Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB IV

ANALISA KASUS
Pada kasus ini pasien bernama Tn. Sam, umur 39 tahun dengan keluhan
bintil-bintil kecil yang disertai nanah pada wajah, dada, dan punggung sejak 3
bulan yang lalu. Pasien ini didiagnosis acne vulgaris berdasarkan hasil dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis 3 bulan yang lalu timbul bintil- bintil kecil diwajah,
dada, dan punggung pasien dan jumlahnya semakin hari semakin bertambah. Ini
sesuai dengan penjelasan pada acne vulgaris yang merupakan penyakit
peradangan menahun folikel pilosebasea. Predileksi akne yaitu pada muka, bahu,
dada bagian atas, dan punggung bagian atas, dan kadang-kadang glutea juga
terkena.1-4
Lesi yang muncul pada pasien ini berbagai macam lesi, berupa sikatrik,
komedo, papul, pustul dan nodul. Ini sesuai dengan gambaran klinis akne vulgaris
berupa lesi yang polimorfik seperti komedo, papul,pustul, nodus, dan jaringan
parut.1-5,8
Lesi yang muncul dapat berupa lesi noninflamasi berupa komedo tertutup
maupun komedo terbuka. Dan lesi inflamatori berupa papul, pustul, nodul, dan
kista. Lesi tersebut biasanya sering muncul di wajah dan tubuh bagian atas
walaupun pada keadaan normal hal tersebut merupakan hal yang biasa tetapi pada
akne terjadi produksi sebum yang berlebihan.2,3,5,6Pada pasien ini

lesi yang

ditemukan ada lesi inflamasi berupa papul dan pustul dan lesi noninflamatori
berupa komedo terbuka dan tertutup.
Meskipun etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui, namun
terdapat berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit akne
vulgaris1,2,7,8:
1

Perubahan pola keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung


longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel
tersebut.

19

20

Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur

komedogenik dan inlamatogenik penyebab terbentuknya lesi akne.


Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflasi
folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis

penyakit.
Peningkatan jumlah flora folikel (P.Acne) yang berperan pada proses
kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi

lipid sebum.
Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang

memperberat akne.
Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin
serta ACTH yang mungkin menjadi faktor pending pada kegiatan kelenjar

sebasea.
Terjadinya stress psikis yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik

secara langsung maupun melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofise.


Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak
langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.
Pada pasien in didapatkan beberapa faktor yang berkaitan dengan

patogenesis akne vulgaris adalah:


1

Selain itu pasien juga mengkonsumsi makanan yang pedas dan berminyak

seperti gorengan.
Seringnya wajah terpapar dengan debu yang dapat meningkatan jumlah
flora pada folikel pilosebasea.
Menurut FKUI/RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo membuat gradasi akne

vulgaris sebagai berikut:1,2


A. Ringan bila:
- Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
- Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
- Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
B. Sedang bila:
- Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
- Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
- Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
- Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
C. Berat bila:
- Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

21

Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi


Catatan :

sedikit < 5 lesi, beberapa 5-10 lesi, banyak > 10 lesi

Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul


Beradang

: pustul, nodus, kista

Menurut Pillsbury, gradasi acne vulgaris sebagai berikut:1,2


1. Komedo di muka
2. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih di muka.
3. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka, dada dan
punggung.
4. Akne konglobata.
Pada kasus ini pasien mengalami akne vulgaris derajat sedang karena
terdapat banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi beradang pada
lebih dari 1 predileksi,pada pasien ini yaitu pustul dan sedikit lesi beradang yaitu
pustul. Sedangkan menurut gradasi dari Pillsbury, pada pasien ini grade 2, yaitu
terdapat komedo, papul, pustul dan peradangan lebih di muka.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:1,2,3,6
a. Pemeriksaan ekskohliasi sebum, yaitu yaitu pengeluaran sumbatan
sebum dengan ekstraktor komedo. Sebum yang menyumbat folikel
tampak sebagai masa padat seperti lilin atau masa yang lebih lunak
bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.
b. Pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya serbukan sel radang
disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum dalam folikel. Pada
kista radang sudah diganti dengan jaringan ikat pembatas masa cair
sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang
lepas.
c. Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai peran
pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium
mikrobiologi yang lengkap. Untuk pemeriksaan susunan kadar lipid
permukaan kulit dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne
vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada
pencegahan digunakan obat untuk menurunkannya.

