Vous êtes sur la page 1sur 3

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM WICARA


Oleh : Abdul Cholik, S.KM.

A. PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan dan Kesehatan
Riwayat keperawatan meliputi informasi mengenai kesehatan secara umum,
perkembangan, sosial ekonomi dan keadaan psikologi pasien.
1.

Riwayat Kesehatan
Teknik yang dipergunakan adalah wawancara dan observasi.
Wawancara dimulai dengan menanyakan hal yang khusus kemudian hal yang
umum. Informasi khusus mengenai keluhan atau masalah yang dihadapi pasien
dengan menanyakan :
Kapan keluhan mulai dirasakan ?
Apakah terjadi secara mendadak atau pelan-pelan ?
Bagaimana awal mulanya ?
Tindakan apa yang dipergunakan untuk menghilangkan keluhan ?
Selanjutnya ditanyakan sistem yang menyertai keluhan: sesak nafas, tenggorokan
gatal, nyeri telan dan waktu bicara, badan subfebril, batuk, nafsu makan
berkurang, badan lesu.
Observasi yang menimbulkan masalah wicara adalah kelenjar leher membesar,
retraksi dada, suara parau sampai aphonia.

2. Riwayat Psikososial
Dalam mengkaji riwayat psikososial, hal-hal yang perlu diketahui adalah :
Perubahan kepribadian dan sikap : ketidaktertarian, kurang perhatian dan
kegagalan, merasa terasing, acuh-tak acuh, kurang percaya diri.
Kemampuan berkomunikasi tak mampu berkomunikasi, membatasi bicara
Kepekaan terhadap lingkungan : merasa kesepian, ketidakbahagiaan, menarik
diri dari sosial.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Leher : bentuk, gerakan waktu menelan, simetris,
Chorda vocalis : oedem, merah
Pembesaran kelenjar getah bening, sesak nafas
Tonsil : hipertropi kadang atropi, merah, oedem, detritus
2. Palpasi
Bertujuan untuk mengetahui adanya rasa sakit, nyeri tekan, pembesaran kelenjar
leher
c. Pengkajian Diagnostik
1. Laringoskopia Indirekta
2. Laringoskopia Direkta
3. Foto soft tissue leher
4. Radiografi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pasien dengan masalah gangguan sistem wicara kemungkinan diagnosa keperawatan
aktual maupun potensial antara lain :
1. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri telan
2. Potensial sumbatan jalan nafas berhubungan dengan kesulitan menelan
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan adanya infeksi,
terputusnya jaringan akibat luka operasi tracheotomi.
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
5. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi
C. PERENCANAAN
a. Tujuan
1.
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2.
Jalan nafas bebas dari sumbatan
3.
Nyeri teratasi
4.
Suhu tubuh dalam batas normal
5.
Pengetahuan pasien terpenuhi
b. Kriteria Hasil
1. Nutrisi
BB sebelum dan sesudah sakit dalam batas normal
Porsi makanan yang disiapkan dihabiskan
2. Jalan Nafas
Penumpukan lendir tidak ada
Nyeri telan tidak ada
3. Nyeri
Ekspresi wajah rileks
Pasien menyatakan nyeri berkurang
Pasien dapat beristirahat dengan tenang
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 C
Obat-obatan telah dikonsumsi
5. Pengetahuan
Pasien memahami informasi yang disampaikan
Pasien dapat diajak berkomunikasi
D. INTERVENSI
1. Berikan penjelasan pada pasien tentang keadaan penyakitnya yang mempengaruhi
rasa nyeri dan gangguan pendengaran, terapi dan perawatan.
2. Kaji kwalitas, kwantitas, lokasi nyeri.
3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.
4. Berikan posisi tidur semifowler bila sesak dan bila perlu di pasang trakeotomi.
5. Anjurkan untuk membatasi berbicara
6. Lakukan pengompresan dengan es bila panas
7. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet bubur saring melalui trakeotomi
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan :
Analgetik ( Novalgin )
Antibiotika

Vous aimerez peut-être aussi