Vous êtes sur la page 1sur 61

LAMPIRAN F

PERANCANGAN SPRAY DRYER (SD 301)


(TUGAS KHUSUS)

Spray Dryer (SD-301)


Fungsi

: Mengeringkan produk melalui proses kontak langsung


dengan udara pengering sehingga didapatkan produk berupa
powder.

Tipe

: Spray Dryer equipped Wheel atomizer

Temperature : 300oC (inlet air)


Tekanan

: 1 atm

Efisiensi

: 99,5 % (Article Improving Spray Drying Efficiency by :


Stewart Gibson, APV)

Dasar pemilihan

a. Dasar pemilihan jenis pengering Spray Dryer yaitu :

Produk yang diinginkan berbentuk Powder.

Proses pengeringannya berlangsung cepat.

Proses continue dan kapasitasnya besar.

Ukuran partikel produk mudah dikontrol sehingga lebih seragam.

Design lebih simple.

b. Dasar pemilihan Wheel atomizer dan perancangannya yaitu :

Wheel atomizer dapat digunakan pada laju umpan yang tinggi

Ukuran

partikel

lubang keluarannya

dapat

diatur

dengan

memodifikasi

c. Dasar pemilihan sistem aliran yaitu :

Cocurent dipilih karena suhu keluaran produk lebih kecil dari


suhu keluaran gas media pemanasnya.

1.

Produk yang dihasilkan lebih halus dan seragam.

Neraca massa pada Spray Dryer

F11
F9

F12

F14

Keterangan:
Aliran 9 : laju alir udara panas umpan Spray Dryer
Aliran 11 : laju alir keluaran Homogenizer untuk umpan Spray Dryer
Aliran 12 : laju alir keluaran Spray Dryer untuk umpan Cyclone
Separator Aliran 14 : laju alir keluaran Spray Dryer untuk umpan Screw
Conveyor

99,5
Massa
ke Screw Conveyor :
kg/jam
KH2POyang
4 = 100 2.525,253
= 2.512.627 kg/jam

Massa dan aliran0,5


gas menuju CSkg/jam
2.525,253
01 : KH2PO4 =
100

= 12,626 kg/jam
H3PO4 = 18,424 kg/jam
KOH

= 220,810 kg/jam

H2O

= 2.024,759

kg/jam

Tabel F.1 Neraca Massa pada Spray Dryer


BM

Neraca Massa Masuk


F9

Komponen

Neraca Massa Keluar


F12

F14

kg/kmol

kg/jam

kg/jam

H3PO4

98

18,424

18,424

0,000

KOH

56,1

220,810

220,810

0,000

KH2PO4

136,1

2.525,253

12,626

2.512,627

H2O

18

2.024,759

2.024,759

0,000

2.276,619

2.512,627

Total

kg/jam

4.789,246
4.789,246

2.

Neraca energi pada Spray Dryer

a. Entalpy udara masuk SD-301, pada T = 300


C HG1 (kJ/kg) = Cs (T) + Y1 o
Diketahui :
Cs

= Humid heat

= Humidity udara

masuk o = Panas laten air


Cs

= 1,005 + 1,884 Y1

(Robert E. Treybal, page 235)

HG1 = 579,509 kJ/kg (Entalpy udara pada 1 atm dan 573,15 K,


Perrys Chemical Engineering Handbook 7th Edition, page 2 208).
o = 2.502,300 kJ/kg

(Robert E. Treybal, page

234) sehingga, didapat Y1 = 0,102 kg H2O/kg air

b.Entalpy udara keluar ke CS-301, pada T = 90


C HG2 (kJ/kg) = Cs (T) + Y1 o
Diketahui : Cs = 1,005 + 1,884 Y1

(Robert E. Treybal, page

235) HG2 = (1,005 + 1,884 Y2) (90 - 30) + Y2 . 2502,300


HG2 = 60,3 + 113,040 Y2 + 2502,300 Y2
HG2 = 60,3 + 2615,340 Y2

c. Entalpy umpan masuk SD-301


HS1 = Cps (Ts1-To) + X1 CpA (TS1 To)

(Robert E. Treybal, page

700) Diketahui : HS1 = Entalpy slurry/wet solid (kJ/kg dry solid)


Cps = Heat capacity of dry solid (kJ/kg C)

CpA = Heat capacity of moisture, as a liquid (kJ/kg


C) X1 = Mass moisture/mass dry solid

HS1 = Cps (Ts1-To) + X1 CpA (TS1 To)


Dimana, Cps = 0,912 kJ/kg C
CpA = 3,717 kJ/kg C
TS1 = 50 C
To = 30 C
X1 = 0,356 kg moisture/kg dry solid
Sehingga, didapat HS1 = 44,705 kJ/kg dry solid

d. Entalpy umpan ke SC-301


HS2 = Cps (Ts2-To) + X2 CpA (TS2 To)

(Robert E. Treybal, page 700)

Diketahui : X2 = 0,0027 kg moisture/kg dry solid


(spesifikasi produk 0,3 moisture dalam KH2PO4)
TS2 = 90 C
Sehingga, HS2 = 138,305 kJ/kg dry solid

e. Entalpy umpan ke CS-301


HS3 = Cps (Ts3-To) + X3 CpA (TS3 To)

(Robert E. Treybal, page 700)

Diketahui : X3 = 0,0027 kg moisture/kg dry solid (spesifikasi produk 0,3


moisture dalam KH2PO4)
TS3 = 180 C
Sehingga, HS3 = 55,322 kJ/kg dry solid

f. Moisture balance
Ss (X1-X2) = Gs (Y2-Y1)

(Robert E. Treybal, page

700) Diketahui : Ss = 4.789,246 kg/jam


Ss (X1-X2) = Gs (Y2-Y1)
1.692,041 = Gs (Y2 0,102)
1.692,041 + 0,102 Gs Gs Y2 = 0. . . (1)

g. Entalpy balance
Ss Hs1 + Gs HG1 = Ss HS2 + Ss HS3 + Gs HG2 (Robert E. Treybal, page 700)
(4.789,246 x 44,705) + (Gs. 579,509) = (4.789,246 x 138,305) + (4.789,246
x 55,322) + (Gs(60,3 + 2615,340
Y2)
214.103,242 + 579,509 Gs = 662.376,668 + 264.950,667 +(60,3Gs+2615,340
GsY2)
214.103,242 + 579,509 Gs = 927.327,335 + 60,3Gs + 2615,340 GsY2
713.224,093 519,209 Gs + 2.615,340 GsY2= 0 . . . (2)

