Vous êtes sur la page 1sur 5

STUDI ANALISIS DAN DESAIN GALIAN UNTUK BASEMENT GEDUNG

INDONESIA FINANCIAL CENTER (IFC) TOWER 2


Bobby Setiawan S.
NIM 15010081
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Abstrak: Analisis ini bertujuan mengetahui proses perencanaan basement pada gedung Indonesia
Financial Center (IFC) Tower 2 harus memperhatikan beberapa hal mulai dari karakteristik dan
jenis tanah pada lahan konstruksi, metode konstruksi galian tanah, dinding penahan tanah, dan
proses dewatering.
Dalam perencanaan galian ini, penggunaan software PLAXIS 2D v8.5 digunakan dalam hal
mendesain dan menganalisis dinding penahan tanah dan perkuatan dinding. Penggunaan PLAXIS
2D v8.5 didesain dengan menggunakan 2 Material model, yaitu Mohr-Coulomb dan Hardening
soil model.
Dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa perancangan system dinding penahan tanah menggunakan
Secant Bored Piles Walls dilakukan dengan metode braced excavation dengan perkuatan steel
struts layak untuk dilakukan dan untuk galian aman dan stabil. Dengan penggunaan 2 metode
analisis menggunakan PLAXIS 2D v8.5, didapatkan bahwa penggunaan material model MohrCoulomb untuk galian dinilai lebih konservatif/lebih aman dibandingkan model Hardening Soil.
Karena deformasi yang terjadi selama proses galian (short term) lebih besar dibandingkan model
Hardening Soil. Sedangkan untuk kondisi setelah proses galian (long term) baik material model
Mohr-Coulomb dan Hardening Soil tidak jauh berbeda.
Kata kunci: galian tanah, dinding penahan tanah, struts, Mohr-Coulomb, Hardening Soil.

Pendahuluan
Dalam perkembangannya di Indonesia
pemilihan ground anchor sebagai perkuatan
dinding penahan tanah banyak dilakukan
karena pertimbangan harga dan keleluasan
kerja. Namun dalam beberapa kasus ground
anchor tidak menjadi opsi karena instalasi
ground anchor membutuhkan perluasaan
cakupan area untuk anchor dan dapat
menggangu bangunan dekat yang berada
disekitarnya. Solusi alternatif yang dapat
dilakukan adalah dengan metode braced
excavation, yaitu dengan penggunaan steel
struts yang mana konstruksinya tidak
memperluas daerah cakupan dan tidak
menggangu banguan dekat disekitarnya.

Proyek gedung Indonesia Financial Center


(IFC) Tower 2 di kawasan Sudirman, Jakarta
Pusat ini direncanakan memiliki tinggi 48
lantai dengan 6 lantai basement yang mana
berada sangat dekat dengan gedung Indonesia
Financial Center (IFC) Tower 1 sejauh 1.2
meter sehingga penggunaan dinding penahan
tanah dan perkuatanannya menggunakan steel
struts. Permasalahan yang terjadi adalah jarak
galian dengan gedung sangat dekat sehingga
memerlukan analisis aspek gangguan
terhadap gedung sekitarnya. Dengan
demikian, melalui Tugas Akhir ini penulis
akan menganalisis stabilitas dinding penahan,
merancang sistem dinding penahan tanah
dengan metode braced excavation, dan

analisis
gangguan
disekitarnya.

terhadap

gedung

Perencanaan galian untuk basement adalah


studi yang bertujuan untuk menganalisis
stabilitas dari proses penggalian itu sendiri,
penggunaan dinding penahan tanah (DPT)
dan perkuatanan dinding penahan tanah
dalam 2 (dua) kondisi, yaitu selama proses
penggalian (Short Term) maupun setelah
proses penggalian selesai (Long Term).
Terdapat beberapa tinjauan yang diperlukan
dari hasil pengerajan dan analisis galian ini,
yaitu Safety Factor (SF) dan deformasi DPT,
gaya-gaya dalam yang terjadi pada DPT dan
perkuatannya. Yang mana hasil tersebut
digunakan untuk dapat mendesain dari proses
galian tanah dan penggunaan DPT dan
perkuatan DPT.
Metode
Metodologi merupakan suatu metode
pendekatan untuk menyelesaikan masalah
dengan memperhatikan sumber data dan
fasilitas
yang
tersedia.
Metodologi
menguraikan
langkah-langkah
dalam
menyelesaikan permasalahan, sehingga dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana
mencari jawaban dari permasalahan yang
diajukan.
Berdasarkan tujuan dan ketersediaan data,
metode yang digunakan adalah:
1. Melakukan perumusan masalah, yaitu:
a) Apakah nilai safety factor (SF) masih
memenuhi dalam proses konstruksi
galian
b) Apakah besar deformasi yang akan
terjadi masih kurang dari deformasi ijin
c) Apakah dinding penahan tanah stabil
masih cukup kuat terhadap bending
moment (M) dan Gaya geser/shear
yang terjadi.
2. Pengumpulan data, data yang digunakan
berupa data primer dan data sekunder.
Untuk pengerjaannya, data primer

3.

