Vous êtes sur la page 1sur 17

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

FEDERAL EXPRESS VS UNITED PARCEL SERVICE 1992-2003


Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Financial Management
Semester I Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Disusun oleh :
Alfian Fisa

(1363010/63 Reg-C)

Atik Ayu Wardani

(1363013/63 Reg-C)

Auditia Setiobudi

(1363014/63 Reg-C)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................................... 1
1.2 LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 ANALISIS RASIO KEUANGAN ............................................................................. 3
2.1.1 Analisis Rasio Aktivitas ..................................................................................... 3
2.1.2 Analisis Rasio Likuiditas ................................................................................... 4
2.1.3 Analisis Rasio Solvabilitas................................................................................. 5
2.1.4 Analisis Rasio Profitabilitas ............................................................................... 6
2.1.5 Pertumbuhan (Growth) ...................................................................................... 9
2.2 ANALISIS HARGA SAHAM .................................................................................... 10
2.3 ANALISIS PROFIT EKONOMI ................................................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Average Days Outstanding FedEx dan UPS ..................... 4
Gambar 2.2 Grafik Perbandingan Current ratio FedEx dan UPS .......................................... 5
Gambar 2.3 Grafik Perbandingan Debt/Equity Ratio FedEx dan UPS .................................. 6
Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Net Profit Margin FedEx dan UPS .................................. 7
Gambar 2.5 Grafik Perbandingan Return on Assets (ROA) FedEx dan UPS ......................... 8
Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Return on Total Equity (ROE) FedEx dan UPS ................ 8
Gambar 2.7 Grafik Perbandingan Pertumbuhan Net income FedEx dan UPS ....................... 9
Gambar 2.8 Grafik Perbandingan Pergerakan Harga Saham FedEx dan UPS ....................... 10
Gambar 2.9 Grafik Perbandingan Economic Value Added (EVA) FedEx dan UPS ............... 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PROFIL PERUSAHAAN
Federal Express Corporation (FedEx Corp.) dan United Parcel Services (UPS Inc.) adalah
dua perusahaan besar dunia di bidang package delivery. FedEx didirikan oleh Fred Smith pada
tahun1971, dengan menginvestasikan modalnya sebesar $4 million dan tambahan modal
ventura sebesar $91 million. FedEx kian berkembang hingga pada 1990 meraih penghargaan
sebagai operation leader. Hal ini tidak lepas dari deregulasi dan strategi operasional yang
ditetapkan perusahaan tersebut, yang menanamkan filosofi People-Service-Profit, yang mana
merefleksikan penekanan perusahaan pada customer focus, total quality management, dan
partisipasi pegawai dan dengan didukung oleh seluruh kebijakan strategi lainnya. Hingga pada
akhir 2003, FedEx mampu membukukan asset sebesar $15,4 billion, net income sebesar $830
million, dan $22,5 billion revenues.
Sementara itu UPS atau yang dikenal Big Brown adalah perusahaan yang lebih dahulu
terjun di bidang package delivery yakni pada tahun 1907 oleh Jim Casey dan juga merupakan
perusahaan cargo terbesar di dunia. Kunci sukses perusahaan ini adalah efisiensi. Pada tahun
1997, UPS mengalami kerugian besar sekitar $700 million, hal ini sebagai akibat dari terjadinya
mogok kerja oleh karyawan UPS karena tuntutan kenaikan gaji dan ketentuan kontrak kerja.
Pada mulanya, saham perusahaan UPS hanya dimiliki oleh manajer, keluarga manajer, dan
beberapa pegawainya. Namun seiring berjalannya waktu, UPS merasa perlu untuk melakukan
revitalisasi perusahaan agar lebih fleksibel dalam menjual sahamnya dalam rangka
meningkatkan agresifitas strategi akuisisi, yang pada bulan November 1999, UPS melakukan
stock split dan initial public offering (IPO). UPS terus melakukan pengambangan, hingga pada
akhir 2003 berhasil membukukan asset sebesar $28,9 billion, $33,4 billion net income, dan $2,9
billion profit.
1.2 LATAR BELAKANG MASALAH
Di Negara asal FedEx dan UPS, United States, package delivery business telah mencapai
tingkat maturity, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut perlu melakukan strategi untuk dapat

menjaga keberlangsungan perusahaan. Pasar internasional menjadi market segment yang sangat
menarik bagi perusahaan-perusahaan ini mengingat tingginya kebutuhan cargo carrier lintas
Negara. Berdasarkan pendapat para ahli ekonomi dan industri, China akan menjadi pusat
ekonomi terbesar di dunia pada 2039, yang tentu akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi
bisnis pengiriman paket.
Hingga pada 18 Juni 2004, United States dan Chine mencapai perjanjian terkait
penerbangan cargo antara kedua Negara. FedEx dan UPS telah melakukan ekspansi bisnisnya
ke China, dimana FedEx lebih unggul dalam segi intensitas pengiriman, jangkauan wilayah, dan
jumlah customernya. Akan tetapi, walaupun di China UPS berada di bawah Fedex, secara
keseluruhan UPS masih tetap unggul. Untuk terus dapat melakukan ekspansi, tentu perusahaan
ini membutuhkan tambahan modal. Namun, seorang investor tentu harus melakukan analisis
yang matang sebelum mengambil keputusan investasi. Berdasarkan data yang tersedia
mengenai kedua perusahaan, yakni dari perkembangan, kinerja, dan laporan keuangan, akan
dapat menunjukan prediksi kesuksesan perusahaan-perusahaan ini di masa yang akan datang.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, melalui paper ini, penulis berusaha untuk
melakukan analisis terhadap laporan keuangan kedua perusahaan, sehingga akan menghasilkan
gambaran mengenai perusahaan mana yang memiliki posisi yang lebih baik sehingga dapat
lebih menarik investor untuk dapat memenangkan persaingan ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS RASIO KEUANGAN
Tujuan dari analisis rasio keuangan dari pihak manajemen keuangan adalah mengevaluasi
kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja
yang baik atau tidak, dapat diukur dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
(utang) yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur
pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan (profitability), kemampuan perusahaan untuk berkembang
(growth), dan kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity) (Arief
Sugiono, 2009:65).
Dari hasil analisis laporan keuangan Fedex dan UPS, berdasarkan pengelompokannya, rasio
keuangan dapat diuraikan sebagai berikut :
2.1.1 Analisis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat
tingkat aktivitas aset. Dalam rasio ini, penulis menggunakan average days outstanding
sebagai acuan karena rasio ini memberikan hasil yang paling akurat dalam perbandingan
suatu aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan dalam tiga komponen
rasio aktivitas lainnya yaitu working capital turnover, fixed assets turnover, dan total assets
turnover. Kelemahan ketiga komponen rasio aktivitas tersebut jika dibandingkan dengan
average days outstanding adalah keterlibatan asset dalam penghitungannya, dimana nilai
asset sangat dipengaruhi oleh inflasi sehingga berpotensi memunculkan masalah apabila
melakukan perbandingan antara perusahaan lama dengan perusahaan baru.

Average Days Outstanding


60
50

Days

40
30
Fedex
20

UPS

10
0
1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Year
Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Average Days Outstanding FedEx dan UPS
Average days outstanding di atas menunjukkan kemampuan dan keefektifan perusahaan
dalam memperoleh atau mengumpulkan perputaran piutang usaha yang ada. Semakin kecil
jumlah hari yang dibutuhkan untuk mengumpulkan kembali piutang usaha, maka akan
semakin baik bagi perusahaan tersebut. Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa UPS memiliki
performa yang cenderung lebih baik dalam melakukan penghimpunan piutang perusahaan
jika dibandingkan dengan FedEx diawal-awal periode, namun untuk lima tahun terakhir
mengalami penurunan performa hingga berada dibawah FedEx dalam kemampuan
menghimpun kembali piutang perusahaannya. Pada tahun 2001 besaran average days
outstanding UPS mengalami kenaikan dan harga saham menurun, salah satu faktor
penyebabnya adalah karena semakin besar piutang perusahaan maka akan semakin besar
pula net operating working capital, yang mengakibatkan turunnya free cash flow dan harga
saham.
2.1.2 Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Sebagai parameter analisis, penulis menggunakan current ratio karena rasio ini
melibatkan perhitungan asset lancar dan utang lancar secara keseluruhan. Dalam melakukan
analisis current ratio, harus dilihat dari dua perspektif yang berbeda, yaitu dari sisi supplier

atau kreditor dan dari sisi shareholder. Dari sisi supplier atau kreditor, semakin tinggi rasio
maka perusahaan tersebut dianggap semakin lancar melakukan pembayaran hutang dalam
jangka pendek. Namun sebaliknya, bagi shareholder, rasio yang semakin tinggi
merefleksikan perusahaan tersebut memiliki cash dan non-productive asset yang besar,
sehingga mengurangi ketertarikan shareholder untuk berinvestasi lebih banyak, karena
dianggap kurang menguntungkan.

Current Ratio
3
2,5

Ratio

1,5
Fedex

UPS
0,5
0
1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Year
Gambar 2.2 Grafik Perbandingan Current ratio FedEx dan UPS
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa UPS akan lebih menarik perhatian kreditor
atau supplier jika dibandingkan FedEx hal ini dikarenakan current ratio UPS lebih besar
yang dapat diartikan bahwa UPS memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan
pemenuhan utang jangka pendeknya. Akan tetapi, investor akan lebih tertarik pada FedEx,
karena current ratio FedEx lebih kecil dari UPS.
2.1.3 Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Dalam rasio ini digunakan debt/equity ratio sebagai parameter
perbandingan karena rasio ini menunjukkan hasil perhitungan antara penggunaan utang dan

modal secara menyeluruh. Keempat komponen rasio solvabilitas lainnya yakni times interest
earned, fixed charge coverage ratio, capital expenditure ratio, dan cash from
operations/debt ratio merupakan pendukung yang memperkuat perhitungan dan analisis
debt/equity ratio.

Debt / Equity Ratio


1,4
1,2
1

Ratio

0,8
0,6

Fedex

0,4

UPS

0,2
0

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Year
Gambar 2.3 Grafik Perbandingan Debt/Equity Ratio FedEx dan UPS
Dilihat dari pergerakan pada lima tahun terakhir debt/equity ratio FedEx dan UPS
relative memiliki pola yang sama. Dan pada akhir tahun 2003, beesaran rasio kedua
perusahaan tidak jauh berbeda. Namun jika dibandingkan di dua tahun terakhir, terjadi
penurunan debt/equity ratio UPS (dari 0,37 ke 0,26), sedangkan rasio pada FedEx tetap.
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan membandingkan hutang yang ada dengan
modal sendiri. Semakin besar rasionya, semakin tinggi juga tingkat resikonya. Jadi, dari
perbandingan debt/equity ratio, UPS memiliki rasio yang lebih baik dibanding FedEx.
2.1.4 Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio

profitabilitas digunakan untuk

melihat

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dalam analisis ini, akan dilihat persentase net profit margin, return on
assets dan return on total equity kedua perusahaan dalam waktu yang sama.

Dari hasil penghitungan net profit margin, akan diketahui seberapa besar (%)
keuntungan netto per dollar penjualan. Setiap dollar penjualan yang dilakukan, dapat
menghasilkan keuntungan netto sebesar presentase yang ada. Contohnya, di tahun 2002 dan
2003 FedEx menunjukkan kenaikan hasil persentase dari 3,45% ke 3.69% dan UPS
menunjukan penurunan dari 10,18% menjadi 8.65%. Hasil persentase dari rasio FedEx dan
UPS memang berbeda jauh, tapi dari pergerakan per tahunnya, FedEx menunjukkan
kenaikan yang dapat disebabkan oleh semakin besarnya net income.

