Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam indera yang biasa kita sebut dengan panca indera. Panca
indera tersebut meliputi indera pencium (hidung), indera perasa (lidah), indera penglihatan (mata),
indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga).
Pada percobaan kali ini kita akan menguji salah satu dari panca indera yaitu indera peraba
(kulit). Kulit merupakan alat indera yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur dan lain sebagainya. Kulit juga peka terhadap rangsangan
berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri karena kulit mempunyai saraf-saraf sensori
yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsangan sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel
meissner, rangsangan tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini dan rangsangan dingin
diterima oleh reseptor ruffini. Selain sebagai alat indera, kulit juga aktif melindungi dan
menyelimuti organ tubuh yang lain.
Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kepekaan kulit terhadap
perbedaan suhu dan sentuhan. Seperti yang kita ketahui, salah satu fungsi kulit yaitu peka terhadap
rangsangan. pada saat kulit berada pada suhu yang berbeda, maka akan menimbulkan respon yang
berbeda pula. Selain itu, kulit juga dapat mengatur suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita akan tetap
stabil walaupun suhu di luar tubuh berubah-ubah. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian antara
panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas.
Kepekaan kulit terhadap sentuhan juga akan berbeda-beda, tergantung tempat yang menerima
sentuhan. Perbedaan ini terjadi karena saraf-saraf yang ada pada tubuh kita berbeda-beda baik itu
jenisnya maupun jumlahnya. Oleh karena itu respon terhadap sentuhan satu dan sentuhan yang
lainnya akan berbeda pula.
B. Teori Singkat
Pada kulit mamalia termasuk manusia, terdapat beberapa reseptor yang memiliki fungsi
berbeda. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, diantaranya :
1.

Epidermis (Kutikula)
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan tanduk
dan zona germinalis. Lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga
lapisan sel diantaranya :
a. Stratum Korneum
b. Stratum Lusidum
c. Stratum granulosum
Zona germinalis terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan sel
epitel yakni sel berduri dan sel basal. Selain itu, pada epidermis terdapat reseptor

untuk rasa sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk tekanan lemah disebut
mekanoreseptor.
2.

Dermis (Korium)
Pada bagian ini terdapat beberapa reseptor diantaranya :
a. Korpuskula pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat.
b. Ujung saraf sekeliling rambut, merupkan ujung saraf peraba.
c. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf peraba.
d. Ujung saraf krause, merupakan ujung saraf perasa dingin.
e. Korpuskula Meissner, merupakan ujung saraf peraba,
f. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri.
g. Lempemg merkel, merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan
ringan.
Setiap rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam

kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, dan sakit
semuanya adalah perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu
yakni tempat perabaan. Beberapa bagian sensitif (peka) terhadap dingin, dan beberapa
lainnya sensitif terhadap panas, sentuhan ringan ataupun tekanan. Artinya beberapa bagian
memiliki tingkat sensitifitas (tingkat kepekaan )yang berbeda terhadap faktor-faktor
tertentu. Penjelasan di atas sesuai dengan fungsi kulit sebagai salah satu indera yakni indera
peraba. Fungsi kulit yang lainnya diantaranya sebagai pengatur panas, proteksi dan tempat
penyimpanan lemak pada tubuh.
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan impuls yang berupa rangsang. Setiap neuron terdiri darisatu badan sel yang
di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar duamacam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satuakson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
Pada bagian luar aksonterdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang
menempelpada akson.Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu selsaraf
sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet.
a.

Sel saraf sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensoriberhubungan dengan saraf asosiasi

b.

(intermediet).
Sel saraf motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjaryang hasilnya berupa
tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik beradadi sistem saraf pusat. Dendritnya sangat

c.

pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,sedangkan aksonnya dapat sangat panjang..
Sel saraf intermediet atau sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang
memberikan informasi tentangkondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba
dikulit adalahindera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan,
tekanan,getaran dan proprioseptif.

Termoreseptor
Temperatur reseptor/termoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver,
hipotalamus. Reseptor dingin tiga/empat kali lebih banyak dari pada reseptorpanas. Tidak ada strukur yang
membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperaturediteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri.
Termoreseptor merupakan phasicreseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur
yang stabil.
Mekanoreseptor
Mekanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membransel memiliki regulasi
mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada responterhadap tegangan, tekanan dan yang bias
menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:
a.

Tactile reseptor memberikan sensai sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhanmemberikan inforamsi
tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasiderajat kelainan mekanis. Sensasi getaran

b.

memberikan sensasi denyutan/ debaran.


Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darahdan pada tractus

c.

digestivus, urinarius dan sistem reproduksi.


Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur danfungsi yang kompleks
pada reseptor sensoris.

Kemoreseptor
Kemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanyasensasi yang diberikan
kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menujubatang otak yang merupakan pusat otonomik
yang mengatur pusat respirasi dan fungsicardiovascular.

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Tempat Praktikum

Laboratorium Fisiologi Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Waktu Praktikum
Jumat, 16 Mei 2013
C. Alat dan Bahan
- Baskom
- Pensil
- Penggaris
- Thermometer
- Es
- Air
D. Cara kerja
1. Perasaan subyektif OP terhadap ransangan panas dan dingin
a. Sediakan 3 waskom berisi air yang masing-masing bersuhu kira-kira 20 0 C, 300
b.