4.

5.

6.

7.

diperoleh
dengan
melakukan
penyelidikan lapangan (in situ test) dan
penyelidikan laboratorium (laboratory
test). Data diperoleh dari penyelidikan
lapangan berupa data N-SPT (Standard
Penetration Test). Untuk data sekunder/
studi literature diperoleh melalui studi
literature
dan
browsing
internet
mengenai topik terkait.
Mengolah data hasil investigasi tanah
lapangan untuk mendapatkan parameter
tanah yang diperlukan dalam analisis ini
berupa stratigrafi dan profil tanah yang
mewakili.
Setelah didapatkan profil tanah yang
mewakili
ditentukan
parameterparameter tanah yang akan digunakan.
Secara garis besar parameter yang
diperlukan terdiri dari 2 macam, yaitu
strength parameter (c,,) dan stiffness
parameter (E, v). Parameter ditentukan
dari korelasi N-SPT dan tes laboratorium.
Lalu untuk analisis pekerjaan mulai dari
pekerjaan galian, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu stabilitas lereng
galian, dan tahapan proses galian (stage
construction). Hal ini berkaitan dengan
deformasi dan Safety Factor (SF) galian.
Lalu
untuk
analisis
selanjutnya
merupakan pekerjaan dinding penahan
tanah Dalam desain dinding penahan
tanah (DPT), ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu tekanan lateral, uplift
force dari beda elevasi muka air tanah,
bending moment, dan deformasi yang
terjadi pada dinding.
Tahapan akhir metodologi, yaitu analisis
dan pembahasan dalam hal ini membahas
tahapan akhir galian. Pada tahapan galian
yang dilakukan (stage construction)
dengan memperhatikan besaran-besaran
gaya/beban dan momen yang terjadi pada
dinding penahan tanah. Hal terutama
yang perlu diperhatikan adalah besar
deformasi pada dinding panahan tanah
yang akan terjadi masih kurang dari

deformasi ijin dan nilai safety factor (SF)


memenuhi. Dengan begitu, pada saat
tahapan galian dilakukan (stage
construction) dapat dilakukan dengan
aman.
8. Selanjutnya, pada desain akhir dinding
penahan tanah, dari perhitungan software
PLAXIS 2D didapatkan besaran gaya
geser (shear force), bending moment
yang terjadi pada dinding penahan. Nilai
ini digunakan dalam menentukan
dimensi/ukuran dinding penahan tanah
beserta penulangan yang akan dilakukan,
dan desain struts yang diperlukan.
Untuk melihat lebih jelas metodologi diatas,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Analisis dan Simpulan


Dari perancangan sistem dinding penahan
tanah dilakukan dengan metode braced
excavation, dengan menganalisis kelayakan
penggunaan metode ini dan memperhatikan
kestabilan dinding galian dan perkuatan
struts. Kelayakan dalam penggunaan metode
braced excavation dilakukan dengan
memperhatikan bangunan sekitar yang berada
di sekitar galian, dengan data yang didapat
bahwa jarak galian dengan bangunan sekitar
hanya berjarak 1.2 m (Gedung IFC Tower I),
dikarenakan hal itulah metode braced
excavation dengan perkuatan struts layak
untuk dilakukan.
Diperoleh nilai deformasi yang akan terjadi
pada dinding penahan tanah selama tahapan
galian, yaitu:
Type
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6
Long Term

Mohr Coulomb
Undrained
Drained
Def
Def
18.21
17.14
36.46
31.66
36.88
32.91
39.26
38.08
42.87
56.35
44.3
64.48
103.52

Hardening Soil
Undrained
Drained
Def
Def
9.64
19.38
22.76
38.75
26.26
33.95
29.83
37.3
36.43
57.07
38.58
64.53
104.71

Diperoleh nilai safety factor yang terjadi pada


dinding penahan tanah tersebut, yaitu:
Type
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6
Long Term

Mohr Coulomb
Undrained
Drained
SF
SF
6.5
3.125
5.3
2.801
5.07
2.17
4.37
1.492
3.67
1.26
3.06
1.81
1.598

Hardening Soil
Undrained
Drained
SF
SF
6.35
3.087
5.07
2.644
4.482
2.074
3.91
1.542
3.289
1.3
3.172
1.8
1.6

