Vous êtes sur la page 1sur 6
IDENTIFIKASI MORFOLOGI BAKTERI METHANOGEN DARI EFLUEN CLARIFIER IPLT KEPUTIH SURABAYA MORPHOLOGY OF METHANOGENS CLARIFIER EFFLUENT OF IPLT KEPUTIH SURABAYA Adnany dan Mohammad Razif Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Abstrak Dari efluen clarifier IPLT Keputih Surabaya diketahui keberadsan bakteri methanogen dan diidentifikasi bentuk rmorfologi selnya, diperoleh 2 spesies of: Methanosarcina dan 1 species of Methanospirllum. Species pertama of ‘Methanosarcina berasal dari sampel efluen pada kondisi pH awal 7,5 dan 1,5 % penambahan methanol dengan kearakterstikbulat tidak teratur, bulat bergerombol, gram postif. Species kedua berasal dari sampel efluen pada kondisi pH awal 7,5 dan 1,5 % penambahan methanol dengan karakteristik batang, gram positif. Sedangkan satu species of ‘Methanospirillum berasal dari sampel efluen pada kondisi pH awal 7,5 tanpa penambahan methanol didapati dalam bbentuk spiral, gram negatif. Abstract Bacterial identification for clarifier efMuent of IPLT Keputih Surabaya was sfidied. Two spesies of off Methanosarcina and one of ‘of. Methanaspirillum were identified. By adding 1.5 % methanol to the effluent when the pH was 7.5, one ‘group of the of Methanosarcina was rounded either in solitaire or groups and gram possitive, while the other group was rods and gram possitive. Without adding metahnol, of Methanospirillum was spiral and gram negative. serta di dalam hasil buangan selanjutnya akan didapat CHa disamping COx,. 1, PENDAHULUAN Air limbah domestik (berasal dari daerah pemukiman) terutama terdiri dari tinja, air kemil dan buangan air limbah lain (kamar mandi, dapur, Pada air yang kotor atau tercemar, misalnva air selokan, air sungai, air buangan akan didapat ‘cucian) yang kira-kira mengandung 99,9 % air dan 0,1 % zat padat. Zat padat vang ada terbagi atas lebih kurang 70% zat organik (terutama protein, karbohidrat dan lemak) dan sisanya 30% zat organik terutama pasir, garam-garam dan logam.(Mara, 1975). Pada proses pengolahan air limbah domestik secara anaerobik terjadi fermentasi dengan hasil akhir biogas dalam kondisi anaerobik, sehingga dari senyawa organik (CHONS) yang diproses, sebagian kecil akan dicadangkan untuk pembentukan seVbiomassa baru, _sedangkan sebagian besar berbentuk sumber energi yang umum dikenal dengan buangan (umumnva berbentuk asam organik, alkohol, dan sebagainya). Tetapi dengan kehadiran hasil buangan yang berfungsi sebagai sumber energi, maka proses metabolisme lanjutan akan terjadi seperti semula. kelompok bakteri seperti pada air yang masil Jernih ditambah dengan kelompok lainnya, antara lain : = Kelompok patogen (penyebab penyakit) misalnya penyebab penvakit tifus, paratifus, kolera, disentri - Kelompok penghasil racun, misal yang sering terjadi pada kasus keracunan bahan makanan (daging, ikan, sayuran). = Kelompok bakteri pencemar, misalnva bakteri golongan Coli, yang kehadirannva di dalam badan air dikatagorikan bahwa air tersebut tercemari kotoran manusia. ° = Kelompok bakteri pengguna, yaiti kelompok fain dari bakteri yang mampu untuk menguraikan senyawa - senyawa tertentu di dalam air. Dikenal kemudian adanya kelompok bakteri pengguna residu pestisida, pengguna residu minyak bumi, dan sebagainya Identifikasi Morfologi Bakteri Methanogen Dari Ef_uen Clarifier IPLT Keputih Surabaya (Adnany Dan Mohammad Razif) eee ————— 356 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1, Degradasi Biologis Proses Anaerobik Fermentasi sangat penting di dalam siklus karbon serta siklus lainnya yang sejenis, Karena di dalamnya telah terjadi proses perombakan senyawa organik menjadi biogas. Biogas adalah suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu peristiwa fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob. Kandungan biogas adalah Metan (CH,) 55 - 65 % ; Karbondioksida (CO;) 35 - 15 % ; Nitrogen (Nz) 0-3 % ; Hidrogen (H:) 0 - 1% ; Hidrogen Sulfa (HyS) 0-1 % (Suriawiria, 1996 ). ‘Adapun mekanisme degradasi biologis pada proses pengolahan secara anaerobik mengikuti tahapan sebagai berikut : ‘Tahap Hidrolisi Pada tahap ini terjadi penguraian polimer-polimer organik menjadi senyawa monomer sederhana oleh cenzim ekstraseluler sebagai katalis dalam reaksi. Tahap Acidogenesis Terjadi penguraian senyawa monomer (hasil hidrolisis) oleh Acid Forming Bacteria (bakteri acetogen penghasil asam) menjadi asam-asam volatil atau Volatil Fatty Acid (VFA) seperti asetat, laktat, propionat, butirat, formiat, valerat, serta melepaskan CO; dan Ha, Contoh reaksi pembentukan asam volatil adalah sebagai berikut : ‘CeHi20¢ + H:0 > 2CHsCOOH + 2CO; + 4H CéHiz05> CHsCH;CH,COOH + 2CO; + 2H, Untuk selanjutnya VFA yang lebih kompleks dari asetat diuraikan oleh He forming bacteria (bakteri acetogen penghasil Hz) menjadi asetat serta melepaskan Hz dan CO;. Pada tahap ini belum terjadi penurunan COD dan juga sangat diperlukan pengaturan tekanan Hy. Contoh reaksi penguraian asam volatil oleh Hz forming bacteria adalah sebagai berikut : (CHyCH,COOH +2H,0 > CHsCOOH + CO; + 3H, CH,CH,COOH + 2H,0 > 2CHsCOOH + 2H (CHjCH,OH + H,0 > CHsCOOH + 2H; ‘Tahap Methanogeneses Bakteri methanogen mengolah bahan-bahan yang dihasilkan dari tahap acidogenesis menjadi CH, Jurnal Purifikasi, Vol.1, No.6, Nopember 2000 : 355 - 360 ‘dan CO;. Adapaun tiga kelompok bakteri pengurai dalam tahap methanogenesis adalah sbb : 1. Acetoclastic Methane Bacteria Kelompok bakteri ini menguraikan asam asetat menjadi karbondioksida dan gas metan, seperti reaksi di bawah ini CH;COOH > CH, +CO; Pertumbuhan bakteri ini sangat lambat, waktu minimum untuk duplikasi 2 - 3 hari, tetapi dalam pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi gas hidrogen tetapi sangat rentan terhadap perubahan pH (Vigneswaran, 1986 ), 2. Hy Ul \g.:Methane Bacteria Kelompok bakteri. ini. ~~ mengubah karbondioksida dan gas hidrogen menjadi gas ‘metan, seperti reaksi di bawah ini. CO; +4H; > CH, +2H,0 Kelompok bakteri_ ini sangat —_cepat pertumbuhannva dengan duplikasi diri sekitar 6 jam. 3. Bakteri yang memproduksi gas metan dari alkohol Produksi gas _metan dari methanol, reaksi di bawah ini 2CH,OH + CO, > 2CH;COOH + CH, seperti 2.4, Bakteri Methanogen Bakteri methanogen merupakan salah satu jenis dari sekian banyak bakteri dengan ciri khasnya yaitu menghasilkan gas metan. Sifat tersebut yang membedakan bakteri ini dengan bakteri anaerob- lainnya. Bakteri methanogen —menggunakan senyawa karbon dan energi untuk melakukan proses methanogenesis, senyawa karbon yang digunakan misalnya campuran senyawa H dan CO;, formiat, methanol, metilamin, asetat. Methanogen juga berperan penting terhadap perputaran H, pada lingkungan yang anaerob. Morfologi bakteri ini dapat berupa batang, bulat, pseudosarcina, spiral, dan kelompok multiseluler ‘motile atau nonmotile. Gram negatif atau positif, tetapi