Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. D
Usia
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Bangsa
: Indonesia
A. KELUHAN UTAMA :
Rasa sedih dan diri tak berharga
KELUHAN TAMBAHAN:
Cemas
Sering menangis
Murung
Susah tidur
Malas makan
Tidak bergairah dalam menjalani hari
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis
Os merasa banyak masalah sejak 4 tahun yang lalu dan makin
memberat sekitar 2 minggu terakhir. Os merasa ada beban dihati yang tidak
sering main perempuan , berselingkuh dan sering gonta-ganti isteri. Namun
os hanya diam dan membiarkan hal itu terjadi sehingga akhir- akhir ini
suami menikah lagi dan sempat lari 20 hari dengan seorang janda yang lebih
tua dari os. Menurut os janda tersebut lebih keriput dan jelek daripada os.
Os jadi merasa khawatir dirinya tak dianggap lagi oleh suami. Os merasa
dirinya tak begitu menarik secara fisik sehingga os jadi rendah diri. 2
minggu lalu os mengajak kedua anaknya yang sudah berkeluarga untuk
menemui si istri muda, tapi mereka berdua hanya diam di hadapan wanita
tersebut. Os merasa anak-anaknya kurang perhatian padanya.
Nafsu makannya os menjadi berkurang. Makan biasanya sedikit. Os
juga malas melakukan aktivitas sehari-harinya. Os kadang hanya diam dan
murung saja dirumah. Os pernah terlintas berpikir untuk mengakhiri
hidupnya, namun os menyadari os terlalu lemah dan tak mampu melakukan
hal itu, os juga belum siap mati dan hal itu juga bertentangan dengan agama
RIWAYAT
KEHIDUPAN
PRIBADI
2.
Tidak ada data mengenai riwayat antenatal dan prenatal. Os tidak tahu.
3. Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
Tidak ada data mengenai riwayat umur 0-1,5 tahun. Os tidak tahu.
4. Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. Guilt
Os berteman baik dengan teman di lingkungan rumah os. Os sering
bermain dengan mainan os. Os tumbuh dan berkembang seperti anak
normal lainnya dan tidak pernah bermasalah. Os suka meniru-niru ibu
os membuat tanggui perangkap ikan.
5. School Age (6 12 tahun) Industry vs. Inferiority
Os mulai bersekolah di SD pada usia 6 tahun. Os mulai tidak
diperhatikan oleh ayah dan ibu os saat os mulai sekolah karena ayah
dan ibu os sibuk bekerja sebagai pedagang.Os biasanya bermain
boneka-bonekaan dari tanaman semak belukar di sekolahnya.
6. Adolescence (12 20 tahun) Identity vs. Role Diffusion
7. Riwayat Pendidikan
Os tamat SD. Os tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi,
karena os ingin langsung bekerja. Os tidak pernah tinggal kelas
selama os bersekolah.
8.
Riwayat Pekerjaan
Os mulai bekerja saat berusia 20 tahun. Os bekerja dengan giat, os
meneruskan usaha dari keluarga sebagai pedagang dan pengusaha, saat
ini os mengembangkan berbagi usahanya yaitu developer perumahan,
jual beli ruko dan tanah, yang dijalankan oleh karyawannya, sehingga
os sudah bisa diam dirumah saja menikmati hasil usahanya.
9.
Riwayat Perkawinan
Os sudah menikah satu kali. Os kurang bahagia dalam pernikahaanyya
karena suami os suka berselingkuh dan gonta ganti istri. Os dan suami
masih serumah tetapi telah pisah ranjang.
C. RIWAYAT KELUARGA
Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal
Di keluarga os, tidak ada yang menderita penyakit gangguan jiwa.
D. RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Os tinggal bersama suami dan ibu os dan 1 orang pembantu dan 1 orang
sopir. Os sekarang tidak bekerja. Kehidupan sehari-hari os dibiayai oleh os
karena os punya usaha sendiri.
1.
III.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1.
Penampilan
Os tampak terawat. Os datang dengan menggunakan baju terusan
panjang dan kerudung yang menutup kepala. Os ber make up tebal. Os
kadang terlihat seperti kosong.
2. Kesadaran
Jernih
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif, cenderung gelisah dan suka memainkan jari.
4. Pembicaraan
Os berbicara lancar dan nyambung.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
6. Kontak psikis
Kontak ada, dapat dipertahankan dan wajar
1.
Keadaan
Afektif,
Perasaan,
Afek
: poikilotym
8.
Ekspresi Afektif
terkadang menangis.
9.
Keserasian
10. Empati
: Appropriate
: Dapat dirabarasakan
1.