Net Profit Margin


12,00%
10,00%

Percentage

8,00%
6,00%
4,00%

Fedex

2,00%

UPS

0,00%
-2,00%1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004
-4,00%

Year

Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Net Profit Margin FedEx dan UPS
Gambar 2.4 menunjukan bahwa performa UPS dalam menghasilkan laba cenderunglebih
baik daripada FedEx, dengan trend yang lebih fluktuatif namun terus bergerak ke atas. Hal
ini dapat dilihat dari net profit margin UPS yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
FedEx.

Return on Assets (ROA)

Percentage

16,00%
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
1990

Fedex
UPS

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Year
Gambar 2.5 Grafik Perbandingan Return on Assets (ROA) FedEx dan UPS
Return on assets (ROA) Fedex adalah sebesar 6.30%, dan UPS 10.44% di tahun 2003.
Tahun 2002, perhitungan ROA Fedex adalah sebesar 6.38% dan UPS adalah sebesar 12.73%.
Semakin tinggi nilai ROA perusahaan, semakin baik. Gambar 2.5 menunjukan pergerakan
ROA FedEx yang cenderung lebih stabil dan UPS lebih fluktuatif. Tetapi, pada tahun 2003,
ROA FedEx maupun UPS terjadi penurunan.Hal ini bisa disebabkan oleh karena earning
basic power perusahaan yang rendah dan atau tingginya bunga.

35,00%

Return on Total Equity (ROE)

30,00%
25,00%

Percentage

20,00%
15,00%
Fedex

10,00%

UPS

5,00%
0,00%
-5,00%1990

-10,00%

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Year

Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Return on Total Equity (ROE) FedEx dan UPS

Return on Total Equity (ROE) Fedex adalah 11.39% dan UPS adalah 19.51% di tahun
2003. Di tahun sebelumnya, Fedex menghasilkan 10.85% dan UPS 25.55%. Jadi, di tahun
2003, terjadi peningkatan di ROE Fedex, sebaliknya terjadi penurunan yang drastis di ROE
UPS. Sama halnya dengan ROA, semakin tinggi nilai ROE, akan semakin baik. Rasio ROE
ini mengukur tingkat keuntungan yang didapat dari modal sendiri.
Rasio ROA dan ROE merupakan rasio yang biasanya akan diperhatikan investor karena
dari rasio ini akan dilihat seberapa besar perusahaan memiliki kemampuan untuk
memakmurkan pemegang saham.
2.1.5 Pertumbuhan (Growth)

Net Income Growth

400,00%

Percentage

300,00%
200,00%
100,00%

Fedex
UPS

0,00%
-100,00%1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

-200,00%

Year
Gambar 2.7 Grafik Perbandingan Pertumbuhan Net income FedEx dan UPS
Jika dilihat dari sisi pertumbuhan net income, Gambar 2.7 di atas menunjukan bahwa
profit yang diperoleh UPS lebih fluktuatif jika dibandingkan dengan FedEx dalam lima tahun
terakhir, akan tetapi pertumbuhan net income UPS pada tahun 2003 bernilai negatif dan
berada di bawah FedEx. Jika hanya dilihat berdasarkan trend net income saja, UPS
menunjukan performa yang kurang menarik perhatian bagi investor. Namun, terdapat
parameter pengukuran performa perusahaan lain yang lebih akurat untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi yang akan dijelaskan selanjutnya, yaitu EVA.