selnya memiliki baik murein ataupun membran luar. Bakteri ini membutuhkan fingkungan yang benar-benar anaerob. Dapat bersifat kemoautotrophik atau kemoheterotrophik, dengan metan sebagai hasil dari metabolisme katabolik ini. Hy + COs, formiat, asetat, senyawa metil (metanol, metilamin, metilsulfit), metanol + H, atau alkohol + CO, berfungsi sebagai sumber karbon dan energi. Perbedaan bakteri methanogen dengan organisme lain sangat jelas, semua jenis bakteri methanogen adalah’ mikroba yang menghasilkan gas metan sebagai hasil katabolis utama, Tidak satupun organisme kecuali bakteri methanogen yang termasuk katagori ini Bakteri methanogen dijumpai pada berbagai macam habitat anaerobik termasuk sedimen, sludge dan digester kotoran hewan, buangan hewan dan manusia dalam jumlah besar, usus serangga, kayu basah pada pohon, rumen. Secara umum bakteri methanogen dapat dijumpai inaktif dalam kondisi ada oksigen, meskipun tidak semua spesies mati secara cepat oleh adanya oksigen. Belum ada laporan percobaan yang telah dilakukan untuk mempelajari keberadaan dan jumlah bakteri methanogen yang berlebih pada lingkungan oksik. Bakteri methanogen merupakan “kunci” organisme ‘yang memproduksi gas metan dari bahan buangan. Hanya bakteri methanogen yang = mampu in asetat dan hidrogen menjadi gas i. produk akhir. Tanpa keberadaan mikroorganisme ini keefektifan ian daripada total materi organik akan jada akumulasi produk dari mikroba fatty acids dan alkohol. yieldnya tidak banyak berhenti fermentasi, yaitu Mekanisme ene diketahui, 2.5. Ani Mikroskopis Bakteri Methanogen Bakteri methanogen memiliki struktur yang bermacam-macam dan tidak menunjukkan iri yang khas. Semua bentuk morfologi dasar pada bakteri termasuk cocci dan lapisan cocci, memiliki perbedaan pada bentuk, ukuran, rangkaian, spirilum, dan bentuk filamen, termasuk juga methanogen. Bagaimanapun juga sel methanogen dapat dikenali dengan autofloresensi yang kuat pada kondisi teroksidasi. Pada fenomena ini yang berperan paling besar adalah koenzim Figo. Koenzim (atau faktor) Fae dapat diperoleh pada hampir semua sel methanogen yang kemudian tingkat jaringan koenzimnya dapat diketahui mg nya untuk setiap kg sel kering (Eirich, L.D.,pada The Pratical Approach Series, 1991). Bahan campurannya memiliki daya serap maksimal pada 420 nm. Sedangkan penyerapannya akan habis selama proses reduksi. Proses terjadinya floresensi pada sel methanogen dapat dilihat melalui mikroskop yang dilengkapi dengan penangkap floresensi. Penelaahan mikroorganisme di laboratorium dilakukan antara lain untuk mengetahui identitas yang pasti masing-masing mikroorganisme yang berbeda, atau mengetahui adanya proses biologi dasar yang dilakukan oleh mikroorganisme fersebut, Pencirian morfologi termasuk usaha mengidentifikasi_mikroorganisme, dimana pada pencirian morfologi akan didapatkan karakteristik morfologi antara lain: bentuk sel, ukuran sel, susunan sel meliputi tetrahedron, rangkaian, rantai, status gram positif atau negatf. Bakteri Methanogen dapat dibedakan menjadi tiga subgrup taksonomi yaitu : ‘A. Methanogen yang berbentuk batang, lacet, atau bulatan adalah methanogen yang mengkatabolis H; + COs, formiat, atau H, + methanol, dinding selnya mengandung pseudomurein, ‘Subgrup k Methanobacterium, Methanobrevibacter, Methanospaera, dan Methanothermus. B. Methanogen yang berbentuk bulatan, batang, spiral dan pipih, hidup pada Hy + CO>, formiat, atau alkohol + CO2, pseudomurein tidak ada dan sel larut dalam detergen, kecuali sel spiral karena memiliki daya tahan, Subgrup 2 Methanococcus, Methanocorpusculum, Methanoculleus, Methanogentum, Methanolacinia, Methanomicrobium, — Methanoplanus, dan ‘Methanospiriltum. C. Methanogen yang berbentuk pseudosarcina, bulat, atau batang yang terbungkus dapat tumbuh pada trimetilamin atau asetat. Subgrup 3: Methanococceides, ‘Methanohalobium, Methanohalophilus, Methanolobus, — Methanosarcina, clan Methanothrix. Genus dari subgrup 1 dapat dikelompokkan pada genus yang didasarkan pada bentuk morfologi, kenaikan suhu, dan substrat katabolik. Subgrup 2 terdiri dari bermacam-macam kelompok genetik organisme yang seringkalisulit untuk dentifikasi Morfologi Bakteri Methanogen Dari Efluen Clarifier IPLT Keputih Surabaya (Adnany Dan Mohammad Razif) dikelompokkan berdasarkan genusnya. Klasifikasi dari organisme ini akan membutuhkan tes pilogenetik seperti hibridisasi inter-turunan DNA, tetapi sering kali turunan tersebut diklasifikasikan dengan perbandingan sederhana _berdasarkan hubungan seluruh protein dari tiap jenis turunan sel itu sendiri. Mechanolacinia, Methanospiriltum, dan Methanomicrobium dapat diturunkan dari spesies lain pada grup ini berdasarkan ‘morfologinya. Subgrup 3 terdiri dari batang yang terbungkus asetitropik, bulatan metilotropik dan pseudosarcina, serta bulatan asetitropik dan pseudosarcina. Batang yang _terbungkus (rnethanothrix) dapat dengan mudah diturunkan dari anggota lain pada grup ini berdasarkan morfologi —khusus yang dimilikinya. ‘Methmosarcina dapat dengan diturunkan dari 5 genus yang lain dengan —_kebiasaannya masing-masing yaitu menggunakan asetat ataupun Hy + CO> sebagai substrat, namun sebagian besar turunan dapat menggunakan keduanya. Keempat genus yang tersisa pada subgrup ini halopiles dan terbatas pada substrat metilotropik. Keempat genus terakhir ini masing-masing dapat dibedakan berdasarkan derajat halopilinya. Methanohalobium adalah genus dari halopiles khusus, dengan konsentrasi optimum Na* diatas 2M. Turunan dari Methanophilus tumbuh lebih cepat pada Na” sekitar 0,5 - 2 M, meskipun beberapa spesies alkalipilik yang dikelompokkan pada genus ini dapat berkembang baik pada salinitas yang lebih rendah. Dua genus yang lain pada subgrup 3, Methanolobus dan Methanococcides, tumbuh cepat dengan kadar Na” 0,1 - 0,6 M. Kedua genus terakhir ini sulit untuk dibedakan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan urutan © Disiapkan 16 unit reaktor, dimana setiap unit reaktor terdiri dari 3 bagian seperti terlihat pada Gambar 2. ‘* Dilakukan pembenihan dengan lumpur yang. diperoleh dari sludge return box clarifier IPLT Keputih Surabaya untuk — mendapatkan sejumlah massa mikroorganisme yang berperan dalam proses pengolahan anaerobik. Lumpur + 2000 ml dimasukkan dalam wadah, kemudian diberi nutrien berupa glucose sebagai sumber C, urea sebagai sumber N, Jurnal Purifikas rn No.6, Nopember 2000 : 355 - 360 KH:PO, sebagai sumber_ P_—_ dengan perbandingan COD : N: P= 100: Gambar 2. Reaktor batch anaerobik ‘© Dilakukan penyiapan reaktor sebagai berikut = 16 reaktor dibagi 4 bagian untuk n pH: 5~6,5-7,5-8 = lumpur hasil seeding dibagi pada seluruh reaktor, masing-masing 100 ml = pada masing-masing reaktor ditambahkan efluen"dengan volume masing-masing 900 ml setelah sebelumnya — dilakukan penambahan substrat methanol dari setiap bagian (0%, 0,5%, 1,5%, 3%) + kondisi pH diatur dengan penambahan CHjCOOH untuk asam dan air kapur untuk basa + Dilakukan pengamatan produksi gas reaktor selama 1 bulan + Dilakukan inokulasi bakteri dari semua reaktor sebagai langkah awal pengisola biakan bakteri terpilih. © Dilakukan identifikasi bentuk morfologi sel bakteri methanogen setelah bakteri tumbuh pada agar miring, proses ini dilakukan pada saat bakteri telah berumur 48 jam, dengan maksud morfologi bakteri sudah dapat teramati dengan jelas. Identifikasi bakteri ini dilakukan sesuai dengan prosedur pewarnaan Gram. 4, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1, Isolat Bakteri Methanogen Isolasi bakteri methanogen dilakukan untuk mendapatkan bakteri methanogen yang murni tidak tercampur dengan bakteri anaerob | Digunakan media pengaya dan selektif untuk mempercepat tumbuh dan menjamin kemurnian biakan bakteri methanogen Tidak semua hasil inokulasi terisolasi ha diperoleh 9 isolat. Tidak tumbuhnya semua yang diinokulasi pada media di cawan petri disebabkan ada beberapa kemungkinan 1. Kondisi fisik, yaitu suhu pertumbuhan bakteri yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Tiap spesies bakteri tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Suhu pertumbuhan pada inokulasi sampel terpilih antara 25 ~ 40° C atau biasa disebut temperatur mesofil. Sehingga bakteri methanogen yang tidak tumbuh adalah bakteri methanogen diluar suhu pertumbuhan mesofil. Nilai pHi optimum untuk pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak pada kisaran 6,5 7,5, namun beberapa spesies bakteri sangat sensitif terhadap pergeseran nilai pH. pH media pengisolasi adalah 7, nilai ini sangat mungkin berubah akibat adanya senyawa asam atau basa yang dihasilkan bakte pertumbuhannya. Pergeseran nilai pH ini yang menjadi penyebab tidak tumbuhnya semua biakan dari sampel terpilih selama 42. Ident Methanogen Bentuk Morfologi Sel Bakteri Identifikasi dilakukan secara visual dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000 X. Dari sembilan isolat yang diidentifikasi, 3 isolat yang terpilih Karena terdapat dominan dan mewakili bentuk morfologi sel dari 9 isolat bakteri methanogen. Adanya kesamaan penampakan bentuk morfologi sel dan berasal dari sumber yang, sama sehingga ketiga isolat bakteri mewakili dari isolat yang dihasilkan. Hasil identifikasi bentuk morfologi sel seluruh isolat bakteri methanogen dapat dilibat pada Tabel 1 Pada kode Al biakan bakteri atau sampel bakteri berasal dari reaktor dengan pH 7,5 dan penambahen substrat methanol 1,5 % diduga adalah bakteri_- Methanogen genus of. Meshanosarcina, dengan alasan setelah dilakukan pewarnaan dan diidentifikasi bentuk morfolo; terdapat ciri-ciri yang sesuai dengan ciri bakt. Methanosarcina yaitu bulst tidak teratur, bulat bergerombol, temperatur tumbuh pada 30-40°C, menggunakan substrat methanol dan_termasuk bakteri methanogen gram positif ld (adi ay Dan Mohammad Razif) Tabel 1. Identifikasi bakteri methanogen hasil isolasi yang terpilih Gambar [__Hasil Observasi Bentuk | Pewarnaan_| morfo | Gramdan_ | ogi _| dugaan cf | ~Bulat, | Positif tidak of teratur. | Methano = Bulat | —sarcina berge- | rombol | = Batang | Positif of Methano Negatif Methano spirillum {ifikasi Morfologi Bakteri Methanogen Dari Efluen Clarifier IPLT Keputih Surabaya esrneamneaaneaneeeeeaasaeaanaaaaaaaaeameeeaneaeameaaemea Pada kode Cl, asal bakteri