Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S dengan
GANGGUAN HEMOROID di RUANG MAWAR
RSUD TANGERANG
Makalah ini dibuat sebagai tugas Praktik Laporan Dokumentasi ASKEP Sistem Pencernaan
Disusun oleh :
Siti Maemunah
Rafiudin rashid
Rini aryanti
Hayatun nufus
Tatag hardiyanto
Fiqih hidayat
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhnah wa Ta`l yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan
judul "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan gangguan Hemoroid externa di ruang Mawar
RSUDT. Makalah sederhana ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
pelajaran Sistem pencernaan di Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang
memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Ketua Prodi yang telah memberikan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memotivasiku dalam menuju masa depan dan jalan untuk menjadi perawat yang
professional.
2. ibu Mega, sebagai pengajar sekaligus Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan pendidikan yang berharga
pada penulis.
4. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-temanku di Prodi
Keperawatan, semester IV yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, dan
terlebih lagi kepada sahabat-sahabatku dan orang yang selalu mendukungku dan
membantuku dalam setiap masalah.
5. Akhirnya, secara khusus lagi, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada ayahanda dan ibunda, yang telah tidak henti-hentinya
memberikan semangat, doa dan selalu memotivasi penulis dalam penulisan makalah
ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula
dengan penulisan Makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan
khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIK.........................................................................................................6
2.1 Definisi.........................................................................................................................6
2.2 . Etiologi....................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.....................................................................................................................7
2.4 Patofisiologi..................................................................................................................8
2.5 Manifestasi Klinis.........................................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan Medis...............................................................................................10
2.8 Komplikasi..................................................................................................................11
2.9 Asuhan Keperawatan..................................................................................................12
BAB III.................................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS............................................................................................................18
3.1 PENGKAJIAN:..........................................................................................................18
3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR...................................................29
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN.........................................................................30
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI....................................................32
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI..............................................................34
BAB IV.................................................................................................................................36
PEMBAHASAN...................................................................................................................36
BAB V..................................................................................................................................37
PENUTUP............................................................................................................................37
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................37
5.2 Saran...........................................................................................................................37
DAFTAR ISI.........................................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil.
Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga
karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun
Hemoroid
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Askeep
Mahasiswa mampu membuat Askep dengan proses keperawatan yang benar, yang
3.
4.
5.
6.
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinik
d. Patoflow
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Penataleksanaan medis
h. Proses keperawatan
Tinjauan kasus
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
2.1 Definisi
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
-
2.2 . Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare,
sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan
tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.
Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan ; Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic ; Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis
3.
6. Mekanis ; Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam
rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis ; Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
8. Radang ; Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.
2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada
anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul
menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan
terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk
membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya
-
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong
Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri, Rasa
gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena
ujung ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses,
perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan
perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat
perdarahan.
Hemoroid
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak
,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas
harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa
pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan
-
sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode
paska operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
2.8 Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
Diagnosa keperawatan
Intervensi
Rasional
hasil
1.
Resiko
nutrisi
kekuranganSetelah
dilakukan
Observasi tanda-tanda
berhubungantindakan keperawatananemis
hemmoroidalisresiko
kekurangan
dengannutrisi terpenuhi.
KH:
Tidak
terdapat
anemis,
perdarahan terhenti
BB tidak turun.
diduga
membantu
pencegahan
terhadap
membantu
pencegahan
perdarahanyangmemerlukan
terhadap
penilayan
dilakukan
massa
keluar
pada
permagan
pagi
daerahterjaganya kebersihanLakukan
eksternal.
dan
kebersihan
dan
hari.prolaps.
digital(masukan
anus.
KH:
setelah di bersihkan)
Obserpasi keluhan
Meningkatkan
dan
menjaga kebersihanya
Pengetahuan
membersihkan
tentang
anus
cara
membantu
Postoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Intervenasi
Rasional
hasil
1.
Nyeri
berhubunganSetelah
dilakukan
Dapat
menurunkan
tegangan
Latihan
pada
operasi,.
pasien
melakukan
luka
mungkin
jalan
sedinikarena imobilisasi.
Perdarahan pada jaringan, imflamasi
lokal
atau
terjadinya
infeksi
dapat
ringan.
skala nyeri 0-1.
klien tampak rileks.
sumbatan.
Pengetahuan
tentang
manfaat
guna
cerobong
anus
untuk
kesembuhan lukanya.
Berikan penjelasan tentang
tujuan pemasangan cerobong
anus (guna cerobong anus
untuk mengalirkan
perdarahan
yang
sisa-sisa
terjadi
dilakukan
respirasi,
dengan
pertahananselama
jam,resiko
24
infeksi
nadi
Abnormalitas
teratasi.
yang
tanda
berhubungan
vital
perlu
di
KH:
tidak
terdapat
infeksi
- trombosit
Berikan diet rendah serat/
sisa dan minum yang cukup
mengedan
pada
waktu
defikasi.
3.
Kurang
pengetahuanSetelah
yang
dilakukan
3
Diskusikan
pentingnya
24sisa.
perawatanjam,kurangnya
pasien
dalam
pengetahuan teratas.
menguilanginya
tentang
Meningkatkan
dapat
kebersihan
dan
atau
keluarga
klien
Bersihakan
area
Berikan balutan
untuk
dilaporkan
luka
dari
kedokter.
Diskusikan
mempertahankan
daerah
kontaminasi luar.
Melindungi
difekasi
pentingnya
mengangkat
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID
DI RUANG MAWAR RSUD TANGERANG
3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien
: Ny. S
Tanggal Masuk RS
: 20 mei
2013
Umur
: 45 Tahun
Diagnosa Medis
: Hemoroid
externa, anemia
Jenis Kelamin
: wanita
Sumber Informasi
: perawat
dokter
Alamat
: serpong
Tanggal Pengkajian
: 20-06-13
Ruang
: Mawar
Agama
: Islam
dihubungi
: suami
Suku
: sunda
Nama
: sutarjo
Pendidikan
: tidak sekolah
Pekerjaan
: buruh
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: serpong
Telp
Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa
dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan
nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit,
untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan
feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh
orang lain
Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa
menekan daerah yang nyeri.
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Riwayat Imunisasi
: ada ( polio)
Riwayat Alergi
:tidak ada
Kebiasaan
Pernah masuk di RS
: RS. pamulang
: tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan
: tidak ada
Tindakan ( Operasi )
: tidak ada
: anemia
Saudara kandung
: anemia
:-
:-
Saudara kandung
: anemia
: anak anemia
: anemia
Genogram:
KEGIATAN
DIRUMAH SAKIT
NUTRISI
BB : Kg
48 Kg
48 kg
TB : Cm
150 cm
150 cm
Frekuensi makan
2x
3 kali sehari
Jenis makanan
nasi
bubur
semua jenis
tidak ada
tidak ada
Tidak ada
Makanan pantangan:
ayam kampung
Makanan berminyak
Nafsu makan
menurun
baik
ada
ada
Kebutuhan kalori
Tidak tercukupi
Tercukupi
Jenis diet
NO
2
DIRUMAH
2100 cc/hari
KEGIATAN
1800 cc/hari
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
ELIMINASI
B AB
Frekuensi
Sulit BAB
1 kali sehari
Waktu
pagi
pagi
Penggunaan Pencahar
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Bercampur darah
hitam
Konsistensi/Diare
berbentuk
Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi
Tidak ada
Tidak ada
Darah / Lendir
ada
ada
Frekuensi
4 kali sehari
Warna
Kuning
Kuni
Bau
amoniak
Amoniak
Incontinensia
ada
ada
Hematuria
tidak ada
Tidak ada
Infeksi
tidak ada
Tidak ada
Cateter
ada
ada
800 cc
1125 cc
B AK
Waktu Tidur
malam
Lama Tidur
5 jam
Tidak ada
Kebiasaan tidur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pusing
Tidak ada
Tidak ada
Malam :20:00
NO
4
KEGIATAN
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
PERSONAL HYGIENE
Mandi
2 kali sehari
1 kali sehari
Gosok gigi
2 kali sehari
Tidak ada
Cuci rambut
2 hari sekali
Tidak ada
Ganti pakaian
Setiap hari
1 kali sehari
IRT
Istirahat
istirahat
istirahat
Frekuensi latihan
istirahat
Tidak ada
Pergerakan tubuh
Mengenakan pakaian
Tidak ada
ada
Mandi
Tidak ada
ada
Tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
MATA
Rambut Warna
: hitam
Bentuk
: simetris
Kualitas /distribusi
: merata
Ketajaman Penglihatan
: baik
Daya akomodasi
:-
Bengkak/memar/
: tidak ada
Reaksi Pupil
: isokor
Bentuk
: bulat simetris
Konjungtifa
; anemis
Sclera
: tidak Ikterik
Alopesia
: tidak ada
: lambat
Benjolan / masa
: tidak ada
Edema Palpebra
: tidak ada
: tidak ada
Adanya lesie
: tidak ada
HIDUNG
BIBIR / MULUT
Keluaran / sekret
Bentuk
: simetris
Lecet /Lesi
: tidak ada
Lesi / lecet
: tidak ada
Concha nasal
Membran mukosa
:kering
Septum
Warna bibir
: biru sianosis
Edema /polip
: tidak ada
Reaksi alergi
: tidak ada
lengkap
Fungsi penghindu
Caries : ada
Epistaksis
: produktif
: tidak ada
: tidak ada
Stomatitis
: tidak ada
Kesulitan menelan
: ada
: ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN
Lidah
LEHER
Bentuk
:simetris
Kulit
:kering
Lesi /Lecet
: tidak ada
ROM
: 4,3,4,4
Fungsi Pendengaran :
Kelenjar Tiroid
: tidak membengkak
Trachea
SIRKULASI
PERNAPASAN
Suara Paru
: vesikuler
Suara jantung
Pola nafas
: reguler
: S1, S2
Bentuk dada
Nyeri dada
: tidak ada
Sputum
Edema
:tidak ada
Nyeri
Clubbing
:tidak ada
Batuk /haemaptoe
: tidak ada
Rasa pusing
: tidak ada
Pengembangan dada
: optimal
Capileri Refile
: < 2 detik
Frekuensi
Rasa kesemutan
: ada di tangan
Irama pernapasan
: reguler
Hasil Rontgen
Varises
hemoridialis
: tidak ada
dada
Riwayat merokok
Tanda cianosis
Tanda anemia
: konjungtifa anemis
Tanda plebitis
: tidak ada
Akral dingin
: dingin
: simetris
: tidak ada
: 20 x/menit
: tidak ada
MUSKULOKETEL
KULIT
Nyeri
:tidak ada.
Warna
: coklat
Tugor
: elastis
Tonus otot
Texture
: kering
Lesi luka
: tidak ada
Postur
: tidak ada
: kuat
: kifosis
ABDOMEN / PENCERNAAN
NEUROSENSORI
Bentuk
: simetris
Tingkat kesadaran
: compos mentis
Bengkak / acites
: tidak ada
Nilai GCS
: 15 ( E4V5M6)
Koordinasi /tremor
: tidak ada
Ada massa/tidak
: tidak ada
Bising usus
; tidak ada
: baik
Nyeri tekan
Refleks
: baik
Pembesaran hati/limpe
: tidak ada
Kekuatan menggenggam : 5
Mual/ muntah
: tidak ada
Pergerakan ekstremitas
Tanda murfhi
: tidak ada
Halitosis
: tidak ada
Sakit kepala
: tidak ada.
Hemoroid
: hemoroid externa
Kejang
: tidak ada.
:optimal
; tidak ada.
: tidak ada
IMUNOLOGI
Riwayat alergi : tidak ada
Jenis alergen
Poli uri
: tidak ada
TANDA VITAL
PERKEMIHAN
Tekanan darah
: 110/60 mmHg
Pernapasan
: 20x/menit
Histenci
Nadi
: 66 x/menit
Irama Nadi
: reguler
Kekuatan nadi
: lemah
Suhu
: 36 C
: tidak ada
Lokasi : Anus
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan
Kualitas
Durasi
: 5-10 menit
Cemas :
Menarik diri:
Mudah tersinggung :
Marah :
Takut :
Tidak sabar :
Euforik :
Respons respons fisiologis yang terobservasi : bingung, disorientasi tempat
VIII. INTERAKSI SOSIAL
Status perkawinan : menikah lama : 35 tahun
Hidup dengan : anak dan menantu
Masalah-masalah /stress : kehilangan keluarga
Keluarga besar : dari 6 bersaudara, mempunyai 5 anak
Bicara :
: baik
Penyiapan makanan :
Tranfortasi
Ambulasi
Obat/terapi IV
PENGOBATAN
Obat injeksi
Katerolax 3x1
Trans amin 3x500
Vitamin C 1x400
Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan
XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN
Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama
adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa
( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien
mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai
dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20
x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik.
Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x10 3 , telah
diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang
infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan.
ANALISA DATA
Analisa Data
Masalah
Nyeri
DS;
-
Klien
mengeluh
nyeri
ditusuk-tusuk duri
Klien
mngeluh
nyeri
bawah
Klien
mengatakan
datang
saat
nyeri
BAB
dan
mengedan.