22

Pada pasien ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikrobiologi gram


positif,

dikarenakan

propionibacterium

acnes

merupakan

bakteri

gram

positif.Propionibacterium acnemempertahankan zat warna metal ungu sewaktu


proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop.1-4,8
Acne vulgaris pada kasus ini dapat didiagnosis banding dengan:
1

Erupsi akneiformis adalah kelainan kulit yang menyerupai akne berupa


reaksi peradangan folikular dengan manifestasi klinis papulopustular.Yang
merupakan iritasi pada epitel

duktus pilosebasea yang terjadi karena

ekskresi substansi obat pada kelenjar kulit. disebabkan olehinduksi obat,


misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin,
trimetadion, ACTH, dan lainnya. Predileksi bukan hanya di wajah, tetapi
pada bagian tubuh yang mempunyai folikel pilosebasea. Klinis berupa
erupsi papulo pustul tanpa komedo, dapat disertai demam, malese dan tidak
2

gatal.1-3
Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi,
tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksinya di
tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisinya.
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi pencegahan terjadinya erupsi dan

menghilangkan akne. Keduanya harus dilakukan bersamaan karena akne


merupakan penyakit multifaktorial baik dari faktor internal maupun eksternal.
Yang mungkin masih dapat dihindari oleh penderita. Untuk gradasi ringan hanya
diberikan obat-obatan topikal dan gradasi sedang sampai berat diberikan obatobatan topikal dan sistemik.1-4,5,6,8
Pencegahan:
-

Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum.


Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne.
Memberikan informasi yang cukup pada pasien
penyakitnya.

Pengobatan :

tentang

23

Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah terbentuknya


komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan

lesi.
Pengobatan sistemik dilakukan untuk menekan aktifitas jasad renik
disamping itu dapat juga untuk mengurangi reaksi radang,
menekan

produksi

sebum

dan

mempengaruhikeseimbangan

hormonal.
Pengobatan yang diterapkan pada pasien ini bertujuan untuk mengurangi
gejala klinis yang ada dan mencegah penyebaran dari akne. Karena pada wajah
pada bagian pipi pasien terdapat pustul dan pupul maka diberikan Benzoil
peroksida 2,5%, merupakan bahan iritan yang diharapakan dapat mengelupas kulit
(peeling) sehingga dengan pemberian benzoil peroksida diharapkan kulit dapat
terkelupas dan pori-pori kulit dapat terbuka.1,2 Dengan demikian oksigen dapat
masuk dan dapat menghilangkan bakteri porpionibacter acne yang merupakan
bakteri anaerob. Benzoil peroksida juga dapat bekerja sebagai antiseptik yang
dapat mengurangi bakteri yang merupakan salah satu faktor dari acne. Benzoil
peroksida juga merupakan komedolitik, yang dapat mengurangi jumlah komedo di
permukaan kulit.8Benzoil peroksida 2,5% digunakan2 kali sehari dioles secara
tipis dan merata pada jerawat setelah muka dicuci dengan air atau sabun.
Terapi sistemik yang diberikan pada pasien ini adalah antibiotik Tetrasiklin
3x250mg/hari. Pemberian obat ini bertujuan untuk menghambat sintesis protein
pada ribosomnya sehingga menghalangi perkembang biakan mikroba. Selain itu
tetrasiklin merupakan anti mikroba yang bersifat bakteriotoksik dan memiliki
kerja spektrum luas.1,2,5,6,8 Dengan demikian dengan pemberian tetrasiklin dapat
bermanfaat untuk pasien ini, karena salah satu penyebab dari akne adalah karena
peningkatan flora folikel seperti S. Epidermidis dan corynebacterium acnes
pityrosporum ovale. Diberikan antihistamin cetirizin 1x10mg/hari selama 7 hari
untuk mengurangi keluhan gatal pada pasien.
Prognosis umumnya baik dan akne vulgaris biasanya sembuh sebelum
mencapai usia 30-40 tahun. Jarang akne vulgaris yang menetap sampai tua atau
mencapai gradasi yang sangat berat sehingga perlu dirawat inap di rumah sakit.

24

Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila


ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai.
Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari
gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat
menghambat proses penyakit ini.
Berdasarkan teori tersebut, prognosis pasien ini adalah baik dengan
penjabaran prognosis sebagai berikut:
1
2

Quo ad vitam :bonam karena penyakit ini tidak mengancam nyawa.


Quo ad functionam: bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi

organ-organ tubuh
Quo ad sanationam: dubia ad bonam karena penyakit ini dapat sembuh

dengan pengobatan yang benar dan kepatuhan pasien dalam pengobatan.


Quo ad cosmetica: dubia ad bonam karena lesi acne vulgaris bisa
menimbulkan jaringan parut, hiperpigmentasi.

Vous aimerez peut-être aussi