Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

JUDUL : KALIMAT EFEKTIF

OLEH : KELOMPOK IV
DWI ARISKA
ELVIANI
RAFITA MARDIAN
RAHMI SYARIFUDDIN
KELAS : II/B
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tentang KALIMAT EFEKTIF.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan
kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar
harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi
pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga
laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 16 April 2014

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR__________________________________________v
DAFTAR ISI _________________________________________________ vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang________________________________________ 1
Rumusan Masalah _____________________________________ 2
Tujuan Pembahasan ___________________________________ 3
Manfaat Pembahasan __________________________________ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif ______________________________ 4
B. Syarat Kalimat Efektif
1. Kesatuan Gagasan__________________________________ 4
2. Koherensi yang Baik dan Kompak_____________________ 5
3. Variasi___________________________________________ 6
4. Penekanan________________________________________ 8
5. Paralelisme_______________________________________ 10
6. Penalaran ________________________________________ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan _________________________________________ 12
B. Saran ______________________________________________ 12
DAFTAR PUSTAKA__________________________________________ 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan tulis menulis atau karang mengarang adalah mengungkapkan fakta
fakta, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif, kepada para pembaca. Sebab
itu, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan

yang efektif, misalnya penulis harus mempunyai ide penulisan yang akan ditulis.
Selanjutnya penulis harus memikirkan gagasan atau ide secara jelas, kemudian
mengembangkan gagasan secara jelas dan terperinci.
Langkah kedua, penulis harus menuangkan dalam bentuk kalimat, yaitu
dalam kalimat yang baik sehingga pembaca sanggup mengadakan penghayatan
kembali sejelas seperti waktu gagasan itu muncul dalam pikiran penulis.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang didalamnya terdapat
susunan gagasan yang dituangkan penulis secara terbuka untuk dikomunikasikan
kepada orang lain. Dalam komunikasi sehari hari kita memerlukan kita
memerlukan bahasa sebagai medium, karena memberikan kemungkinan yang
sangat luas bila dibanding dengan cara yang lain. Bahasa sebagai medium
berkomunikasi hanya akan bermanfaat dengan sebaik-baiknya bila ia dikuasai
oleh mereka yang masuk kedalam lingkaran komunikasi tersebut. Dengan
demikian, penguasa bahasa tidak hanya mencakup persoalan kaidah atau pola
sintaksis bahasa itu, tetapi juga mencakup beberapa aspek lainnya.
1
Aspek-aspek penguasa bahasa meliputi :
a) Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata
( kosakata ) bahasa tersebut.
b) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara benar.
c) Kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk
menyampaikan gagasan gagasan.
d) Tingkat penalaran ( logika ) yang dimiliki seseorang.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau berteletele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang
kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?


2. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
2

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia
sehingga menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam

berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. MANFAAT PEMBAHASAN

1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang

dikatakan dengan kalimat efektif.


2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa

Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan


sehari-hari.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi
pikiran atau perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian
pambaca atau pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan. Kalimat
yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca, identik dengan apa yang
dipikirkan pembicara atau penulis. Kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan
pokok dalam pikiran pembaca atau pendengar.

Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :


a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Syarat lain yang dibutuhkan dalam kalimat efektif adalah : Kesatuan
gagasan, kohesi yang kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran.
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan gagasan dan
mengandung ide pokok. Dalam sebuah kalimat tidak boleh diadakan perubahan
dari satu kesatuan gagasan kepada satu kesatuan gagasan yang lain yang tidak ada
hubungan, atau menggabungkan kedua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
sama sekali.
Kesatuan gagasan jangan diartika bahwa hanya terdapat satu gagasan ide
tunggal. Bisa jadi bahwa kesatuan gagasan tersebut terbentuk dari dua gagsan
pokok atau lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek,
predikat dan boleh ditambah dengan objek dan keterangan atau salah satu
diantarannya.

4
Kesatuan gagasan menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikatnya tidak jelas, terutama dikarenakan kesalahan dalam penggunaan kata
depan. Kesalahan itu terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak jelas maksud gagasan yang sebenarnya yang
disampaikan.
2. Koherensi yang Baik dan Kompak
Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang
baik dan jelas antara ( unsur kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat
itu. Koherensi yang baik dan kompak juga menunjukan hubungan antara subjek
dan predikat, hubungan antara predikat dengan objek, serta keterangan lain yang
menjelaskan tiap-tiap unsur tadi.
Kesalahan yang sering merusak koherensi adalah menempatkan kata
depan, kata penghubung yang tidak pada tempatnya, penempatan keterangan
aspek yang tidak sesuai, dan sebagainya.

Koherensi rusak karena penempatan kata dalam kalimat

tidak sesuai

dengan pola kalimat.


Misalnya :
a. Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebun kemarin
pagi, dengan sekuat tenaganya ( baik ).
b. Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya
kemarin pagi di kebun anjing ( tidak baik ).
c. Anjing kemarin pagi dikebun adik saya memukul memukul dengan
sekuat tenaganya ( tidak baik ).
Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik
karena merangkaikan dua kata yang makna nya tiak tumpang tindih, dan
hakekatnya mengandung kontradiksi.
Misalnya :
a. Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa demonstrasi itu
merupakan dampak dari krisis kepercayaan ( salah ).
5
b. Banyak peninjau yang menyatakan bahwa demonstrasi itu
merupakan dampak dari krisis kepercayaan ( benar ).
c. Para peninjau menyatakan bahwa demonstrasi itu merupakan
dampak dari krisis kepercayaan ( benar ).
Koherensi rusak juga diakibatkan adanya salah menempatkan keterangan
aspek seperti : sudah, telah, akan, belum, dan sebagainya pada kata kerja tanggap.
Misalnya :
a. Saya sudah membaca buku itu hingga tamat ( baik ).
b. Sudah saya baca buku itu hingga tamat ( baik ).
c. Saya sudah baca buku itu hingga tamat ( kurang baik ).
d. Buku itu saya sudah baca hingga tamat ( salah ).
e. Buku itu sudah saya baca hingga tamat ( baik ).
3. Variasi
Variasi adalah keanekaragaman bentuk yang mempunyai makna hampir
sama sehingga tetap terpelihara minat dan perhatian pendengar atau
pembaca.Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa cara.
a. Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan yang berbentuk kelompok


kata.Variasi ini pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat

yang

disampaikan.
Contoh;
Disebuah desa yang terpencil tinggalah seorang gadis bernama
azizah.Seperti layaknya gadis desa lainya,kembang desa ini sering
menyapu dan menanam bunga dihalaman rumahnya.Apaligi disaat
mekar,banyak kumbang yang datang untuk menghisap madunya.Seperti
halnya primadona desa ini,selalu diidam-idam kan parapemuda desa
tersebut.
6
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi kalimat dapat pula diushakan

dengan sekaligus menggunakan

kalimat pendek dan kalimat yang agakpanjang dalam sebuah alenia.Disini


kalimat pendek dan kaliamat panjang menpunyai nilai tersendiri.Kerja sama
antara dua kalimat yang berbeda ukuranya ini
kejemuan dan keletihan..Kerja sama

b iasanya dapat menghalau

kedua kalimat tersebut juga dapat

memberikan semangat bagi pembaca atau pendengar.


Contoh;
Teman saya seorang psikology,mengatakan bagaimana ia menolong
seorang pasienya yang akan bunuh diri.Pasienya seorang wanita yang berusia dua
puluh lima tahun dan sudah punya anak dua.Ia menderita depresi yang
hebat.Pengalaman

hidupnya

tidak

pernah

menyenangkan.Masa

sekolah,perkawinan,mengasuh anak dan tempat tinggalnya tidak pernah


membahagiakanya.Karena itu,ia merasa masa depanya bukan kebahagian yang ia
dapatkan,tetapi hanya pesisimisme dan kegelapan belaka.
Kita bandingkan dengan paragraf berikut;
Teman saya mengatakan bagaimana ia menolong seorang pasien
yang mau bunuh d iri.Wanita tersebut mempunyai dua orang anak.Ia menderita
depresi

yang

hebat.Ia

melihat

kehidupan

sebagai

pengalaman

yang

menyakitkan.Masa sekolah,perkawinan,mengasuh anak dan tempat tinggalnya


dipandang negatif.Ia mengatakan semua itu tidakmembahagiakanya karena itu,ia
merasa masa depanya suram.
c. Variasi stuktur kalimat
Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah paragraf juga besar artinya
dilihat

dari

sudut

variasi.Paragraf

yang

bervariasi

biasanya

lebih

menyenangkan,tidak seperti membaca paragraf yang struktur kalimatnya sama


semua.Oleh karena itu,penulis yang sangat efektif sangat memperhatikan pola
kalimat yang terdapat dalam paragraf karanganya.Karangan yang efektif
mencerminkan keragaman strukturnya terutama pada penggunaan prefiks medan di-.
7
Seorang sarjana indonesia yang duduk dalam tim penelitian dan
pengembangan pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah menemukan bahwa di
daerah-daerah yang luas tetapi jarang penduduknya serta kurang aktivitas
ekonominya,sayangnya pemerintah tidak membangun pelabuhan samudra.Namun
pemrintah tidak memutuskan demikian.Memang, cukup mengendorkan semangat
kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara(selain lombok dan bali)yang tetap
tidur nyenyak meskipun sudah membnagun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara.
Kutipan diatas akan lebih menarik bila dibuat variasi seperti dibawah ini:
Seorang sarjana indonesia yang duduk dalam tim penelitian dan
pembangunan pelabuhan - pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa
daerah-daerah yang luas,tetapi jarang penduduknya serta kurang aktivitas
ekonominya,seyogyanya tidak dibangun pelabuhan samudra.Namun pemerintah
tidak memutuskan demikian.Memang,cukup mengendorkan semangat kalau
kitamelihat keadaan di Nusa Tenggara (selain Lombok dan Bali) yang tetap tidur
nyenyak meskipun fasilitas - fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
di bangun.
4. Penekanan

Inti fikiran yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah dibedakan dari
sebuah kata yang dipentingkan.Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh subjek
an predikat.Sedangkan unsur yang dipentingkan dapat bergeser darisatu kata ke
kata yang lain.Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih
ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain.Dalam bahasa lisan kita dapat
mempergunakan tekanan,gerak-gerik dan sebagainya untuk memberi tekananpada
sebuah kata.Dalam bahsa tulisan hal ini tidak mungkin dilakukan,namun masih
terdapat beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan
itu,baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan.Cara-cara tersebut
adalah:
8
a) Menggunakan Repetisi
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam
sebuah kalimat.
Contoh:
Bahasa Indonesia merupakan alat,yaitu alat untuk komunikasi.Dalam
hubungan antara suami dan istri,orang tua dan anak,antara komandan dan
anak

buah,antara

dosen

dan

mahasiswa,antara

pemerintah

dan

rakyat,antara sesama warga masyarakat,pastilah diperlukan bahasa sebagai


alat komunikasi.
b) Mengubah-ubah Posisi dalam Kalimat
Pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa semua kata yang ditempatkan pada
awal kalimat adalah kata yang dipentingkan.Berdasarkan prinsip tersebut,untuk
mencari efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat di ubah-ubah strukturnya
dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh:
Kami berharap pada kesempatan ini kita dapat membicarakan lagi soal
ini.Kalimat diatas menunjukan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami
(berharap),bukan yang lain-lainy;harap,pada kesempatan lain,kita,dan soal

ini.Kata-kata tersebut dapat ditempatkan pada awal kalimat,dengan


konsekuensi

bahwa

kalimat

diata

bisa

mengalami

perubahan

strukturnya,asal isinya tidak berubah.


Contoh;
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain
demikian harapan kami.
9
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain,demikian
harapan kami.
c) Menggunakan partikel penekanan.
Partikel berguna untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam
kalimat.Partikel-partikel yang dimaksud adalah; -lah,pun,dan- kah yang sering
disebut

juga

dengan

istilah

imbuhan.

Contoh :

d)

Saudaralah yang harus melakukan tugas ini.


Walaupun sudah meninggal namanya masih di sebut-sebut.
Benarkan seperti yang dikatakan itu?
Menggunakan Pertentangan

Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekan suatu gagasan.


Contoh :

Aisyah tidak malas,tetapi rajin.


Gadis itu tidak jelek dan angkuh,tetapi cantik dan peramah.

Kalimat Aisyah itu tidak malas,tetapi rajin yang dipertentangkan adalah


tidak malas.Kata malas dipertentangkan dengan kata rajin.Jadi tidak malas,tetapi
rajin menunjukkan bahwa aisyah benar-benar rajin. Demikian juga pada kalimat
Gadis itu tidak jelek dan angkuh, tetapi cantik dan peramah, menunjukkan bahwa
gadis tersebut benar-benar tidak jelek dan tidak angkuh,tetapi sebaliknya.
5. Paralelisme

Paralelisme atau kesejajaran adalah bentuk yang membantu memberi


kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian bagian yang
sederajat dalam konstruksi yang sama.

10
Contoh :
Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak,
maka menonjolah beberapa masalah pokok yang meminta perhatian dan
pemecahan. Yang pertama reorganisasi departemen-departemen. Yang
kedua masalah pemborosan dan penyelewengan. Ketiga karena masalah
pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak, maka kita juga ingin
mengemukakan faktor lain, yaitu bagaimana memobilisir potensi nasional
secara maksimal dalam partisipasi pembangunan ini.
Bila kita perhatikan kutipan diatas maka tampak bahwa organisasi,
pemborosan dan penyelewengan serta mobilitas potensi nasinal merupakan
masalah pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan menggunakan
konstruksi yang paralel, ketiganya dapat dihubungkan secra mesra, serta akan
memberi tekanan yang jelas pada ketiganya.
6. Penalaran
Penalaran sering diidentikan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran pembicara
turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya
dapat dipahami. Penalaran adalah salah satu proses berfikir yang berusaha untuk
menghubungkan evidensi menuju kepada suatu simpulan yang masuk akal.
Contoh : Mayat wanita yang di temukan itu sebelumnya sering mondarmandir di daerah tersebut.
Jika kita bertanya, Siapa yang mondar mandir?, tentu jawabannya
mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari
dua pernyataan, yaitu (1) Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2)
sebelum menjadi mayat, wanita iyu sering mondar mandir. Penulis

menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih


sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar.

11
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau

pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami


pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : kesatuan gagasan, koherensi yang baik
dan kompak, variasi, penekanan, paralelisme, dan penalaran.
B. SARAN
1. Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang
bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses
kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan
bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
2. Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan
secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat
pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian
bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
3. Bagi lembaga sekolah

Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian


penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin
komunikasi yang selaras.

12
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim, A.R.2011.Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia.Pekanbaru:
Zanafa Publishing
http://mahessaangga.blogspot.com/2010/11/kalimat-efektif.html?m=1
http://kalimatefektif2013.blogspot.com.

13

Vous aimerez peut-être aussi