2.2 ANALISIS HARGA SAHAM

Stock Price
80
70
60
50
40

fedex

30

ups

20
10

0
1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

Gambar 2.8 Grafik Perbandingan Pergerakan Harga Saham FedEx dan UPS
Harga saham merupakan cermin dari value perusahaan. Dari Gambar 2.8 terlihat bahwa
pada mulanya peningkatan harga saham FedEx lebih cepat jika dibandingkan dengan UPS.
Kemudian terjadi kenaikan harga saham UPS yang sangat drastis di tahun 1999. Fenomena
ini terjadi karena pada mulanya saham UPS hanya dimiliki oleh manajer, keluarga manajer,
dan beberapa karyawan pendiri perusahaan saja, dimana hal ini menyebabkan harga saham
UPS tidak fleksibel dan bukan terbentuk dari market value, sehingga peningkatan harga
saham UPS cenderung lambat. Kemudian kenaikan harga saham UPS secara drastis pada
tahun 1999 dikarenakan UPS melakukan stock split dan initial public offering (IPO) yang
mendorong kenaikan harga saham di pasar.
2.3 ANALISIS PROFIT EKONOMI
Penulis menggunakan metode Economic Values Added (EVA) dalam melakukan analisis
profit ekonomi kedua perusahaan. EVA adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur
performa keuangan suatu perusahaan melalui profit ekonomi yang dihasilkan dan dapat
digunakan untuk evaluasi kinerja dari waktu ke waktu. EVA tidak sama dengan accounting
profit, sehingga dapat lebih riil menggambarkan kinerja perusahaan.

EVA diperoleh melalui perkalian antara operating capital dengan return on invested
capital (ROIC) atau disebut juga return on net assets (RONA) yang terlebih dahulu dikurangi
weighted average cost of capital (WACC). Jika nilai ROIC lebih besar dari WACC maka akan
menghasilkan EVA yang bernilai positif, sebaliknya jika ROIC lebih kecil dari WACC maka
EVA bernilai negatif. ROIC memiliki nilai rendah dapat disebabkan oleh karena adanya new
investment di perusahaan tersebut. EVA yang bernilai positif akan menciptakan nilai bagi
perusahaan, sehingga shareholder value kan mengalami kenaikan. Manajer yang fokus pada
EVA akan melakukan performa yang tepat dan konsisten untuk mencapai wealth maximization.
Jika dibandingkan dengan Net income, EVA memiliki kualitas yang lebih baik dalam
mengukur performa keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan Net income tidak merefleksikan
jumlah equity capital yang digunakan. Oleh karena itu, EVA menjadi indikator sekaligus
parameter yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan dan mengukur performa
manajemen.

$1.400

Economic Value Added (EVA)

$1.200

$1.000
$800

EVA

$600
$400

Fedex

$200

UPS

$0
-$2001990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

-$400
-$600

Year

Gambar 2.9 Grafik Perbandingan Economic Value Added (EVA) FedEx dan UPS
Dilihat dari perbandingan pergerakan dan posisi EVA kedua perusahaan, trend yang
dimiliki UPS lebih baik jika dibandingkan dengan FedEx. Hampir seluruh EVA UPS selama
1992-2003 berada diatas FedEx. Dalam lima tahun terakhir, EVA UPS dari 1999-2001
mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh turunnya harga saham UPS di tahun tersebut.