C, dan 400 C.
Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 200 C dan tangan kiri ke dalam air

c.

bersuhu 400 C selama 2 menit. Catat kesan yang dialami.


Kemudian masukkan segera kedua tanga itu serentak kedalam air bersuhu 300 C.
Catat kesan apa yang dialami.

2.

Lokalisasi taktil
a. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit
b.

ujung jari nya.


Perintahkan OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung

c.
d.

sebuah pensil pula.


Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.
Ulangi percobaaan ini sampai 3 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit
ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

E. Table hasil pengamatan


1.

Perasaan subyektif OP terhadap rangsangan panas dan dingin

Suhu
20 C
20C 30C

OP 1
Dingin
Normal

OP 2
Dingin
Normal

OP 3
Dingin
Panas

40C
40 C 30C

Panas
Dingin

Panas
Normal

Panas
Dingin

2.

Lokalisasi taktil

Bagian yang ditekan

OP 1

OP 2

OP 3

1. Kulit ujung jari

0,3 cm

1 cm

1,3 cm

0 cm

0 cm

0,2 cm

0,4 cm

0,4 cm

0,4 cm

0 cm

0,7 cm

1,2 cm

0,7 cm

1,1 cm

1,3 cm

0,5 cm

0,5 cm

0,6 cm

1,3 cm

1,4 cm

0,8 cm

2,3 cm

1,7 cm

1,8 cm

0,9 cm

2,4 cm

0,7 cm

1,5 cm

1,5 cm

0,2 cm

1 cm

1,6 cm

0,9 cm

1 cm

0,2 cm

0,9 cm

2. Telapak tangan

F.

P
e

3. Lengan bawah

a
h

4. Tengkuk

a
n
1.

Perasaan subyektif OP terhadap rangsangan panas dan dingin


Saat memasukkan tangan kanan pada air bersuhu 20 C dan tangan kiri pada air
bersuhu 400 C, ketiga OP merasakan rasa dingin pada tangan kanan dan rasa hangat
pada tangan kiri. Saat memasukkan tangan kiri dan kanan bersamaan pada air
bersuhu 300 C, tangan kanan OP 1 merasakan rasa hangat berangsur-angsur berubah
menjadi rasa dingin yang lama-lama menjadi biasa saja dan pada tangan kiri
merasakan rasa yang lebih hangat. Sedangkan pada OP 2, tangan kanannya
merasakan rasa dingin juga berubah menjadi rasa hangat biasa dan pada tangan
kirinya merasakan rasa hangat menjadi rasa dingin. Dan pada OP 3, tangan kanannya
merasakan rasa yang lebih hangat dan tangan kiri OP merasakan rasa lebih dingin
sehingga OP menyatakan merasa lebih nyaman. Hal ini terjadi karena pada saat tangan
dimasukkan dalam baskom yang berisi air bersuhu 300 , terjadi pengurangan atau pelepasan kalor

pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan terjadi penambahan atau penerimaan kalor pada
tangan kanan (dari dinginsampai hangat).
Kulit merupakan salah satu system indera yang berfungsi untuk merasakan tekanan,
panas, dingin, nyeri dan rabaan. Kulit mempunyai kepekaan terhadap berbagai
rangsangan karena di dalam kulit terdapata saraf-saraf sensorik yang bekerja secara
spesifik. Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor, yang menerima respon sensitive terhadap perubahan
suhu. Terdapat perbedaan subyektif antara rasa panas dan dingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui
reseptor Ruffinis dan untuk mendeteksi rasa dingin melalui reseptor Krause

2.

Lokalisasi taktil
Percobaan ini dilakukan pada ketiga OP dengan melakukan lokalisasi taktil pada
beberapa bagian tubuh OP dengan cara menekan bagian yang akan diujikan dengan
pensil, lalu menyuruh OP untuk mecari titik yang telah ditekan, kemudian dihitung
jarak anatara titik yang ditekan oleh penguji dengan titik yang ditunjukkan oleh OP.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, ternyata ketiga OP memiliki kemampuan
lokalisasi taktil yang tidak berbeda-beda. Setiap rasa sentuhan yang disebabkan oleh
rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang
dirangsang. Saraf sensorik yang berperan dalam memberi respon terhadap tekanan
adalah ujung saraf paccini yang banyak terdapat pada dermis. Pada kulit juga
terdapat ujung saraf Lempemg merkel yang merupakan ujung saraf perasa sentuhan
dan tekanan ringan. Disini kulit bekerja sebagai mekanoreseptor yang memilki
respon terhadap tekanan.

BAB III
KESIMPULAN
Dari tabel hasil percobaan dan pembahasan diatas, kelompok kami dapat menarik
kesimpulan bahwa:
1.

Kulit memiliki fungsi thermoreseptor yang menerima respon sensitive terhadap

2.

perubahan suhu.
Kemampuan lokalisasi taktil dari masing-masing orang berbeda-beda. Reseptor taktil yang

3.

berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.
Kulit memiliki fungsi mekanoreseptor yang menerima respon terhadap tekanan.

Daftar Pustaka
Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Vous aimerez peut-être aussi