dari reaktor dengan pertambahan substrat methanol 1,5 % pH awal 6,5 bakteri methanogen yang berhasil diidentifikasi diduga adalah cf. Methanosarcina akan tetapi memiliki perbedaan dengan methanosarcina pada bakteri kode Al, karena bentuk morfologi yang tidak sama dipastikan bakteri methanosareina dari species yang berbeda. Ciri-ciri pendukung adalah Berbentuk batang, temperatur pertumbuhan 30 — 40° C,, substrat methanol, dan gram negatif. Pada kode YI, bakteri kode YI berasal dari pH 7,5 dengan penambahan substrat methanol 0 %, Pada bakteri Methanospiriltum tidak menggunakan methanol sebagai substrat, melainkan asetat. Bakteri methanogen yang diduga adalah pada genus cf Methanospirillum, terdapat ciri — citi tertentu yang mendukung dugaan seperti berbentuk spiral, temperatur pertumbuhan 35 ~ 40° C, gram negatif, tidak menggunakan methanol sebagai substrat. Semua bakteri yang teridentifikasi menggunakan substrat methanol sebagai sumber karbon, kecuali bakteri yang berasal dari reaktor dengan penambahan substrat 0% , pH 7,5 (kode Y1) bakteri ini menggunakan Hy + CO; dan formiat sebagai katabolik substrat. Pada bakteri methanogen yang berasal dari sumber Al dan Cl menggunakan substrat methanol dan asetat sebagai sumber karbon. Methanosarcina sp. ‘TM-1 menggunakan substrat methanol dan asetat sebagai sumber karbon untuk proses. ‘methanogenesis / fase methanol (Hermana,1993) Pada pewamaan gram, adanya_perbedaan pewarnaan disebabkan adanya perbedaan dinding sel antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pada gram positif senyawa kompleks cat kristal violet-iodium tertahan oleh dinding sel setelah dicuci dengan alkohol. Alkohol diduga menyebabkan —penyempitan diameter ori peptidoglikan dinding sel. Pada _bakteri gram —_negatif —_lapisan peptidoglikannya tipis sehingga pori yang terbentuk cukup besar. lodium tidak cukup untuk memperkecil pori dinding sel peptidoglikan, sehingga kompleks kristal violet-iodium keluar tercuci dari dinding sel tersebut. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1, Kesimpulan 1, Identifikasi bentuk morfologi sel bakteri ‘metahnogen menghasilkan dua g Methanosarcina dan satu spesies cf Methanospirillum 2. Spesies pertama cf Methanosarcina ‘mempunyai karakteristik bulat tidak terarur, bulat bergerombol, gram positif 3. Spesies kedua cf + Methanosarcina mempunyai karakteristik batang, gram positif 4, Spesies of Methanospirillum mempunyai karakteristik bentuk spiral, gram negatif, 5.2. Saran Perlu dilakukan penelitian untuk uji fisiologis dan Kemampuan metabolik untuk memastikan jenis spesies. DAFTAR PUSTAKA Hermana, J. 1993. Proses Optimasi Removal Nitrogen dari Air Limbah Industri secara Anaerobik. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya. Kusnoputranto, H. 1997. Air Limbah dan Ekskreta Manusia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Levett, P.N, 1991. Anaerobic Microbiology A Practical Approach. Oxford University Press. Mara, Duncan. 1978. Sewage Treatment in Hot Climates. John Wiley and Sons, Lid. New York. Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Alumni Bandung. Trihadiningrum, Y. 1995. Buku Pegangan Kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS. Vigneswaran, S., Balasuriya, B.LN. dan Viraraghavan, T. 1986. Anaerobic Wastewater Treatment-Attached Growth and Sludge Blanket. Process. Environmental Sanitation Reviews. No 19720.

Vous aimerez peut-être aussi