Eliminasi persamaan (1) dan (2)


Didapat Gs = 20.354,956
kg/jam
Sehingga, Y2 = 1094,685 + 0,191 (20.354,956) = 20.354,956.Y2
Y2 = 0,185 kg H2O/kg
air Jadi, HG2 = 60,3 + 2615,340 Y2
HG2 = 544,138 kJ/kg

H umpan masuk, H 9

= m . HS1
= 4.789,246 kg/jam . 44,705 kJ/kg dry solid
= 214.103,242 kJ/jam

H udara masuk, H11

= m . HG1
= 20.354,956 kg/jam . 579,509 kJ/kg
= 11.795.880,200 kJ/jam

H udara ke CS-301, H 13 = m . HG2


= 20.354,956 kg/jam. 544,138 kJ/kg
= 11.075.905,050 kJ/jam
H umpan ke CS-301, H12 = m . HS3
= 4.789,246 kg/jam . 55,322 kJ/kg dry solid
= 271.701,724 kJ/jam
H umpan ke SC-301, H14 = m . HS2
= 4.789,246 kg/jam . 138,305 kJ/kg dry solid
= 662.376,668 kJ/jam
Tabel F.2. Neraca Energi Spray Dryer 301 (SD-301)

Aliran
H 9

Masuk

Keluar

(kJ/jam)

(kJ/jam)

214.103,242

H 11

11.795.880,200

H 13

11.075.905,050

H 12

271.701,724

H 14

662.376,668

Total

12.009.983,442

12.009.983,442

D. Perhitungan design Spray dryer


Laju alir umpan

= 4.789,246 kg/jam

Laju udara masuk = 20.354,956


kg/jam

umpan

= 1.474,926 kg/m3

= 92,077

lb/ft3 udara

= 0,616 kg/m3

= 0,038 lb/ft3

Komponen masuk : - KOH

= 220,810 kg/jam

: - H3PO4

= 18,424 kg/jam

: - H2O

= 2.024,759 kg/jam

: - KH2PO4

= 2.525,253 kg/jam

Dikarenakan kondisi temperatur didalam drying chamber 300 ,


maka semua H2O, H3PO4 dan KOH habis menguap, hal ini
dikarenakan titik
didih zat-zat tersebut dibawah temperatur pada kondisi operasi didalam
spray dryer. (Nicholas P. Cheremisinoff, hal 339)

a. Menentukan laju alir volumetrik umpan:


Vo
Vo

massa masuk

4.789,246
kg/jam
1.474,926
kg/m3

Vo = 3,247 m3/jam = 0,000902 m3/s


Menentukan laju alir volumetrik udara
:
Vo

udara masuk

Vo

20.354,956 kg/jam
0,616 kg/m3

Vo = 33.043,760 m3/jam = 9,178 m3/s

b. Menghitung volume Spray Dryer :


Waktu tinggal di dalam Spray Dryer tidak lebih dari 30 detik (Perry Ed.
7, 1999).
diketahui : - waktu tinggal 6 s
-

Kemiringan konis = 600

- H:D = 4:1

(wallas, hal 272)

Volume umpan

= Vo x waktu tinggal
= 0,000902 m3/s x 6 s
= 0,00541 m3

Volume udara

= Vo x waktu tinggal
= 9,178 m3/s x 6 s
= 55,07 m3

Volume Spray Dryer

= (91,78 + 0,00902) m3
= 91,78902 m3

55,075 m3

= Vsilinder Vkonis
=

D 2 H 1 sin 600 D3
4
12

D 2 (4D) 1 (0,866)D3
4
12

1/3

55,075
=

3,3683

= 2,5 m

= 4 (2,54 m)
= 10 m

2
Jadi, tinggi
dryer
yaitu
102m= dimana
tinggi total
konisspray
= 2,5
1,25
2,165 m
tinggi silinder = 10 m 2,165 = 7,835 m

2,5 m

10 m

c. Menghitung tebal Spray Dryer


Diketahui bahwa tekanan operasi di dalam Spray Dryer adalah 1 atm.
Diambil faktor keamanan 20 %, sehingga
tekanan desain Spray Dryer = 1,2 x 1
atm
= 1,2 atm = 17,635 psi

Untuk menghitung tebal Spray Dryer digunakan persamaan :


(Brownell & Young, 1959 : 254)

PD
t
C f E
0,6P

Keterangan:
f : Nilai tegangan material, psi digunakan material Stainless Steel
SA 167 Grade 11 : 18.750 psia
E : Welded Joint Efficiency
Dipilih Double welded butt joint maximum efficiency
berdasarkan Table 13.2 Brownell and Young = 80 %
P : Tekanan desain, psi
D : Diameter Spray Dryer = 2,5 m = 98,425 in
C : Korosi yang dipakai adalah faktor korosi terhadap udara luar,
yaitu = 0,25 inci/10 tahun
sehingga =

17,635 98,425

(Peters dan Timmerhaus, hal 542)


+ 0,25

18.7500,8 (0,617,635)

ts = 0,366 in (diambil ts standar = 7/16 in = 0,4375 in)

d. perancangan atomizer pada Spray Dryer

(gambar F.1. grafik perbandingan tinggi drying chamber dengan diameter


droplet Carl W hall, 252 )
Diketahui :
m

H = 10

T udara panas = 300oC


T umpan = 50 oC
T = T udara panas - T umpan = 250oC

Sehingga didapat diameter droplet dari grafik diatas


yaitu :
0,5 mm= 500 m , Atomizer yang dipilih yaitu wheel rotary atomizer
(1- 600 m ) dengan ukuran diameter disc standar yang sering
digunakan yaitu 100 mm, 200 mm dan 300 mm.
Diameter disc Ddisc yang dipilih yaitu 200 mm. (Carl W hall,
246)

R disc

Gambar F.2. Desain atomizer pada Spray dryer.

