Vous êtes sur la page 1sur 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A.K


DENGAN BRONCHO PNEUMONIA DI BANGSAL ANAK B2
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2007

BRONCHO PNEUMONIA
A. PENGERTIAN
Pneumonia merupakan suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur atau oleh benda asing.
Pneumonia merupakan peradangan akut padaparu-paru dengan akumulasi
eksudat di dalam alveoli dan sluran pernafasan yang mengganggu proses
pernafasan. Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis
dan etiologi. Pembagian menurut tempatnya adalah pneumonia lobaris,
pneumonia
lobularis
(bronchopneumonia),
pneumonia
interstisilis
( bronkhiolitis ), sedangkan pembagian menurut penyebabnya atau etiologinya
adalah bakteri, virus, jamur, aspirasi makanan, pneumonia hipostatik dan
sindrom Loefler.
B. PENYEBAB
Berdasarkan etiologinya pneumonia dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Aspirasi makanan
5. Pneumonia hipostatik
6. Sindrom Loefler.
C. PATOFISIOLOGI
Infeksi kuman patogen
( bakteri / virus )
terganggunya parenkhim paru

brochiolitis
PK : Infeksi

gangguan interstisiil

kerusakan epitel
pembentukan mukus

muntah

infiltrat ke duktus alveolus

penyumbatan bronkhus
brochietase gangguan fungsi paru
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Perubahan pola nafas

kerusakan alveolus
Gangguan pertukaran gas

D. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius
bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40
C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat
gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping
hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah
dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi : Rongten thorax , digunakan untuk menilai status pulmoner
klien
2. Laboratorium rutin
3. Penilaian AGD ( analisa gas darah )
F. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI
1. Empiema
2. Atelektasis paru
3. Empisema
4. Meningitis
5. Fibrosis paru
6. Kalsifikasi paru
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan / penatalksanaan medis mencakup pengobatan untuk
memperbaiki oksigenasi dengan pemberian oksigen dan terapi pernafasan.
Kadang-kadang diberikan terapi inhalasi untuk memudahkan pengeluaran
mukus atau sputum / sekret dari saluran pernafasan.
Untuk pneumonia bakteri maka diberikan antibiotik sesuai dengan kultus atau
sensitest kuman. Kadang-kadang diberikan langsung ampisilin injeksi dan
chloramfenikol dengan dosis sesuai dengan berat badan anak / bayi.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus tertahan
2. Gangguan pertukaran gas berhubunganndengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
3. Breastfeeding tidak efektif b.d. gangguan/terhentinya menyusui
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan memasukkan makanan, mencerna makanan
5. Resiko infeksi b.d prosedur invasif,
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi,
misinterpretasi informasi, dan ketidakfamiliaran terhadap sumber
informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 6,
EGC, Jakarta.
Doegus ME. Moorhause. MF.2001. Rencana Keperawatan Maternitas/Bayi Edisi
2, EGC, JAKARTA.
Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Gordon M.et.all, 2001, Nursing Diagnosis : Deffinition and Classification 20012002, Nanda, Philadelphia.
Greeberg 15, 1998, Nursing Care Planning Guides for Children , Bathimore USA.
Hudak C.M., 1994, Critical Care Nursing, Lippincort Company, Philadelphia.
Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, EGC, Jakarta

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

==========================================================
Nama Mahasiswa : I Made Mustika
NIM
: 03/167080/EIK/00292
Tgl. Pengkajian
: 22 Agustus 2005
Ruang
: Ruang Mawar (B2) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tgl. Praktek
: 22- 27 Agustus 2005
__________________________________________________________________
I.

IDENTITAS KLIEN
Nama klien
: An. A.K
Tempat/tgl. Lahir : Yogyakarta, 24 Januari 2004
Umur
: 1 tahun 6 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku
: Jawa
Bahasa
: Daerah/Jawa
Tgl. Masuk RS : 18 Agustus 2005
Orang tua/wali : Tn. E.A
Pekerjan
: Wiraswasta
Pendidikan
: S1
Alamat
: Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta
Diagnosa Medis : Broncho pneumonia

II. KELUHAN UTAMA


Batuk dan sesak napas
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT MASUK RS
2 HSMRS anak batuk, pilek dan diikuti dengan panas badan yang naik turun.
Nafsu makan anak menurun, BAB (-) serta sesak napas lalu berobat ke
dokter praktek 1 HSMRS anak masih sama keadaanya Anak masih batuk,
sesak napas, BAB (-) dan demam yang naik turun. HMRS anak dibawa ke
RS Sardjito dengan keluhan batuk, pilek, sesak napas dan panas serta belum
BAB sejak 4 hari yll.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Prenatal
Selama kehamilan, ibu mengatakan rutin kontrol (9 kali) ke bidan/RS dan
mendapatkan obat vitamin dan tambah darah. Ibu tidak mempunyai
riwayat hipertensi , DM maupun TBC.
b. Perinatal
Ibu melahirkan dengan spontan, presentasi kepala, langsung menangis
dengan usia kehamilan cukup bulan dan ditolong oleh bidan. BBL 2900
gram.
c. Post natal
Ibu rutin periksa ke puskesmas atau bidan untuk imunisasi.
d. Penyakit yang pernah diderita
Anak pernah menderita asma pada usia 9 bulan.

e. Hospitalisasi/tindakan operasi
Anak belum pernah menjalani tindakan operasi
f. Injury/kecelakaan
Anak tidak ada riwayat kecelakaan
g. Alergi
Anak tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatn maupun bahan-bahan
tertentu.
h. Imunisasi
BCG
1 kali
0 bulan
DPT
3 kali
2,3,4 bulan
Polio
4 kali
1,2,3,4 bulan
Campak
1 kali
9 bulan
Hepatitis B
kali
1,2,6 bulan
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SOSIAL
Melihat orang lain
usia 1 bulan
Mengenal orang tua
usia 3 bulan

Mengenal orang
lain usia 4 bulan
Bermain boneka
usia 8 bulan

Berpura-pura

memberi minum
boneka usia 12

bulan
Bermain dengan
orang lain usia 18
bulan

MOTORIK KASAR MOTORIK HALUS


Tangan mengepal usia Melihat sekitar

1 bulan
usia 1 bulan
Miring usia 2 bulan Memegang benda
usia 3 bulan
Tengkurup usia 6

Memindahkan

bulan
benda dari 1
Merangkak usia 9
tangan ke tangan
bulan
lain usia 6 bulan
Berdiri usia 10 bulan

Berjalan tdk jauh usia Memegang benda


dg ujung jari dan
12 bulan
ibu jari usia 9

Berlari usia 18 bulan


bulan
Membuka
lembaran buku
usia 12 bulan
Memegang pensil
dg benar usia 16
bulan
Menggambar
garis usia 18
bulan

BICARA
Bersuara usia 1
bulan
Tertawa usia 3
bulan
Mengucapkan 1
suku kata usia 6
bulan
Mengucapkan 1
kata sebenarnya
usia 12 bulan
Mengucapkan
beberapa kata dan
kalimat usia 18
bulan

VI. RIWAYAT SOSIAL


a. Yang mengasuh : ibu karena ayah bekerja.
b. Hubungan dengan anggota keluarga : akrab
c.

Hubungan dengan teman sebaya : sebelum dirawat di RS anak


sering bermain dengan teman sebayanya di luar rumah. Selama sakit
anak hanya bermain dengan ibu dan keluarga pasien yang lain.
d. Orang terdekat : ayah dan ibu.

VII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial ekonomi : keluarga klien termasuk dalam tingkat sosial ekonomi
menengah. Ayah bekerja sebagai wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah
tangga. Anak tinggal bersama dengan orang tua dan seorang kakak
b. Lingkungan rumah : keluarga dirumah sendiri dengan bangunan fisik
rumah permanen, mempunyai WC dan KM di luar rumah serta
mempunyai sumur yang berjarak lebih dari 10 meter.
c. Penyakit keluarga : ibu anak menderita asma serta alergi terhadap
debu. Ayah mempunyai riwayat alergi terhadap telur dan ikan laut.
d. Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Klien

: Perempuan meninggal

----- : Tinggal dalam satu rumah


VIII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatn
Ibu anak mengatakan apabila anak sakit selalu membawa ke pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Persepsi tentang
penyakit, keluarga yakin dan percaya pada penanganan yang ada di RS
dan dokter serta perawat yang merawat.
b. Nutrisi dan cairan
Riwayat pemberian makanan
Umur
Jenis makanan
0-4 bulan
ASI
4-6 bulan
ASI dan bubur susu Nestle 3-4 kali perhari
6-9 bulan
ASI dan bubur susu Nestle 3-4 kali perhari
9-12 bulan
ASI dan nasi tim serta jus buah (apel dan pepaya)
> 12 bulan dan sampai
Bubur dan nasi tim serta jus buah
sekarang

c.

