Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Reaksi pengendapan telah dipergunakan secara luas dalam kimia analitik,
dalam titrasi, dalam penentuan gravimetrik, dan dalam pemisahan sampel menjadi
komponen-komponennya. Metode gravimetrik tidak dipergunakan lagi secara
luas, dan penggunaan pengendapan untuk pemisahan telah digantikan. Walaupun
demikian pengendapan tetap merupakan sebuah teknik dasar yang sangat penting
dalam banyak prosedur analitik.
Titrasi - titrasi yang melibatkan reaksi pengendapan tidak berjumlah
banyak dalam analisis titrimetrik seperti titrasi-titrasi yang terlibat dalam reaksi
redoks atau asam-basa. Ketanyaannya, dalam permulaan kuliah, contoh-contoh
dari titrasi semacam ini biasanya dibatasi pada yang melibatkan pengendapan dari
ion perak dengan anion-anion seperti halogen atau tiosianat. Salah satu alasan
terbatasnya penggunaan reaksi semacam ini adalah kurangnya indikator yang
cocok. Dalam beberapa kasus, terutama dalam titrasi dari laruta encer, tingkat
reaksinya terlalu lambat untuk kenyamanan sebuah titrasi. Ketika mendekati titik
ekivalen dan titran ditambahkan secara perlahan, penjenuhan yang luar biasa tidak
terjadi dan tingkat pengndapan menjadi amat lambat. Kesulitan lainnya adaah
bahwa komposisi dari endapan pada umumnya tidak diketahui karena efek-efek
pengendapan pengiring. Meskipun efek ini dapat diminimalisasi atau sebagian
terkoreksi melalui proses-proses seperti menyimpan pengendap cukup lama, hal
ini biasanya tidak mungkin terjadi dalam sebuah titrasi langsung.
Kita akan membatasi pembahasan kita pada titrasi pengendapan yang
melibatkan garam-garam perak, dengan penekanan lebih pada indikator-indikator
yang telah dengan sukses dikembangkan dalam titrasi-titrasi semacam ini.
BAB II
Pembahasan
2.1. Argentometri
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti
perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar za
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan
endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menetukan kadar asam-basa dalam
suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi).
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbagan pada setiap penambahan titran,
tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titrasi.
Endapan yang terjadi pada suatu titrasi dapat dipakai suatu dasar titrasi yang
berdasarkan ion Cl-, I-, Br- dengan memakai larutan standar AgNO3. Digunakan
indikator yang sesuai untuk menyatakan titik ekivalen. Perlu diketahui bahwa
sistim mencapai kesetimbangan dengan cepat setelah setiap penambahan titran.
Hal ini tidak selalu dicapai pada reaksi pengendapan. Sistim pengendapan yang
sangat penting adalah titrasi ion halida oleh ion perak yang disebut proses
argentometri.
2.2. Kurva Titrasi
Kurva titrasi untuk titrasi pengenapan dapat dibuat dan secara keseluruhan
analog dengan titrasi asam-basa dan pembentukan kompleks. Perhitunganperhitungan kesetimbangan yang berdasarkan atas tetapan kelarutan produk
diperlukan pada titik akivalen. Contoh berikut ini menggambarkan perhitunganperhitungan yang terlibat dalam titrasi pengendapan.
Contoh 1.
Sebanyak 50,0 mL NaCl 0.100 M dititrasi dengan 0,100 M AgNO3. Hitung
konsentrasi ion klorida pada interval-interval selama titrasi dan gambarkan
plot pCl terhadap milimeter dari AgNO3. pCl = -log[Cl-], dan Ksp untuk AgCl
= 1 x 10-10
Jawab
(a) awal titrasi
[Cl-] = 0,100 mmol/mL
pCl = 1,00
(b) Setelah penambahan 10,0 mL AgNO3
50,0 mL x 0,100 mmol/mL = 5,00 mmol Clsetelah ditambahkan 10,0 mL x 0,100 mmol/mL = 1,00 mmol Ag+
reaksinya :
mmol
Ag+
Cl-
awal
1,00
5,00
perubahan
-1,00
-1,00
kesetimbangan -
AgCl
4,00
4, oo mol
=0,067 M
,
60,0 mL
pCl = 1,17
(c ) Setelah penambahan49,9 mL AgNO3.
50,0 mL x 0,100 mmol/mL = 5,00 mmol Cltelah menambahkan 49,9 mL x 0,100 mmol/mL = 4,99 mmol Ag+
reaksinya adalah
mmol
Ag+
awal
4,99
5,00
perubahan
-4,99
-4,99
kesetimbangan -
Cl-
0,01
AgCl
[Cl-] =
pCl = 4,00
Dalam perhitungan ini kita telah mengabaikan kontribusi ion-ion
klorisa kepada larutan dari kelarutan endapan AgCl. Pendekatan ini
berlaku kecuali dalam satu atau dua tetes dari titik ekivalen.
