musim yang ekstrim, yaitu dengan merendamkan dirinya dalam
lumpur selama kondisi ekstrim. Lain halnya dengan kura-kura air yang dipelihara dalam
kandang, hibernasi tidak pernah dilakukan karena tidak ada lagi musim yang ekstrim. Makanan
dan penghangat/pendingin sudah disediakan. Lagi pula dalam kandang tidak disediakan tempat
yang cocok untuk berhibernasi.
A. Daya Tarik Kura-Kura Air
Yang menjadi daya tarik:

tampak seperti hewan purba


bagian tubuhnya dapat disembunyikan dalam cangkang

Penampilan kura-kura air memang unik dan lucu. Hewan air ini pun dapat hidup di daratan. Di
bagian punggungnya terdapat cangkang yang keras dan berwarna indah. Cangkang inilah yang
menyebab hewan ini disenangi sebagai hewan kesayangan.
Memelihara kura-kura air mulai menjadi trend di kota-kota besar Indonesia dalam beberapa
tabun terakhir sejak diimpor dari luar negeri. Hobi ini merebak terutama di kalangan remaja. Di
negara maju seperti Eropa dan Amerika, kura-kura air telah lama menjadi hewan peliharaan yang
diperlakukan sebagai hewan kesayangan.
B. Jenis yang Disukai
Yang banyak dipelihara: mata-mata, alligator, kepala babi, galapagos kotak-kotak
Kura-kura galapagos (Geochelone elephantopus) dijuluki kura-kura raksasa berkaki gajah.
Diameter cangkangnya mencapai 122 cm. Kaki depannya besar dan gemuk. Kulitnya berbintilbintil. Walaupun besar, kura-kura ini jinak. Saat masih kecil, penampilannya kurang menarik.
Kura-kura kepala babi (Carettochelys insculpta) sering disebut labi-labi. Kepalanya memiliki
moncong seperti babi. Ukurannya sekitar 40 cm dengan cangkang hitam. Setiap kakinya
memiliki selaput renang.
Kura-kura kotak-kotak atau box turtle (Terrapene sp.) memiliki banyak jenis. Disebut box turtle
karena cangkangnya berpola kotak-kotak. Di antara banyak jenisnya, ada beberapa yang sangat
digemari sebagai hewan kesayangan, yaitu malaclemys terrapin (kura-kura berpunggung seperti
intan), Cuora amboinensis (sering dikenal dengan bulus sawah), Terrapine carolina, Terrapine
coahuila, dan Pseudemys scripta. Umumnya kura-kura kotak-kotak bertemperamen penurut.

Perutnya berengsel melintang sehingga seluruh tubuhnya dapat dimasukkan ke dalam


cangkangnya. Corak perutnya cantik, yaitu kuning bergaris-garis coklat. Cangkangnya cembung
dengan pola kotak-kotak.
Kura-kura mata-mata hidup dan suka diam di dasar sungai atau danau yang dangkal di antara
akar-akar tumbuhan air. Cangkangnya menyerupai tumhuhan air. Jenis ini memangsa binatang
air.
Hidungnya panjang dan menyempit. Terkadang kura-kura ini suka menyembul ke permukaan air.
Kura-kura alligator merupakan jenis kura-kura air yang selalu tinggal di dalam air. Warna
cangkangnya hijau kecokelatan menyerupai tumbuhan air dan senang menyamar (kamuflase) di
habitatnya. Perilakunya unik dan lucu. Lidahnya kecil berwarna merah muda rnenyerupai cacing
yang sering dijulurkan. Lidah tersebut untuk memancing mangsanya mendekat. Beratnya dapat
mencapai 100 kg dan sanggup seekor itik sekaligus.
C. Kandang dan Perlengkapannya
Yang perlu diperhatikan:

hindari pemakaian bahan kandang yang kasar dan beracun


lengkapi kandang dengan kolam

hindari pemakaian air yang sudah tercemar bahan beracun

Bahan kandang yang keras dapat melukai kaki dan bagian bawah tubuh. Sementara tipe dan luas
kandang yang harus disiapkan tergantung jumlah, jenis, dan ukuran kura-kura air saat dewasa.
Kandang harus dilengkapi dengan kolam seluas duapertiga luas kandang dan sepertiganya
daratan. Daratan ini perlu dilengkapi dengan batu-batuan dan tanaman hijau sebagai tempat
persembunyiannya. Bahkan kandang dapat dilengkapi pantai berpasir kalau pemeliharaannya
ditujukan untuk perkembangbiakan. Sementara kolamnya dilengkapi kayu yang dapat
mengapung agar kura-kura kecil dapat beristirahat di atasnya atau bersembunyi di sisinya.

