Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Kanker Tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat tipe
yaitu: papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler.
b. Karsinoma tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis
relatif baik namun perjalanan klinisnya sukar diramalkan. Klien dengan Ca
Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi.
B.
Etiologi
Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
1. Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar
hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar
tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal
dapat berubah menjadi kanker.
2. Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama
anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.
3. Faktor genetik.
Adanya riwayat keturunan dari keluaraga.
C.
karsinoma papiler, terutama pada anak-anak, disertai pembesaran kelenjar getah bening
leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan nodul dingin pada tiroid.
Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul ganas tetapi pada
ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas yang berguna untuk
lesi ganas semi kistik dari kista murni yang tidak ganas. Akhirnya, karsinoma papiler
dapat ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus kanker mikroskopik di tengahtengah kelenjar yang diangkat untuk alasan-alasan lain seperti misalnya : penyakit
graves atau goiter multinodular.
Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada
vascular stalk, dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. Inti
sel besar dan pucat sering mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san
seperti kaca. Kira-kira 40% karsinoma papiler membentuk bulatan klasifikasi yang
berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut psammoma body, ini biasanya
diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas dengan metastasis
dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada
pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal kedalam otot dan
trakea. Pada stadium lebih lanjut, mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya
disebabkan penyakit lokal, dengan invasi kedalam pada leher, lebih jarang kematian
bisa disebabka metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua, suatu
karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah menjadi
karsinoma anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab kematian lain
dari karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang
dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker.
Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun
pembentukan koloid buruk. Memang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan
dari adenoma folikular kecuali dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini
sedikit lebih agresif daripada karsinoma papilar dan menyebar baik dengan invasi lokal
kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh ke
tulang atau paru. Secara mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar
yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor ini
sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk
membentuk tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis T3 dan T4. Jadi, kanker tiroid
yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu merupakan karsinoma folikular.
Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih ada kemungkinan untuk memberi hasil
baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang tidak diobati, kematian
disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah
dengan keterlibatan yang luas dari tulang, paru, dan visera.
Suatu varian karsinoma folikular adalah karsinoma sel Hurthle yang ditandai
dengan sel-sel sendiri-sendiri yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah
muda berisi mitokondria. Mereka bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali
mereka jarang ada ambilan radioiodin. Karsinoma campuran papilar dan folikular lebih
seperti karsinoma papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan oleh karsinoma folikular
dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C (sel parafolikular) yang berasal
dari badan brankial utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase,
prostaglandin, serotonir, dan peptida-peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri
dari lapisan-lapisan sel-sel yang dipisahkan oleh substansi yang terwarnai dengan
merah. Amiloid terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam pola fibril atau
berlawanan dengan bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan
imunoglobulin atau protein-protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri.
Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi
tidak seagresif kanker tiroid undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah
bening dan ke dalam otot sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh
darah dan metastasisi ke paru-paru dan visera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik
(CEA = Carsinoembryonic antigen) yang disekresi oleh tumor adalah tanda klinis yang
membantu diagnosisdan follow-up. Kira-kira sepertiga karsinoma medular adalah
familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple Endocrin neoplasia tipe II = MEN II,
sindroma sipple). MEN II ditandai dengan dengan karsinoma medular,
feokromositoma, dan neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira-kira sepertiga
dalah kasus keganasan semata. Jika karsinoma medular di diagnosis dengan biopsi
aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya pasien diperiksa
untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan anggota diperiksa untuk
adanya karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran kalsitonin serum setelah
stimulasi pentagastrin atau infus kalsium dapat digunakan untuk skrining karsinoma
medular. Pentagastrin diberikan per intravena dalam bentuk bolus 0,5g/kg, dan contoh
darah vena diambil pada menit 1, 3, 5, dan 10. Peningkatan abnormal kalsitonin serum
pada menit ke 3 atau 5 adalah indikatif adanya keganasan. Gen untuk MEN Iia telah
dilokalisasi pada kromosom 10, dan sekarang memungkinkan menggunakan
pemeriksaan DNA polimorfik dan polimorfisme panjang fragmen terbatas untuk
identifikasi karier gen sindroma ini. Jadi anggota keluarga yang membawa gen ini dapat
diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini.
Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasuk karsinoma
sel kecil, sel raksasa, dan sel kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan
riwayat goiter yang lama dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktu beberapa minggu atau
bulan mulai membesar dan menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia atau
kelumpuhan pita suara, kematian akibat perluasan lokal yang biasanya terjadi dalam 636 bulan. Tumor-tumor ini sangat resisten terhadap pengobatan.
D. Tanda dan Gejala
1. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di
dekat jakun.
Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.
2.
Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
3.
Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
4.
Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan
selama pemeriksaan fisik.