DO;
-
daerah
yang
nyeri
Skala nyeri 7 dari 1-10
Nyeri sedang
Tampak
Nyeri
tekan
DS;
inflamasi
peningkatan zat vasoaktif
Ketidak
efektifan
berdarah
-
Klien
mengatakan
kram-
kram tangannya
DO;
-
ranjang
Kulit klien tampak kering
Mukosa bibir kering dan
pucat
Adanya
BAB
Darahnya merah segar, feces
pendarahan
pendarahan
saat
DS :
tidak
-
teratur
keluarnya sedikit
Klien mengatakan
penonjolan
dan
masa
BAB
adanya
di
Risiko Konstipasi
anal
kanal
Klien mengeluh penonjolan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
Lakukan
Evaluasi
pengkajian
nyeri
komperhensif
lokasi,kualitas,intensitas,dan
hasil
berkurang
berkurang
Klien mnerasa
nyeri,seberapa
dan
lama
antisipasi
akan
ketidak
Kebiasaan
mengedan dapat
berkurang atau
faktopr
pencetus
Observasi isarat ketidaknyamanan non
penyebab
Sekala nyeri
tidak ada nyeri
meliputi
Keluhan nyeri
kilen dapat
yang
modalitas
nyeri,jika memungkinkan
Berikan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi:
Berikan analgetik pada pasien
keluaran
Lakukan dan ajarkan perawatan mulut
nyaman dengan
posisinya
Ketidak efektipan perfusi
jarinagan perifer
keperawatan selama 1x 24
jam diharapkan
ketidakefektipan perfusi
jaringan perifer dapat
teratasi dengan kriteria hasil
sebagai berikut:
Kilen dapat
beraktifitas tanpa
bantuan orang
intervensi/pemeriksaan peroral
Fasilitasi pemberian diet TKTP, berikan
dalam posisi kecil tepi sering
lain/secara mandiri
Resiko konstipasi
Kadar hemoglobin
dan hematocrit
dalam batas
yang tepat.
normal
Frekuensi tekanan
darah dan nadi
dalam batas
normal
Trombosit dalam
batas normal
multivitamin
tanda dehidrasi
Pendarahan saat
rupture/peritonitis
Identifikasi factor presipitasi
Ajarkan pasien tentang efek diet (mis;
mampu untuk
membentuk dan
pendarahan.
mengeluarkan feces
secara efektif
NO DX
PARAF
dianal kanal
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer b.d penurunan
kadar HB
karakteristik,
dan
factor
mengatur
posisi
penyebaran
Memberikan
nyaman pasien
Melakukan tehnik modalitas nyeri
Memberikan lingkungan yang nyaman
dan
dengan Hb 8,7
Membrikan obat vit K
Melatih pasien latihan rentang gerak pasif
dan aktif
Mengontrol intake dan output pasien
Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi
dan kebiasaannya
Melakukan pemeriksaan fisik abdomen,
dari mengejan
Memantau apabila ada nyeri dan
pendarahan
Menghitung intake dan output makanan
dan cairan yang masuk
TGL/HARI/WAKTU
Selasa, 21 mei 2013
08:30
EVALUASI
S ; klien merasa nyeri sudah berkurang
Klien mengatakan posisinya sudah nyaman
Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB tidak ada
O; klien tampak tenang
Nyeri ttekan sudah berkurang
Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan
A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan anjurkan klien untuk
melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri
S: Klien mengeluh masih lemas
Klien mngeluh BAB masih berdarah
O: HB : 4,1
HT: 16%, Konjungtiva Anemis TD: 110/70 N: 76
A: Gangguan perfusi jaringan perifer masih belum teratasi.
P: Lakukan tindakan koloborasi tranfusi darah 4 kantung (WB)
dan awasi jika terjadi lagi edema.
S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali
Klien mengatakan sudah dapat mengurangi mengedaan saat
BAB
Klien mengatakan sudah minum 2 liter air
O: Klien tampak tenang
Bising usus 9x /menit
Feses cair dan adanya warna merah
A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul masalah lain yaitu
resiku kekurangan volume cairan
P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji tanda-tanda
pendarahan.
S: Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada
O: Klien tampak nyaman dan tidak menghindar dari daerah
yang nyeri
Nyeri tekan sudah tidak ada
Bising usus 12x /menit
Obat analgetik dihentikan
A: Nyeri teratasi
P: Hentikan intervensi
S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x dalam 2 hari ini dan
berdarah
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan BAB masih berdarah
O: Klien tampak berbearing di tempat tidur
Klien tampak terpasang infus (WB: 179 ml) di tangan kiri
HB: 8.7, HT: 27%, TD :110/70, N: 64
A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan perifer teratasi sebagian.
P: Pantau jika adanya trombosit, pantau TTV, berikan tranfusi 2
kantung (WB), dan berikan latihan ROM
PARAF
BAB IV
PEMBAHASAN
Klien Ny. S dengan hemoroid externa dan anemia, mempunyai riwayat hemoroid
interna sebelumnya dan memiliki penyakit anemia. Riwayat kebiasaan pasien sering
menahan bab dan mengedan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot
& pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah
terhambat dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan,
termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis.
5.2 Saran
Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
mengetahui tentang penyakit hemoroid, dan untuk para mahasiswa
keperawatan semoga dapat menjadi penuntun dalam membuat askep-askep
sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR ISI
Brunner & Suddart (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) Keperawatan Medikal Bedah, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.