Anak kura-kura yang baru menetas dapat dipelihara dalam akuariurn di dalam rumah (inrloor).
Bahkan saat ini sudah dijual kolam artifisial dari bahan plastik yang liat dan tahan torehan.
Kolam semacam ini hanya dikhususkan bagi anak kura-kura dan dapat dipindah-pindahkan
menurut kesenangan pemeliharanya. Bila sudah mulai besar, kura-kura tersebut harus
dipindahkan dalam kolam di kandang.
Tinggi permukaan air di dalam kolam atau akuarium diatur minimal seukuran panjang kura-kura
yang akan dipelihara. Air harus bebas dari bahan beracun. Umuk itu, air dibiarkan dalam kolam
atau akuarium selama 48 jam sebelum kura-kura dimasukkan ke dalamnya.
Agar sisa-sisa makanan dan feses tidak mengotori air kolam maka kolam sebaiknya dilengkapi
dengan filter (penyaring). Untuk keperluan ini dasar kolam diberi susunan batu kerikil agak
tebal. Selain itu, kandang sebaiknya diletakkan tempat makan dan minum yang dapat ditutup. Ini
dimaksudkan agar makanan dan minumannya tidak mencemari air kolam.
Sinar matahari langsung akan kehilangan daya ultravioletnya bila harus melewati fiber atau kaca
jendela. Bila sinar matahari tidak dapat langsung masuk maka kandang perlu dipasangkan lampu
UV artifisial. Lampu ini dinyalakan selama 1012 jam sehari pada waktu udara cerah atau 12
14 jam sehari pada waktu cuaca mendung atau gelap.
D. Makanan

Makarum utama: ikan, daging, cacing


Makanan tambahan: mineral kalsium, fosfor, dan vitamin D

Sebagai hewan peliharaan, kura-kura dapat menderita malnutrisi karena umumnya hobiis kurang
memperhatikan jenis dan porsi makanan yang diperlukan. Banyak yang mengira kura-kura hanya
makan tumbuhan, padahal ia pun makan daging. Memang kura-kura dewasa hanya makan
daging saja, sedangkan kura-kura muda memakan tumbuhan dan daging. Perubahan perilaku
makan ini terjadi setelah usia 2 tahun.
Makanan berupa daging, serangga, cacing, atau ikan mati jangan diberikan melalui air kolam
karena sisa makanannya akan mencemarkan air kolam. Namun, ikan hidup dapat dimasukkan ke
dalam kolam karena kura-kura dapat memburunya seperti di habitat asli.
Pemberian makanan tergantung besar dan umur kura-kura air. kura-kura muda biasanya diberi
makan sekali setiap hari, sedangkan kura-kura dewasa (tua) cukup diberi makan 23 kali
seminggu.
Makanan anjing atau kucing yang kering terutama berbahan atau beraroma ikan sangat baik
diberikan karena kandungan zat nutrisinya lengkap. Apalagi makanan tersebut tidak berbau,
bersih, awet disimpan, serta feses dan urine yang dihasilkan sedikit.
Terkadang makanan segar yang diberikan tidak selalu mengandung zat gizi berimbang. Agar
gizinya berimbang, kura-kura dapat diberi makanan tambahan berupa tablet mineral dan vitamin,
terutama kalsium, fosfor, dan vitamin D.

E. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:
-

derajat keasaman air yang baik adalah pH 66,5

kontrol terus kondisi tubuh kura-kura agar tetap sehat

1. Keadaan air kolam


Untuk memperoleh kondisi pH air yang baik, ke dalam air kolam dapat ditambahkan sedikit
vinegars (minuman asam), baik bening maupun kecokelatan, dan garam non-yodium (satu
sendok makan). Cara ini untuk mencegah dan membatasi berkembangnya mikroorganisme
patogen.
Pengosongan dan pembersihan kolam atau akuarium perlu dilakukan sebulan sekali, terutama
kolam atau akuarium kecil. Pembersihan total kolam yang luas dapat dilakukan 36 bulan
sekali.
Suhu lingkungan dan suhu air diusahakan mendekati habitat aslinya. Suhu optimum bagi kurakura adalah 2227 C. Suhu lingkungan rendah menyebabkan kura-kura hilang nafsu makan
dan malas bergerak. Untuk mencapai kondisi suhu optimum, sebaiknya kandang diberi lampu
listrik atau alat pemanas.
2. Problem kesehatan
Setiap pemelihara ingin melihat hewan peliharaannya tampak lincah dan gesit. Ciri-ciri kurakura sehat antara lain rumah kokoh, kuat, bersih, mengilap, dan tidak salah bentuk; mata lebar,
cemerlang, dan bersih; lubang hidung kering dan bersih; serta gerakan gesit terutama saat
berenang. Sementara kura-kura yang sakit menampakkan kondisi yang berlawanan daripada
kondisi sehat. Ada-pun beberapa gangguan kesehatannya antara lain sebagai berikut.
a. Mata bengkak
Defisiensi vitamin A menyebabkan sel-sel mata membengkak sehingga mata tampak melotot dan
mengembung. Gangguan ini sering dialami kura-kura air peliharaan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin A, baik disuntikkan maupun lewat mulut
(disisipkan ke dalam mangsa atau makanan). Dosisnya adalah 2.000 IU per kg berat badan yang
diberikan setiap minggu. Untuk mencegah infeksi dapat disuntikkan antibiotika Gentamycine
dengan dosis 6 mg per kg berat badan setiap tiga hari sekali.
b. Rumah lunak, salah bentuk, dan rapuh
Rumah kura-kura yang digunakan untuk berlindung terus berkembang mengikuti ukuran
tubuhnya. Mineral kalsium, fosfor, vitamin D, dan sinar ultraviolet sangat berperan dalam

pembentukan rumah yang sehat, yaitu tidak lunak, tidak salah bentuk, dan tidak rapuh. Rumah
rapuh pun dapat disebabkan infeksi jamur Tinea sp.
Untuk mencegah hal tersebut, pemberian makanan tambahan berupa kalsium, fosfor, dan vitamin
D3, baik melalui suntikan maupun lewat makanan perlu dilakukan. Makanannya pun harus
mempunyai kandungan gizi berimbang. Sementara infeksi jamur dapat dicegah dengan cara
higiene dan sanitasi makanan, air kolam, dan lingkungan.
c. Penggumpalan telur
Penggumpalan telur ialah lengketnya beberapa telur sehingga menjadi sangat besar.
Penggumpalan telur disebabkan oleh tidak seimbangnya zat gizi dalam makanan yang disertai
defisknsi mineral.
Bila kondisi ini terjadi, kura-kura betina akan sulit atau tidak mampu mengeluarkannya yang
akhirnya akan terjadi penyumbatan. Akibatnya kura-kura kura akan merejan, loyo, sangat lemah,
gelisah, serta kaki dan tubuh selalu direntangkan.
Pertolongan dapat dilakukan dengan menarik telur-telur itu secara manual. Kalau terpaksa,
lakukan penyedotan dengan spuit (ukuran agak besar, sekitar 20 ml) pada salah satu atau
beberapa telur agar ada ruang untuk keluarnya telur.
Pencegahannya dilakukan menjelang atau selama musim kawin dengan pemberian makanan
tambahan berupa mineral kalsium dan fosfor. Vitamin D pun perlu diberikan. Vitamin ini
diperoleh dari sinar matahari atau sinar UV artifisial.
d. Infeksi alat pernapasan
Infeksi alat pernapasan merupakan perkembangan infeksi alat pernapasan bagian muka (hidung)
yang menjalar ke alat pernapasan bagian tengah (trachea dan bronchus) dan kemudian terus ke
alat pernapasan bagian dalam (paru-paru). Bila infeksi terus menjaiar ke kantong-kantong udara
maka akan terjadi radang kantong udara. Ini terjadi kalau infeksi awal tidak diantisipasi
secepatnya.
Gejala yang timbul adalah keluarnya ingus dari hidung, mata sembab, borsin, batuk, sulit
bernapas (tampak bernapas lewat mulut), lemah karena nafsu makan hilang dan kekurangan
oksigen, serta tampak tidak seimbang, miring, dan malah membentur dinding kolam saat kurakura berenang.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxatin
serta pemberian vitamin dan mineral, bai lewat suntikan atau lewat makanan cair.
e. Telinga bengkak

Infeksi alat pornapasan yang proses kesembuhannya tidak tuntas dapat menjalar ke dalam telinga
sehingga terjadi radang telinga bagian dalam (otitis interna). Telinga menjadi sakit, bengkak, dan
keluar nanah yang sangat berbau.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika seperti pada infeksi alat pernapasan.
Selain itu, dapat dilakukan operasi yang banya dapat dilakukan oleh dokter hewan yang
berpengalaman.
f. Septicaemia
Septicaemia merupakan peracunan di dalam darah akibat infeksi yang menyerang seluruh sistem
tubuh atau oleh luka dalam. Luka dalam dapat menjadi tempat berkembangnya kuman tetanus.
Gejalanya ialah demam, suhu badan tinggi, terjadi pendarahan di bawah kulit, atau darah keluar
dari hidung, mulut, dan kloaka. Penyakit ini dapat diobati dengan pemberian antibiotika
Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxacin.
g. Salmonellosis
Salmonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella sp. Infeksi sering
terjadi melalui tercemarnya makanan atau air kolam oleh kotoran hewan yang mengandung
kuman. Saat daya tahan kura-kura menurun maka kuman mudah menyerang. Penyakit ini
bersifat zoonosis.
Pengobatannya harus dilakukan menyeluruh. Kandang, kolam, air, dan semua peralatan harus
disucihamakan. Penderita perlu makanan cair melalui selang serta diberi antibiotika dan
roboransia (vitamin dan mineral).
h. Mulut busuk
Mulut busuk (infectious stomatitis atau necrotic stomatitis) disebabkan jamur Candida albican.
Gejalanya ialah air liur keluar berlebihan (hipersalivasi), pinggiran bibir dan mulut tampak
merah atau terkadang terjadi perdarahan, adakalanya terjadi timbunan nanah kental menyerupai
keju di dalam pipi atau gusi, mulut sangat berbau dan terasa nyeri, serta kehilangan selera
makan.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat antijamur (mucostatin) dan roboransia. Selain itu,
penderita perlu mendapatkan makanan cair melalui selang karet.
k. Paraphymosis, penile paralysis, dan prolapsus
Penis kura-kura berbentuk seperti bunga mekar kalau sedang ereksi. Kalau terlalu besar dan kulit
kulupnya (preputia) berlubang sempit maka penis sulit ditarik atau didorong ke ruangannya
kembali. Kejadian seperti ini disebut paraphymosis. Kalau keadaan ini tidak segera ditolong
maka pembuluh darah akan terbendung dan penis akan berwarna biru kehitaman karena
keracunan zat asam arang (CO ) di dalam darah yang terbendung.

Pembendungan ini pun dapat mengakibatkan kelumpuhan penis (penile paralysis), yaitu penis
gagal berereksi. Kejadian serupa pun dapat berlangsung pada vagina yang disebut prolapsus.
Untuk mengatasi kelainan ini perlu dioperasi oleh dokter hewan.
Sebagai pertolongan pertama, bila diketahui ada organ yang keluar dan tidak dapat kembali,
usahakan agar organ tetap basah dan tidak tercemar kotoran. Agar tetap basah, organ dicuci
dengan larutan NaCl fisiologis sebelum ditolong dokter hewan.
j. Pemotongan Moncong dan Kuku
Pertumbuhan moncong dan kuku kura-kura peliharaan umumnya tidak seimbang dengan
pemakaiannya seperti di alam. Akibatnya perpanjangannya pun tidak seimbang sehingga dapat
mengganggu aktivitasnya. Oleh karena itu, moncong dan kuku yang tumbuh berlebihan harus
dipotong.
Pemotongan harus secara hati-hati oleh dokter hewan berpengalaman. Bila pemotongan tidak
sempurna, pada moncong dan kuku akan terjadi pendarahan.
F. Membiakkan kura-kura Air
kura-kura jantan:

tubuh lebih kecil


kloaka jauh dari batas kulit rumah

ekor lebih panjang dan pipih

jari dan kuku kaki depan panjang

kura-kura betina:

tubuh lebih besar


kloaka sangat dekat dari batas kulit rumah

ekor lebih pendek

jari dan kuku kaki depan pendek

Saat musim kawin, penis jantan yang terangsang akan berbentuk seperti bunga. Penis berhentuk
bunga ini dapat menarik perhatian betinanya. Penis inilah yang akan dimasukkan ke dalam
vagina betina saat kopulasi.
Bila ada kura-kura yang sedang lapar dan naluri kanibalismenya muncul maka bunga aneh
tersebut dapat dimangsanya. Oleh karena itu, diupayakan agar jangan ada jantan lainnya
dipelihara dalam kandang yang sama.

kura-kura akan biasanya akan meletakkan telur-telur dalam lubang pasir atau tanah. Setelah
diletakkan, telur ditutupi gundukan pasir setinggi 35 cm. Sebaiknya, telur tidak diusik hingga
saatnya menetas (80110 hari). Suhu lubang pengeraman tersebut harus 25 30 C. Ada
hipotesis bahwa jenis kelamin bergantung pada suhu lubang. Suhu 30 C dapat menghasilkan
sebagian besar kura-kura red eared slider betina, sedangkan suhu 25 C sebagian besar menjadi
jantan. Kalau suhunya konstan (27 C), telur akan menetas jantan dan betina dengan
perbandingan 1:1. Fenomena ini tidak terjadi pada spesies lainnya.
Saat telur akan menetas, moncong atas bayi kura-kura tersembul ke luar untuk menggigit atau
menggergaji kerabang telur sebagai jalan keluar.
Kelahiran tidak selalu sempurna, ada beberapa yang lahir prematur. Bayi prematur ditandai
dengan kantung kuning telur menggantung di bagian bawah pusarnya. Bayi kura-kura yang
pusarnya belum menutup sempurna masih dapat ditolong asalkan kantung kuning telurnya dijaga
jangan sampai pecah atau dipotong. Kantung kuning telur tersebut merupakan persediaan
makanan bagi bayi kura-kura hingga ia mampu mencari makan sendiri.
Sebagai rindakan pertolongan bagi bayi prematur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Tempatkan bayi kura-kura prematur tersebut di tempat khusus. Lalu, balut kantong kuning telur
dengan kasa yang dibasahi larutan NaCl fisiologis hingga isi kantong tersebut habis diserap oleh
bayi kura-kura

Pengetahuan Dasar Tentang Kura-Kura


September 29, 2008
38 Comments
| More

Turtle kura-kura akuatik (air), Tortoise kura-kura terrestrial (darat), dan Terrapin kura-kura
semi akuatik adalah reptil dari ordo Testudines (seluruh kura-kura yang ada termasuk dalam
kelompok besar Chelonia), hampir semuanya memiliki tubuh yang dilindungi oleh sebuah tulang
khusus atau tempurung bertulang rawan yang terbentuk dari rusuknya. Ordo Testudines meliputi
spesies yang masih ada maupun yang sudah punah, kura-kura yang paling awal muncul telah ada
sejak sekitar 215 juta tahun yang lalu, menjadikan kura-kura adalah kelompok reptil tertua, dan
kelompok yang paling purba dibandingkan kadal dan ular. Sekitar 300 spesies yang masih ada
saat ini, kebanyakan terancam punah. Kura-kura adalah binatang ectothermic.