d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pada saat ini klien mendapat diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100
kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).
Aktivitas
Sebelum sakit, klien biasa bermain dengan teman sebaya.
Selama sakit, klien mobilisasi di tempat tidur dan ruangan bersama
keluarga. Saat ini klien tidak dapat bermain dengan teman sebanyanya.
Tidur dan istirahat
Sebelum sakit, klien biasa tidur dari jam 20.00-05.00 WIB dan jarang
tidur siang. Selama sakit lebih banyak tidur.
Eliminasi
Sebelum sakit, klien tidak mengalami gangguan pola BAB dan BAK.
Klien BAB sehari 1x dan BAK sehari 4-5 x sehari. Selama sakit klien
BAB dan BAK ditempat tidur. Saat pengkajian klien sudah dapat BAB
dengan konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan. Klien tidak
terpasang kateter.
Pola hubungan
Klien akrab dengan ibu dan ayah.
Koping dan disiplin yang diterapkan
Klien akan menangis apabila ada perawat atau petugas kesehatan
mendekatinya.
Kognitif dan persepsi
Sebelum dan selama sakit klien mampu mengungkapkan keinginannya.
Konsep diri
Anak tidak mengalami gangguan konsep diri.
Seksual dan menstruasi
Anak belum mengalami menstruasi. Fase anal dan oral klien telah
terlewati.
Nilai
Dalam keluarga senantiasa diterapkan nilai dan falsafah budaya jawa.

IX. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum : lemah
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- TD : 100/60 mmHg ; N : 148 x/mnt ; R : 40 x/mnt ; S : 38,2 oC
- BB : 8,5kg ; TB : 82 cm
b. Kulit
Turgor kulit baik, tidak terdapat dekubitus, kapilary reffil < 2 detik
c. Kepala
Bentuk mesochepal, distribusi rambut merata, kulit kepala bersih.
d. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor diameter 3/3,
reflek cahaya baik pada kedua mata, tidak terdapat kotoran.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat kotoran, fungsi pendengaran baik.
f. Hidung

Pernapasan cuping hidung (+), terpasang kanul nasal dengan aliran O2 2


lt/mnt.
g. Mulut
Kebersihan mulut baik, tidak terdapat sriawan, lapisan mukosa lembab,
tidak terdapat caries gigi.
h. Leher
Tidak terdapat peningkatan JVP dan pembesaran kelenjar tyroid.
i. Dada
- Ispeksi
: simetris, terlihat retraksi dinding dada
- Palpasi
: fremitus dada kanan dan kiri sama, tidak ada
ketertinggalan gerak
- Perkusi
: sonor kanan dan kiri
- Auskultasi : Paru terdengar vesikuler, whezzing +/+, RBB +/+
Jantung terdengars1-s2 murni, tidak terdengar bising
j. Abdomen
-Inspeksi
: simetris, tidak distensi, tidak terdapat bekas luka operasi
- Palpasi
: tidak terdapat nyeri tekan, supel, hati dan limfe tidak
teraba
- Perkusi
: tympani
- Auskultasi : peristaltik terdengar 7 x/mnt
k. Genetalia
Jenis kelamin perempuan tidak ada kelainan
l. Anus dan rektum
paten dan tidak ada kelainan
m. Muskuloskeletal
Pada kedua ektremitas tidak terdapat oedema, akral hangat, pada tangan
kiri terpasang infus plag.
n. Neurologi
Tidak terdapat atrofi otot dan deformitas tulang dan sendi.
X. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
Tgl 18-8-2005 pemeriksaan Laboratorium :
- WBC
: 8,06 x 103 /ul (5-13,5) - RBC
: 5,09 x 106 /ul (4,1 -5,5)
- HGB
: 12,1 g/dl
(12-14)
- HCT : 38,9 %
(36-44)
- MCV
:76,4 fl
(73-89)
- MCH
: 23,8 pq
(24-30)
- MCHC : 31,19 g/dl (30-35)
- PLT
: 284x 103 /ul (150-450)
- MPV
: 11,4 fl
( 4,6-7,8) - P-LCR : 35,9 %
( 15-25)
Tgl. 18-8-2005 Rontgen Thorak
Hasil : Bronchopneumonia dengan lymfodenopati hilus curiga e/c spesifik
proses
Tgl. 20-8-2005
- Warna : kuning
- BJ
: 1.010