Asumsi : lubang droplet = ukuran droplet = 0,5 mm


Jarak antar lubang = 5 mm
Maka jumlah lubang droplet = K/ (0,5 + 5)
= 2 x 3,14 x 200 mm / 5,5
= 228 buah
e. perancangan air disperser pada Spray Dryer
diketahui : diameter chamber : Dchamber = 2,5 m
asumsi : diameter air disperser = 0,6 x Dchamber = 1,5 m dengan H = 0,3 m
1,5
0,5

0,5
0, 3

Gambar F.3. Desain Air disperser pada Spray dryer.

f. perancangan
Dryer

nozzle

pada

Spray

Berdasarkan perhitungan, saluran pemasukan dan keluaran pada


spray dryer di atas maka dapat ditentukan jenis nozzle yang digunakan.

Gambar F.4. Desain nozzle pada Spray dryer.

Saluran dibuat dengan menggunakan bahan stainless steel. Diameter


optimum tube yang stainless steel dan alirannya turbulen (NRe > 2100)
dihitung dengan menggunakan persamaan :

(Brownel, Young,1959)

diopt 293 G 0,5


0,37

dengan

diopt = diameter dalam pipa, mm


G

= kecepatan aliran massa fluida,

kg/s = densitas fluida, kg/m3

Pengecekan bilangan Reynolds

NRe

G ID
a '

Dengan:
G

= kecepatan aliran massa fluida,

kg/jam ID = diameter dalam pipa, m


g = viskositas fluida,
kg/m.jam a = flow area, m2

Nozzle Umpan

1. Nozzle Aliran umpan Campuran Masuk

Data perhitungan :
Laju alir massa (G)

= 4.789,246 kg/jam
= 1,33 kg/s

Densitas (mix)

= 1.474,926 kg/m3

Viskositas (mix)

= 0,000796 kg/m.s

Dari persamaan 5.15, hal. 161. Coulson, 1983, dianggap aliran


turbulen. sehingga diperoleh :

diopt

= 226.G0,5.-0,35
= 226 x 1,330,5 x 1.474,926
= 20,275 mm
= 0,798 in

-0,35

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel 11 Kern, 1965) :

IPS

= 1 in

Sch

= 40

ID

= 1,0490 in
= 0,0266 m

OD

= 1,3200 in
= 0,0335 m

= 0,8640 in2
= 0,0006 m2

Laju alir volumetrik (Fv) :


Fv

mix

4g
. /789
, 246
k
jam
3
1.474,926
kg/m

= 3,247 m3/jam
= 0,000902 m3/s

Kecepatan aliran, v :
v

Fv
A
3

0, 000902
m /s

0,0006
=
= 1,503 m/s

Bilangan Reynold, NRe :

mi v ID

NRe

mix

=
1. 474 , 0926
10,0008
, 503
, 0266

=
= 73.709,06 (turbulen) > 2100

Maka anggapan menggunakan aliran turbulen adalah benar.

Spesifikasi nozzle standar (Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal.349) :

Flange Nozzle thickness (n)

= 0,2 in

Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 2 in


Length of side of reinforcing plate, L

= 10 in

Width of reinforcing plate, W

= 12 5/8

in Distance, shell to flange face, outside, J

= 6 in

Distance, shell to flange face, inside, K

= 6 in

Distance from Bottom of tank to center of nozzle


-

Regular, Type H

= 6 in

Low, Type C

= 3 in

2. Nozzle Aliran udara Masuk

Data perhitungan :
Laju alir massa (G)

= 20.354,956 kg/jam
= 5,654 kg/s

Densitas (udara)

= 0,616 kg/m3

Viskositas (udara)

= 0,0289 kg/m.s

Dari persamaan 5.15, hal. 161. Coulson, 1983, sehingga diperoleh :

diopt

= 226.G0,5.-0,35
= 226 x 5,6540,5 x 0,616 -0,35
= 636,697 mm
= 25,067 in

Dipilih spesifikasi nozzle


: OD

= 25,625 in
= 0,65 m

ID

= 24,981 in
= 0,635 m

Laju alir volumetrik (Fv) :


Fv

20kg
. 354
, 956
/ jam
0,616 kg/m3

= 33.043,76 m3/jam
= 9,178 m3/s

Nozzle Produk
3. Nozzle Aliran Produk MKP
Data perhitungan :
Laju alir massa (G)

= 2.525,253 kg/jam
= 0,7 kg/s
= 0,7 kg/s x 0,995
= 0,698 kg/s

Densitas (mkp)

= 2.338 kg/m3

Viskositas (mkp)

= 0,001145 kg/m.s

Dari persamaan 5.15, hal. 161. Coulson, 1983, dianggap aliran turbulen.
sehingga diperoleh :

diopt

= 226.G0,5.-0,35
= 226 x 0,6980,5 x 2.338 -0,35
= 12,5 mm
= 0,492 in

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel 11 Kern, 1965) :

IPS

= 1/2 in

Sch

= 40

OD

= 0,84 in
= 0,02134 m

ID

= 0,622 in
= 0,0158 m
= 0,00211 ft2

Laju alir volumetrik (Fv) :


Fv

mix

2. 525 , 253

kg /jam

2.338 kg/m3

= 1,08 m3/jam
= 0,0003 m3/s

Kecepatan aliran, v :
v

Fv
A
3

0, m
0003
/s

= 0,0002
= 1,5 m/s

Bilangan Reynold, NRe :

mi v ID

NRe

mix

=
2. 338
18
, 5
0,015

0,0002
=
= 277.053 (turbulen) > 2100

Maka anggapan menggunakan aliran turbulen adalah benar.