Anatomi dan morfologi


Kura-kura memiliki beragam jenis ukuran. Meskipun begitu, kura-kura laut (penyu) memiliki
ukuran yang lebih besar dibanding saudaranya di darat dan di air tawar.
Chelonian terbesar adalah penyu laut, yakni penyu laut berpunggung bulu (leatherback sea turtle)
raksasa, yang panjang tempurungnya mencapai 200 cm dan beratnya dapat mencapai lebih dari
900 kg. Kura-kura air tawar umumnya lebih kecil, tapi spesies terbesarnya adalah labi-labi (kurakura bertulang rawan) di Asia, Pelochelys cantorii, yang dilaporkan oleh beberapa orang
memiliki panjang hingga 200 cm (Das, 1991). Kura-kura besar lainnya adalah common snapping
turtle, Chelydra serpentina, Chelonian terbesar di Amerika Utara, yang memiliki panjang
tempurung hingga 80 cm dan berat sekitar 60 kg.
Kura-kura darat (tortoise) dari genus Geochelone, Testudo, dan lainnya tersebar luas di seluruh
dunia pada zaman purba, dan kini banyak terdapat di Amerika Utara dan Selatan, Australia, and

Afrika. Mereka punah bersamaan dengan waktu kemunculan manusia, yang diduga bahwa
manusia memburunya untuk makanan. Kura-kura darat raksasa yang masih bertahan hidup
hingga kini terdapat di Seychelles and Kepulauan Galpagos dan dapat bertambah besar hingga
sepanjang lebih dari 130 cm, dan berat sekitar 300 kg.
Chelonian terbesar sepanjang masa adalah Archelon ischyros, seekor kura-kura laut yang hidup
pada zaman Cretaceous akhir yang diketahui besarnya dapat mencapai hingga 4,6 m.
Kura-kura terkecil adalah kura-kura darat speckled padloper dari Afrika Selatan. Kura-kura
tersebut hanya memiliki panjang tidak lebih dari 8 cm dan berat sekitar 140 g. Dua spesies kurakura kecil lainnya adalah kura-kura lumpur dan kura-kura musk Amerika yang hidup di wilayah
yang membentang antara Kanada hingga Amerika Selatan. Panjang tempurung dari banyak
spesies dalam kelompok ini adalah kurang dari 13 cm.
Leher yang berlipat
Kura-kura dibagi menjadi dua kelompok, menurut pada bagaimana cara mereka menarik leher
mereka ke dalam tempurungnya (sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh spesies purba
Proganochelys): the Cryptodira, yang dapat menarik leher mereka dan melipatnya dibawah
spine-nya; dan Pleurodira, yang dapat melipat leher mereka ke samping.

Kepala
Kebanyakan kura-kura yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di daratan memiliki mata
yang selalu melihat ke bawah pada objek yang ada dihadapannya. Beberapa kura-kura air tawar,
seperti kura-kura common dan labi-labi, memiliki mata yang lebih dekat ke bagian atas kepala.
Spesies kura-kura ini dapat bersembunyi dari predator di perairan dangkal dimana mereka
menenggelamkan seluruh badannya dalam air kecuali mata dan lubang hidungnya. Penyu laut
memiliki kelenjar dekat matanya yang menghasilkan air mata bergaram yang berfungsi untuk
membuang garam berlebih dari tubuhnya yang diambil dari air yang mereka minum.
Kura-kura memiliki keistimewaan berupa kemampuan penglihatan malam hari yang hebat yang
disebabkan oleh sejumlah besar sel batang pada retina mereka. Kura-kura memiliki penglihatan
warna dengan kekayaan subtipe cone dengan sensitivitas antara hampir Ultraviolet (UV A)
hingga Merah. Beberapa kura-kura darat memiliki kemampuan mengejar mangsa yang sangat
buruk, sehingga biasanya justru menjadi mangsa bagi predator yang berburu mangsa yang dapat

bergerak cepat. Namun, kura-kura karnivora dapat dengan cepat menggerakan kepalanya untuk
menggigit tiba-tiba.
Kura-kura memiliki sebuah mulut lebar yang kokoh. Kura-kura menggunakan rahangnya untuk
memotong dan mengunyah makanan. Sebagai pengganti gigi, rahang atas dan bawah pada kurakura dilapisi oleh deretan tulang yang keras. Kura-kura karnivora biasanya memiliki tulang yang
berbentuk pisau tajam untuk mengiris-iris mangsanya. Kura-kura herbivora memiliki tulang yang
ujungnya seperti gergaji untuk memotong-motong tanaman yang keras. Kura-kura menggunakan
lidahnya untuk membantu mengunyah makanan, tapi mereka tidak dapat, tidak seperti
kebanyakan reptil, menjulurkan lidahnya untuk menangkap makanan.

