Vous êtes sur la page 1sur 28

APPENDISITIS

Appendisitis
Banyak ditemui
Bd diet rendah serat.
Masyarakat yg konsumsi tinggi serat
risiko apendicitis menurun
Insiden tertinggi 20 30 tahun

DEFINISI
Appendisitis adalah peradangan usus
buntu yang umumnya disebabkan oleh
sumbatan

Ukuran apendiks normal

Ukuran apendiks yang


meradang

Ukuran panjang: 6-9cm


Organ Imunologi IgA
Tdd 4 lapisan
mukosa & submukosa : dominan folikel germinalis + jar limphoid (bayi &
anak)
Jar limphoid ~ umur
Persarafan:
Parasimpatis : N.vagus
Simpatis : N. thoracalis X
Asal dari caecum
Perkembangannya mulai mgg ke 5 intrauterin

VARIASI NORMAL POSISI APPENDIK

http://www.surgicaltutor.org.uk

Etiologi
60% Hiperplasia kelenjar getah bening
35% fekalit feses yang menjadi keras
4% benda asing
1% striktur lumen oleh karsinoma

Phathophisiology

appendicitis std awal :


Obstrusi lumen edema, ulcerasi mukosal, distensi
appendix, peningkatan tekanan intraluminal

appendicitis Suppuratif:
Peningkatan tekanan intraluminal >>obstruksi
lymphatic & drainage venous & menjadikan bakteri &
cairan inflamatori berinvasi dari dinding appendiceal
yg tegang

Gangrenousa appendicitis :
akibat trombosis vena Intramural & arteri

Perforated appendicitis :
Menetapnya jaringan ischemia mengakibatkan infark
appendiceal & perforasi

appendicitis abscess :
Suatu inflamasi atau perforasi diselimuti oleh jaringan
sekitarnya

PATHOPHYSIOLOGY

Obstruksi pada proksimal lumen


30 50% fecalith +, lainnya : hiperplasi
limphoid, parasit, corpus alineum, kondisi
tek intraluminar
Obstruksi sekresi mukus mukosa
tek intraluminar kongesti venous &
edema iskemia & asidosis jar /dinding
appendix ulserasi mukosa invasi
bakterial infeksi

PATHOLOGY

Fase awal :
Appendix menebal, edem & vaskularisasi
serosa distensi bag distal
Histologi : ulserasi mukosa + infiltrasi selsel inflamasi
Fase lanjut infiltrasi menembus mukosa
mell muskularis. Cairan peritoneal : sel-sel
PMN +, bakteri
Perforasi : kultur cairan peritoneal flora
polimikrobial +

Gambaran Klinik
Nyeri visceral di daerah epigastrium
Mual dan muntah
Nafsu makan menurun
Anorexia,Febris ringan, Diare
Perforasinyeri abdomen umum dan rigiditas
Nyeri kwadrant kanan bawah
Klien mempertahankan lutut tetap fleksi agar tetap
nyaman

Gambaran Klinik
Abses Massa di abdomen
Rongga pelvis gejala dan tanda
rangsangan sigmoid
Anak tidak spesifik
Usia lanjut samar

The psoas sign. Pain on passive extension of the right thigh. Patient lies on left side.
Examiner extends patient's right thigh while applying counter resistance to the right
hip (asterisk).

FIGURE 2A. The obturator sign. Pain on passive internal rotation of the flexed thigh.
Examiner moves lower leg laterally while applying resistance to the lateral side of the knee
(asterisk) resulting in internal rotation of the femur

Alvarado score
Skor 1-4:
Tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
Skor5-6
Dipertimbangkan kemungkinan Dx apendisitis akut tetapi tidak memerlukan tindakan
operasi segera atau dinilai ulang
Skor7-8 :
Dipertimbangkankemungkinanmengalamiapendisitisakut
Skor9-10 :
Hampirdefinitifmengalamiapendisitisakutdandibutuhkantindakanbedah

PENILAIAN

SKOR

Gejala

Nyeri beralih
Anoreksia
Mual/muntaH

1
1
1

Tanda

Nyeri perut kanan bawah


Nyeri lepas
Kenaikkan temperature

2
1
1

Laboratori
um

Leukositosis
Neutrofi lbergeser ke kiri

2
1

SkorTotal

10

Diagnosa
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang

PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM :

Darah lengkap
RADIOLOGI :

Foto polos abdomen (appendicolith, scoliosis, air fluid level)

USG
- penebalan dinding, kaliber lumen, non compressible app
- sensitifitas & spesifisitas 80 95%
- false neg : obese, distensi usus, perforasi baru
- operator dependent

CT SCAN
- obese
- immunology
BARIUM ENEMA

Diagnosa Banding
Gastroenteritis akut
Adenitis mesenterikum
Salpingitis akut kanan
Folikel ovarium yang pecah
Kehamilan di luar kandungan (KET)
Batu ureter kanan

KOMPLIKASI
Periapendikuler infiltrat

1.

Umumnya terjadi setelah 2x24 jam


Proses keradangan pada jaringan sekitar
apendiks yg disebabkan mikroperforasi
keluar lumen apendiks
Terjadi perlekatan antara apendiks dengan
jaringan atau organ sekitar sehingga
terbentuk massa
Tx : menghilangkan massa perlekatan
secara konservatif, dilanjutkan dengan
apendiktomi

2. Periapendikuler abses
Terjadi proses supurasi, penumpukan pus di
periapendikuler
Tx: tindakan bedah segera (evakuasi pus)

3. Appendisitis perforata/peritonitis

Terjadi perforasi dari apendiks, timbul peritonitis

Tx: Laparotomi

4. Abses hepar
Terjadi emboli kuman-kuman lewat sistem portal ke
hepar timbul mikroabses di hepar

Prognosis
Mortalitas pada appendektomi
# Tanpa komplikasi < 0,05 1%
# Mulai ada komplikasi 0,05%
# Dengan perforasi 0,05%

Penatalaksanaan
Appendectomy dg resiko :
- ILO
- Infertilitas
- Fistula enterokutan
AB Sistemik
Penalaksanaan cairan elektrolit

Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gangguan rasa nyaman b.d distensi jaringan usus oleh


inflamasi
Diare bd inflamasi usus
Resiko kekurangan volume cairan b.d Pengeluaran
yang berlebihan
Resiko penyebaran infeksi b.d tidak adekuatnya
pertahanan utama (perforasi/ruptur)
Ketidakefektifan koping individu bd stresor multiple
dan kebt perub gaya hidup
Ketidakefektifan pola nfs bd distensi abdm dan
kekakuan abdm

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi