Vous êtes sur la page 1sur 37

ANTI EPILEPSI

Adhityawan P.
Martha S. Momot
Ligia Toisuta

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Epilepsi

merupakan

neurologis

yang

salah

utama.

satu
Epilepsi

penyakit
sering

dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas


mental, dan konsekuensi psikososial yang berat
bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah,
pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa
rendah diri.

Epilepsi terjadi di seluruh dunia, hampir di


seluruh daerah tidak kurang dari tiga kejadian
tiap 1000 orang. Setiap tahunnya, diantara
setiap 100.000 orang akan terdapat 40-70
kasus baru.

Berapa banyak pasien epilepsi di Indonesia,


sampai sekarang belum tersedia data hasil
studi berbasis populasi

Bila dibandingkan dengan negara berkembang


lain

dengan

tingkat

ekonomi

sejajar,

probabilitas penyandang epilepsi di Indonesia


sekitar 0,7-1,0% dan bila jumlah penduduk
Indonesia sekitar 220 juta maka sekitar 1,5-2
juta orang kemungkinan mengidap epilepsi
dan kasus baru sekitar 250.000 pertahun.

Epilepsi dihubungkan dengan angka cedera


yang tinggi, angka kematian yang tinggi,
stigma

sosial

kecemasan,

yang

buruk,

gangguan

gangguan psikiatrik.

ketakutan,

kognitif,

dan

TUJUAN

Tujuan Umum

Sebagai Tugas akhir Kepaniteraan Klinik Madya


(KKM)

di

Instalasi

Farmasi

RSUD

Dok

II

Jayapura.

Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran umum penyakit epilepsi.

Mengetahui penggolongan obat anti epilepsi.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Epilepsi merupakan kumpulan gejala dan
tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan
gangguan fungsi otak secara intermiten,
yang terjadi akibat lepas muatan listrik
abnormal

atau

berlebihan

dari

neuron-

neuron dengan berbagai macam etiologi.

Sedangkan
seizure)

serangan

adalah

epilepsi

manifestasi

(epileptic

klinis

yang

serupa dan berulang secara paroksismal,


yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik
sekelompok sel saraf di otak yang spontan
dan bukan disebabkan oleh suatu penyakit
otak akut.

Etiologi
Penyebab spesifik dari epilepsi antara lain:

Kelainan yang terjadi selama perkembangan


janin/kehamilan ibu, mis. Ibu pecandu alkohol.

Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, mis.


Hipoksia.

Cidera

kepala

yang

kerusakan pada otak

dapat

menyebabkan

Cidera

kepala yang dapat menyebabkan

kerusakan pada otak.


Penyumbatan

pembuluh darah otak atau

kelainan pembuluh darah otak.


Radang

atau

selaput otak.

infeksi

pada

otak

dan

KLASIFIKASI
Klasifikasi epilepsi secara umum yang direkomendasikan
oleh ILAE yaitu pada tahun 1981 dan tahun 1989 :

1.

Bangkitan lena (petit mal)

2.

Bangkitan mioklonik

3.

Bangkitan tonik

4.

Bangkitan atonik

5.

Bangkitan klonik

6.

Bangkitan tonik-klonik

PATOFISIOLOGI
Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuronneuron otak dan transmisi pada sinaps.
Potensial

membran

neuron

bergantung

pada

permeabilitas selektif membran neuron, yakni membran


sel mudah dilalui oleh ion K dari ruang ekstraseluler ke
intraseluler dan kurang sekali oleh ion Ca, Na dan Cl,
sehingga di dalam sel terdapat kosentrasi tinggi ion K
dan kosentrasi rendah ion Ca, Na, dan Cl,

Lanjutan
sedangkan keadaan sebaliknya terdapat diruang
ekstraseluler.

Perbedaan

konsentrasi

ion-ion

inilah yang menimbulkan potensial membran.

Ujung

terminal

neuron-neuron

berhubungan

dengan dendrit-dendrit dan badan-badan neuron


yang lain, membentuk sinaps dan merubah
polarisasi membran neuron berikutnya.

Ada dua jenis neurotransmitter, yakni:

neurotransmitter eksitasi (Glutamate)

neurotransmitter inhibisi (GABA)

Golongan neurotransmiter lain yang bersifat


eksitatorik adalah aspartat dan asetil kolin,
sedangkan

yang

bersifat

inhibitorik

lainnya

adalah noradrenalin, dopamine, serotonin (5-HT)


dan peptida.

Secara

teoritis

faktor

yang

menyebabkan

epilepsi yaitu:

Keadaan dimana fungsi neuron penghambat


(inhibitorik) kerjanya kurang optimal sehingga
terjadi

pelepasan

impuls

epileptik

secara

berlebihan, disebabkan konsentrasi GABA yang


kurang. Hambatan oleh GABA ini dalam bentuk
inhibisi potensial post sinaptik.

Lanjutan
Keadaan

dimana fungsi neuron eksitatorik

berlebihan

sehingga

terjadi

pelepasan

impuls epileptik yang berlebihan. Disini


fungsi

neuron

penghambat

normal

tapi

sistem pencetus impuls (eksitatorik) yang


terlalu kuat. Keadaan ini ditimbulkan oleh
meningkatnya konsentrasi glutamat di otak.

Lanjutan
Pada

dasarnya otak yang normal itu sendiri

juga

mempunyai

potensi

untuk

mengadakan pelepasan abnormal impuls


epileptik.
Berbagai

macam kelainan atau penyakit di

otak (lesi serebral, trauma otak, stroke dan


kelainan herediter.

PRESENTASI KLINIS

Klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan


kesadaran atau gangguan penginderaan.

Kelainan gambaran EEG.

Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen.

Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi


tanda sebelum kejang epileptik, mis. perasaan
tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau enak.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan

fisik umum dan neurologis

Pemeriksaan

penunjang (EEG, Radiologis)

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan serum elektrolit,glukosa,
kalsium, magnesium, kreatinin,
Pemeriksaan urin, dan
Test
fungsi
hepar
mungkin
dapat
memberikan petunjuk yang sangat berguna.

TERAPI FARMAKOLOGI

Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:


Ex: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

Obat-obat

yang

meningkatkan

transmisi

inhibitori

GABAergik:
Ex: benzodiazepin, barbiturat, vigabatrin, Tiagabin, gabapentin,

Obat-Obat yang menurunkan nilai ambang arus ion Ca


Ex: etosuksimid

2+

TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Pembedahan
Diet

ketogenik

Stimulasi

nerves vagus (Vagus Nerves

Stimulation)

DESKRIPSI OBAT

Fenitoin

indikasi: aritmia jantung

Kontraindikasi: Serangan umum lena

Dosis dan cara pemberian:


Oral : dosis awal 3-4 mg/KgBB/Hari atau 150-300 mg/hari,
dosis tunggal atau terbagi 2 kali sehari. Dapat dinaikkan
bertahap.
Dosis Lazim : 300-400 mg/hari, maksimal 600 mg/hari
Anak : 5-8 mg/kgBB/Hari, dosis tunggal/terbagi 2 kali
sehari

Interaksi obat: Fenitoin akan menurun


kadarnya karena fenobarbital
menginduksi enzim mikrosom hati.
Efek samping: Gangguan saluran cerna,
pusing, nyeri kepala, tremor)
Bentuk Sediaan Obat:
tablet,kapsul,suspense oral,injeksi.

Fenobarbital
Indikasi: Epilepsy semua jenis, kecuali
petit mal
Dosis dan cara pemberian:
Oral : 60-180 mg (malam)
Anak : 5-8 mg/KgBB/Hari.
Injeksi intramuscular/intravena : 50200 mg, ulang setelah 6 jam bila
perlu, maksimal 600 mg/hari.
Kontraindikasi: Depresi pernapasan
berat, porfiria.

Interaksi obat : Sering menurunkan kadar plasma


karbamazepin,
fenitoin.

klonazepam,

Tiagabin,

valproate,

lamotrigin,
dan

dan

zonisamid.

Kadang menurunkan kadar plasma etosuksimid.

Efek

samping:

Mengantuk,

letargi,

depresi

mental, ataksia

Peringatan: Lansia, anak, debil

Bentuk sediaan obat: Tablet 30 mg, injeksi 50 ml.

Primidon

Indikasi
Semua jenis epilepsi kecuali petit mal. Juga dipakai untuk
tremor esensial.

Dosis dan cara pemberian


Dosis awal : 125 mg/hari menjelang tidur, dinaikkan 125 mg
tiap 3 hari sampai 500 mg/hari dalam 2 dosis terbagi, kemudian
dinaikkan 250 mg tiap 3 hari sampai maksimal 1,5 g/hari, dosis
terbagi.
Anak : kurang dari 2 tahun 250-500 mg/hari, dalam 2 dosis
terbagi, 2-5 tahun 500-750 mg/hari, dalam 2 dosis terbagi, 6-9
tahun 0,75-1 g/hari dalam 2 dosis terbagi.

Efek samping
Mengantuk, ataksia, mual, gangguan penglihatan, dan ruam,
biasanya reversible meski obat diteruskan.

karbamazepin

Indikasi
Epilepsi, semua jenis, kecuali petit mal, neuralgia trigeminus,
profilaksis pada manik depresif.

Dosis dan Cara pemberian


Oral : dosis awal 100-200 mg, 1-2 kali sehari, dinaikkan
bertahap sampai 800-1200 mg/hari dalam dosis terbagi.
Lansia : kurangi dosis awal
Anak : sampai 1 tahun 100-200 mg, 1-5 tahun 200-400 mg, 510 tahun 400-600 mg, 10-15 tahun 600-1000 mg dalam dosis
terbagi.
Kontraindikasi
Gangguan konduksi AV riwayat depresi sumsum tulang,
porfiria.