Diperoleh nilai gaya-gaya dalam yang terjadi


pada dinding penahan tanah tersebut, yaitu:
Material Model

Kondisi

Type

Drained

HS

Undrained

Material Model

Kondisi

Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6
Long Term
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6
Type

Drained

MC

Undrained

Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6
Long Term
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
Galian 5
Galian 6

M
kNm/m
160.16
290.55
-474.02
-577.9
-1180
1210
1170
102.88
230.32
-576.87
-574.58
-601.46
-515.84
M
kNm/m
119.83
213.6
-505.3
-529.35
-941.58
-954.66
1030
126.3
248.21
-640.55
-599.29
-600.31
-465.28

N
kN/m
-261.61
-278.83
-343.57
-422.65
-467.11
-433.35
-427.37
-281.67
-305.84
-328.95
-415.55
-672.33
-720.23
N
kN/m
-248.35
-246.86
-295.35
-411.54
-474.88
-437.58
-437
-257.92
-254.21
-334.81
-444.98
-773.5
-872.2

Q
kN/m
-36.36
-60.24
-146.8
287.48
765.35
697.33
782.07
-39.2
-79.79
-212.62
260.77
452.78
454.64
Q
kN/m
-43.93
-77.81
-164.75
251.14
603.13
530.08
769.43
-43.4
-77.25
-221.21
-286.33
418.56
386.58

Keterangan:
Nilai kritis (terbesar/terkecil)
Dalam melakukan studi stabilitas dinding
penahan tanah menggunakan Secant Bored
Piles Walls diketahui bahwa galian
aman/stabil terhadap tekanan lateral yang
terjadi baik selama proses konstruksi galian
(short term) dan setelah proses konstruksi
galian (long term) dengan nilai SF > 1.5 untuk
setiap kondisi.
Deformasi dinding yang terjadi sebesar 104.7
mm masih kurang dari defleksi ijin sebesar
110 mm.
Dengan kedalaman penetrasi dinding sedalam
30m. Dinding penahan tanah cukup stabil
terhadap geser dan momen guling dengan
nilai SFgeser sebesar 1.3 dan SFguling sebesar
1.66.
Braced/Struts yang digunakan merupakan
profil baja IWF dengan mutu BJ-37 dan
dimensi 400.400.13.21 yang mana struts
tersebut kuat menahan gaya dalam yang

terjadi sebesar 1173.387 kN/m dan tidak


terjadi tekuk.
Dimensi dinding penahan tanah Secant Bored
Piles Walls) memiliki diameter sebesar 1200
mm dengan kedalaman penetrasi sedalam 30
m. Dengan dimensi tulangan yang digunakan
20D-32, yaitu sebanyak 20 buah tulangan
berdiameter 32 mm yang digunakan untuk
menahan bending moment terbesar yang
terjadi pada dinding sebesar 1210 kNm/m =
2300 kNm.
Galian ini aman terhadap heave dengan nilai
FSheave sebesar 1.983.
Penggunaan material model Mohr-Coulomb
untuk galian dinilai lebih konservatif/lebih
aman dibandingkan model Hardening Soil.
Karena deformasi yang terjadi selama proses
galian (short term) lebih besar dibandingkan
model Hardening Soil. Sedangkan untuk
kondisi setelah proses galian (long term)
material
model
Mohr-Coulomb
dan
Hardening Soil tidak jauh berbeda.
Referensi
Bowles, Joseph E. (1989): Foundation
Analysis and Design, Mcgraw-Hill College.
Coduto, Donald P. (2001): Foundation
Design: Principles and Pratices 2nd Edition,
Prentice Hall.
F.H. Kulhawy and P.W. Mayne, (1990):
Manual on Estimating Soil Properties for
Foundation Design.
Uchida: SCDOT Geotechnical
Manual Chapter 7: Geomechanics.

Design

Das, Braja M., Principles of Foundation


Engineering 7th Edition, 2007, PWS Publishing,
Pacific Grove.

Holtz, R.D., Kovacs, W.D., An Introduction to


Geotechnical Engineering, 1981, PrenticeHall, Inc., New Jersey.
Chang-Yu Ou, Deep Excavation Theory and
Practice, 2006, Taylor & Francis Group,
London, UK.
Irsyam, Mahsyur, SI-3221 Rekayasa Pondasi,
Penerbit ITB, Bandung.

Suyanto, Alif Ramdhani. (2012): Studi


Stabilitas Dinding Basement dengan
Perkuatan Ground Anchor yang Tidak
Memenuhi Kapasitas Tarik Desain, Tugas
Akhir Program Sarjana, Institut Teknologi
Bandung.
Plaxis 3D Foundation Material Models
Manual v1.5.
Plaxis Version 8 Tutorial Manual

Vous aimerez peut-être aussi