Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah
SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di
dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT
menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia
diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada
di bumi beserta segala sumber daya yang ada.

Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber


daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya
yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus
mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah SWT.

Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah
yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh
Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat
manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Aqidah Ruhaniyah

Kata aqidah diambil dari kata al-aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al


ibraam (pengesahan), al-ikhram (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat),
at-tawassuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan)
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah
dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus
bahasa: Lisaanul Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab:
Aqada).
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti
adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan
apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya;
yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada
singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah,
karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

2.2

Urgensi Keimanan Kepada Alam Dan Makluk Gaib

Alam ghaib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam ghaib, ada yang
Allah khususkan untuk diri-Nya semata dan tidak diberitakan kepada seorang pun
dari hamba-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
Dan hanya di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang ada di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidaklah ada sesuatu yang basah atau pun yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Al-Anam: 59)
Tentang hal ini, Nabi Nuh u berkata, sebagaimana dalam firman Allah:
Dan aku tidak mengatakan kepada kalian (bahwa): Aku mempunyai gudanggudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib.
(Hud: 31)

Demikian pula Nabi Muhammad n diperintahkan Allah untuk mengatakan:


Katakanlah: Aku tidak mampu menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan
dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (Al-Araf: 188)
Di antara perkara ghaib yang Allah I khususkan untuk diri-Nya semata adalah apa
yang terkandung dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya semata pengetahuan tentang (kapan
terjadinya) hari kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang bisa mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan dia dapatkan di hari esok. Dan tiada seorang pun yang bisa
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34)
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah n ketika ditanya Malaikat Jibril
tentang kapan terjadinya hari kiamat:
termasuk dari lima perkara (ghaib) yang tidak diketahui kecuali oleh Allah
semata. Kemudian Nabi membaca ayat (dari surat Luqman tersebut,-pen.). (HR
Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 50, dari shahabat Abu Hurairah z)
Al-Imam Al-Qurthubi berkata: Berdasarkan hadits ini, tidak ada celah sedikit
pun bagi seorang pun untuk mengetahui (dengan pasti) salah satu dari lima
perkara (ghaib) tersebut. Dan Nabi telah menafsirkan firman Allah Al-Anam: 59
(di atas) dengan lima perkara ghaib (yang terdapat dalam Luqman: 34, -pen.)
tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam Shahih (Al-Bukhari, -pen.). (Fathul
Bari, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar 1/150-151)
Di antara perkara ghaib, ada yang diberitakan Allah I kepada para Rasul yang
diridhai-Nya, termasuk di antaranya Nabi Muhammad n. Allah berfirman:
(Dialah Allah I) Yang Maha Mengetahui perkara ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang perkara ghaib itu, kecuali yang Dia
ridhai dari kalangan Rasul. (Al-Jin: 26-27)
Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian perkara-perkara
ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara para
Rasul-Nya. (Ali `Imran: 179)
Maka dari itulah, perkara ghaib tidak mungkin diketahui secara pasti dan benar
kecuali dengan bersandar pada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Lalu
bagaimana-kah dengan orang-orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib
tanpa bersandar kepada keterangan dari keduanya?
Al-Imam Al-Qurthubi t berkata: Barangsiapa mengaku bahwa dirinya
mengetahui perkara ghaib tanpa bersandar kepada keterangan dari Rasulullah n,

maka dia adalah pendusta dalam pengakuannya tersebut. (Fathul Bari, karya AlHafizh Ibnu Hajar, 1/151)
Apakah jin (setan) mengetahui perkara ghaib? Jawabannya adalah: Tidak. Jin
tidak mengerti perkara ghaib, sebagaimana yang Allah nyatakan:
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjuk-kan kepada mereka (tentang kematiannya) itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa
kalau sekiranya mereka mengetahui perkara ghaib tentulah mereka tidak akan
berada dalam kerja keras (untuk Sulaiman) yang menghinakan. (Saba`: 14)
Adapun apa yang mereka beritakan kepada kawan-kawannya dari kalangan
manusia (dukun, paranormal, orang pintar, dll.) tentang perkara ghaib, maka itu
semata-mata dari hasil mencuri pendengaran di langit2. Sebagaimana firman
Allah I:
Dan Kami menjaganya (langit) dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan
yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar
oleh semburan api yang terang. (Al-Hijr: 17-18)

2.3

Macam-Macam Makhluk ghoib

Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan
neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allahlah yang paling mengetahui kedua alam tersebut. Dialah Allah yang tidak ada
ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr :
22). Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi
dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian
sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33).
Kita harus beriman kepada yang ghaib. Kitab ini tidak ada keraguan
didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang
beriman kepada yang ghaib (QS Al-Baqarah : 2-3). Tetapi kita hanya bisa
mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang
dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Quran dan As-Sunnah).
Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia
selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman
kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya yang
mana semuanya itu tidak tampak ataukah dia mengingkarinya.

Malaikat
Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusanurusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain

malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS AlHaaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orangorang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).
Sifat-sifat malaikat :
1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang
merupakan malaikat yang paling besar - memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih AlBukhari).
2)Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun
bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha.
3)Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang)
atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh Allah kepada mereka.
4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.
5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambargambar yang diharamkan.
6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.

Jin
Jin dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama,
sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis
dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis
dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada Adam atas perintah Allah,
ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan keturunannya kafir
seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir
ini sering juga disebut sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa.
Disamping itu, istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifatsifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang benarbenar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tingal di
alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi
jika mereka menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak maka
manusia bisa melihat mereka.
Syaithan dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga
rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Quran didalamnya dan rumah-rumah
yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah.

5 perkara ghaib
1.
2.
3.
4.
5.

Hari Kiamat
Turunnya Hujan
Apa Yang Ada Di Dalam Rahim
Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok Hari
Di Bumi Mana Manusia Akan Meninggal

Hari Kiamat
Tidak ada makhluk didunia ini, jin, manusia, nabi dan malaikatnya
yang mengtahui kapan terjadinya hari kiamat, tahun apa, bulan apa,
minggu apa, hari apa, jam berapa dan menit berapa, melainkan Allah
satu-satunya, juga hambaNYa Dalam ayat lain Allah menceritakan,
mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat,
kapan terjadinya? katakanlah!, sesungguhnya pengetahuan tentang
kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat
menjelaskan kapan terjadinya kecuali Dia. (QS Al-Arof 187)
Dalam hadits JIbril yang masyhur, Rasul ditanya tentang hari
kiamat, kemudian beliau menjawab mal-masuulu anha bi alama minassail (yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya), artinya yang
ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu. Kemudian rasul hanya
menjelaskan tentang tanda-tandanya saja.
Kemarin kita dihebohkan dengan wacana yang dikeluarkan oleh
salah satu suku di negeri jauh sana yang menyatakan bahwa kiamat akan
terjadi pada tahu 2012, bahkan ini difilmkan dan filmnya laris manis
menjadi tontonan dan perbincangan disetiap Negara bahkan.
Apakah benar kiamat akan terjadi pada tahun 2012 seperti yang
mereka katakana? Jawabannya : bisa lebih cept, bisa juga lebih lambat,
wallahu alam. Tidak ada yang mengetahui kepastian kiamat kecuali Allah
SWT. Sudah dijelaskan diatas bahwa Rasul dan JIbrilpun yang sudah
jelas kedekatannya dengan Allah saja tidak tahu, apalagi orang biasa
yang tidak jelas apakah ia sholeh atau tidak.
2. Turunnya Hujan
Begitu juga dengan hujan, tidak ada seorangpun yang mengetahui
dengan pasti kapan hujan akan turun. Dan ketika hujan turun tidak ada
seorangpun yang tahu kapan hujan ini akan berhenti. Dan dimana hujan
itu akan turun. Namun jika Allah memrintahkan maka malaikat yang
bertugas akan tahu kapan dan dimana hujan itu turun.
Kapan, dimana hujan akan turun, juga dengan detail Allah
mengathui berpa debit air yang turun ketika itu. Dan tidak ada ilmu
pengetahuan manapun yang mampu mejelaskan ini. Adapun prakiraanprakiraan cuaca yang sering kita saksikan di tv-tv berita, itu hanya sekedar
pra kira berdasarkan sifat-sifat alam yang terjadi, bukan suatu kepastian
tentang turunnya hujan.
Namun sudah menjadi rahasia umum, bahwa yang terjadi di
kalangan masyarakat, apalagi mereka yang ingin mengadakan suatu
walimah atau resepsi, mereka menggunakan jasa pawang hujan. Entah
mungkin ada nama lain buat si pawang ini yang bertugas agar huja tidak