Sedimen (cat Sternh Malbir)


- Leko pucat : 0
- Glitter cel : 0

- Reaksi
- pH
- Pot
- Urobilin
- Bilirubin
- Nitrit
- Kalium
- Blood

: +basa
: 8,5
:0
: Normal
:0
:0
:0
:0

- Leko gelap : 0
- Eritrosit
: 1-2
- Ep. Tubuli : 0
- Ep. Ves urine: 0
- Ep. Vegro : 0
- Ep. Uretra : 0
- Leko est
:0

XI. TERAPI YANG DIBERIKAN


Tgl. 18-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ampicillin 4 x 250 mg
- Chloramphenikol 4 x 250 mg
- Salbutamol 3 x 0,8 mg
- Nebulizer Ventolin ampul/8 jam
- Paracetamol 85 mg
- Oksigen 2 lt/mnt
Tgl. 19-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ampicillin 4 x 250 mg
- Chloramphenikol 4 x 250 mg
- Salbutamol 3 x 0,8 mg
- Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam
- Paracetamol 85 mg (k/p)
- Oksigen 2 lt/mnt
Tgl. 20-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ampicillin 4 x 250 mg
- Chloramphenikol 4 x 250 mg
- Salbutamol 3 x 0,8 mg
- Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam
- Paracetamol 85 mg (k/p)
- Oksigen 2 lt/mnt
Tgl. 21-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).

Ceftriaxone 2x45mg
Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam
Paracetamol 85 mg (k/p)
Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

Tgl. 22-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ceftriaxone 2x45 mg
- Nebulizer Ventolin ampul (k/p)
- Paracetamol 85 mg (k/p)
- Oksigen 2 lt/mnt (k/p)
Tgl. 23-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ceftriaxone 2x45 mg
- Nebulizer Ventolin ampul (k/p)
- Paracetamol 85 mg (k/p)
- Oksigen 2 lt/mnt (k/p)
Tgl. 24-8-2005
Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3
gr/hr (26 gr/hr).
- Ceftriaxone 2x45 mg
- Nebulizer Ventolin ampul (k/p)
- Paracetamol 85 mg (k/p)
- Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
RASIONAL
Bersihan jalan napas tidak efektifStatus respirasi
Airway management
Memfasilitasi kepatenan jalan napas
berhubungan dengan mukus yang Kepatenan jalan napas
Berikan posisi yang membantu ventilasi
tertahan
dapat maksimal (semi fowler)
Status respirasi
Ajarkan cara batuk efektif
Ventilasi
Klien dapat mempertahankan status Dorong sekret dengan batuk dan
pernapasan : kepatenan jalan napas dan suction
ventilasi setelah dilakukan tindakan Auskultasi suara nafas
keperawatan selama 4 hari dengan kriteria Berikan broncodilator sesuai terapi
hasil :
Berikan O2
Tidak ada retraksi dinding dada
Berikan cairan untuk mengoptimalkan
balanca cairan
Sekret dapat dikeluarkan

Monitor respirasi dan status oksigenasi


Tidak ada sesak napas
untuk
istirahat
dan
Tidak terdapat pernapasan cuping Anjurkan
mengurangi aktivitas untuk mengurangi
hidung
Tidak terdengar suara pernapasan batuk
tambahan
RR dalam batas normal (30-60 x/mnt) Airway suction
Kaji kebutuhan tindakan suction
Mengeluarkan sekret dari jalan napas
dengan melakukan auskultasi suara
nafas crackles / ronchi.
Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tindakan suction
Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suction
Gunakan sarung tangan dan masker
sebelum melakukan tindakan.
Berikan hiperoksigenasi antar
tindakan suction
Anjurkan pasien untuk nafas dalam
sebelum dilaksanakan suction dan
gunakan tambahan oksigenasi.
Chest physiotherapi

Cek kontra indikasi fisiotherapi dada Membantu mengeluarkan sekret


Cek paru yang membutuhkan
drainage
Berikan posisi dengan segmen paru
yang perlu drainage pada posisi yang
lebih rendah
Gunakan bantal untuk menyokong
posisi
Lakukan perkusi, vibrasi dan postural
drainage
Monitor jumlah, tipe sputum
Anjurkan untuk batuk sebelum dan
sesudah postural drainage

