Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Keperawatan Anak
KEPERAWATAN ANAK
Disusun oleh:
FARIDATUL M. S.Kep, Ns
NIP. 19820331 200312 2 002
-Page 0-
A. Latar Belakang
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu
penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan
angka kesakitan berkisar diantara 150-430/1000 penduduk
setiap tahunnya. Di Ruang Perawatan Anak RSSA sendiri diare
merupakan peringkat pertama 10 besar penyakit. Terdapat
526 kasus dari 2.594 total kasus (20,3%) selama tahun 2011
(Rekam Medis Ruang Anak RSSA, 2012).
Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada
gastroenteritis,
karena
istilah
yang
disebut
terakhir
ini
lain
selain
malabsorbsi.
Diare
sebenarnya
dan
tepat.
Dengan
upaya
yang
sekarang
telah
dapat
disebabkan
oleh
obat-obatan
tertentu,
lain
yang
dihubungkan
dengan
diare
adalah
-Page 1-
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien diare di
RSUD dr. Syaiful Anwar Malang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta diklat dapat menerapkan Asuhan Keperawatan
pada klien dengan diare.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diklat diharapkan
mampu untuk:
a. Memahami anatomi fisiologi system pencernaan dan
diare.
b. Memahami teori asuhan keperawatan pada klien dengan
diare.
c. Memahami pengkajian pada klien diare.
d. Memahami intervensi keperawatan pada klien diare.
e. Memahami implementasi pada klien diare.
f. Memahami evaluasi pada klien diare.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Dan Fisiologi
-Page 2-
Saluran
melalui
gastrointestinal
esophagus,
adalah
lambung
dan
jalur
yang
berjalan
usus
sampai
anus.
25
cm
yang
menjadi
distensi
bila
makanan
melewatinya.
Bagian sisa dari saluran gastrointestinal terletak didalam
rongga
peritoneal.
Lambung
ditempatkan
dibagian
atas
kanan
duedonum
yang
disebut
sekum.
Pada
-Page 3-
-Page 4-
-Page 5-
-Page 6-
dari
colitis
ulserativa
tidak
diketahui.
dapat
dimengerti.
Apapun
penyebabnya,
ada
kolon.
Bahkan
jika
kemudian
ulkus
gagal
-Page 7-
Diare
adalah
disebabkan oleh
inflamasi
lambung
berbagai bakteri,
dan
virus,
usus
dan
yang
pathogen
Protozoa
lamblia,
(Entamoeba
Trichomonas
histolytica,
hominis),
jamur
(Candida albicans).
b. Infeksi parenteral
-Page 8-
Bronkopneumonia,
Ensefalitis,
dan
sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa
dan
sukrosa),
monosakarida
(intoleransi
yang
turut
meradang
akibat
gangguan
-Page 9-
anak
yang
mengalami
diare
tanpa
dehidrasi
dengan
dehidrasi
(kekurangan cairan).
Tanda-tandanya :
2. Pada
anak
yang
mengalami
diare
ringan/sedang.
Tanda-tandanya :
Kadang panas
Haus
Muntah terus-menerus
Haus sekali
Mata cekung
-Page 10-
Sangat lemah
ini
akan
merangsang
usus
untuk
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
-Page 11-
bakteri
tumbuh
berlebihan
yang
yang
selanjutnya
akan
menyebabkan
diare
faktor-faktor
yang
menimbulkannya
adalah
infeksi
perlu
dilakukan
pemeriksaan
biakan
dan
uji
resistensi.
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau
lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah
menurut ASTRUP (bila memungkinkan).
-Page 12-
akibat
kehilangan
cairan
dan
elektrolit
secara
-Page 13-
sederhana
(tidak
lengkap)
hanya
larutan
tepung
beras
garam
dan
-Page 14-
PWL*
NWL**
CWL***
Jumlah
50
75
125
100
100
100
25
25
25
175
200
250
-Page 15-
-Page 16-
rendah
dan
asam
lemak
tidak
jenuh,
padat
atau
makanan
cair/susu
sesuai
pengobatan
diare
adalah
menggantikan
-Page 17-
diberikan
eritromisin
40-50
mg/kgBB/hari.
Antibiotika lain dapat pula diberikan bila terdapat
penyakit penyerta seperti misalnya :
Infeksi
ringan
(OMA,
faringitis)
diberikan
berat
penisilinprokain
(Bronkopnemonia)
dengan
diberikan
kloramfenikol
75
-Page 18-
Rasa haus/muntah
Kesadaran apati
Facies cholerica
Vox cholerica
Ekstremitas dingin
Sianosis
Kebutuhan cairan :
Skor
x 10% x kgBB x 1
liter
-Page 19-
15
Juwono
R.
(1975)
melaporkan
penelitiannya
dalam
kebutuhan
cairan.
Cara
ini
memerlukan
I. Keseimbangan cairan
Bayi dan anak-anak kecil mempunyai kebutuhan yang
lebih besar akan air, oleh karena itu, mereka sangat rentan
terhadap perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Jika
dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar dan orang
dewasa, mereka memiliki intake dan output cairan yang lebih
besar. Gangguan cairan dan elektrolit terjadi lebih sering dan
lebih cepat, dan anak-anak menyesuaikan kurang cepat
terhadap perubahan ini.
Kompartemen cairan pada bayi sangat berbeda dengan
orang
dewasa,
karena
pada
bayi
mempunyai
tubuh
pada
saat
lahir
dan
cairan
ekstraseluler
-Page 20-
ini
membuktikan,
kenapa
pada
periode
ini
bayi
lebih
Hari
Usia
pertama
kehidupan
Hari
90
kedua
kehidupan
Hari
ml/kgBB/hari
60
120
120-140
ketiga
90-100
kehidupan
80-90
Sampai 9 bulan
70-80
12 bulan
60-70
2 tahun
50-60
4 tahun
-Page 21-
8 tahun
12 tahun
Faktor-faktor yang memodifikasi kebutuhan cairan :
Peningkatan atau pengurangan insensible loss (dari paru
dan kulit). Obligatory loss (urin, tinja) dan adanya kehilangan
abnormal
harus
selalu
diperhitungkan
pada
anak
yang
Dibutuhkan kurang
Hipotermia
37C)
hiperventilasi
Suhu
tinggi
tinggi
Aktifitas ekstrem
Setiap
kehilangan hampir
tidak
abnormal
aktifitas
retensi cairan
ada
berikut
diberikan
untuk
memperlihatkan
-Page 22-
Pengkajian
1. Kaji
kemungkinan
intake
makanan
atau
air
yang
terkontaminasi
2. Kaji adanya infeksi ditempat lain
3. Lakukan pengkajian fisik rutin (TD, RR, suhu, nadi)
4. Observasi adanya manifestasi gastroenteritis akut
5. Kaji status dehidrasi
6. Catat
keluaran
fecal
dalam
jumlah
volume
dan
karakteristik
7. Observasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan
dengan tenesmus, kram dan muntah
8. Deteksi sumber infeksi
9. Pemeriksaan diagnostic :
a. Tampung specimen sesuai kebutuhan
b. Pemeriksaan pH pada feses
c. Pemeriksaan darah
d. Pemeriksaan gula
e. Pemeriksaan pH urin
f. Pemeriksaan berat jenis urin
g. Elektrolit serum
h. Kreatinin
i. BUN
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi gangguan keseimbangan volume cairan
berhubungan dengan peningkatan sekresi Na dan K
kedalam BAB
-Page 23-
tinggi
gangguan
tumbuh
kembang
anak
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
Resiko
Setelah
Mandiri :
tinggi
dilakukan
gangguan
tindakan
output
keseimbang
asuhan
hari.
an
volume keperawatan
setiap
Misalnya
kebutuhan
cairan
tubuh,
fungsi
ginjal
diharapkan
dan
berhubunga
pada
Output
feses,
muntah
dengan dapat
peningkatan memenuhi
sekresi
dan
K cairan
minuman.
urin,
jika ada.
Na kebutuhan
dan
mengontrol
penyakit usus.
Lakukan
dan
tentang
input : makanan
cairan
anak
informasi
kedalam
elektrolit,
BAB.
dengan
demam
criteria hasil :
menunjukkan
1.Turgor
respon
setiap jam.
kulit
baik
Observasi
2.TTV
takikardi,
stabil
kulit
dapat
terhadap
kering
kehilangan
(normalnya :
berlebihan,
cairan.
TD
membrane
80/46
efek
Menunjukkan
-Page 24-
mmHg, RR :
mukosa,
kehilangan
30-40
penurunan turgor
cairan
x/menit,
kulit.
berlebihan atau
Suhu : 37C ,
kapiler
Nadi : 120 -
setiap jam.
140 x/menit)
3.Input
dan
Pengisian
lambat
dehidrasi.
Output
mandi
seimbang.
sebelum
atau
dan
status
nutrisi.
pemberian
makan.
Ajarkan orangtua Kolon
untuk membatasi
diistirahatkan
masukan
untuk
makanan
dan
penyembuhan
minuman.
dan
untuk
Membatasi
menurunkan
aktivitas motorik
kehilangan
kasar anak.
cairan usus.
Diet
adekuat
Kaji pemeriksaan
laboratorium
anak
tidak
dan
penurunan
absorbsi dapat
menimbulkan
laboratorium
defisiensi
vitamin K dan
untuk
merusak
adanya
darah samar.
koagulasi,
potensial risiko
perdarahan.
-Page 25-
Kolaborasi :
Berikan
Mempertahank
cairan
an
istirahat
DG aa, RL g, RL,
usus
3@, DG 1:2, RL g
memerlukan
1:3
penggantian
sesuai
indikasi.
cairan
untuk
memperbaiki
kehilangan
cairan usus.
Menurunkan
Berikan obat anti
diare,
misalnya
kaolin,
pectin,
kehilangan
cairan
dari
usus.
charcoal,
tabanol, dsb.
Berikan obat anti Untuk
emetic seperti :
mengontrol
asetosalklorprom
mual, muntah.
Resiko
Setelah
asin
Mandiri :
tinggi
dilakukan
Catat
gangguan
asuhan
nutrisi
pemenuhan
keperawatan
makanan
kebutuhan
diharapkan
minuman,
eksaserbasi
nutrisi
kebutuhan
dengan
gejala
membatasi
penyakit.
pada
kebutuhan
anak
makanan
berhubunga
terpenuhi
serat
dengan dengan
papaya,
intake Mencegah
seperti
dan
serangan
akut
atau
tinggi
seperti
jeruk
mual
criteria hasil :
muntah.
1.Berat badan
laktosa.
stabil
informasi
tentang
-Page 26-
2.Tidak
ada
kebutuhan diet
tanda-tanda
sebelum
atau
malnutrisi.
atau
mandi
sebelum
keefektifan
pemberian
terapi
yang
makan.
diberikan.
Menurunkan
Ajarkan orangtua
kebutuhan
untuk membatsi
metabolic
aktivitas motorik
untuk
mencegah
istirahat
penurunan
cukup
yang
selama
kalori
dan
simpanan
energi.
Beritahu
anak
Istirahat
untuk
usus
mengurangi
menurunkan
masukan
peristaltic
makanan
dan
minuman.
diare
dan
dimana
menyebabkan
malabsorbsi
atau
kehilangan
nutrient.
Berikan
tambahan
Memungkinkan
diet
makanan
setengah
(bubur)
makanan
saluran
usus
untuk
padat
mematikan
atau
pencernaan
padat
untuk
integritas
rendah laktosa.
jaringan.
-Page 27-
Berikan
vitamin
B12
Malabsorbsi
vitamin
B12
akibat
Berikan
obat
kehilangan
nyata
asam folat.
fungsi
ileum.
Kekurangan
folat
umum
pada
adanya
penyakit kronis
sehubungan
dengan
penurunan
absorbsi
efek
terapi obat.
3
Resiko
Setelah
Mandiri :
tinggi
dilakukan
Observasi
gangguan
tindakan
catat
integritas
asuhan
defekasi,
factor
kulit
keperawatan
karakteristik,
penyebab
berhubunga
diharapkan
jumlah
dengan terjadi
dan Membantu
frekuensi
dan
factor pencetus.
membedakan
penyakit
mengkaji
beratnya
area rectal.
episode
pada integritas
kulitnya,
Ajarkan orangtua
penyakit.
dengan
criteria hasil :
perawatan
1.Defekasi
rectal
normal
gunakan
dan
tidak
area
dilakukan
dan
perawatan
salep
dengan
-Page 28-
benar
2.Tidak
merasakan
apabila
terjadi
iritasi.
dapat
menyebabkan
nyeri diarea
iritasi
pada
rectal.
area
rectal
karena
defekasi
Ajarkan orangtua
yang
sering.
Meningkatkan
untuk
memberikan diet
konsistensi
rendah
feses meskipun
serat
seperti makanan
cairan
perlu
setengah
untuk
fungsi
padat
tubuh optimal.
rendah
laktosa.
Kolaborasi :
Berikan
obat Perlu
untuk
defenoksilat
mengontrol
dengan
frekuensi
atropin
(lomatii).
Berikan
defekasi.
obat Mengabsorbsi
pesillium
air
untuk
(metamual).
meningkatkan
bulk
feses
sehingga
menurunkan
diare.
Berikan antibiotic Antibiotic
jika diperlukan.
digunakan
untuk
-Page 29-
mengobati
infeksi
supuratif local.
4
Resiko
Setelah
Mandiri :
tinggi
dilakukan
Anjurkan
gangguan
tindakan
orangtua
tumbuh
asuhan
sekamar dengan
rasa
kembang
keperawatan
anak
anak
diharapkan
mungkin.
berhubunga
anak
Hal
untuk
jika
ini
akan
memberikan
nyaman
anak.
dengan mencapai
untuk
bentuk
hospitalisasi
tumbuh
membiarkan
ekspresi
kembang yang
anak
perasaan anak
sesuai dengan
mengekspresikan
karena
usia
perasaan
hospitalisasi
perkembangan
protesnya,
dan
nya,
seperti
dengan
proses
berada
pada
criteria hasil :
menangis,
lingkungan
1. Anak
menendang,
yang baru.
menunjukka
n
menggigit, dll.
Ajarkan orangtua Merupakan
kenyamanan
untuk menerima
reaksi
prilaku
regresif.
pengaruh
Seperti
penyakit
2. Anak
tidak
tidak
karena
menunjukka
aktif,
depresi,
tidak
terhadap
tanda
tertarik
pada
lingkungan
distress fisik
lingkungan tanpa
yang baru.
seperti
komentar.
tanda-
menangis.
3. Anak
tidak
menunjukka
sedih,
Anjurkan
orangua
dan
proses adaptasi
Untuk
untuk
mendorong anak
mengurangi
perasaan
-Page 30-
n emosional
untuk
yang
tentang anggota
anak
minimal.
keluarganya.
proses
4. Anak
merasa
bercerita
stress
tidak
pada
karena
hospitalisasi.
Anjurkan
Agar
orangtua
takut.
anak
untuk merasa
membawakan
nyaman
dan
dapat
perasaannya
nyaman, sesuai
misalnya
dengan
: usia
boneka
atau perkembanganny
mainan.
a.
Kolaborasi :
Interpretasikan Agar
perilaku
pada
anak
orangtua
orangtua
tahu
reaksi
anaknya
selama menjalani
karena
pengobatan.
hospitalisasi
proses
dan
dapat
dilakukan
kerjasama
dalam
proses
perawatan
sehingga anak
dapat
mencapai
Melakukan
kegiatan
yang
bagi
perkembangan
rumah
penting
perawatan
nya
dengan
usianya.
-Page 31-
sesuai
membuat anak
merasa
nyaman
sehingga anak
tidak
kehilangan
Melakukan teknik
distraksi
untuk
lingkungannya
seperti
mengajak
merasa
dan
anak
dapat
mencapai
bercerita
atau
tahap
memberikan
perkembangan
mainan
nya
yang
disukainya.
Untuk
Melakukan
menghilangkan
tindakan
perasaan yang
kenyamanan
tidak
nyaman
seperti
pada
anak
memberikan
dilingkungan
mainan
disukainya.
yang
barunya.
Agar
anak
merasa
nyaman
dilingkungan
barunya
sehingga tahap
perkembangan
nya
tidak
terhambat.
-Page 32-
Resiko
Setelah
Mandiri :
tinggi
dilakukan
perubahan
tindakan
pada
peran
asuhan
tentang penyakit
kepatuhan
orangtua
keperawatan
anak
terhadap
berhubunga
diharapkan
tindakan
program
terapeutiknya.
terapeutik,
dengan orangtua
merawat
anak
keluarga
untuk
mendorong
dan
dapat
khususnya jika
di memahami
sudah
berada
dirumah.
Ajarkan orangtua
Untuk
pengobatanny
untuk
menciptakan
memberikan rasa
rasa
mampu
nyaman
memberikan
dukungan
perawatan
anak.
serta
dan
pada
nyaman
dapat
mengurangi
dengan
stress
criteria hasil :
karena
1. Orangtua
hospitalisasi.
anak
proses
seperti
mencuci
tangan,
menunjukka
kebersihan
lingkungan,
kemampuan
kebersihan
untuk
makanan, dll.
merawat
anak.
Ajarkan orangtua
untuk
Untuk
memudahkan
koping
-Page 33-
mengekspresikan
orangtua
perasaannya.
stress
dan
karena
proses
hospitalisasi
Kolaborasi :
Ijinkan
pada anaknya.
anggota
untuk Untuk
keluarga
berpartisipasi
memenuhi
dalam perawatan
kebutuhan
anak
sebanyak
anak
yang
mereka
inginkan.
Atur
keluarga
karena
perawatan
dan
proses
hospitalisasi.
pasca
Untuk
hospitalisasi
anak
dan
menjamin
orangtua
pengkajian dan
dirumah.
pengobatan
yang
Rujuk
pada
keluarga
continue
pada anak.
lembaga Untuk
perawatan
pengawasan
komunitas.
perawatan
dirumah sesuai
kebutuhan.
-Page 34-
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Tanggal Pengkajian : 24 September 2012, 09.00 WIB
No.Reg
1.
: 11015882
IDENTITAS ANAK
IDENTITAS
ORTU
Nama pasien
: An. MK
Nama ayah
: Tn. N
Tanggal lahir
: 13 Desember 2011
Nama ibu
: Ny. K
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan ayah
: Tani
Tanggal MRS
: IRT
Diagnosa medis
: GEDS
Agama
: Islam
Alamat
Diare
-Page 35-
berat,
sepsis,
NEC
grade
II,
marasmix
hari)
klien
sigmoidektomi
klien
dilakukan
tidak
sigmoidektomi.
mengalami
masalah,
Pasca
tidak
-Page 36-
: 3.500 gr
BB saat ini
: 4,6 kg
BB MRS
: 5,3 kg
BB sebelum sakit : 7 Kg
TB
: 64 cm
BB/PB
: < -3 SD
LK
: 44 cm
LD
: 44 cm
LLA
: 15 cm
Panjang lahir
Imunisasi
: 47 cm
: BCG: ya
Polio: lengkap
DPT:
lengkap
Campak: tidak
Hepatitis: lengkap
MK : Nutrisi
6. RIWAYAT NUTRISI
a. Napsu makan : ada sedikit, tidak terdapat mual, klien
muntah sekali tadi pagi.
b. Pola makan
kali diare.
d. Pantangan makanan : tidak
MK : Nutrisi
-Page 37-
: 383 oC
: 160 x/mnt
RR
: 30 x/mnt
Kesadaran
GCS
: Compos Mentis
: E4 V5 M6
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Keluhan
: Tidak ada.
Sputum
: Tidak ada.
Irama nafas
: Reguler.
: Tidak ada.
Suara nafas
ronki/wheezing.
Terpasang O2
: Tidak.
MK : -
2) Sistem Kardiovaskuler
Keluhan nyeri dada
: Tidak.
160 x/mnt.
CRT
: 1 detik
Konjunctiva
: kemerahan
Sklera
: putih
Akral
JVP
: Tidak ada.
MK : ...
-Page 38-
3) Sistem Persyarafan
Reflek-reflek: Menghisap lemah, Menoleh lemah,
Menggenggam lemah, Babinsky negatif, Moro
lemah, Patella lemah
Kejang
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak
Brudzinsky 1
: tidak ada
Brudzinsky 2
: tidak ada
Nyeri kepala
: tidak ada
Istirahat tidur
: Siang 2 jam/hari
Malam
: 8 jam/hari
: Tidak ada.
Kebersihan kelamin
: Bersih
Urine
khas
Kateter
Parenteral
: - cc/hari
: Tidak
Lain-lain
:-
5) Sistem Pencernaan
MK : ...
Mulut
: Mukosa kering
Tenggorokan
Hidung
: terpasang NGT
Muka
: pletoris
-Page 39-
Abdomen
: Kembung, BU 60 x/mnt.
Konsisitensi
Diet
: cair
Frekuensi
: mata cekung
MK : Nutrisi
Volume
cairan
Pergerakan sendi
Kulit
: bebas lemah
Turgor
: lambat
Lain-lain
7) Sistem Endokrin
: tidak
: tidak
Lain-lain: -
MK : .
c. Pengkajian Psikososial
-Page 40-
: menangis.
56.79
23.5
213
4.5-6.0
Negatif
<1
< 23
Negatif
136-145
3.5-5
98-106
0-40
0-41
< 200
13.4-17.7
4.04.3-10.3
40-47
142-424
37
2,14
9. TERAPI
Injeksi
Cefazolin
3 x 75 mg i.v
-Page 41-
Gentamicyn
Per NGT
Vit. A
1 x 15 mg
1 x 5.000 IU
Vit. BC
1 x tab
Vit C
1 x 50 mg
Vit E
1 x 50 IU
Antasid
1 x 1 mg
Tanda tangan
perawat
(Faridatul M.)
B. Analisa Data
N
o
1.
Data
DS: keluarga mengatakan
klien masih diare, dengan
konsistensi air bercampur
Masalah
Etiologi
Kekurangan
Infeksi enteral
volume cairan
Fecal-oral
GI Tract
-Page 42-
Gangguan Villi
Usus
tim gizi
DO: turgor kulit kurang
Diare
Output
Perut kembung
berlebih
BU 60 x/mnt
FL: keadaan lembek,
terdapat sisa makanan
2.
Ketidakseimb
Intake
angan nutrisi:
inadekuat
kurang dari
kebutuhan
tubuh
-Page 43-
Crazy Pavement
Dermatosis di seluruh
badan klien. Kulit tampak
keriput.
-Page 44-
C. Intervensi
N
O
1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
hari.
makanan
air
jika ada.
bercampur
ampas, selama 2 x 24
Misalnya
Ibu
klien
diare
dicoba
mengatakan pada
lagi
diberikan
anak
dan
input
minuman.
pemeriksaan
TTV Hipotensi,
setiap jam.
dapat
karena dapat
Observasi
kulit
berlebihan,
dan
mukosa,
kering
penurunan
turgor
setiap jam.
keadaan
terdapat
sisa
lembek, hasil :
makanan 1.Turgor
demam
menunjukkan
respon
efek
kehilangan
cairan.
membrane Menunjukkan
takikardi,
terhadap
bubur memenuhi
usus.
cairan
kehilangan
berlebihan
atau
dehidrasi.
sebelum
mandi/sebelum Indikator
cairan
dan
status
-Page 44-
baik
pemberian makan.
2.TTV
stabil Ajarkan
orangtua
(normalnya :
membatasi
TD
makanan
80/46
nutrisi.
untuk
masukan Kolon
dan
minuman.
diistirahatkan
penyembuhan
dan
untuk
untuk
mmHg, RR :
30-40
kasar anak.
usus.
140
x/menit)
3.Input
dan
pemeriksaan Diet
tidak
adekuat
dan
laboratorium
anak
:
penurunan
absorbsi
dapat
laboratorium darah dan feses
menimbulkan
defisiensi
untuk adanya darah samar.
vitamin
Output
koagulasi,
seimbang.
dan
potensial
merusak
risiko
perdarahan.
Berikan
obat
anti
Ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang
Setelah
dari dilakukan
x 15 mg i.v
Mandiri :
Catat intake nutrisi seperti
-Page 45-
kebutuhan
Intake
tubuh
inadekuat
ditandai
dengan:
b/d asuhan
makanan
yang keperawatan
ibu selama 14 x 24
sedikit,
terdapat
mual,
tidak kebutuhan
klien nutrisi
mengatakan
kebutuhan
diet
atau
keefektifan
terapi
yang
diberikan.
dan
hari
sebelum
mandi
atau
orangtua
untuk
dari
RS
saja.
1. Berat badan
Ibu
stabil
2. Tidak
BB klien 7 kg (usia 7
bulan), saat MRS berat 5,3
ada Kolaborasi :
tanda-tanda Berikan
tambahan
malnutrisi.
makanan setengah
metabolic
kebutuhan
untuk
penurunan
kalori
Istirahat
usus
diet
padat
menyebabkan
(nasi)
susu
rendah
laktosa/F100.
malabsorbsi
kurus.
dan
menurunkan
muka
dan
simpanan energi.
mencegah
saluran
usus
-Page 46-
-3
SD.
Albumin
2,14.
vitamin
B12
Dermatosis
ileum.
di
seluruh
adanya
penyakit
sehubungan
kronis
dengan
Jam
Diagnosa
Kekurangan
volume
b/d
berlebih
Implementasi
Respon
Mandiri :
cairan Mencatat input dan output setiap hari. Minuman masuk 80 mL tiap 2
Output
jam,
tidak
ada
muntah,
kulit
kering
bubur susu.
-Page 47-
x/mnt
orangtua
masukan
makanan
untuk
dan
CPD,
membrane
Keluarga memahami.
Kolaborasi :
Kaji pemeriksaan laboratorium anak :
laboratorium
darah
dan
feses
untuk
x 15 mg i.v
25/09/1
Ketidakseimban
gan
Tidak
terdapat
pemeriksaan
darah
faeses,
pada
namun
Mandiri :
nutrisi: Catat intake nutrisi seperti makanan dan Klien minum F100 saja, tidak
kurang
kebutuhan
dari
-Page 48-
berat
badan
setiap
hari
orangtua
untuk
membatsi
Klien
mendapat
F100 saja.
Kolaborasi :
Berikan
sementara
tambahan
diet
makanan
(nasi)
dan
susu
rendah
laktosa/F100.
Obat
masuk,
klien
tidak
muntah.
-Page 49-
E. Evaluasi
Tanggal 25 September 2012
Diagnosa 1: Kekurangan volume cairan b/d Output berlebih
S
BAB IV
PEMBAHASAN
-Page 50-
bagaimana
cara
merawat
stoma.
Sehingga
ada
-Page 51-
dan
Guatemala
menunjukkan
bahwa
hygiene
gangguan
pengembalian
keseimbangan
cairan,
baik
caiaran
secara
akibat
oral
diare
maupun
yang
melindungi
bayi
terhadap
berbagai
kuman
-Page 52-
oleh
ibu
klien.
Pada
saat
inilah
metabolism
kwashiorkor.
Pada
saat
tubuh
klien
sudah
-Page 53-
lain
selain
malabsorbsi.
Diare
sebenarnya
dapat
disebabkan
oleh
obat-obatan
tertentu,
lain
yang
dihubungkan
dengan
diare
adalah
budayakan mencuci
tangan
-Page 54-
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2.
Jakarta, EGC.
Horne, Swearingen. (2002). Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan
Asam-Basa, Edisi 2. Jakarta, EGC.
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta, EGC.
Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan Anak, Edisi 2.
Jakarta, CV Sagung Seto.
Staf Pengajar IKA FKUI. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Vol. 2. Jakarta, FKUI.
-Page 55-