Fungsi Kognitif
11. Intelegensi dan pengetahuan umum
: baik
: baik
13. Orientasi
: baik
: Waktu
Tempat
: baik
Orang
: baik
Situasi
: baik
: baik
Jangka Pendek
: Baik
Jangka Panjang
: Baik
: Baik
: Baik
1.
Gangguan Persepsi
Halusinasi
auditorik/visual/olfaktorik/gustatorik/taktil: (-/-/-/-/-)
Ilusi
: (-)
Depersonalisasi / derealisasi
: -/-
B. Proses Pikir
1.
Arus Pikir
a. Produktivitas
: realistik
b. Kontinuitas
: koheren
c. Hendaya berbahasa
2.
Isi Pikir
: tidak ada
a. Preokupasi
: (-)
: waham (-)
C. Pengendalian Impuls
Sulit mengendalikan tangis
D. Daya Nilai
1.
: baik
2.
: baik
3.
Penilaian realitas
: baik
E. Tilikan
Tilikan 6 : 0s tahu dirinya sakit dan tahu harus berobat dan mau untuk
berobat.
F. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV.
1.
Tanda Vital
: Tekanan Darah
Nadi
: 110/80 mmHg
: 83 X/menit
Bentuk badan
Respirasi
: 20 X/menit
Suhu
: 36,3 oC
Kulit
Bentuk
normal,
tidak
ada
Bentuk
normal
dan
simetris,
Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Cor
Pulmo
: sonor
Auskultasi
Cor
Pulmo
Abdomen
10
Inspeksi
: Simetris, cembung
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ektremitas
2.
V.
Status Neurologis
Nervus I-XII
: tidak ada
: tidak ada
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ada
Autoanamnesis:
Os susah tidur
11
Alloanamnesis
Tidak didapatkan data mengenai pasien dari suaminya.
Pemeriksaan Psikiatri :
Perilaku dan aktifitas psikomotor : Normoaktif, labil, suka memainkan jari,
kadang menangis dan kadang tertawa
Kontak psikis : ada , wajar, dapat dipertahankan
Pembicaraan : Os berbicara lancar dan nyambung
Afek : poikilotym
Ekspresi afektif : Labil kadang tersenyum kadang tertawa dan terkadang
menangis.
Konsentrasi
: baik
: spontan,langsung menjawab
12
Tilikan : Derajat 6
Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
: Distimia (F34.1)
Aksis II
: none
VII.
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
: dubia ad bonam
Perjalanan penyakit
: dubia ad bonam
Ciri kepribadian
: bonam
Riwayat herediter
: ad bonam
: dubia ad bonam
Pola keluarga
: dubia ad bonam
Pendidikan
: dubia ad malam
Aktivitas pekerjaan
: dubia ad malam
Ekonomi
: dubia ad bonam
13
Lingkungan sosial
: dubia ad bonam
Organobiologi
: dubia ad malam
Pengobatan psikiatri
: dubia ad bonam
Kesimpulan
: dubia ad bonam
Psikofarmaka :
14
IX.
DISKUSI
I.
DISKUSI
Gangguan distimik merupakan gangguan yang sering ditemukan di antara
populasi umum, yang mengenai 3-5% dari semua pasien klinik. Gangguan
distimik lebih sering pada wanita yang berusia kurang dari 64 tahun dibandingkan
laki-laki setiap usia. Gangguan distimik juga lebih sering ditemukan di antara
orang yang tidak menikah dan orang muda dan pada orang dengan penghasilan
yang rendah 1,2,3
Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling khas adalah
perasaan tidak adekuat, bersalah, iritabilitas, serta kemarahan, penarikan diri dari
masyarakat, hilang minat, serta inaktivasi dan tidak produktif. Istilah distimia,
yang berarti tidak menyenangkan (ill-humored) diperkenalkan pada tahun
1980. Sebelumnya, gangguan distimik diklasifikasikan sebagai neurosis depresif
(juga disebut depresi neurotik). Gangguan distimik dibedakan dengan gangguan
depresif berat berdasarkan fakta bahwa pasien mengeluh selalu merasa depresi.
