Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
: B1J013025
Rombongan
: II
Kelompok
:4
Asisten
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entomologi adalah cabang ilmu zoologi yang mempelajari serangga. Serangga
merupakan kelompok terbesar dari filum Arthropoda. Ciri umum serangga yaitu
memiliki 6 kaki dan tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu kaput, toraks, dan
abdomen. Serangga hidup di daerah terestrial dan perairan, kecuali perairan laut
(Byrd dan Castner, 2010).
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai
kaki beruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras
(exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena
memiliki 6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki
menjadi ciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum
Arthropoda seperti laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang (crustacea),
lipan dan luwing (myriapoda), Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta
tahun (zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta spesies serangga telah terindentifikasi.
Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang meliputi sekitar
50% dari keanekaragaman spesies di muka bumi (Sri, 1994).
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah
madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga
perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi
mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek
merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak
dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai
penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya
serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan
mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien
manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini (Riordi, 2009).
B. Tujuan
Menjelaskan tipe-tipe antenna pada serangga dan menjelaskan bagian-bagian
antenna pada serangga.
serangga
eksoskeleton
tersebut
harus
ditanggalkan
untuk
menumbuhkan yang lebih baru dan lebih besar lagi (Voshell, 2003).
Antena serangga berjumlah dua atau sepasang, berupa alat tambahan yang
beruas-ruas dan berpori yang berfungsi sebagai alat sensor. Bagian-bagian antena
adalah antenifer, soket, scape, pedicel, meriston, dan flagelum. Bentuk antenna
serangga sangat bervariasi berdasarkan jenis dan stadiumnya (Hidayat, 1990).
B. Pembahasan
Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape
yang merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan
pedisel, dan dan ruas ketiga disebut dengan flagellum. Bentuk dan ukuran antena
pada setiap jenis serangga berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga
dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu:
1. Filiform: menyerupai benang, tiap-tiap segmen yang membentuk antenna
ukurannya sama, misalnya antenna pada belalang (Valanga nigricornis)
2. Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antenna berukuran sama dan
berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae.
3. Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antenna makin
ramping, misalnya Isoptera.
4. Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya
Oryzaephilus sp., Tribolium sp.,
5. Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar,
misalnya Nitidulidae.
6. Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Cryptolestes sp.
7. Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang
lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya
Formicidae.
8. Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya
Pyrochoroidae.
9. Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut.
10. Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate: seakan-akan dari segmen antenna keluar lagi antenna, misalnya
Muscidae.
12. Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan
(Culexx sp.)
13. Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya
Sitophilus sp. (Rahman et al., 2012).
14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan,
misalnya Rhipiceridae (Jumar, 2000).
Adapun fungsi antenna pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada
umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium.
Selain dua fungsi utama antena yang telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari
antena serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempattempat makanan (mangsa) (Jumar, 2000).
: Insecta
Order
: Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus
: Valanga
spesies
: Valanga nigricornis.
Adapun klasifikasi dari Kupu-kupu (Saturnia sp.), yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class
: Insecta
Order
: Lepidoptera
Family : Saturniidae
Genus
: Saturnia
spesies
: Saturnia sp.
Adapun klasifikasi dari Lebah madu (Apis mellifera), yaitu :
Kingdom :Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Orde
: Hymenoptera
Family
: Apidae
Genus
: Apis
Species
: A. mellifera
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Familia
: Muscidae
Genus
: Musca
Spesies
: Musca domestica
: Arthropoda
Class
: Hexapoda / Insecta
Ordo
: Diptera
Familia
: Culicidae
Genus
: Anopheles
Spesies
: Anopheles sp.
: Arthropoda
Class
: Hexapoda / Insecta
Ordo
: Coleoptera
Familia
: Scarabaeidae
Genus
: Xylotrupes
Spesies
: Xylotrupes gideon
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, Mukayat. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Byrd, J., Castner., 2010. Forensic Entomology : The Utility of Arthropods in Legal
Investigation. New York : CERC Press.
Hidayat. 1990. Entomologi Pertanian. Bandung : Orbsa Sakti
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta.
Rahman, Dj.M., Dien, M.F., & Mamahit, J.E. 2012. Komunitas Serangga Hama pada
Komoditi Jagung di Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo Provinsi
Gorontalo. Eugenia, 18(3): 178-186.
Riordi, 2009. Dasar dasar Perlindungan Tanaman. Bandung : Tri ganda karya.
Sri, S., 1994. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta : Raja
Grafindo Persaja.
Voshell dan J. Reese. 2003. Sustaining Americas Aquatic Biodiversity: Aquatic
Insect Biodiversity and Conservation. Department of Entomology. Virginia
Tech. www.ext.vt.edu. Diakses Oktober 2015.