Interaksi obat
Menurunkan kadar plasma klobazam,
klonazepam, lamotrigin, metabolit aktif dari
okskarbazepin dan fenitoin, tiagabin,
topiramat, valproate, dan zonisamid.
Efek samping
Mual, muntah, pusing, mengantuk, sakit
kepala, ataksia, konstipasi atau diare,
leukopenia, hepatitis, artalgia, demam,
proteinuria, gangguan konduksi jantung,
depresi.

Golongan Benzodiazepin
Diazepam

Indikasi: Status epileptikus


Kontraindikasi: Depresi pernapasan,
insufisiensi pulmoner akut
Efek samping: Mengantuk, pandangan
kabur, bingung

Dosis: (IV) 10-20 mg, kecepatan 0,5 ml


(2,5 mg) per 30 detik. Ulangi bila perlu
setelah 30-60 menit.
Rectal : dewasa/anak lebih dari 3 tahun :
10 mg, anak 13 tahun dan lansia : 5 mg
ulang setelah 5 menit bila perlu

b. Klonazepam
Indikasi
Epilepsi, semua jenis, termasuk petit mal, mioklonus, status
epileptikus.
Kontraindikasi
Depresi pernapasan, insufisiensi pulmoner akut, porfiria.
Efek samping
Letih,mengantuk, pusing, hipotoni otot, gangguan koordinasi
gerak, hipersalivasi pada bayi, agresi, iritabel dan perubahan
mental, abnormalitas fungsi hati.
Dosis
Dosis awal 1 mg (LANSIA : 500 mcg) malam hari, selama 4
hari. Bertahap dosis dinaikkan dalam 24 minggu sampai dosis
pemeliharaan : 4-8 mg/hari, dalam dosis terbagi.
Anak samapi 1 tahun, 250 mcg, dinaikkan bertahap sampai
0,5-1 mg, 1-5 tahun 250 mcg, dinaikkan bertahap sampai 1-3
mg, 5-12 tahun 500 mcg, bertahap naik sampai 3-6 mg.

Asam valproat

Indikasi
Sebagai

terapi

tunggal

atau

terapi

tambahan

pada

pengobatan

partial

seizure(elementary dan kompleks) dan absence seizure (petit mal seizure)

Kontaindikasi
Hipersensitifitas penderita penyakit hati atau disfungsi hati.

Efek samping
Mual, muntah, pankreatitis, perdarahan, hematoma, leukopenia, trombositopenia,
anemia, supresi sumsum tulang, psikosis,kelelahan.

Dosis
Dosis awal 15 mg/kgbb perhari, dosis ditingkatkan sebesar 5-10 mg/kgbb perhari
dengan interval 1 minggu.
Dosis maksimum adalah 60 mg/kgbb perhari. Jika dosis total melebihi 250 mg
perhari diberikan dalam dosis terbagi 2.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Epilepsi

didefinisikan sebagai kumpulan


gejala dan tanda-tanda klinis yang muncul
disebabkan gangguan fungsi otak, yang
terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal
atau berlebihan.
Obat anti epilepsy antara lain :Fenitoin,
Fenobarbital, Primidon, Karbamazepin,
Diazepam, Klonazepam, Asam Valproat

Saran
Paramedis

dapat memperhatikan
penggunaan, pemberian dan peresepan obat
anti epilepsi antara lain Indikasi, interaksi
obata, efek samping obat, perhatian dan
peringatan obat,bentuk sediaan.
memperhatikan setiap pemeriksaan
maupun terapi Epilepsi terapi non
farmakologis maupun terapi farmakologis.

Pasien

DAFTAR PUSTAKA

Informatorium Obat Nasional Indonesia,2008, Badan POM RI, Jakarta.

Informasi Spesialite Obat ( ISO ) Indonesia. Volume 47-2012 s/d


2013.2012.Jakarta.PT ISFI. Penerbit Jakarta.

Farmakologi Dan Terapi,Edisi 5, 2007. Jakarta.

Harsono. Buku Ajar Neurologis Klinis,1996.Jakarta.

Prof.Zulielis Ikawatiti,Ph.D,Ap.
Pusat.2011, Yogyakarta.

www.repository.usu.ac.id/article/Hubungan Antara Obat Anti Epilepsi


Dengan Kognitif dan Behavior Pada Pasien Epilepsi.Di unduh pada hari
sabtu tanggal 18 mei 2013, jam 21.00 WIT.

http:domeclinic.com/article/epilepsy-pada-kehamilan.Di unduh pada hari


sabtu tanggal 18 mei 2013,jam 21.00 WIT.

Farmakoterapi

penyakit

Sistem

saraf

THANK YOU
GOD BLESS..

Vous aimerez peut-être aussi