turun ketika agenda tersebut dilaksanakan. Tapi yang jelas ini adalah
kebohongan yang nyata dan jelas melanggar syariat, karena telah jelas si
pawang mengaku-ngaku tahu akan hujan, padahal jelas hanya Allah lah
yang tahu.
Dia (Allah) mengatahui yang ghaib dan Dia tidak memperlihatkan
kepada siapa pun tentang yang ghaib itu (QS Al-Jinn 26)
Kalaupun hujan benar-benar tidak turun pada hari itu, ya itu
memang sudah ditentukan oleh Allah, bukan karena mantra si pawang.
Juga sebaliknya jika hujan itu turun setelah dilakukan ritual, itu karena
Allah menakdirkan hujan turun ketika itu, dan bukan karena ritual. Karena
ritual dan sejenisnya itu tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
3. Apa Yang Ada Di Dalam Rahim
Memang dengan berkembangnya teknologi modern zaman
sekarang, orang sudah bisa mengetahui apa yang sedang dikandung oleh
para istri mereka. Laki-laki atau perempuan kah bayi yang sedang
dikandung, dan besar kecilnya, juga cacat atau tidak.
Tapi subhanallah tidak ada seorang pun yang tahu apakah anak ini
akan selamat ketika ibunya melahirkannya, berimankah ia setelah
dilahirkan atau kufur, bahagia kah ia atau celaka.
Belum tentu bayi yang keluar dari rahim ibu yang miskin akan
menjadi miskin pula besarnya nanti, tidak juga bayi yang keluar dari rahim
ibu yang sholihah akan menjadi sholihah juga. Tidak ada yang
mengetahuinya keculi Allah SWT.
Rasul SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh
syaikhoni dari sahabat Ibnu masud ra,

sesunguhnya seseorang diantara engkau semua dikumpulkan


kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari sebagai mani, kemudian
menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari, kemudian menjadi
segumpal daging dalam waktu 40 hari pula. Kemudian diutuslah seorang
malaikat, lalu ia meniupkan ruh kedalam janin tersebut. Dan diperintahkah
malaikat tersebut dengan (menuliskan) 4 perkara; rezekinya; ajalnya;
amalnya; dan apakah ia termasuk golongan orang-orang celaka atau
bahagia.
4. Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok Hari
Setiap manusia, apapun keilmuannya, kesaktiannya, kesholihannya
tidak akan mengetahui apa yang akan ia lakukan atau ia peroleh dengan
pasti esok hari. Dalam segala hal, termasuk rezki, nasib, keuntungan, dan
sebagainya. Kebiakkan kah yang akan ia peroleh atau keburukan? Karen
perkara hari esok adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah lah yang
menguasai semua perkara ghaib.
Setiap manusia hanya berkata : saya akan begini, saya akan
begitu, saya akan mendapatkan ini, saya akan mendapatkan itu, tapi
apakah benar keesokkan harinya ia akan melakukan atau menperoleh

semua yang ia rencanakan kemarin? Tentu semua itu Allah yang


menentukan. Manusia hanya bisa berharap dan berdoa.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam
kitabnyasyuabul-iman, Rasul SAW menegaskan bahwa, sesungguhnya
rezki Allah tidak akan tertarik(didapati) oleh usaha seseorang, dan tidak
akan ditolah oleh kebencian seseorang. Seberapapun usaha manusia
untuk mendatangkan rizki tapi Allah tidak menghendakinya, maka tak
akan datang rezki tersebut. Dan juga sebaliknya, seberapapun usaha
seseorang untuk mencegah datangnya rezki kepada salah seorang
diantaranya tapi Allah menghendaki untuknya rezki, maka sia-sialah
usaha tersebut.
Karena tidak ada yang terjadi dibumi ini kecuali atas kehendakNya,
bahkan daun jatuh pun dari pohon dan kapan daun itu jatuh ke bumi itu
semua atas pengetahuan Allah SWT.
tidak ada sesuatu apa pun yang kami luputkan di dalam kitab (lauh
mahfuz).(QS Al-Anam 38)
5. Di Bumi Mana Manusia Akan Meninggal
Dr. Aidh Al-Qorniy dalam salah satu tulisannya pernah mengutip
sebuah cerita yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman Alayh salam.
Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan para
pengikutnya.
Namun ada salah satu pengikutnya yang merasa tidak nyaman
duduk berkumpul karena ada seseorang yang tepat duduk disamping Nabi
Sulaiman terusmelototinya. Kemudian dengan gelisah ia bertanya kepada
Nabi Sulaiman, siapakah gerangan orang tersebut yang sangat tajam
melotot kepada ku itu?. Nabi Sulaiman menjawab, ia adalah Malaikat
Maut yang menyamar sebagai manusia. Mendengar jawaban tersebut,
pengikut tersebut kaget dan ketakutan, menyangka bahwa ajal akan tiba.
Kemudian ia berkata kepada Nabi Sulaiman, wahai nabi! Mintalah
kepada Allah agar memindahkan aku dengan anginNya ketempat yang
sangat jauh!.Kemudian nabi berdoa maka hilanglah pengikut tersebut.
Dalam suatu riwayat ia diterbangkan oleh angin ke negeri India.
Tak lama setelah itu, Nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat
Maut tersebut,kenapa kamu melototi orang tersebut seperti
itu?. Kemudian ia menjawab, aku heran wahai Nabi. Aku mendapat
perintah dari Allah untuk mencabut nyawa orang ini siang nanti di negeri
India, tapi mengapa pagi ini ia masih berada disini?.
Kematia adalah suatu misteri yang tidak ada seorang pun yang
tahu kapan, dimana dan bagaimana ia meninggalkan dunia ini. Maka
sejogjanyalah kita sebagai seorang muslim yang tak punya daya apa-apa
untuk selalu memohon kepada Allah agar kita diwafatkan dalam keadaan
yang husnul khotimah.
Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada satu makhluk pun didunia ini
baik jin, manusia bahkan malaikat yang mengetahui hakikatnya kecuali
Allah SWT semata. Jadi perkara ghaib bukan semata perkara mistis, atau
perkara dunia lain yang menyeramkan, atau pula perkara berhubungan
dengan makhluk lain. Tetapi perkara ghaib ialah perkara yang kita sama

sekali tidak punya kuasa untuk mengetahuinya, dan tak terlihat, baik
dengan mata, pikiran atau hayalan.
Dan ini menjadi penting untuk diketahui, agar kita menjadi yakin
akan kekuasaan Allah. Dan agar terhindar dari ikut campur atau masuk ke
dalam 5 perkara ghaib tersebut.
Artinya siapa yang mengaku-ngaku mengetahui tentang 5 hal
tersebut maka ia kafir. Atas dasar bahwa ia telah mengingkari apa yang
ada dalam Al-quran. Dan Ijmaulama bahwa siapa yang mengingkari apa
yang ada dalam al-quran satu hururf saja maka ia telah menjadi kafir