Tempurung

Tempurung kura-kura bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang
membalutnya disebut plastron. Carapace dan plastron tersambung pada sisi-sisi kura-kura oleh
strukur tulang yang disebut bridges. Lapisan bagian dalam pada kura kura terbuat dari sekitar
60 tulang yang meliputi porsi tulang belakang dan rusuk, yang berarti bahwa kura-kura tidak
dapat merangkak keluar dari tempurungnya. Pada kebanyakan kura-kura, lapisan luar tempurung
dilapisi oleh sisik-sisik keras yang disebut scute yang merupakan bagian dari kulit luarnya, atau
epidermis. Scute terbuat dari protein berserat yang disebut keratin yang juga membentuk sisik
pada reptil lainnya. Scute ini tumbuh melebihi lapisan-lapisan antara tulang-tulang tempurung
dan menambah kekuatan tempurung. Beberapa kura-kura tidak memiliki scute yang keras.
Contohnya, penyu berpunggung kulit dan labi-labi yang memiliki tempurung yang dilapisi kulit
scute yang halus dan bukan scute yang keras.
Bentuk tempurung kura-kura memberi petunjuk yang sangat menolong mengenai bagaimana
kura-kura tersebut hidup. Kebanyakan kura-kura darat memiliki tempurung yang besar dan
berbentuk kubah yang membuat sulit bagi predator untuk menghancurkan tempurung diantara
taring-taringnya. Satu dari sedikit pengecualian adalah kura-kura darat pancake Afrika yang
memiliki tempurung yang lentur dan datar yang membuatnya dapat bersembunyi diantara
repihan batu. Kebanyakan kura-kura akuatik memiliki tempurung yang datar dan beralur yang
membantu dalam berenang dan menyelam. Kura-kura musk dan kura-kura alligator Amerika
memiliki plastron yang berbentuk menyilang dan kecil yang memberikan gerakan kaki yang
lebih efisien untuk berjalan sepanjang dasar kolam dan sungai.
Warna tempurung kura-kura bisa bermacam-macam. Tempurung pada umumnya berwarna
cokelat, hitam, atau hijau gelap. Pada beberapa spesies, tempurungnya memiliki tanda-tanda
berwarna merah, oranye, kuning, atau abu-abu dan tanda-tanda ini bisa berupa totol-totol, garisgaris, atau bintik-bintik acak. Salah satu dari kura-kura yang paling berwarna adalah kura-kura
painted yang memiliki plastron berwarna kuning dan tempurung berwarna hitam atau hijau tua
dengan bintiki merah disekitar sisi-sisinya.
Kura-kura darat, yang hidup di dataran, memiliki tempurung yang lebih berat. Kebalikannya,
kura-kura akuatik dan labi-labi memiliki tempurung yang lebih ringan yang membantunya untuk
tidak tenggelam dalam air dan berenang dengan laju yang lebih cepat. Tempurung yang lebih
ringan ini memiliki sebuah ruang kosong besar yang disebut fontanelles diantara tulang-tulang
tempurung. Tempurung pada penyu berpunggung bulu sangat ringan karena mereka memiliki

sedikit scute dan terisi banyak fontanelles.


