Vous êtes sur la page 1sur 9

(SPACE OCCUPYING LESSON)

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK (SOL)


A. DEFINISI
Neoplasma (tumor) adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk
oleh sel-sel yang tumbuh secara terus menerus secara tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitar dan tidak berguna bagi tubuh (Tim
FKUI, 1996).
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada infrakranial
yang menempati ruang di dalam tengkorak (Smeltzer & Brenda, 2001). Tumor
otak merupakan lesi destruktif pada CNS Tappa. Penanganan akan menjadi
fatal benigna / maligna, di dalam bagian / luar otak, invasif / noninvasive,
pertumbuhan lambat/cepat (Black & Matussarin, 1997).
Tumor otak diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar:
1. Tumor yang muncul dari pembungkus otak (meningen)
Contoh : meningioma
2. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf cranial
Contoh : neuroma akustik
3. Tumor yang berasal dari jaringan otak
Contoh : glioma
4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya
Sedangkan berdasarkan jenis tumornya dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu:
1. Jinak (benigna)
Contoh : acoustic neuroma, meningioma, pituitang edenoma, astrocitoma
(tingkat I)
2. Ganas (maligna)
Contoh : astrocytoma (tingkat 2, 3, 4) oligodeudioglioma, apendyoma
Berdasarkan lokasinya, tumor dapat dibedakan menjadi:

1. Tumor intraduraf
a. Tumor intrakranial extracerebral
Contoh : neuroma, meningioma, tumor hypofise
b. Tumor infrakranial intracerebral
Contoh : glioma, astrocytoma, dan ganglioma
2. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, paru,
ginjal dan lambung
(Tjarta, 1996 & Reeves, 2001)
(Smeltzer & Brenda, 2001)
Muntah
Kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan yang selalu
disebabkan adanya iritasi pada pusat vassal di medulla oblongata, sifat
muntah : profektif, bisa tanpa didahului nausea, sering tumbuh malam/pagi
hari yang disertai sakit kepala, peluang terjadinya pada kasus tumor otak
adalah sekitar 70% (Buffon & Hall, 1997 Reeves, 2001)
Papiledema
Ada sekitar 70-75% dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan
penglihatan seperti penurunan ketajaman penglihatan, deplopia (pandangan
ganda) dan penurunan lapang pandang. Papiledema dapat timbul karena stasis
vena oleh karena peningkatan TIK, obstruksi sistem ventrikel/obstruksi
draenage vena retina yang menyebabkan kompresi saraf optikus (N III/IV)
sehingga menyebabkan gangguan penglihatan (perasaan berkurangnya
penglihatan) (Reeves, 2001 Smeltzer & Brenda, 2001).

Gejala terlokalisasi, gejala terjadinya spesifik sesuai dengan gangguan


daerah otak yang terkena,menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal,
seperti pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang karena fungsi dari bagian-bagian berbeda-beda dari otak, lokasi tumor
dapat ditentukan pada bagiannya, yang mengidentifikasi fungsi yang
dipengaruhi oleh adanya tumor.

Tumor korteks motorik


Menumbuhkan manifestasi gerakan seperti epilepsy, kejang
jarksonian dimana kejang terletak pada satu sisi.
Tumor iobus oksipital (visual center, visual speech center, atur
kemampuan) menimbulkan manifestasi visual, hemianopik, homonius
kontra lateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapangan pandang
pada sisi yang berlawanan pada tumor dan halusinasi penglihatan), nyeri
tumor cerebellum (atur sikap badan/aktivitas otot dan keseimbangan)
menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan) atau gaya
berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh, otot tidak
terkoordinasi, dan nigtatrus (gerakan nada berirama tidak sengaja)
biasanya menunjukkan gerakan horizontal)

Tumor iobus frontal


Sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status
emosional dan tingkah laku dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering
menjadi ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan
menggunakan bahasa cabul.

Tumor sudut cerebelopointin


Biasanya diawali pada jaring saraf akustik dan memberi rangkaian gejala yang
timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak.
Gejala pertama
-

Tinitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-saraf yang


mengarah terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial ke VIII /
vestibulochorlearis / oktavus)

Berikutnya kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah


(berhubungan dengan cranial ke V/trigemirus)

Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralisis (keterbatasan saraf cranial ke


VII / fecialis)

Akhirnya karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada


abnormalitas pada fungsi motorik (aktivitas otot, sikap badan dan
keseimbangan)

Tumor intra cranial


Dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan fungsi bicara
dan gangguan gaya berjalan, terutama pada pasien lansia. Tipe tumor yang
paling sering adalah meningioma, glioblastana (tumor otak yang sangat
maligna) dan metastase serebral dari bagian luar (Guyton & Hall, 1997
Smeltzer & Brenda, 2001 & Black Matassarin, 1997).
B. PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis, gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan
klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu prospektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh
2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Tentunya disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling
cepat.

Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang


bertambah menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri
pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan
mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan avebrovaskuler primer.
Sedangkan

kejang

sebagai

manifestasi

perubahan

kepekaan

neuro

dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan


otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan TIK dapat

diakibatkan

oleh beberapa faktor :

bertambahnya masa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor dan


perubahan

sirkulasi

cerebrospinal.

Pertumbuhan

tumor

menyebabkan

bertambahnya masa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari
ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan
otak. Mekanisme belum seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan
selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema
yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intrakranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari
ventrikel lateral ke ruang subaralinoid menimbulkan hidrochepalus.
Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila TIK timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
intrakranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan
mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati
mengakibatkan herniasi inkus serebral.

Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporal bergeser ke inferior


melalui insisura tentorial oleh masa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mensensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ketiga.
Pada herniasi serebelum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen
magnum oleh suatu masa posterior kompresi medulla oblongata dan henti
nafas terjadi dengan cepat, intrakranial yang cepat adalah bradikardi progresif,
hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
(Black & Matassarin, 1997 Smeltzer & Brenda, 2001)
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rontgen tengkorak
Untuk diagnostik sekurang-kurangnya diambil dari 2 arah, ialah
anteroposterior dan lateral.
Lumbal fungsi, arteriografi dan pneumoensefalografi
EEG
ST-scan
MRI

D. PATHWAY

E. PENATALAKSANAAN
Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan ke arah kematian, salah
satu akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang disebabkan oleh
tumor. Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati
dengan segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat
diubah. Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau
banyak kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neurologik (paralisis,
kebutaan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian
(dekompresi).
-

Pendekatan pembedahan (craniotomy)


Pendekatan ini digunakan untuk mengobati pasien meningioma,
astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ke-3, tumor
kongenital seperti demoid dan beberapa granuloma. Untuk pasien dengan
glioma maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan
tidak mungkin, tetapi dapat melakukan tindakan yang mencakup
pengurangan TIK, mengangkat jaringan nefrotik dan mengangkat bagian
besar dari tumor yang secara teori meninggalkan sedikit sel yang tertinggal
atau menjadi resisten terhadap radiasi atau kemoterapi.

Pendekatan stereotaktik
Stereotaktik merupakan elektroda dan kanula dimasukkan hingga titik
tertentu di dalam otak dengan tujuan melakukan pengamatan fisiologis
atau untuk menghancurkan jaringan pada penyakit seperti paralisis agitans,
multiple sklerosis & epilepsy (Friel, Jhon P, 1996). Pendekatan
stereotaktik meliputi penggunaan kerangka tiga dimensi yang mengikuti
lokasi tumor yang sangat tepat, kerangka stereotaktik dan studi pencitraan
multiple (sinar, X, CT) yang lengkap digunakan untuk menentukan lokasi
tumor dan memeriksa posisinya laser atau radiasi dapat dilepaskan dengan
pendekatan stereotaktik. Radioisotop (131I) dapat juga ditempelkan
langsung ke dalam tumor untuk menghasilkan dosis tinggi pada radiasi
tumor sambil meminimalkan pengaruh pada jaringan otak di sekitarnya.

Pendekatan kemoterapy

Pendekatan kemoterapy dan terapi sinar radiasi eksternal dimana hanya


digunakan salah satu model atau kombinasi. Terapi radiasi merupakan
dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya
kembali tumor yang tidak lengkap transplantasi sum-sum tulang autologi
intravens digunakan pada beberapa pasien yang akan menerima
kemoterapi atau terapi radiasi karena keadaan ini penting sekali untuk
menolong pasien terhadap adanya keracunan pada sum-sum tulang sebagai
akibat dosis tinggi kemoterapi dan radiasi (Smeltzer & Brenda, 2001).
Kemoterapi digunakan pada jenis tumor otak tertentu, tumor otak bisa
dilakukan pada klien:
1. Segera setelah pembedahan (tumor reduction) kombinasi dengan
terapi radiasi
2. Setelah lengkap tindakan radiasi
3. Setelah tumor recurance
(Black & Matassarin, 1997)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi setelah dilakukan
G. L

Vous aimerez peut-être aussi