Riwayat keluarga pasien dengan distimia secara khas dipenuhi gangguan depresif
serta bipolar. Gangguan distimik memiliki prevalensi 5-6% dari keseluruhan
gangguan depresi. Cyranowski (2001) mengatakan kejadian distimik pada
sebelum pubertas dan sesudah masa pubertas adalah sama. Namun memasuki
masa dewasa, memiliki angka kejadian lebih besar dengan ratio 2:1. Gangguan
distimik memiliki onset pada usia muda, yaitu pada masa kanak-kanak dengan
keluhan perasaan tidak bahagia yang tidak dapat dijelaskan dan terus berlanjut
saat memasuki masa remaja dan menginjak usia 20 tahun. Gangguan distimik
sering terdapat bersamaan dengan gangguan jiwa lain, terutama gangguan
15
depresif berat. Pasien juga dapat memiliki gangguan ansietas yang terdapat
bersamaan gangguan panik, penyalahgunaan zat, dan gangguan kepribadian
ambang (borderline personality disorder)..1,2
Berdasarkan hasil anamnesa (autoanamnesa) serta pemeriksaan status mental,
dan merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini
mengarah kepada diagnosa Distimia (F34.1) Pedoman diagnostik secara umum
Distimia (F34.1) harus memenuhi persyaratan berikut yaitu 1,3:
(a) cirri esensial ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah
atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria
gangguan defresif
16
17
18
Teori
psikodinamika
tentang
perkembangan
gangguan
distimik
menyebabkan
19
kecil daripada gangguan depresif berat, tetapi tidak adanya episode yang terpisah
adalah hal yang paling mengarahkan pada diagnosis gangguan distimik 1,3.
Pasien dengan gangguan distimik kadang-kadang dapat sarkastik,
nihilistik, memikirkan hal yang sedih, membutuhkan, dan mengeluh. Mereka
dapat juga tegang dan kaku dan menolak intervensi terapeutik, kendatipun mereka
datang secara teratur pada perjanjian. Menurut definisinya, pasien gangguan
distimik tidak memiliki adanya gejala psikotik 1,3.
Gejala penyerta adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri
yang rendah, hilangnya energi, retardasi psikomotor, penurunan dorongan seksual,
dan preokupasi obsesif dengan masalah kesehatan. Pesimisme, putus asa, dan
tidak berdaya dapat menyebabkan pasien gangguan distimik terlihat sebagai
masokistik. Tetapi, jika pesimisme diarahkan keluar, pasien dapat bersikap kasar
terhadap dunia dan mengeluh bahwa mereka telah diperlakukan buruk oleh sanak
saudaranya, anak-anak, orang tua, teman sejawat, dan oleh sistem. Gangguan di
dalam fungsi sosial kadang-kadang merupakan alasan mengapa pasien dengan
gangguan distimik mencari pengobatan. Pasien dengan gangguan distimik
kemungkinan menggunakan alkohol, stimulan atau marijuana, pemilihan
kemungkinan tergantung terutama pada konteks sosial pasien.1,3,5
Depresi menimbulkan perubahan dalam:
1. Perubahan dalam pikiran
Mengeluh sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan. Beberapa orang
mengeluh
20
masalah dengan ingatan jangka pendek, lupa berbagai hal sepanjang waktu,
pikiran negatif, pesimis, rendah diri, rasa bersalah, kritik diri.
2. Perubahan dalam perasaan
Kebanyakan merasa sedih tanpa alasan yang jelas. Motivasi menurun sampai
apati, merasa lamban dan lelah sepanjang waktu. Terkadang karena mereka
iritabel keadaan ini menjadi masalah, karena mereka sulit mengontrol amarahnya.
Pasien terlihat apatis. Mereka merasa tak nyaman berhubungan dengan orang lain,
hal ini yang menimbulkan penarikan diri dari pergaulan sosial. Ada perubahan
selera makan, dalam bentuk meningkat ataupun menurun, sering marah, dorongan
seksual menurun.
3. Perubahan dalam kesehatan fisik
Timbul kelelahan kronik sehingga banyak waktu yang disia-siakan dan banyak
tidur. Mereka juga sering mengeluhkan banyak sakit dan rasa nyeri. Pada pasien
gangguan distimik tidak ditemukan adanya gejala psikotik. Gangguan distimik
sering dialami oleh pasien yang mengalami gangguan fisik yang kronik terutama
pada lansia. 2,4,5
Niculescu dan Akisal mengemukakan 2 subtipe gangguan distimik:
1. Distimik anksietas dengan gejala berupa rasa rendah diri, kegelisahan yang
tidak berarah dan sensitif terhadap penolakan dalam berelasi dengan orang lain.
Pasien subtipe ini cenderung untuk mencari pertolongan.
2. Distimik anergik dengan gejala energi yang rendah, hipersomnia dan ahedonia.
Subtipe ini berespon lebih baik dengan antidepresan yang dapat meningktakan
dopamin dan norepinefrin.1.6
21
22
23
DAFTAR PUSTAKA
24
6. Puri.B.K, dkk. 2011, Buku Ajar Psikiatri, edisi ke-2. Hal : 180-181. EGC,
Jakarta.
25