Kulit dan pergantian kulit
Seperti yang telah dijelaskan di atas, lapisan luar tempurung adalah bagian dari kulit, masingmasing scute (atau piring) pada tempurung merupakan sebuah sisik yang termodifikasi.
Tempurung tersebut terdiri dari kulit dengan sisik-sisik yang lebih kecil, sama seperti kulit reptil
lainnya. Kura-kura akuatik dan terrapin tidak berganti kulit dalam satu kali proses, seperti yang
dilakukan oleh ular, tapi secara berlanjut, dalam potongan-potongan yang kecil. Ketika berada
dalam sebuah lingkup akuaria, lembaran kecil kulit mati dapat dilihat dalam air (terkadang
terlihat seperti potongan plastik tipis) ketika telah berkerak, bahkan ketika hewan tersebut
menggosok-gosokkan badannya pada sepotong kayu atau batu. Kura-kura darat juga berganti
kulit, tapi sejumlah besar kulit mati dapat diakumulasi menjadi potongan tebal yang memberi
perlindungan pada bagian-bagian tubuh diluar tempurung.
Scute pada tempurung tidak pernah berganti, dan, semakin lama terakumulasi, tempurung
menjadi semakin tebal. Dengan menghitung lingkaran yang terbentuk oleh scute yang lebih tua
dan lebih kecil di atas scute yang lebih muda dan lebih besar, memungkinkan kita untuk
memperkirakan umur seekor kura-kura, bila kita mengetahui berapa banyak scute yang
diproduksi dalam setahun. Metode ini kurang akurat, dikarenakan sebagian besar angka
pertumbuhan tidak konstan, tapi juga karena sebagian scute terkadang jatuh dari tempurung.
Anggota badan
Kura-kura darat memiliki kaki yang pendek. Kura-kura darat terkenal memiliki gerak yang
lamban, hal ini dikarenakan oleh tempurungnya yang berkubah dan berat tapi juga karena gaya
berjalan merangkak yang tidak efisien yang mereka miliki, dengan kaki-kaki yang meregang satu
sama lain, tidak seperti kadal yang berkaki lurus satu sama lain langsung dibawah badan, seperti
juga pada mamalia.
Kura-kura yang bersifat amfibi biasanya memiliki anggota badan yang sama dengan kura-kura
darat tadi kecuali kaki mereka memiliki selaput jari dan biasanya memiliki kuku yang panjang.
Kura-kura ini berenang menggunakan keempat kakinya dengan cara yang sama seperti anjing
yang sedang berenang, dengan kaki-kaki pada sisi kanan dan kiri tubuh mengayun bergantian.
Kura-kura air tawar yang besar lebih jarang berenang dibanding kura-kura air tawar yang kecil,
dan spesies yang sangat besar, seperti kura-kura alligator, jarang sekali berenang, lebih menyukai

berjalan sepanjang dasar danau atau sungai. Seperti juga selaput kaki, kura-kura air tawar juga
memiliki kuku yang sangat panjang, digunakan untuk membantunya dalam memanjat tepi sungai
dan mengambang ke atas, dimana mereka senang berjemur. Kura-kura air tawar jantan lebih
banyak memiliki kuku yang panjang, dan hal ini digunakan untuk merangsang betina saat kawin.
Meskipun kebanyakan kura-kura air tawar memiliki kaki berselaput jari, beberapa kura-kura air
tawar, seperti kura-kura moncong babi, memiliki kaki berbentuk dayung yang sejati, dengan jarijari yang menyatu membentuk dayung dan kuku-kuku yang kecil. Spesies ini berenang dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan oleh penyu (lihat dibawah).
Penyu hampir seluruhnya akuatik dan memiliki kaki berbentuk dayung (flipper) sebagai
pengganti kaki. Penyu terbang dalam air, menggunakan gerakan naik-turun pada kaki dayung
depan untuk menciptakan gaya dorong; kaki belakang tidak digunakan untuk berenang tapi
mungkin digunakan untuk penyeimbang. Dibandingkan dengan kura-kura air tawar, penyu
jarang sekali naik ke daratan, dan biasanya hanya untuk menetas saja. Penyu jantan biasanya
tidak pernah meninggalkan lautan, sedangkan betina harus naik ke daratan untuk menetaskan
telur. Mereka bergerak sangat lamban, menyeret badan mereka dengan kaki dayungnya. Kaki
dayung belakang mereka digunakan untuk menggali lubang telur dan mengisinya kembali
dengan pasir ketika telur-telurnya sudah ditetaskan.

Ekologi dan sejarah kehidupan

Meskipun banyak jenis kura-kura yang hidup di bawah air, seluruh kura-kura air dan darat adalah
reptil yang bernapas dengan paru-paru, dan harus naik ke permukaan pada jangka waktu yang
teratur untuk mengisi ulang paru-parunya dengan udara segar. Mereka juga bisa menghabiskan
hampir seluruh hidupnya di dataran kering. Pernafasan akuatik pada kura-kura air tawar
Australia kini sedang dipelajari. Beberapa spesies memiliki lubang kloaka besar yang dipenuhi
oleh banyak proyeksi-proyeksi yang berbentuk seperti jari. Proyeksi ini, disebut papillae,
memiliki persediaan darah yang melimpah, dan berfungsi untuk meningkatkan wilayah
permukaan pada kloaka. Kura-kura air dapat menyaring oksigen yang terkandung dalam air
menggunakan papillae ini, hampir sama seperti ikan yang menggunakan insang untuk bernafas.
Kura-kura adalah hewan yang bertelur, seperti reptil lainnya, dimana telurnya lembut dan
berbulu.