(d) Titik ekivalen
50,0 mL x 0,100 mmol/mL = 5,00 mmol Clmenambahkan 50,0 mL x 0,100 mmol/mL = 5,00 mmol Ag+
reaksinya adalah
mmol
Ag+
awal
5,00
5,00
perubahan
-5,00
-5,00
kesetimbangan
Cl-
AgCl
tidak ada ion klorida maupun ion perak yang berlebih dan
konsentrasi dari masing masing ion didapat dari akar Ksp
AgCl
Ag+
[Ag+] [Cl-]
= Ksp
[Ag+]
= [Cl-]
[Cl-]2
= 1,0 x 10-10
[Cl-]
= 5,00
Cl-
Ag+
awal
6,00
5,00
perubahan
-5,00
-5,00
kesetimbangan 1,00
Cl-
AgCl
1,00 mmol
=9,1 x 103
110 mL
pAg = 2,04
Mengingat bahwa pAg + pCl = 10,0
pCl = 7,96
Perhatikan bahwa peningkatan pX (X= Cl, Br, I) pada titik ekivalnen yang
terbesar ada pada titrasi iodida, mengingar perak iodida adalah gaam yang
paling susah larut di antara ketiga garam.
K=
+
Ag
Jadi, semakin kecil Ksp, semakin besar K untuk reaksi titrasi. Untuk ketiga
garam yang ditunjukkan pada Gambar 9.1 nilai K adalah : AgCl, 1 x 1010;
AgBr, 2 x 1012; dan AgI, 1 x 1016.
Dapat dimengerti bahwa bentuk kurva titrasi tergantung dari hal-hal berikut :
1. Kw endapan.
2. Konsentrasi larutan dan titran.
3. Macam endapan, macam endapan yang dimaksud adalah apakah jumlah
kation dan anionnya sama atau berbeda.
4. Adsorpsi menentukan bentuk kurva titrasi, adsopsi menyebabkan bagian
curam lebih pendek daripada yang dihitung secara teoritis, sehingga perbedaan
antara kurva menurut hitungan yang dibuat menurut pengukuran, dapat sangat
berbeda. Adsorpsi terutama kuat di dekat titik ekivalen.
Kebanyakan garam anorganik lebih dapat larut dalam air dari pada
dalam larutan-larutan organik. Air mempunyai momen dipol besar dan
ditarik ke kation dan anion untuk membentuk ion-ion hidrat. Ion-ion
dalam kristal tidak mempunyai gaya yang cukup besar bagi pelarut-pelarut
organik, dan untuk itu kelarutannya biasanya lebih kecil daripada di dalam
air.
c. efek ion-sekutu
Efek ion-sekutu adalah berkurangnya kelarutan suatu senyawa
yang diakibatkan oleh hadirnya suatu ion yang bersekutu dengan endapan
dalam larutan itu.
d. efek aktivitas
efek aktifitas
hadirnya suatu garam netral, garam yang tidak mengandung ion yang
beraksi secara kimiawi.
e. efek pH
Efek pH adala istilah yang digunakan untuk menggambarkan efek
konsentrasi ion hidrogen pada kelarutan garam suatu asam lemah.
kelarutan dari garam sebuah asam lemah tergantung pada pH larutan
tersebut. Beberapa contoh garam-garam tersebut yang lebih penting dalam
kimia analitis adalah oksalat, sulfida, hidroksida, karbonat, dan fosfat.
f. efek hidrolisis
jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan
menghasilkan perubahan (H+). Kation dari spesies daram mengalami
hidrolisis sehingga menambah kelarutannya.
h. efek kompleks
efek kompleks adalah bertambahnya kelarutan suatu senyawa
akibat hadirnya suatu zar yang membentuk kompleks-kompleks yang
stabil dengan kation garam itu.
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan uraian lengkap diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut,
1. Salah satu jenis titrasi dalam analisis kuantitatif volumetrik adalah titrasi
pengendapan. Argentometri atau titrasi pengendapan adalah titrasi yang
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi analit dengan menggunakan larutan
baku sekunder yang mengandung unsur perak
2. Pada titrasi pengendapan terdapat tiga metode yaitu, metode Mohr, metode
Volhard, dan metode Fajans. Ketiganya memiliki perbedaan dalam
penggunaan indikator, pH, dan larutan standar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan terdiri dari temperatur, pemilihan
pelarut, efek ion-sekutu, efek aktivitas, efek pH, efek hidrolisis, dan efek
kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Cut Z. Jamil. 2007. Kimia Analisa untuk Teknik Kimia. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Widodo, Didik Setiyo & Retno Ariadi Lusiana. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif:
Dasar Penguasaan Aspek Eksperimental. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Underwood, A. L. 2004. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga.