Vous êtes sur la page 1sur 14

1.

Analisis Ekonomi
2. Analisis Industri
3. Analisis Perusahaan
Unilever bergerak dalam bidang usaha barang konsumsi. Divisi produknya dibagi menjadi dua
yaitu home and personal care dan food and refreshment.
Terdapat 26 brand yang ada di Home and Personal Care, yaitu :

Divisi produk home and personal care menyumbang 73% dari penjualan total tahun 2013
Terdapat 14 brand yang ada di Food and Refreshment, yaitu :

Divisi produk home and personal care menyumbang 73% dari penjualan total tahun 2013

Dari 7,630,000,000 saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 15% atau
1,145,122,500
saham dimiliki oleh masyarakat sampai akhir 2013.

Dapat kita lihat dari grafik diatas bahwa harga saham dari Januari sampai Oktober, harga saham
cenderung meningkat. Namun pada bulan Oktober hingga Desember, harga saham terus
menurun.

Nilai saham Unilever terus meningkat mulai dari tahun 2004 hingga sekarang. Hal ini karena
Unilever menungguli sebagai market leader. Unilever terus memperkenalkan produk kemasankemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya baik dari segi
kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya. Hampir semua
produknya khususnya divisi home and personal care laku dipasaran dan menjadi trending. Hal ini
juga bertujuan untuk menguatkan brand Unilever di mata masyarakat. Salah satu faktor ini
menyebabkan harga saham Unilever yang semakin tinggi karena masyarakat mempercayai
Unilever dengan membeli sahamnya. Dengan mematok harga yang tinggi, Unilever juga
memberikan return yang tinggi pula. Setiap tahunnya nilai EPSnya selalu meningkat (Rasio EPS
dapat dilihat setelah ini)

Kinerja Keuangan

Penjualan Bersih
Selama tahun 2013, Unilever Indonesia berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp30,8
triliun, meningkat 12,7% dari tahun 2012. Penjualan ini berasal dari dua segmen usaha, yaitu
Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh dan Makanan dan Minuman. Kontribusi
masing-masing segmen tersebut terhadap penjualan bersih tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh 72,9%; Makanan dan Minuman 27,1%.
Harga Pokok Penjualan
Jumlah biaya produksi Unilever Indonesia di tahun 2013 terdiri dari biaya bahan baku dari
pemasok yang digunakan dalam produksi sebesar Rp12,2 triliun, biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp605 miliar, biaya penyusutan aset tetap sebesar Rp349 miliar dan biaya pabrikasi
lainnya sebesar Rp999 miliar. Biaya produksi tersebut ditambah dengan persediaan awal tahun
dan dikurangi persediaan akhir tahun menjadi Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP tersebut
meningkat 11,7% atau Rp1,5 triliun dari Rp13,4 triliun di tahun 2012 menjadi Rp14,9 triliun di
tahun 2013. Peningkatan HPP terutama berasal dari pembelian bahan baku yang disebabkan oleh
kenaikan volume pembelian.
Laba bruto
Meningkatnya penjualan bersih yang lebih tinggi dari naiknya HPP menyebabkan laba bruto
Unilever Indonesia mengalami peningkatan sebesar 13,6% atau Rp1,9 triliun dari Rp13,9 triliun
pada tahun 2012 menjadi Rp15,8 triliun pada tahun 2013.
Laba Usaha
Meningkatnya laba bruto menyebabkan laba usaha Unilever Indonesia mengalami peningkatan
sebesar 10,3% atau Rp666 miliar dari Rp6,5 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp7,2 triliun pada
tahun 2013.
Laba Tahun Berjalan
Dibandingkan dengan tahun 2012, laba tahun berjalan Unilever Indonesia meningkat sebesar
10,8% pada tahun 2013, dari laba tahun berjalan sebesar Rp4,8 triliun di tahun 2012 menjadi
Rp5,3 triliun di tahun 2013.
Earning per share
Dibandingkan dengan tahun tahun 2012, earning per share perusahaan meningkat menjadi 701,
yang sebelumnya pada tahun 2012 bernilai 634. EPS ini meningkat sebesar 10,6%.
Laporan Keuangan
1. Neraca

Nilai posisi keuangan dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat. Pada tahun 2012 nilai
aktiva dan passivanya adalah 11.984.979 sedangkan pada tahun 2013 nilai aktiva dan
passivanya adalah 13.348.188. Kenaikan yang terjadi dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah
sebesar 1.364.000.
2. Laba Rugi

Dapat dilihat dari laporan laba rugi diatas bahwa, laba bersih meningkat dari tahun 2012
ke tahun 2013. Hal ini dikarenakan volume penjualan meningkat meskipun harga pokok
produksi (HPP) meningkat.

3. Cash Flow

Sedangkan cashflow tahun 2013 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012.
Peningkatannya adalah sebesar 31.512.

EPS (Earning Per Share)

Dapat dilihat dalam ringkasan laporan keuangan diatas bahwa kinerja saham UNILEVER sangat
baik karena pendapatan tiap lembar saham selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini
memperlihatkan bahwa kinerja keuangan pasar saham Unilever sangat menjanjikan sehingga
EPSnya terus bertambah setiap tahun. Hal ini didukung dengan produk Unilever yang laku keras
dipasaran membuat brandnya semakin kuat dimata masyarakat sehingga masyarakat tidak ragu
untuk membeli saham Unilever.
PER

Dari data diatas, PER perusahaan adalah sebesar 39,94x yang artinya adalah perusahaan harus
menginvestasikan sebesar Rp 39,94 untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1. Sedangkan
PER industrinya adalah sebesar 23,95x yang artinya perusahaan harus menginvestasikan sebesar
Rp 23,95 untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1. Jadi PER perusahaan lebih buruk
daripada PER industrinya.
Rasio Profitabilitas

1. ROE
Pada tahun 2013, nilai ROE adalah sebesar 125,81% berarti kinerja perusahaan dalam
mengelola modal cukup baik dan meningkat dari tahun-ketahun. Peningkatan ROE
adalah sebesar 3,87%
2. ROA
Pada tahun 2013, nilai ROA adalah sebesar 71,51% berarti kinerja perusahaan dalam
mengelola aset cukup baik dan meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan ROA adalah sebesar 30,13%.

Dari laporan keuangan diatas, kita dapat memperhitungkan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kinerja perusahaan
1. Lihat Net Revenue di Income Statement

Pertumbuhannya kurang bagus karena tidak meningkat setiap tahunnya (tidak stabil
bahkan ada yang menurun). Yang baik adalah penjualan naik diatas 20% setiap tahun.
Pertumbuhan penjualan tahun 2013 cukup buruk dikarenakan tingkat inflasi yang tinggi
di Indonesia setelah pengurangan subsidi BBM. Naiknya suku bunga menyebabkan
melemahnya rupiah. Hal ini berdampak kepada konsumen. Tentunya hal ini berdampak
terhadap pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun.
2. Menghitung Current Ratio

Perhitungan Current Ratio


2012

2013

0.668263

0.696357

Current Ratio yang bagus adalah diatas1 atau 100%. Trend dari Unilever adalah menurun.
Dimana Current ratio pada tahun 2012 dan 2013 nilainya dibawah 1, artinya semakin
menurun nilainya berarti perusahaan kurang baik kinerjanya dalam membayar hutang
jangka pendeknya.
3. Perhitungan Cash Ratio

Berikut adalah perhitungan cash ratio :

Dari tahun ketahun, nilai cash rationya tidak lebih dari 5% padahal nilai cash ratio yang
baik adalah diatas 150%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak bagus kinerjanya
dalam membayar hutang jangka pendek dengan cash.

4. Perhitungan DER

Perhitungannya adalah sebagai berikut.

Nilai DER perusahaan pada tahun 2012 dan 2013 lebih dari 1,5. Nilai diatas 1,5 cukup
riskan bagi perusahaan karena beban bunga akan mengurangi laba perusahaan. Beban
bunga yang tinggi akan menambah risiko perusahaan terhadap kebangkrutan.

Lampiran
1. Ringkasan Laporan Keuangan PT. Unilever
2. Laporan Keuangan PT. Unilever

Vous aimerez peut-être aussi