Telur-telur dari spesies terbesar berbentuk bulat, sementara telur-telur jenis lainnya berbentuk
lonjong. Albumennya berwarna putih dan mengandung protein yang berbeda dari telur burung,
yang menyebabkan embrio tidak akan mengeras saat dimasak. Telur kura-kura mengandung
hampir seluruhnya kuning telur. Pada beberapa spesies, suhu menentukan apakah embrio pada
telur itu akan berkembang menjadi jantan atau betina: suhu yang lebih tinggi menyebabkan
embrio berjenis kelamin betina, suhu yang lebih rendah menyebabkan embrio berjenis kelamin

jantan. Sejumlah besar telur-telur disimpan dalam lubang galian dan dikubur dengan lumpur atau
pasir. Telur-telur itu lalu ditutupi dan ditinggalkan untuk diinkubasi sendiri. Ketika bayi kurakura lahir, mereka mencari jalan sendiri untuk mencapai perairan. Kura-kura bukan merupakan
spesies dimana induk yang merawat anak-anaknya.
Penyu bertelur pada pantai berpasir yang kering, dan keberadaan telur tersebut sangat terancam
oleh pembangunan pantai dan perburuan telur. Penyu muda juga tidak dibesarkan oleh induknya.
Kura-kura memakan waktu bertahun-tahun untuk mencapai usia kawin. Terkadang kura-kura
hanya berkembang biak sekali dalam beberapa tahun atau lebih.
Peneliti baru-baru ini menemukan bahwa organ pada kura-kura tidaklah semakin lama semakin
tidak berfungsi, tidak seperti kebanyakan hewan lainnya. Telah ditemukan bahwa hati, paru-paru
dan ginjal pada kura-kura centenarian berfungsi lebih baik dengan bertambahnya usia. Hal inilah
yang menginspirasi peneliti genetis untuk memulai penelitian pada genom kura-kura untuk
menghasilkan gen-gen yang berusia panjang.
Turtle, tortoise atau terrapin?
Meskipun kata turtle banyak sekali digunakan untuk menggambarkan seluruh anggota Ordo
Testudines, pada umumnya juga kita melihat ada anggota tertentu yang digambarkan sebagai
terrapin, tortoise, atau sea turtles. Tepatnya bagaimana nama-nama alternatif ini
digunakan, tergantung pada tipe Bahasa Inggris yang digunakan.
Bristish English biasanya menggambarkan reptil ini sebagai turtle bila mereka hidup di laut;
terrapin bila mereka hidup di air tawar atau air payau; atau tortoise bila mereka hidup di
daratan. Bagaimanapun juga, ada pengecualian pada hal ini dimana nama-nama umum Amerika
atau Australia digunakan secara meluar, seperti Fly River Turtle.
American English menggunakan kata turtle untuk seluruh spesies kura-kura, tak peduli
dimana pun habitatnya, meskipun tortoise juga digunakan untuk menggambarkan secara tepat
kura-kura yang hidup di darat. Spesies lautan lebih spesifik dengan kata sea turtles. Sedangkan
kata terrapin jelas digunakan untuk kura-kura yang hidup di air payau seperti terrapin
punggung berlian (diamondback terrapin), Malaclemys terrapin; kata terrapin dalam hal ini
diambil dari kosakata Algonquian untuk binatang ini.

Australian English menggunakan kata turtle untuk spesies laut dan air tawar dan tortoise
untuk spesies daratan.
Untuk menghindari kebingungan, kata chelonian lebih populer diantara para dokter hewan,
peneliti, dan konservasionis yang bekerja pada hewan ini, sebagai nama dari semua anggota
Ordo Testudines. Hal ini didasari dari bahasa Yunani kuno (chelone, Yunani baru
), yang berarti kura-kura darat.
Taksonomi
Daftar dari Famili Testudines
Subordo Paracryptodira (punah)
Subordo Cryptodira
Famili Chelydridae (Kura-kura alligator)
Famili Meiolaniidae (punah)
Superfamili Chelonioidea (Penyu laut)
Famili Protostegidae (punah)
Famili Thalassemyidae (punah)
Famili Toxochelyidae (punah)
Famili Cheloniidae (Penyu laut hijau dan kerabatnya)
Famili Dermochelyidae (Penyu berpunggung bulu)
Superfamili Kinosternoidea
Famili Dermatemydidae (Kura-kura sungai)
Famili Kinosternidae (Kura-kura lumpur)
Famili Platysternidae (Kura-kura berkepala besar)
Superfamili Testudinoidea
Famili Haichemydidae (punah)
Famili Lindholmemydidae (punah)
Famili Sinochelyidae (punah)
Famili Emydidae (Kura-kura kolam/Kura-kura Brazil)
Famili Geoemydidae (Kura-kura daun, kura-kura box Asia)

Famili Testudinidae (Kura-kura darat)


Superfamili Trionychoidea
Famili Adocidae (punah)
Famili Carettochelyidae (Kura-kura moncong babi)
Famili Trionychidae (Labi-labi)
Subordo Pleurodira
Famili Araripemydidae (punah)
Famili Proterochersidae (punah)
Famili Chelidae (Kura-kura leher panjang Austro-American)
Superfamili Pelomedusoidea
Famili Bothremydidae (punah)
Famili Pelomedusidae (Kura-kura sideneck Afro-American)
Famili Podocnemididae (Yellow Spoturtleted T

Vous aimerez peut-être aussi