Penurunan harga saham mengindikasikan adanya penuruan nilai perusahaan, sehingga EVA
turut mengalami penurunan. Di tahun 2002 harga saham UPS mengalami kenaikan, akan tetapi
nilai EVA tetap mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan faktor lain yang menyebabkan
turunnya EVA yakni adanya new investment yang dilakukan UPS, hal ini terlihat dengan adanya
penurunan RONA atau ROIC pada tahun tersebut. Sama halnya dengan UPS, naik turunnya
EVA FedEx dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Setelah melakukan analisis mengenai trend, kondisi dan posisi EVA di kedua perusahaan,
EVA FedEx menunjukan angka yang kurang baik, karena hampir semua bernilai negatif kecuali
di tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa FedEx memiliki performa keuangan yang
kurang baik atau bisa dikatakan buruk selama 1992-2002, namun kedepannya FedEx dapat
diprediksi mampu mencapai nilai EVA yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator trend
kenaikan nilai RONA atau ROIC dan penurunan nilai WACC yang dialami FedEx selama
1992-2003.
Sementara itu, UPS memiliki performa keuangan yang lebih baik jika dibandingkan dengan
FedEx. Hal ini terlihat dari data yang menunjukan hampir seluruh nilai EVA UPS bernilai
positif kecuali pada tahun 1992, 1993, 1994, dan 1997. Penurunan nilai EVA yang cukup besar
di tahun 1997 ini terkait adanya kerugian besar yang terjadi di tahun tersebut akibat adanya aksi
mogok kerja yang dilakukan karyawan. Kerugian ini berdampak pada turunnya net operating
profit after text (NOPAT) sehingga turut menurunkan nilai RONA atau ROIC sehingga nilai
EVA secara otomatis mengalami penurunan hingga bernilai negatif. Namun, secara kesuluruhan
melalui nilai EVA, UPS dapat lebih menarik perhatian bagi para calon investor. Hal ini dapat
diprediksi berdasarkan trend pergerakan nilai EVA UPS dan indikator lain yang telah
dijabarkan sebelumnya. UPS memiliki suatu tujuan yang menargetkan a long term competitive
return, sehingga dalam jangka panjang diharapkan adanya peningkatan return yang lebih
besar.

BAB III
PENUTUP

Di bidang package delivery, ada dua perusahaan besar dunia, yaitu Federal Express
Corporation (FedEx Corp.) dan United Parcel Services (UPS Inc.). Keduanya bersaing dalam
pengembangan pelayanan pengiriman barang. Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan
keuangan yang ada dan diperhitungkan menggunakan rasio. Rasio merupakan angka
perhitungan yang lebih mudah ditafsirkan, lebih sederhana dari laporan keuangan, lebih mudah
dalam melakukan perbandingan (dengan perusahaan lain atau dengan waktu tertentu) serta lebih
akan memudahkan dalam melihat trend atau melakukan prediksi di masa mendatang. Informasi
keuangan ini digunakan oleh banyak pihak, baik pihak internal perusahaan ataupun eksternal.
Dari internal perusahaan, pengelola (direktur dan manajemen) dapat menggunakan informasi
yang ada untuk mengambil keputusan, mengevaluasi usaha. Sedangkan karyawan dapat
menggunakan informasi ini untuk mengukur stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Dari
lingkungan eksternal perusahaan, investor memiliki kepentingan yang berhubungan dengan
resiko yang berkaitan dengan investasi modal. Pemberi pinjaman juga dapat menjadikan
informasi ini sebagai suatu penilaian terhadap kemampuan perusahaan kaitannya dengan
ketepatan waktu dalam membayar hutang dan bunga. Dari sisi supplier, dapat melihat hasil
informasi keuangan dalam pemenuhan hutang jangka pendek yang berkaitan dengan jumlah
piutang yang ada. Pelanggan juga dapat menggunakan informasi keuangan yang ada untuk
pertimbangan kerjasama. Terakhir adalah pemerintah yang menggunakan informasi laporan
keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak.
Setelah melakukan analisis dan melihat performa kedua perusahaan secara keseluruhan
dari informasi laporan keuangan yang ada, UPS memiliki performa yang lebih baik dan prediksi
untuk beberapa tahun ke depan akan lebih meningkat lagi. Hal ini dapat diketahui dari
perhitungan nilai EVA sebagai tolak ukur kualitas kinerja perusahaan dalam usaha
memaksimalkan kemakmuran pemegang sahamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F., and Ehrdart, Michael C., (2011). Financial Management: Theory and
Practice. 13th Edition. South Western: Thomson Learning.
Sugiono, Arief. (2009). ManajemenKeuanganUntukPraktisiKeuangan. Jakarta: Grasindo.
http://supercustomessay.com/financial-analysis-between-fedex-corporation-and-ups-inc/

Vous aimerez peut-être aussi