Terapi O2
Berikan O2 sesuai terapi
Monitor aliran O2
Monitor kemampuan mentoleransi
terapi
Respiratory monitoring
Monitor RR, ritme, kedalaman
Monitor pergerakan dada, simetris,
penggunaan otot bantu pernafasan
Monitor suara nafas
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor vital sign

Mempertahankan status oksigenasi

Mengumpulkan dan menganalisa data


klien untuk menetukan intervensi
selanjutnya

Gangguan pertukaran gas berhubunganStatus Respirasi


Monitor pernapasan
Mengumpulkan dan menganalisa data
dengan ketidak seimbangan perfusi Pertukaran gas
1. Monitor pola napas dan catat adanyaklien untuk menetukan intervensi
ventilasi
selanjutnya
Klien dapat mempertahankan status bradipnea, tackhipnea, apnea.
pernapasan : pertukaran gas setelah2. Monitor frekuensi dan kedalaman
dilakukan tindakan keperawatan selama 4 napas klien
3. Monitor hasil laboratorium (AGD)
hari dengan kriteria hasil :
4. Kaji adanya retraksi dinding dada
Tidak terdapat retraksi dinding dada

serta
penggunaan
otot
bantu
Tidak ada pernapasan cuping hidung
pernapasan
Klien tidak sesak napas pada saat
5. Monitor perubahan warna kulit
istirahat dan beraktivitas
RR dalam batas normal
Airway management
pCO2 80-100 mmHg
Berikan posisi yang membantu ventilasiMemfasilitasi kepatenen jalan napas
p O2 27-40 mmHg
dapat maksimal (semi fowler)
SO2 95-100%
Ajarkan cara batuk efektif
Dorong sekret dengan batuk dan
suction
Auskultasi suara nafas
Berikan broncodilator sesuai terapi
Berikan O2
Berikan cairan untuk mengoptimalkan
balanca cairan
Monitor respirasi dan status oksigenasi
Anjurkan
untuk
istirahat
dan
mengurangi aktivitas untuk mengurangi
batuk
Breastfeeding tidak efektif b.d.Setelah dilakukan asuhan keperawatanBreastfeeding assistance:
gangguan/terhentinya
menyusui,selama 6 x 24 jam dapat adekuat dalam: Sediakan kontak bayi dengan ibuASI yang pertama sangat baik untuk
anomaly pada infant (atresia ani).
pengaturan breastfeeding dan terpenuhi sedini mungkin.
bayi
pengetahuan: menyusui.
Bantu ibu dalam menyusui.
Kriteria hasil:
Pertumbuhan infant dalam rentang Monitor kemampuan infant dalam
menghisap.
normal.

Monitor integritas putting susu.


Pengaturan intake per oral infant
Perkembangan infant dalam rentang

Instruksikan
perawatan
putting
susu
normal.
Keluarga mengetahui keuntungan Diskusikan cara pemompaan susu
Informasikan tentang pemompaan
menyusui.
susu apabila diperlukan pengaturan
Ibu bisa menyusui/memompa susu.
laktasi.
Meningkatkan kualitas dan produksi
Ibu bebas dari kekakuan payudara.
Berikan suplemen susu formula bilaASI
dibutuhkan.

Anjurkan ibu untuk memakai bra


yang dapat menyangga payudara
Anjurkan ibu makan makanan bergizi.

Ketidakseimbangan nutrisi: kurangSetelah dilakukan asuhan keperawatan


Manajemen Nutrisi:
dari
kebutuhan
tubuh
b.dselama 6x24 jam klien dapat menunjukkan Catat jika klien memiliki alergi
ketidakmampuan
memasukkanstatus nutrisi yang baik, dengan kriteria:
Mencukupi kebutuhan kalori klien.
makanan
makanan, mencerna makanan.
Masukan nutrisi
Tentukan jumlah kalori dan tipe
Masukan makanan dan cairan
nutrien yang dibutuhkan
Tingkat energi cukup
Dorong asupan kalori sesuai tipe
Berat badan stabil
tubuh dan gaya hidup
Dorong asupan zat besi
Nilai laboratorium(alb & glob)
Berikan gula tambahan k/p
Berikan makanan tinggi kalori,
protein dan minuman yang mudah
dikonsumsi
Mengetahui perkembangan status
Ajarkan keluarga cara membuat
nutrisi klien.
catatan makanan
Monitor asupan nutrisi dan kalori
Timbang berat badan secara teratur
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana memenuhinya
Ajarkan teknik penyiapan dan
penyimpanan makanan
Tentukan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya
Monitor nutrisi
BB klien dalam interval spesifik
Monitor adanya penurunan BB
Monitor tipe dan jumlah nutrisi untuk
aktivitas biasa
Monitor respon emosi klien saat
berada
dalam
situasi
yang
Deteksi dini kurang gizi.
mengharuskan makan.

