Vous êtes sur la page 1sur 16

0

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN


DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA TAK TERORGANISIR
DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
SURAKARTA

Disusun oleh :
DEWI SARTIKA

(J 230 155 011)

ANI SYAFRIATI

(J 230 155 012)

NURUL SALAFIAH

(J 230 155 041)

PROGRAM PROFESI NERS PRODI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. H DENGAN


DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA TAK TERORGANISIR
DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
SURAKARTA
Ruang Rawat

: Arjuna

Tanggal Dirawat

: 2 Agustus 2015

A.

IDENTITAS KLIEN
Nama

: Tn. H

Tempat/Tanggal Lahir

: 1984

Umur

: 31 Tahun

Jenis Kelamin

: laki-laki

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Alamat

: Ponorogo

Informan

: Klien

Diagnosa Medis

: Skizofrenia Tak Terorganisir

Tanggal masuk RS

: 2 Agustus 2015

Tanggal Pengkajian

: Rabu, 5 Agustus 2015

No RM

: 049439

Penanggung Jawab

B.

Nama

: Tn. S

Hubungan dengan Klien

: Ayah kandung

Alamat

: Ponorogo

FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan sudah 3 bulan tidak minum obat. Kemudian pasien
marah-marah sama adiknya karena sering mengejek pasien. Lalu dia
melampiaskannya dengan memukul bapak dan ibunya, setelah itu dia melarikan
diri dan ditemukan oleh polisi lalu dikembalikan kerumah. Kemudian sama
ortunya di bawa ke RSJD.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien tidak lulus SMP. Klien juga suka dengan laki-laki namun ditolak,
klien merasa mengalami kegagalan dalam hubungan cinta karena selain ditolak
klien juga ditinggal menikah oleh orang yang sangat dicintai. Klien merasa
dikucilkan dan diolok-olok oleh temanya. Lalu klien hanya berdian diri dikamar.
Kemudian klien tiba-tiba mengamuk, keluarga menganggap klien mengalami
kesurupan dan dibawalah ke dukun. Karena tidak kunjung sembuh keudian klien
dibawa ke RSJD. Klien sudah di rawat di RSJD berkali-kali dan ini adalah ke 9
kalinya pasien di rawat.
Pengalaman yang tidak menyenangkan yang lain adalah klien pernah di
pukul oleh bapaknya pada saat klien masih SMP. Sering di olok-olok oleh
temanya orang gila dan miskin.
D.

FISIK
1. Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N

: 84 x/menit

RR : 22 x/menit
S

: 36 8 C

2. Ukur
TB : 158 cm
BB : 51 kg
3. Keluhan Fisik
Tidak terdapat keluhan fisik pada klien, keadaan umum klien baik dan klien
dalam keadaan sadar penuh / compos mentis.

E.

PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Garis perkawinan

: Laki-laki meninggal

: Garis keturunan

: klien

: Tinggal dalam satu rumah

: Perempuan
: Perempuan meninggal
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan bahwa kulitnya berwarna hitam, dan rambutnya
lurus.
b. Identitas
Klien adalah seorang anak pertama dari 2 bersaudara.
c.

Peran
Sebelum masuk RSJD klien bekerja seerabutan.

d.

Ideal Diri
Klien mengatakan ingin bekerja dengan penghasilan yang tinggi.

e.

Harga Diri
Klien mengatakan merasa banyak kekurangan dengan keadaan dirinya /
minder karena miskin dan sakit jiwa, klien selalu diejek teman dan
orang-orang di lingkungannya.
Masalah Keperawatan
Diri Rendah.

3. Hubungan Sosial.

: Gangguan Konsep Diri, Peran dan Harga

a. Orang yang berarti


Klien lebih dekat dengan ayah klien karena sering menasehati dengan
penuh kasih sayang.
b. Peran serta dalam kelompok/masyarakan
Klien aktif dalam lingkungan masyarakat. Klien ikut beerperan serta
dalam kegiatan dilingkungan klien.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memilki masalah dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya dengan adanya Tuhan YME.
Masyarakat/orang-orang di sekitar klien belum bisa menerima klien
seperti layaknya masyarakat biasa.
b. Kegiatan Ibadah
Selama di rumah maupun di RSJD klien tidak pernah menjalankan
sholat 5 waktu.
F.

STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan diri klien seacara umum cukup rapi. Klien mandi 2x sehari dan
klien selalu mengganti seragam sesuai dengan yang telah ditentukan RS
setiap hari. Pasien menggosok gigi sehari 2x tanpa motivasi.
2. Pembicaraan
Klien tidak memiliki gangguan dalam berkomunikasi. Klien berbicara dengan
jelas, tidak berbelit-belit sesuai dengan tujuan topik yang dibahas
Masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik klien tidak menunjukan adanya kelambatan atau
peningkatan dalam bergerak .Ketika diajak bicara klien kooperatif.
Masalah keperawatan

4. Alam Perasaan
Klien tidak mengalami gangguan alam perasaan seperti senang yang
berlebihan , ketakuatan maupun putus asa
Masalah keperawatan

5. Afek
Adekuat, emosi sesuai dengan stimulus yang ada.
Masalah keperawatan

6. Interaksi Selama Wawancara


Klien tampak kooperatif ketika diwawancarai, pembicaraan teratur dan tidak
berbelit-belit
Masalah keperawatan

7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara perempuan yang mengatakan
Allah itu ada, klien mengatakan terganggu dengan suara tersebut. Klien
mengatakan mendengar suara tersebut setiap hari namun tidak menentu
berapa kali klien mendengar suara tersebut.
Masalah keperawatan

: Gangguan persepsi sensori

8. Proses Pikir
Kalimat/pembicaraan dapat dipahami dengan baik
Masalah Keperawatan

9. Isi Pikir
Klien mengalami gangguan dalam isi pikir, bahwa dia merasa ada yang
membisiki dirinya bahwa dia hamil, namun klien tidak merasa hamil. Karena
sudah di test urin sama perawat.
Masalah Keperawatan

: Gangguan Isi Pikir

10. Tingkat Kesadaran : GCS : 15


Berdasarkan wawancara dan observasi klien tidak disorientasi tempat, orang
dan waktu.
Masalah keperawatan

11. Memori
Memori klien cukup bagus karena klien dapat mengingat tentang kejadian
masa lalu/memori jangka panjang, akan tetapi terkadang klien lupa.
Masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Klien tidak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan berhitung. Ketika
ditanya tentang hitung-hitungan klien dapat menjawab dengan benar.
Masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian


Klien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian. Klien mampu
mengambil keputusan tanpa bantuan
Masalah keperawatan

14. Daya Tilik Diri


Klien sadar kalau saat ini sedang menjalankan proses pengobatan dan
perawatan dan klien sadar bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan
G.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan sehari 3x dengan menu yang disediakan dari RS, klien
menghabiskan 1 porsi nasi, lauk dan sayuran. Tidak ada makanan pantangan
bagi klien dan banyak makanan yang dia sukai daripada yang tidak dia sukai.
Menu makan yang dikomsumsi adalah nasi, sayur, lauk pauk dan buah, cara
makan klien menggunakan sendok atau terkadang menggunakan tangan dan
klien makan dengan sopan. Snack yang disediakan dari RS kadang-kadang
dimakan klien kadang-kadang diberikan kepada temannya.
2. BAK/BAB
Klien dapat melakukan BAK maupun BAB secara mandiri di kamar mandi.
3. Mandi
Klien mandi sehari 2x dan menggosok gigi 2x sehari tetapi klien jarang
keramas.
4. Berpakaian
Klien mengganti baju seragam setiap hari sesuai dengan yang telah
ditentukan RS.
5. Istirahat dan Tidur
Klien dapat tidur dengan tenang dan tidak mengalami kesulitan saat mau
tidur.
6. Penggunaan Obat
Klien minum obat oral sehari 3x sesudah makan yaitu Haloperidol 5 mg dan
Hexymer 2 mg tab.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien dapat memelihara kesehatannya sendiri, jika klien sakit langsung bilang
dengan perawatnya. Dalam perawatan dan pengobatan di RS klien selalu

menurut dengan anjuran dari perawat. Namun setiap di rumah klien sudah
tidak mau minum obat lagi, setiap klien kambuh klien selalu berobat di RSJD
Surakarta.
8. Kegiatan di dalam Rumah
Di rumah klien hanya tinggal dengan bapak, ibu dan adiknya. Klien suka
membantu pekerjaan di rumah.
9. Kegiatan di luar Rumah
Ketika di rumah klien jarang keluar, hanya tinggal di rumah saja. Klien keluar
rumah hanya bila ada perlu seperti ke pasar untuk membeli bahan masakan.
H.

MEKANISME KOPING
- Adaptif

Mekanisme koping klien yang positif terhadap suatu masalah/stimulus yaitu :


berbicara dengan orang lain dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
- Maladaptif

Mekanisme koping klien yang negatif terhadap suatu masalah/stimulus adalah


terlalu percaya diri namun tidak memikirkan apa yang akan terjadi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
I.

PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pengetahuan klien tentang penyakitnya dalam kriteria baik. Klien mengetahui
tentang penyakitnya dan alasan mengapa klien bisa dibawa ke RSJD Surakarta.

J.

ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik

: Skizofrenia Tak Terorganisir

Terapi Medik

1. Haloperidol 5 mg tab
2. Hexymen 2 mg tab
K.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan Konsep Diri, Peran dan Harga Diri Rendah
2. Gangguan dalam Bersosialisasi
3. Gangguan Komunikasi Verbal
4. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
5. Gangguan Proses Pikir

6. Gangguan Isi Pikir: Waham Curiga


7. Resiko Perilaku Kekerasan
B. ANALISA DATA
No.
1.

Data

Etiologi

DS :

Klien mengatakan sering mendengar

Problem
Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi.

suara perempuan dan klien merasa


terganggu dengan suara-suara tersebut.

Klien

mengatakan

isi

dari

suara

tersebut adalah Allah itu ada. Tetapi


bila

muncul

suara

tersebut

klien

berusaha untuk mengabaikannya atau


menutup telinganya.
DO :

2.

Klien kooperatif.

Ekspresi wajah biasa.

DS :

Gangguan
Klien

mengatakan

merasa

banyak

kekurangan dengan keadaan dirinya


yang

saat

ini

tidak

bekerja

dan

mempunyai sakit jiwa.

Klien mengatakan ia tidak percaya diri


untuk membina hubungan yang serius
dengan seorang perempuan. Karena ia
sering ditolak oleh perempuan yang
disukainya.

DO :

Klien suka berjalan mondar-mandir,


tidak banyak berbicara namun ketika
diajak

berbicara

klien

mampu

berkomunikasi dengan baik.

Klien mampu menjelaskan apa yang


dirasakan dengan rinci.

Diri:
Rendah.

Harga

Konsep
Diri

3.

DS :

Simptomatologi
Klien mengatakan sering mengamuk, psikotik

Resiko

Perilaku

Kekerasan.

marah-marah dan memukuli Ibunya (halusinasi).


ketika mengalami depresi.
DO :

Aktivitas

motorik

klien

tidak

menunjukkan adanya kelambatan atau


peningkatan dalam bergerak. Ketika
diajak bicara klien kooperatif.
Ket : Diagnosa Keperawatan di tegakkan Berdasarkan NANDA pada masalah
psikiatrik Nursing
C.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan disfungsi
fisiologi otak yang ditandai dengan mendengar suara yang hanya klien yang
mampu mendengar.
2. Gangguan konsep diri: gangguan harga diri berhubungan dengan ideal diri
yang terlalu tinggi dibuktikan dengan minder
3. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan simptomatologi psikotik
(halusinasi).
D. INTERVENSI KEPERAAWATAN

No
1.

Dx.

Tujuan

Intervensi

Keperawatan
Gangguan

Tujuan Jangka Pendek

persepsi

sensori

Bina hubungan
saling

Pasien

dapat

percaya

a. Kunjungan

yang

tenang membantu

dengan

untuk memulihkan

menjelaskan

persepsi

halusinasi

mengetahui

berhubungan

mengatakan

bahwa

dengan

bahwa

adalah perawata

menghambat

disfungsi

yang

yang

gangguan

merawatanya.
Menggunakan

dan persepsi.

fisiologi
yang

otak
ditandai

dengan
mendengar

tidak
dengan

dan

Rasional

ide-ide
salah

itu

sesuai
rasional

dan kenyataan.
Tujuan jangka Panjang

kita

komunikasi
terapeutik setiap
berbicara

sensori

klien

b. Penting

dapat
proses
untuk

dikomunikasikan
kepada

klien

10

suara

yang :

hanya
yang

klien
mampu

mendengar.