Ayat yang sering kita baca akan Engkau aku menyembah dan akan Engkau aku
minta pertolongan (Al-Fatihah: 50) merupakan salah satu pondasi aqidah bagi kita,
dimana ayat ini menekankan bahwa hanya Allah lah tempat bagi kita untuk minta
pertolongan. Ustadz Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zilalil Qurannya mengomentari ayat
ini Ini satu lagi 'aqidah pokok yang lahir dari 'aqidah-'aqidah pokok yang lepas yang
telah diterangkan dalam surah ini, yaitu 'aqidah tiada 'ibadat melainkan untuk Allah
dan tiada permohonan pertolongan melainkan kepada Allah.
Kemudian juga dalam ayat yang lain Allah berfirman Allah tempat bergantung (QS AlIkhlas: 2). Ust Sayyid Qutb dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini Dialah sahaja yang
ditujukan untuk memenuhi hajat-hajat dan Dialah sahaja yang menyahut seruan
hamba-hamba-Nya yang mempunyai hajat. Dialah sahaja yang memutuskan segala
perkara dengan keizinan-Nya dan tiada siapa yang turut membuat keputusan
bersama-sama-Nya.
Jika kita menimbang kedua ayat diatas dengan permintaan kepada pawang hujan
untuk menghentikan atau memindahkan hujan, maka jelas menyalahi ayat ini. Jika
ayat ini berisi tentang tuntunan aqidah yang lurus, maka berarti permintaan kepada
pawang hujan menyalahi aqidah yang lurus.
Ada mungkin kita yang beralasan bahwa sebenarnya kita juga memohon kepada
Allah, pawang hujan hanya menjadis sarana/perantara bagi kita dalam berdoa. Maka
komentar ini bisa kita jawab, kenapa kita harus meminta orang lain untuk berdoa?
Kenapa tidak kita saja yang langsung berdoa kepada Allah. Bukankah doa kita
dengan doa sang pawang sama. Bukan tempat yang kita minta sama, yaitu Allah,
atau jangan-jangan permohonan yang disampaikan sang pawang bukan kepada
Allah?!.
Kalaupun kita minta didoakan, kenapa meminta doanya tidak kepada para ulama
yang sudah jelas aqidahnya. Biasanya ketika menemui pawang, maka ada syaratsyarat yang diminta, maka ini adalah sebuah kejanggalan, karena dalam berdoa
Allah tidak meminta apapun, yang meminta syarat-syarat tertentu biasanya adalah
para jin, syetan, dan para sekutunya. Kalau memang benar permintaannya kepada
makhluk Allah (jin atau syetan), maka sudah jelaslah kesyirikannya.
Dengan kita sangat yakin saja dengan pawang, itu bisa dikhawatirkan jatuh kepada
kesyirikan, karena sebenarnya kita percaya akan kekuatan sang pawang. Kita
percaya pawang bisa menahan dan memindahkan hujan, ini adalah pikiran yang
menyimpang dari aqidah yang lurus.
Hujan adalah sesuatu yang menjadi rahasia Allah dan menjadi ranah kekuasaan
Nya, dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: Ada lima kunci ghaib yang
tidak diketahui seorangpun kecuali Allah: Tidak ada seorangpun yang mengetahui
apa yang akan terjadi esok hari, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang
terdapat dalam rahim, tidak ada satu jiwapun yang tahu apa yang akan diperbuatnya
esok, tidak ada satu jiwapun yang tahu di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada
seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan. (HR. Al-Bukhari no. 1039).

Hujan adalah perkara ghaib. Karenanya, barangsiapa yang mengklaim bisa


menurunkan hujan atau mengklaim bisa menahan turunnya hujan (pawang hujan)
maka dikhwatirkan jatuh kepada kesyirikan berdasarkan dalil-dalil yang sangat
banyak yang menjelaskan kafirnya makhluk yang mengklaim mengetahui perkara
ghaib.
Lalu bagaimana dengan prediksi cuaca oleh BMKG, maka perlu ditekankan itu bukan
berarti mengetahui pasti turunnya hujan, terbukti ada banyak prediksi yang kurang
tepat. Bahkan bahasa yang BMKG gunakan adalah Perkiraan Cuaca.
Allah SWT berfirman: Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa
rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang
ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah
itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Fathir: 2). Sebagian
ulama seperti penulis tafsir Al Jalalain mengatakan bahwa rahmat yang dimaksudkan
di sini adalah rizki dan hujan.
Al Qurthubi mengatakan bahwa sebagian ulama menafsirkan rahmat dalam ayat di
atas dengan hujan atau rizki. Mereka mengatakan, Hujan atau rizki yang Allah
datangkan pada mereka, tidak ada satu pun yang dapat menahannya. Jika Allah
menahannya untuk turun, maka tidak ada seorang pun yang dapat menurunkan
hujan tersebut.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, hujan adalah perkara ghaib, maka selaku
orang beriman, kita meyakini hanya Allah yang mengetahui perkara yang ghaib dan
manusia/makhluk tidak punya pengetahuan apa-apa tentang yang ghaib. Allah SWT
berfirman: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang
Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. Luqman: 34).
Karena memang pawang hujan menyalahi aqidah dan tidak luput dari bantuan
makhluk halus (jin dan syetan), maka terkadang akan berdampak kepada orang
memohon kepada pawang. Bantuan yang diberikan oleh para jin dan syetan tentu
tidak gratis. Maka kenapa terkadang kita melihat ketika setelah acara yang
didalamnya menggunakan jasa pawang hujan, terdapat sesuatu yang tidak kita
inginkan, kita tidak merasa tenang, terjadi perselisihan dengan sesama kita, terjadi
permusuhan, atau lebih dari itu. Bahkan yang jauh lebih mahal dari itu semua adalah
aqidah kita yang tergadaikan.
Memohon kepada Allah supaya Allah tidak menurunkan hujan ketika kita sedang
punya hajat dengan cara dan doa yang benar sesuai dengan tuntunan tentu tidak
menjadi masalah. Tapi masalahnya adalah ketika cara yang kita tempuh itu adalah
salah.
JENIS DAN CARA KERJA PAWANG HUJAN:

1. "Pawang hujan" yang sifatnya ilmiah biasa dilakukan oleh Tim BPPT/BMKG
memakai teknologi modifikasi cuaca antara lain dengan cara memasang generator
aerroso (pembangkit) berbahan baku kimia yang dilarutkan dan dibakar sehingga
menghasilkan partikel hygroscopis dengan ketebalan dibawah 1 mikron. Alat yang
menghasilkan partikel ini berfungsi untuk memandulkan awan yang berpotensi hujan
menjadi awan putih dan hilang dari lokasi target yang diinginkan. Profesi "pawang
hujan" seperti ini menurut para ulama diperbolehkan dalam islam. Allahu a'lam.
2. Pawang hujan yang memakai sihir. Sang pawang dengan prosesi ritual tertentu
(misalnya menancapkan bawang, cabe dan lainnya) meminta bantuan jin dan
sejenisnya untuk memindahkan/meniup awan dari satu tempat ke tempat lain
(tentunya dengan izin Allah). Praktek semacam ini jelas termasuk syirik akbar/besar
dan haram dalam islam.
CARA MENGHENTIKAN HUJAN SESUAI SUNNAH
Islam telah mengajarkan teknik/cara untuk menghentikan atau memindahkan hujan.
Cara tersebut sama sekali tidak mahal seperti yang dilakukan tim BPPT/BMKG yang
bisa menghabiskan biaya ratusan juta untuk satu kali project. Cara ini juga bisa
diterapkan secara cepat dan bisa dilakukan oleh semua kaum muslimin hanya
dengan menengadahkan tangan, berdoa dengan penuh kekhusyu'an. Dan yang
paling penting dari itu semua, cara ini adalah cara yang bebas dan aman 100 % dari
kesyirikan bahkan merupakan bagian dari pengamalan sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam.



: . :
: .
: .
: . .
Dari Syarik bin Abdillah bin Abi Namir bahwa dia mendengar Anas bin Malik
menceritakan:
Ada seorang laki-laki masuk ke dalam masjid pada hari Jumat dari pintu yang
berhadapan dengan mimbar, sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam sedang berdiri menyampaikan khutbah. Orang itu kemudian menghadap ke
arah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sambil berdiri seraya berkata, Wahai
Rasulullah, hewan ternak telah binasa dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah
kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami! Anas berkata, Maka Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:
ALLAHUMMASQINA, ALLAHUMMASQINA, ALLAHUMMASQINA (Ya Allah berilah
kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan).
Anas melanjutkan kisahnya, Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun
awan baik yang tebal maupun yang tipis. Juga tidak ada antara tempat kami dan
bukit itu rumah atau bangunan satupun. Anas berkata, Tiba-tiba dari bukit itu
tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah

langit, awan itupun menyebar dan hujan pun turun. Anas melanjutkan, Demi Allah,
sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari.
:

.
Anas berkata selanjutnya, Kemudian pada Jumat berikutnya, ada seorang lelaki lagi
yang masuk dari pintu yang sama sementara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
sedang berdiri menyampaikan khutbahnya. Kemudian orang itu menghadap beliau
sambil berdiri seraya berkata, Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalanjalanpun terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan!
:
:

: .
Anas berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lantas mengangkat kedua
tangannya seraya berdoa: Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan
jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah dia di atas bukit-bukit, gununggunung, bendungan air (danau), dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada
tempat-tempat tumbuhnya pepohonan. Anas berkata, Maka hujan berhenti. Kami
lalu keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari.
(HR. Al-Bukhari no. 1013 dan Muslim no. 897).
Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa doa di atas dibaca ketika hujan
semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya seperti banjir dan
kerusakan di mana-mana. Wallahu ta'ala a'lam

1. Malaikat Jibril, yang bertugas menyampaikan wahyu dan mangajarkannya


kepada para nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail, yang bertugas membagi rezeki kepada seluruh mahluk.
3. Malaikat Israfil, yang bertugas meniup sangkakala kepada seluruh mahluk
pada hari kiamat.
4. Malaikat Munkar dan Nakir, yang bertugas memeriksa amal manusia di
alam barzah.
5. Malaikat Izrail, yang bertugas mencabut nyawa seluruh mahluk.
6. Malaikat Ridwan, yang bertugas menjaga pintu syurga.
7. Malaikat Malik, yang bertugas menjaga pintu neraka.

8. Malaikat Zabaniah, 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang sangat bengis


dan kasar.
9. Malaikat Hamalat Al Arsy, 4 malaikat pembawa Arsy Allah.SWT saat ini
dan pada hari kiamat akan ditambah jumlahnya menjadi 8.
10. Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat yang akan turun di negeri
Babil.
11. Malaikat Dardail, yang bertugas mencari manusia yang berdoa, bertaubat
dan lainnya pada bulan ramadhan.
12. Malaikat Kiraman Katibin, yang bertugas sebagai pencatat yang mulia
kepada Jin dan Manusia.
13. Malaikat Muaqqibat, yang bertugas memelihara manusia dari kematian
sampai waktu yang telah ditetapkan yang datang silih berganti.
14. Malaikat Arham, yang bertugas untuk menetapkan rezeki, ajal,
keberuntungan dan lainnya pada 4 bulan kehamilan.
15. Malaikat Jundallah, yang bertugas sebagai malaikat perang yang
membantu nabi dalam peperangan.
16. Malaikat Ad-Damu,
kesalahan manusia.

malaikat yang selalu menangis jika melihat

17. Malaikat An-Nuqmah, malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api
dan duduk di singgasana berupa nyala api. Dia memiliki wajah kuning
tembaga.
18. Malaikat Ahlul Adli, malaikat yang memiliki ukuran besar melebihi
ukuran bumi beserta isinya dan dia memiliki 70 ribu kepala.
19. Malaikat berbadan api dan salju, malaikat yang memiliki ukuran besar
dengan tubuh setengah api dan setengah salju serta dikelilingi oleh
pasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berdzikir.
20. Malaikat pengurus hujan, yang bertugas mengurus hujan menurut
kehendak Allah.SWT.
21. Malaikat penjaga matahari, 9 malaikat yang bertugas menghujani matahari
dengan salju.
22. Malaikat Rahmat, yang bertugas sebagai penyebar keberkahan, rahmat,
permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang saleh, ia datang
bersama Malaikat Maut dan Malaikat Azab.

23. Malaikat Azab, yang bertugas sebagai pembawa roh orang-orang kafir,
zalim, munafik. Ia datang bersama Malaikat Rahmat dan Malaikat Maut.
24. Malaikat Pembeda Haq dan Bathil, yang bertugas membedakan antara
tindakan yang benar dan salah kepada manusia.
25. Malaikat Penentram Hati, yang bertugas meneguhkan pendirian seorang
mukmin.
26. Malaikat Penjaga 7 pintu langit, yang bertugas menjaga 7 pintu langit.
Mereka diciptakan oleh Allah.SWT sebelum langit dan bumi ada.
27. Malaikat Pemberi Salam Ahli Surga, yang bertugas sebagai pemberi salam
kepada ahli-ahli surga.
28. Malaikat Pemohon Ampun Untuk Orang Beriman, para malaikat yang
berada disekeliling Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang
beriman.
29. Malaikat Pemohon Ampun Bagi Manusia dibumi, para malaikat yang
bertasbih memuji Allah.SWT dan memohonkan ampun bagi manusiamanusia dibumi.

Vous aimerez peut-être aussi