Resiko infeksi b.d prosedur invasif,

Monitor interaksi anak dengan orang


tua selama makan.
Monitor lingkungan selama makan.
Jadwalkan pengobatan dan tindakan,Mengantisipasi kebutuhan cairan dan
nutrisi.
tidak selama jam makan.
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam
dan mudah patah.
Monitor adanya bengkak pada alat
pengunyah, peningkatan perdarahan,
dll.
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, kadar Ht.
Monitor kadar limfosit dan elektrolit.
Monitor makanan kesukaan.
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Monitor kadar energi, kelelahan,
kelemahan.
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan pada jaringan konjungtiva.
Monitor kalori dan intake nutrisi.
Catat adanya edema, hiperemia,
hipertropik papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah berwarna merah
keunguan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatanKontrol Infeksi:


selama 6 hari klien dapat mengontrol Bersikan lingkungan secara tepat

Paparan lingkungan bisa meningkatkan

risiko infeksi, dan keluarga mengerti cara


mengontrol infeksi. Kriteria hasil:

Bebas dari tanda-tanda infeksi


(R,K,T,D,F).

WBC dalam batas normal.

Keluarga dapat mendiskripsikan cara


untuk mencegah infeksi.

Kurang pengetahuan berhubungan


dengan kurangnya paparan informasi,
misinterpretasi informasi, dan
ketidakfamiliaran terhadap sumber
informasi.

setelah digunakan oleh klien


Ganti peralatan klien setiap selesai
tindakan
Batasi jumlah pengunjung
Ajarkan cuci tangan untuk menjaga
kesehatan individu
Anjurkan klien untuk cuci tangan
dengan tepat
Gunakan sabun antimikrobial untuk
cuci tangan
Anjurkan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan setelah
meninggalkan ruangan klien
Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan klien
Lakukan universal precautions
Gunakan sarung tangan steril
Lakukan perawatan aseptic pada
semua jalur IV dan insersi cateter
Tingkatkan asupan nutrisi
Anjurkan asupan cairan
Anjurkan istirahat
Berikan terapi antibiotik (kolaborasi)
Ajarkan klien dan keluarga tentang
tanda-tanda dan gejala dari infeksi.
Ajarkan klien dan anggota keluarga
bagaimana mencegah infeksi

risiko infeksi.
Meminimalkan transmisi infeksi

Meningkatkan imunitas.
Mencegah/mengobati infeksi
Meningkatkan kesadaran diri dan
partisipasi dalam mencegah infeksi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 6 hari keluarga dapat mengetahuiPendidikan kesehatan --- Proses
Mengetahui tingkat pemahaman dan
penyakit:
tentang proses penyakit dan perawatannya.
pengetahuan tentang penyakit untuk
Kriteria hasil:
Kaji tingkat pengetahuan keluargamenentukan intervensi selanjutnya
Klien dan keluarga dapat menjelaskan
berhubungan dengan proses penyakit
tentang penyakit, mengerti kebutuhan
yang
spesifik
dan
kesiapan
pengobatan.
belajar/menerima informasi..

Jelaskan
patofisiologi
penyakit,
anatomi dan fisiologi sesuai bahasa
yang dipahami keluarga.
Jelaskan tanda-tanda dan gejala yang
bisa muncul.
Jelaskan tentang proses penyakit.
Kaji penyebab yang mungkin
mendasari.
klien/keluarga
Berikan informasi kepada keluargaMembantu
mengambil keputusan
tentang kondisi klien.
Berikan informasi tentang tindakan
diagnostik yang dilakukan.
Diskusikan perubahan perilaku yang
dapat mencegah komplikasi.
Diskusikan pilihan terapi
Fasilitasi pasien untuk mendapatkan
second opinion.
Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin muncul.

dalam

Vous aimerez peut-être aussi