Spesifikasi nozzle standar (Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal.349) :
Flange Nozzle thickness (n)

= 0,2 in

Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 1 7/16 in


Length of side of reinforcing plate, L

= 10 in

Width of reinforcing plate, W

= 12 5/8

in Distance, shell to flange face, outside, J

= 6 in

Distance, shell to flange face, inside, K

= 6 in

Distance from Bottom of tank to center of nozzle


-

Regular, Type H

= 4 in

Low, Type C

= 3 in

4. Nozzle Aliran Udara + Umpan keluar


Data perhitungan :
Laju alir massa (G)

= 20.354,956+220,810 + 18,424 +2.024,759 kg/jam


= 22.745,212 kg/jam
= 6,318 kg/s

Densitas (mix )

= 1 kg/m3

Dari persamaan 5.15, hal. 161. Coulson, 1983, sehingga diperoleh :

diopt

= 226.G0,5.-0,35
= 226 x 6,3180,5 x 1 -0,35
= 568,07 mm
ID

= 22,37 in

Dipilih spesifikasi nozzle :


ID

= 22,37 in

gambar F.5. Nozzle Reinforcing Plate

g. Perhitungan berat pada Spray Dryer


a. Berat Shell
IDs

= 8,202 ft = 2,5 m

ODs

= 8,238 ft

Hs

= 7,835 m = 25,705 ft

steel

= 489 lb/ft3

Berat shell

= ..(ODs2 ID 2).H .
s
s stell

(Foust, App. D-10, p. 742)

= ..( 8,238 2 8,202 2). 25,705. 489


= 5.839,83 lb

b. Berat Conis
IDc

= 8,202 ft = 2,5 m

ODc

= 8,238 ft

Hs

= 2,165 m = 7,1 ft

steel

= 489 lb/ft3

Berat conis

= 1/12..(ODc2 IDc2).Hs.stell

(Foust, App. D-10, p. 742)

= 1/12..( 8,238 2 8,202 2). 7,1. 489


= 537,675 lb

c. Berat Atomizer
Volume Atomizer =

1
4

3
D 2 H= 0,00157 m

Vc

= 0,055 ft3

steel

= 489 lb/ft3

(Foust, App. D-10, p. 742)

Berat koil

= volume koil x steel


= 0,055 x 489
= 27,11 lb

d. Berat Air disperser


ODc

= 4,957 ft

IDc

= 1,5 m = 4,9212 ft

Hs

= 0,3 m = 0,984 ft

steel

= 489 lb/ft3

(Foust, App. D-10, p. 742)

Berat air disperser = ..(ODs ID 2).H .


2
s

stell

= 133,58 lb

e. Berat opening
Berat nozzles
Nozzle aliran F11 :
Ukuran Nozzle

= 1 in

Berat Nozzle

= 4 lb

(fig.12.2. B & Y, 1959)

Nozzle aliran F14 :


Ukuran Nozzle

= 0,5 in

Berat Nozzle

= 2 lb

(fig.12.2. B & Y, 1959)

Nozzle aliran F9
: Ukuran Nozzle

= 8 in

Berat Nozzle

= 30 lb

(fig.12.2. B & Y, 1959)

Nozzle aliran F12 :


Ukuran Nozzle

= 8 in

Berat Nozzle

= 30 lb

Berat nozzle total

= 2 + 4 +30 + 30

(fig.12.2. B & Y, 1959)

= 66 lb

Berat total opening


Berat total opening

= berat nozzle
= 66 lb

Berat fluida dalam spray dryer

Waktu tinggal = 6 s

Berat bahan baku


Berat bahan baku

= 4.789,246 kg / 3600 x 6 s
= 17,56 lb

Berat udara
Berat bahan baku

= 20.354,956 kg/ 3600 x 6 s


= 74,63 lb

Berat total fluida


Berat total fluida

= Berat bahan baku + Berat air pendingin


= 17,56 lb + 74,63 lb
= 92,19 lb

Berat spray dryer


Berat mati Spray dryer = berat shell + berat atomizer + berat air
disperser + berat opening + berat fluida
dalam spray dryer
= 6696,385 lb = 3.043,81 kg
h. Perancangan Penyangga pada Spray Dryer
Berat untuk perancangan = 1,2 x berat mati Spray Dryer
= 1,2 x 6696,385 lb
= 8.035,662 lbm
Spray Dryer dengan 4 kaki.
Kaki penyangga dilas di tengah tengah ketingggian (40 % dari tinggi total
Spray Dryer).

2/5 H

tbp

Gambar F.6. Sketsa sistem penyangga Spray Dryer

1 . Leg Planning
Digunakan kaki (leg) tipe I-beam dengan pondasi dari cor atau beton.
2

Gambar F.7. Kaki penyangga tipe I beam

Karena kaki dilas pada 40 % ketinggian Spray dryer, maka ketinggian kaki:
(Hleg) = 40 % x H Spray dryer
dengan :
H Spray dryer : tinggi total Spray dryer, ft
(Hleg)

= 0,4 x 10 m
= 4 m = 13,12 ft

digunakan I-beam 5 in

(Brownell and Young, App. G, item 2)

dimensi I-beam :
kedalaman beam
in

=5

Lebar flange
in

= 3,284

Web thickness

= 0,494 in

Ketebalan rata-rata flange

= 0,326 in

Area of section (A)

= 4,29 in2

Berat/ft

= 14,75 lbm

Peletakan dengan beban eksentrik (axis 11) : I = 15 in4


S = 6,0 in3
r = 1,87 in
Peletakan tanpa beban eksentrik (axis 22) : I = 1,7 in4
S = 1,0 in3
r = 0,63 in

Cek terhadap peletakan sumbu axis 1-1 maupun axis 2-2 .


Axis 1-1

l/r = 81.24 in/ 1,87 in = 43,44 (l/r < 120, memenuhi)


(Brownell and Young, 1959, p.201)

Stress kompresif yang diizinkan (fc):


(fc) = P
a
)

18.000
= 1 (l2 /18.000. r 2

(Pers. 4.21, brownell and Young, 1959)

18,000
1 (81,24 /
=
2
18.000 x 1,87 )
= 14.038,54 lbm/in2 (<15,000 psi , sehingga memenuhi)
(Brownell and Young, p.201)

jarak antara center line kolom penyangga dengan center line shell (a) dari
(gambar 6) :
a = x lebar flange + 1,5
= x 3,284 +1,5 = 3,142 in
y = x lebar flange = x 3,284 = 1,.642 in
Z = I/y = 15/1,642 = 9,135201 in3

Beban kompresi total maksimum tiap leg (P) :

P
Gambar F.8. Sketsa beban tiap lug

P
Pw

(H L)
W
n D bc

(Pers. 10.76, Brownell and Young, 1959)

dengan :
Pw = beban angin total pada permukaan yang terbuka,
lbm H = tinggi reaktor di atas pondasi, ft
L = jarak dari fondasi ke bagian bawah reaktor, ft
Dbc = diameter anchor-bolt circle, ft
n = jumlah penyangga, n
W =

berat reactor kosong + berat liquid dan beban mati lainnya, lbm

= 8.035,662 lbm

diasumsikan reaktor diletakkan dalam ruangan (fee from wind) dan lokasi
pabrik diasumsikan bebas dari gempa, sehingga Pw = 0, kemudian
persamaan di atas menjadi:

= 8.035,662 lb m = 2.008,9155 lbm


n
4

Menghitung beban eksentrik :


(Pers. 10.98, Brownell and Young,

P. a
=
Z

(fec)

2.008,9155 x
3,142

1959)
=

= 690,955 lbm/in2

9,135201
f =

fc fec

= 14.038,54 lbm/in2 690,955 lbm/in2


= 13.347,59 lbm/in2 (psi)

Luas penampang lintang:


A

P
f

2.008,9155
13.347,59

(Pers. 10.98, Brownell and Young, 1959)


= 0,1505 in2 < A table (4,29 in2), sehingga memenuhi.

Axis 2-2
l/r = 81,24 in/ 0.63 in = 128,95 (l/r > 120, tidak memenuhi)
(Brownell and Young, 1959, p.201)

2. Lug Planning

Masing-masing penyangga memiliki 4 baut


(bolt) Beban maksimum tiap baut:
Pbolt =

= 2.008,9155 lbm /4 = 502,23 lbm

nb

Luas lubang baut:


Abolt =

(Pers.10.35, Brownell and Young, 1959)

Pbolt
f
bolt

dengan : fbolt = stress maksimum yang dapat ditahan oleh setiap baut =
12,000 psi
Abolt =

502,23 lb m
12.1 l m /in
2
b

= 0,042 in2

Digunakan baut standar dengan diameter = in


(Tabel 10.4,Brownell and Young, 1959)

Ketebalan plat horizontal


thp

(Pers.10.41, Brownell and Young, 1959)

6M

f allow

My

P
1 ln
2 l

4
dengan :

1 1 (Pers.10.40, Brownell and Young, 1959)

thp = tebal horizontal plat, in


My

= bending momen maksimum sepanjang sumbu radial, in-lbm

= beban baut maksimum, lbm


= 502,23 lbm

= panjang kompresi plate digunakan,


= ukuran baut + 9 in = 2 x in + 9 in = 10

in h

= tinggi gusset
= 12 in (Brownell and Young, 1959,

p.192) b = lebar gusset, in


= ukuran baut + 8 in = 2 x in + 8 in = 9 in
l

= jarak radial dari luar horizontal plate luar ke shell, in


= 6 in

= poissonratio (untuk steel, = 0,3) (Brownell and Young, 1959)

fallow

= stress yang diizinkan untuk


= 12,000 psi

= konstanta dari tabel 10.6 Brownell and Young, 1959

= jarak konsentrasi beban


= setengah dari dimensi nut, in
= x 1 in = 0,625 in

Ketebalam plat kompresi:


b
l

= 9,5 in/6 in = 1,58; diambil 1,6

Dari tabel 10.6, Brownell and Young, 1959, diperoleh 1 = 0,125

2.120,944 1 0,3 ln 2 (6) 1 0,125


My=

.0,625
4.
= 545,2470

6 x 545,2470
12000

tbp =

= 0,522 in. Digunakan plat standar dengan ketebalan 5/8 in

Ketebalan gusset
(tg)

= 3/8 x thp

(Pers.10.47, Brownell and Young, 1959)

= 3/8 x 5/8 in = 0,2344 in, dipilih 1/4 in

3. Base Plate Planning


Digunakan I- beam dengan ukuran 5 in dan 14,75 lbm/ft
Panjang kaki (Hleg) = 13,12 ft
Sehingga berat satu leg = 13,12 ft x 14,75 lbm/ft = 193,633 lbm
Beban base plate (Pb) = berat 1 leg + P
= 193,633 lbm + 2.008,9155 lbm
= 2.202,55 lbm
Base plate area (Abp) = Pb/f
Dengan:
Pb

= base plate loading

= kapasitas bearing (untuk cor, f = 545 psi)

Abp

= 2.202,5
5

lb

= 4,04 in2 (= Abp min)

545 psi

Untuk posisi leg 1-1


Abp

= lebar (le) x panjang (pa)

= (0,8 fw + 2n)(0,95 hb + 2m)

dengan :
fw

= lebar flange

= 3,284

in hb

= kedalaman beam

= 5 in

= n (diasumsikan awal)

pa

0,95 h b

le

0,8 fw

Gambar F.9. Sketsa area base plate

Abp

= (0,8 x 3,284 + 2n)(0,95 x 5 + 2n) = 4,4


in2 4n2 + 4,4 n 7,96 = 0

= 0,2097

maka, le = 0,8 x 3,284 + 2 x 0,2097 = 3,0466


pa = 0,95 x 5 + 2 x 0,2097 = 5,1694

umumnya dibuat pa = le, maka dibuat pa = le = 5,1694 in


Abp,baru = 26,7226 in2
nbaru

= [26,7226 (0,8 x 3,284)]/2 = 12,0477 in

mbaru

= [26,7226 (0,95 x 5)]/2

tebal base plate:


tbp

= (0,00015 x Pa x n2)1/2

= 10,9863 in

dengan :
Pa = tekanan aktual
= P/ Abp,baru = 2.202,55 /26,7226 = 82,423 psi
tbp = (0,00015 x 82,423 x 12,0477 2)1/2
= 1,34 in. Digunakan plat standar 1 in

i.

Perancangan Pondasi pada Spray Dryer


Perancangan
campuran

pondasi

dengan

sistem

konstruksi

beton

terdiri

dari

:semen : kerikil : pasir, dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Direncanakan


pondasi berbentuk limas terpancung. Dianggap hanya gaya vertikal dari
berat kolom yang bekerja pada pondasi.

Berat vesel, termasuk perlengkapannya yang diterima


oleh :
I-Beam pada kondisi operasi

= 8.035,662

lbm Berat I-BeamI yang diterima oleh base plate

= 2.202,55

lbm
+
Jadi berat total yang diterima oleh pondasi

= 10.238,212

lbm Digunakan tanah dengan :


Luas bagian atas (a)
100in)

= 10000 in2 (100in x

Luas bagian bawah (b)

= 12100 in2 (110in x 110in)

Tinggi pondasi

= 30 in

Volume pondasi

= 1/3 x tinggi pondasi x ((a+b) + (axb)1/2 )

= 1270 in2
= 0,7349 ft3

Berat pondasi (W)

= V x densitas beton
= 0,7349 ft3 x 140 lb/ft
= 102,886 lbm

Jadi berat total yang diterima tanah adalah


= Berat total yang diterima pondasi + berat pondasi
= 10.238,212 lbm + 102,886 lbm
= 10.341,098 lbm

Tegangan tanah karena beban (T) = P/F < 10 ton/ft2


Keterangan :
P = Beban yang diterima tanah (lb)
F = Luas alas (ft2)

Jadi tegangan karena beban


()

10.341,098lb
7,0023 ft

= 1.476,81 lb/ft3
= 0,73 ton/ft3 < 10 ton/ft3

Pondasi dapat dipasang pada tanah clay, sebab tegangan tanah karena beban
kurang dari safe bearing maksimal pada tanah clay.

j.

Perancangan ducting antara Spray Dryer dengan cyclone separator


Diketahui: diameter ducting = diameter nozzle keluaran udara pada
spray dryer
Dducting = Diopt nozzle = 568,07 mm = 568 mm
Laju alir massa keluaran = 22.745,212 kg/jam = 22,75
ton /h padatan yang terbawa (dust ) = 12,626 kg/jam

Gambar F.10. grafik hubungan kecepatan udara dengan laju alir

Dari grafik diatas maka didapat kecepatan udara (Vc) = 40 m/s


Perkiraan panjang ducting 15 m
Bahan yang digunakan carbon steel.

Cyclone

Spray
dryer

6m
3m
Blower

6m
Gambar F.11. perkiraan skema panjang ducting

k. Perancangan cyclone separator


Fungsi

: memisahkan padatan KH2PO4 yang masih terkandung


aliran udara pengering keluar dari spray dryer.

Tipe

: High eficiency cyclone

Gambar F.10. Cyclone Separator

1.

Neraca massa pada Cyclone

F16
F12

F15

Keterangan :
Aliran 12 : laju alir gas yang keluar dari Spray Dryer untuk umpan Cyclone
Separator
Aliran 15 : laju alir yang keluar dari Spray Dryer untuk umpan
Screw Conveyor
Aliran 16 : laju alir gas yang keluar dari Spray Dryer untuk dibuang ke udara

Assumsi :
Efisiensi cyclone separator = 98 % (Perrys Chemical Engineering
Handbook 7th Edition, page 17 27).

Massa yang keluar menuju Pneumatic Conveyor :


98

KH2PO4 =

12,626 kg/jam
= 12,373 kg/jam
100

Massa dan aliran gas yang dilepas ke lingkungan :


2

KH2PO4 =

12,626
= 0,253 kg/jam
100

H3PO4 = 18,424 kg/jam


KOH

= 220,810 kg/jam

H2O

= 2.024,759

kg/jam

Tabel F.3 Neraca Massa pada Cyclone Separator


Neraca Massa
BM
Masuk

Neraca Massa Keluar

Komponen
F12

F15

F16

kg/jam

kg/jam

18,424

0,000

18,424

0,000

220,810

12,373

0,253

2.024,759

0,000

2.024,759

2.276,619

12,373

2.264,246

kg/kmol
H3PO4(g)

98

KOH(g)

56,1

KH2PO4(s)

136,1

H2O(g)

18

220,810
12,626

kg/jam

Total
2276,619

2.

Menghitung Dimensi Cyclone

Perancangan Cyclone dihitung dengan persamaan 16, p.1026 Perry ed.6


9 . . BC

Dp min

Nt . . Vc
( s )

dengan :
Dp min = diameter partikel minimum = 0,5 mm = 0,0005
m

= viskositas udara campuran = 0,0289 kg/m.s

BC

= diameter lubang inlet

= densitas udara campuran = 1 kg/m3

= densitas partikel = 1.474,926

kg/m3

K ecepatan udara masuk (Vc) = 40 m/s


Nt

= jumlah putaran dalam cyclone dapat ditentukan


dari grafik perbandingan velocity dengan Nt

Gambar F.11. Nt versus Vc

Maka , didapat Nt sebesar = 5,5


Sehigga,
9 . . BC
Dp min Nt . . Vc ( s )

5.10

-4

9 . 0,0289 . BC
5,5 . 3,14 . 40 .
(1474,926 -1)

BC = 0,65 m

Maka ,didapat diameter lubang inlet = 0,65 m

Kemudian diperoleh spesifikasi ukuran siklon :

BC = diameter lubang inlet = 0,65 m


Dc = diameter Cyclone = 4 x BC
= 4 x 0,65 m = 2,6 m
De = diameter gas outlet = Dc / 2
= 2,6 m / 2 =1,3 m
Hc = tinggi lubang inlet = Dc/2
= 2,6 m / 2 =1,3 m
Lc = panjang silinder = 2 Dc = 5,2 m
Zc = panjang konis = 2 Dc = 5,2 m
Jc = diameter lubang dust out = Dc / 4 = 0,65 m
S = panjang outlet dengan kisaran (0,5 0,625) Dc
Diambil kisaran 0,5 Dc = 1,3 m

Tabel F.4 Spesifikasi Cyclone


Alat

Cyclone

Kode

CL-301

Fungsi

Memisahkan partikel produk yang terbawa aliran


udara pengering keluar dari spray dryer.

Jenis

Cyclone Separator

Bahan

Stainless Steel SA-167 grade 11 Type 316

Suhu

60 C

Tekana

16,201 Psi

n desain
Kapasitas

126,601 ft3

Dimensi

Diameter silinder

= 2,6 m

Panjang silinder

= 5,2 m

Panjang konis

= 5,2 m

Diameter gas outlet = 1,3 m


Diameter inlet

= 0,65 m

Diameter dust out = 0,65 m


Tinggi gas outlet = 1,3 m
Jumlah

1 buah

l.

Perancangan blower
Fungsi :menarik udara kering sebagai bahan baku udara kering spray
dryer Tipe: Centrifugal Blower
Data-data yang diperlukan :
Laju alir massa

: 20.354,956 kg/jam

Densitas udara

: 0,616 Kg/m3

Laju alir volumetric

: laju alir massa / densitas udara


: 33.043,760 m3/jam

Safety factor 10%

: 1,1 x 33.043,760 m3/jam


: 36.348,136 m3/jam
: 605,802 m3/menit
: 21.393,292 ft3/menit

Perhitungan Power yang dibutuhkan, P


P

= 1,57 x 10-4 x Q x Pop


= 1,57 x 10-4 x 5 x 21.393,292
= 16,794 Hp

Asumsi efisiensi motor sebesar 80%, maka daya yang harus


diberikan adalah:
P

= (100/80) x 16,794 Hp
= 20,992 Hp

Digunakan power standard 25 Hp

m. Perancangan kebutuhan bahan baku Minyak bakar

Q Hot oil

= H2 H1
= (11.795.880,200 6.167.551,67) kJ/jam
= 5.628.328,532 kJ/jam

Jenis bahan bakar

= fuel oil no 6

Heating value (f)= 38.000 GJ/m3

(Tabel 6.3, Ulrich,1984:332)

= 18.774,9415 Btu/lb
Efisiensi ()

= 90 %

fuel oil

= 870 kg/m3
= 54,3123 lb/ft3

Kebutuhan fuel oil

Q
f

=
5 . 628
0,8
. 328 ,532

= 18.774,941554,3123
= 6,89 ft3/jam
= 195,1 liter/jam

Jumlah kebutuhan udara kering = 20.354,956 kg/jam


= 44.780,9 lb/jam

n.

Perancangan Heat
Exchanger Neraca panas
pada HE-301

Neraca Energi di Heater-101:


{(H1 + H Hot oil in) (H2 + H Hot oil out) + 0) (0)} =
{0} (H2 H1) = Q Hot oil

1.

Panas masuk
Aliran 1 (udara kering keluaran unit utilitas) Pada T = 30C
Tabel F.5. Energi masuk Udara kering dari unit utilitas
Massa

H1

H1 (m.H1)

(kg/jam)

(kJ/kg)

(kJ/jam)

20.354,956

303

Komponen
Udara kering
Total

20.354,956

6.167.551,67
6.167.551,67

HG1 = 303 kJ/kg (Entalpy udara pada 1 atm dan 303,15 K, Perrys
Chemical Engineering Handbook 7th Edition, page 2 208).

2. Panas keluar

Aliran 2 (Udara keluaran HE) Pada T = 80C


Tabel F.6. Energi keluar dari Heater-101
Massa

H2

H2 (m.H2)

(kg/jam)

(kJ/kg)

(kJ/jam)

Komponen
Udara kering
Total

20.354,956

579,509

20.354,956

11.795.880,200
11.795.880,200

H2 = 579,509 kJ/kg (Entalpy udara pada 1 atm dan 573,15 K,


Perrys Chemical Engineering Handbook 7th Edition, page 2 208).

3. Menghitung Jumlah Dowtherm A /Hot Oil yang Digunakan


Beban panas heater
Q Hot oil

= H2 H1
= (11.795.880,200 6.167.551,67) kJ/jam
= 5.628.328,532 kJ/jam

NHV = Nilai kalor bahan bakar

(Tab. 6-3, Ulrich, 1984:332)

= 42 MJ/m3 = 42.000.000 J/kg = 20.754,88 btu/lb.


= 42.000 kJ/kg
Jumlah Dowtherm A yang dibutuhkan:
m

Qhotoil
s

=
NHV
= 134 L/jam

5.628.328,532 kJ/jam
134 kg/jam
42.000 kJ/kg

Tabel F.7. Neraca Energi Total HE-101

Aliran

Masuk (kJ/jam)

Keluar (kJ/jam)

H1

6.167.551,67

0,000

H2

11.795.880,200

QHot oil

5.628.328,532

Total

11.795.880,200

11.795.880,200

D. Perhitungan Shell and Tube Heat Exchanger


Data perhitungan :
Fluida panas : Hot Oil
Laju alir, W

= 134 kg/jam

T masuk, T1

= 350 oC = 662

F T keluar, T2 = 90 oC = 194 oF

Fluida dingin : Udara Kering


Laju alir, w

= 20.354,956

kg/jam T masuk, t1

= 30oC =

86oF
T keluar, t2

= 300 oC = 572 oF

Dipergunakan Hot oil jenis Dowtherm A


Densitas

= 970 kg/m3

(Tabel . 6-3, Ulrich, 1984:332)

1. Neraca panas
Beban pemanasan, Q

= 5.628.328,532 kJ/jam = 5.334.403 Btu/jam

2. Menghitung LMTD
Berikut adalah gambaran temperatur pada double pipe heat exchanger
Tabel F. 4. Temperatur di double pipe
Hot fluid

Cold fluid

Differences

662

Higher temp.

572

90

t2

194

Lower temp.

86

108

t1

468

Differences

486

-18

(t2 - t1)

(T1 - T2)

176

(t2 - t1)

(T1- t1)
tLMTD

T1 t 2 T2 t 1
T t
ln

T2 t 1

= 139 oF

3. Temperatur Kalorik
Tc = Tavg = (T1 + T2) = 428oF
tc = tavg = (t1 + t2) = 329oF

Area heat transfer


Overall heat transfer :
Dari tabel 8 (Kern, 1965) dipilih UD untuk

hot fluid

= Hot oil

cold fluid

= Udara kering

Range UD

=10 - 50 Btu/jam ft2 F

dipilh UD

= 50 Btu/jam ft2

F Area perpindahan panas (surface


area)
A

U D .t
5.334.403 Btu/jam

50 Btu /
jam

ft o F 139 F

= 767,54 ft2

Karena A > 200 ft2, maka digunakan tipe Shell and tube dengan ukuran
standar yang digunakan (tabel 10, kern, 1965):

Pemilihan Spesifikasi Tube :


OD

1,0000 In

BWG

18,0000

Luas area, At

0,2618

a"

0,5940

Length, L

ft2/lin ft

18,0000 Ft

Nt = A / L. a"
Nt = 767,54 / 18 . 0,594 = 71,78 tube

Dipilih 72 tube ( Tabel 9 Kern )

Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut :


Susunan tube

Jumlah aliran

1,0000 Pass

Pitch

1,2500 In

Diamater shell =

15,2500 In

A terkoreksi

square pitch

L.a".N

=
UD terkoreksi

769,824 ft2

= Q/A.tLMTD
=

49,85 Btu/jam.ft2 oF

Fluida dingin : Shell side, udara kering


4)

Flow area, as

Fluida panas : Tube side, Downtherm A


4) Flow area,at

Buffle space,B = 0,2 x ID


shell

Dari tabel 10 kern, untuk OD = 1 in

=0,25 ft
BWG = 18

Clearance, C = Pt OD
= 0,25 in

At = 0,594 in2

as = ID shell. B. C / (144 pt)


= 0,045 ft2

5)

Laju alir massa, Gs

Gs=

W
as

44.875 lb/jam

at

= Nt. at'/144n

at = 0,297 ft2
5) Laju alir massa, Gt

Gt

W
at

0.045 ft

0.297 ft

295,42 lb/jam

= 994,68 lb/jam.ft2

= 997.222,22 lb/jam ft2

6) Bilangan Reynold, Res

6)Bilangan Reynold, Ret

Pada Tavg = 428oF

= 329oF

Pada tavg

= 0,25 cp 2,42 [Gb. 15]

= 0,024 cp 2,42

= 0,605 lb/jam ft

= 0,058 lb/jam ft

Dari Fig.28 untuk OD tube 1 in

De = 0,99 in = 0,0825 ft
D xG
e

Dari tabel 10 kern : untuk OD 1 in


BWG = 18

Pt = 1,25 in

Res =

= 0.0825 x 997.222,22
0,058

ID tube = 0,902 in = 0,075ft

Ret =

Dt Gt

0.075 x 994,68
0.605

= 123,307
= 141.846,26

7) jH = 250

[Gb.28]

7) jH = 6

[Gb.24]

8) Pada tavg

= 329oF

8) Pada tavg

= 428oF

= 0,021 Btu/jam ft2

(oF/ft) c= 0,2435 Btu/lb oF

c 3

k
9) h o
=
s

= 0,0569 Btu/jam ft2

(oF/ft) c

= 0,544 Btu/lb oF

= 0,876

k c 13

jH

[Pers. 6.15]
9)
D
k

= 55,745

c 3

k
hi
t

= 1,795

k c 1 3

= jH

[Pers. 6.15]

D t k

= 8,17

ID
hio/t = ho/t x

OD
= 7,37 Btu/jam ft2 oF
10) Tube wall temperature, tw

t w t c

h io
h io
h o

[Pers. 5.31a]

= 340,56 oF

(T t a )
a

o
11.a ) s Pada tw = 246,3 F

w = 0,022cp 2,42

w = 1,2 cp 2,42

= 0,05324 lb/jam

ft s = (s/w)

= 2,904 lb/jam ft

0,14

t = (t/w)0,14

= 1,012

= 0,823

12.a) Koreksi koefisien

12.b) Koreksi koefisien

ho = (ho/s)s [Pers.
6.36]

hio = (hio/t)t [Pers. 6.36]

2o

= 55,058 Btu/jam ft F

13)

Clean overall coefficient, UC


h h
UC =

io

o
11.b ) t Pada tw = 246,3 F

h io h o

= 7,706 Btu/jam ft2oF

= 8,96 Btu/jam ft2 oF

14)

Menghitung Factor Pengotor, RD


dimana, dari tabel 12 Kern didapat faktor Rd :
Fluida Panas Oil = 0,005 hr.ft2.oF/btu (Tabel 12. Kern, hal 845)
Fluida dingin udara = 0,002 hr.ft2.oF/btu (Tabel 12. Kern, hal 845)
faktor Rd minimal = 0,007 hr.ft2.oF/btu
1

Ud
1
Ud

1
Uc

1
Ud

Rd

1
7,706

0.007

= 0,136

Ud = 7,311 Btu/hr.ft2.oF

15)Actual Dirt Factor, Rd aktual dengan UD = 7,311 Btu/hr.ft2.oF


Rd

U C U D

=
UC U D
= 0,00701 Jam ft2oF/Btu
Rd yang diperlukan = 0.007 hr.ft2.oF/btu (Tabel 12. Kern, 1965).
Rdhitung> Rddiperlukan

(memenuhi)

Pressure drop
1)

1) Ret = 123,307
Dari Fig.26 Kern

De x
Gs

Res =

f = 0,0035

= 0.0825 x 997.222,22
0,058

= 141.846,26

s = 0,09472

Dari Fig.28 Kern


f = 0,0012 ft2/in2
Gt = 994,68 lb/jam.ft2

Pada ta = 329 oF

= 0,05 lb/ft3

S = 0,0008

IDs = 15,25 in = 1,27


ft

Number of course =

(N + 1 ) = 12 L/B = 72
Pressure drop

Pressure
drop

2) Ps =

f Gs
Ds

(N
1)

2) Pt
=

f G p L.n

s D e s 5,22 x
10
10

= 8,96 Psi

s 5,22
x10

10

t D t

= 0,0002 Psi

3) One Velocity Head, V2 / 2.


g Dari fig.27 Kern, 1965
V2 / 2. g = 0,002

Pr = (4.n/s) x V2 / 2. g

= 0,084

4) P. T = Pt + Pr
= 0,0846 Psi

Allowable Ps = 10 psi
Allowable Pt = 10 psi

Vous aimerez peut-être aussi