Tergantung

pada

dengan

proses kekronisan
KH :

1. Menggunakan
secara

yang

kepada klien.
dapat

tau

bahwa

klien

bahwa

perawat
menerima

delusi

sebagai

realita.
d. Membantah

tidak

keyakinan

sehari-hari

kepada
tidak

mendukung

aktivitas
mampu

pasien

untuk

dikomunikasikan

itu

perawat

mempertahank

yang

c. Penting

salah,

biarkan

sebagai

realita.

berangan-angan.
Tunjukan bahwa

sementara

berorientasi
2. Pasien

tidak

yang

menerima

delusi

keyakinan klien

reflek diproses,

perawat

tidak

anda menerima

verbal

pikir

bahwa

tenang

dan

penyakit.

an

dengan klien.
Datangi
klien

tersebut.
Jangan

keyakinan

klien

tidak

akan

bermanfaat

apa-

apa,

tidak

dapat

dilakukan

membantah atau

dikurani

olehnya.

menyangkal

pendekatan ini dan

keyakinan klien,

mungkin

gunakan teknik

menghalangi

berespon

keraguan

perkembangan

terhadap

beralasan

pikiran-pikiran

sebagai

3. Pasien mampu
menahan

delusi,

diri

bila

pikiran tersebut

yang

dengan

hubungan
teknik

akan

saling

percaya.

terapeutik.
Bantu
klien
menghubungkan

muncul.

keyakinan yang
salah

tersebut

dengan
kenyataan yang
2.

Gangguan
konsep

TUPAN :
diri Setelah

dilakukan

ada.
Bina

hubungan -

saling percaya

gangguan harga tindakan keperawatan,


diri

klien

mampu -

Membangun

trust

(kepercayaan)

klien

terhadap perawat
Observasi

Mengidentifikasi

11

berhubungan

meningkatkan

harga

dengan ideal diri dirinya


yang

perilaku klien

perubahan

dan

terlalu mempunyai

sistem

tinggi

pendukung yang dapat

dibuktikan

membantu

dengan minder.

mengekpresikan

klien.
-

Monitor

pertanyaantentang kritik diri

dan

pikirannya

Dorong

klien

serta

Membantu klien untuk


bersikap terbuka

mengungkapkan
perasaannya
-

TUPEN :

postur

mampu

terbuka/tegak.

mengungkapkan
-

perasaannya

Eksplorasi alasan
klien

kriteria
mampu

saling

mempertahankan

hal
yang

Eksplore

diri/rasa

tercapai

postur tubuh yang


-

tegak

sebagai

klien
dijadikan

tolak

ukur

tingkat berat ringannya


masalah yang dihadapi
-

Berikan reward,

Sebagai

stimulus

positif terhadap konsep

reinforcemen

2. Setelah berinteraksi

Keberhasilan
dapat

klien yang telah

mempertahankan

diri

terhadap

3x

keberhasilan dan

klien

kelebihan klien

mampu
mengidentifikasi

meningkatkan

percaya diri

keberhasilan

mampu

klien

landasan

konsep

keberhasilan-

kontak mata

pertemuan,

untuk

pada diri klien

mampu

c. klien

Sebagai

dimiliki yang ada

dengan perawat
b. klien

positif

percaya

yang tepat

Identifikasi
kelebihan/

membina hubungan

Menentukan intervensi

terhadap

kritik diri

hasil :
a. klien

bersikap percaya diri.

kontak mata dan

klien 2x pertemuan

dengan

klien

Membantu klien untuk

mempertahankan

dengan

klien

Anjurkan

untuk

dilakukan

interaksi

dengan

klien

untuk

optimal.

1. Setelah

Mengidentifikasi
perubahan konsep diri

pertanyaan klien

peranan

perilaku

Yakinkan

klien

Meningkatkan
percaya diri

rasa

12

aspek positif dari

bahwa ia mampu

dirinya

menghadapi

dengan

kriteria hasil :
a. klien

situasi apapun

mampu -

Evaluasi

perkembangan

mengungkapkan

bersama

klien

penerimaan

perilaku

yang

terhadap dirinya

dulu

b. klien

mampu

mengungkapkan

dan -

Bantu

dirinya

hidup

mengungkapkan

yang -

Fasilitas

dirinya

dirinya

aktivitas

dan
yang

dapat

mengungkapkan

meningkatkan

penerimaan

harga diri

terhadap

dalam

dirinya
e. mampu menerima yang

klien

Membantu klien dalam


dengan

lingkungan sekitar

kegiatan -

Keluarga

merupakan

TAK sosialisasi

sarana

pendukung

Anjurkan

yang paling efektif

keluarga

membangun.

bersosialisasi

Libatkan

keterbatasan

kritik

klien

untuk menemukan jati

lingkungan

mampu

Mempermudah

realistis

aspek negatif pada


d.

timbulnya

klien

menyusun tujuan

mampu

Mencegah
waham

aspek positif dari


c. klien

perilaku klien

sembarang
-

Mengidentifikasi

untuk

memberi
dukungan
support

pada -

klien
-

Membantu

dalam

proses interversi

Kolaborasi
dengan

tim

medis

dalam

pemberian
3.

medikasi
TUM : klien dapat 1. Bina hubungan 2.

Resiko
kekerasan
terhadap

orang

mengontrol

saling

kecemasan

dengan klien.

Klien

percaya mempercayai
sebelum

harus
perakat

membicarakan

13

lain

TUK :

berhubungan

1.

halusinasi/perubahan
klien

dapat

persepsi sensori lain.

dengan

membina hubungan 2.

simptomatologi

saling percaya

psikotik

2.

(halusinasi)

klien

dapat perasaan

yang dilakukannya.
dapat

mengidentifikasikan
cara

perasaan marah klien

marahnya

dapat

dengan

perilaku kekerasan klien

klien 2.Dengan mengungkapkan

mengungkapkan

mengidentifikasi

3.

bantu

mengurangi

beban mental klien

Motivasi
untuk

klien

bercerita

mengapa

klien

marah

konstruktif - dengarkan tanpa

dalam

menyela

mengungkapkan

3. diskusikan dengan 3. klien dapat mefokuskan

kemarahan

klien

4. klien mendapatkan

mengenai

kemarahan dengan cara

caracara

yang positif sehingga

dukungan keluarga

mengungkapkan

mengurangi

perilaku

untuk

marah,

misal

kekerasan

terhadap

perilaku kekerasan

dengan

nafas

orang lain

5.klien menggunakan

dalam,

memukul

obat sesuai program

kasur

yang telah ditetapkan.

bantal, sholat dan 4.

KH :

zikir

mengontrol

dengan

- klien menunjukan 4. diskusikan peran

sehingga

keluarga

mampu

keluarga, potensi

mengetahui

kepada perawat

keluarga,

pada klien

klien

dapat

untuk

merawat klien

perilaku

kekerasan

yang

dan penggunaan obat.

teratur,

jenis,dosis,

pengaruh

dan efek obat

menjelaskan

dapat
cara-

diberikan

secara

diri sendiri ataupun

klien

apa

obat, dan tahu manfaat

menjelaskan

lingkungannya.

untuk

penggunaan obat

dilakukan baik dari


dari

perannya

5. klien dapat mengetahui

5. jelaskan manfaat

penyebab

melibatkan

keluarga,

tanda-tanda percaya

menceritakan

dengan

cara

14

cara

sehat

mengungkapkan
marah.
- setelah klien bertemu
keluarga klien dapat
menjelaskan

cara

merawat

klien

dengan

perilaku

kekerasan

dan

mengungkapkan
rasa

puas

dalam

merawat klien.
- klien dapat mengerti
alasan

pemberian

obat dan klien dapat


mengerti
penggunaan
sesuai program.

obat

Vous aimerez peut-être aussi