5.
6.
E.
Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat
menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
Radiologis
a.
Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan
untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat
kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan
psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification,
sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor.
Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada
kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey
metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto
barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
b.
Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan
tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi
yaitu tehnik yang lebih sederhana dan murah.
c.
Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor
tiroid.
d.
Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold
nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan
juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang
adekuat.
3.
Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai
prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya
tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 23 serta
alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi.
Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma
folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.
F. Penatalaksanaan medik
1. Macam Pembedahan Tiroid, yaitu :
a. Ismektomi
Ismektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada pada ismus
tiroid, beserta bagian ismus dari kelenjar tiroid.
b. Lobektomi Subtotal
Lobektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid
sekitarnya pada satu sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5
gram jaringan tiroid normal dibagian posterior.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid.
c. Lobektomi Total / Hemitiroidektomi
Lobektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid
seluruhnya pada satu sisi.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh
jaringan tiroid satu lobus, atau pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan
FNA menunjukkan neoplasma folikuler. Bila hasil pemeriksaan
histopatologis dari spesimen menunjukkan karsinoma tiroid, maka tindakan
lobektomi total tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor
prognostik yang baik.
d. Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan
tiroid disekitarnya pada kedua sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang
lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian posterior.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai kedua sisi.
e. Tiroidektomi hampir Total
Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta
seluruh jaringan tiroid pada satu sisi disertai pengangkatan sebagian besar
jaringan tiroid sisi kontralateral dengan menyisakan 5 g saja pada sisi
tersebut.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh
jaringan tiroid satu lobus dan sebagian jaringan tiroid kontralateral. Tindakan
tersebut juga dapat dilakukan pada karsinoma tiroid deferensiasi baik pada
satu lobus dan belum melewati garis tengah, untuk menghindari kelenjar
paratiroid bilateral. Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur ini
Non Pembedahan
a.
Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai
satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas.
Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan.
Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah
yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah
penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut
sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai
seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi
dibandingkan dengan sel kanker.
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1.
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan
radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan
pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
2.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan,
radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan
membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
3.
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi
dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker
seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan
kemoterapi yang sering disebut sebagai adjuvant therapy atau terapi
tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang
diberikan lebih efektif.
Jenis radioterapi :
1.
Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).
Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada
tempat kanker dan jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat
berbeda, tergantung dari lokasi kanker.
2.
Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)).
Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya.
Contoh obat radioterapi melalui infus adalah metaiodobenzylguanidine
H.
Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah :
a.
Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan
penggunaan drain pada pasien setelah operasi.
b.
Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan
embolisme udara.
c.
Trauma pada nervus laringeus rekurens
Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.
d.
Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga
antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
(Sutjahjo, 2006, hal:86)
Kompilkasi akibat tiroidektomi dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
a.
Minor : seroma
b.
Jarang : kerusakan trunkus simpatikus
c.
Mayor : perdarahan intraoperatif
Perdarahan pasca operatif
Trauma pada n. laringeus rekuren/ superior
Hipoparatiroidisme
Hipotiroidisme
Krisis tiroid
Infeksi
Indikasi Tiroidektomi
Tiroidektomi pada umumnya dilakukan pada :
1.
Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsif
medikamentosa atau yang kambuh
2.
Tumor jinak dan ganas tiroid
3.
Gejala penekanan akibat tonjolan tumor
4.
Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan seseorang
5.
Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan seseorang
dengan
terapi
ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER TIROID DAN TIROIDEKTOMI
A.
Konsep dasar
1. Pengkajian
a.
Pre Operasi
1.
Aktivitas / latihan
Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi,
kelelahan berat,atrofi otot, frekuensi pernafasan meningkat, takipnea,
dispnea
b.
2.
Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, diare.
3.
4.
5.
6.
Reproduksi / seksual
Penurunan libido, hipomenorea, menorea dan impoten.
Post operasi
1.
Dasar data pengkajian
a.
Pertimbangan KDB menunjukkan merata dirawat : 3 hari
b.
Pola aktifitas/istirahat : insomnia, kelemahan berat, gangguan
koordinasi
c.
Pola neurosensori : gangguan status mental dan perilaku, seperti :
bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon
dalam
2.
3.
Prioritas keperawatan
a.
Mengembalikan status hipertiroid melalui praoperatif
b.
Mencegah komplikasi
c.
Menghilangkan nyeri
d.
Memberikan informasi tentang prosedur
Tujuan pemulangan
a.
b.
c.
Diagnosa Keperawatan
a.
Pre operatif
1. Ansietas b.d. perubahan dalam status kesehatan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan mampu
mengurangi stressor yang membebani sumber-sumber individu.
Kriteria Hasil :
b. Ansietas berkurang, bibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi,
kontrol ansietas, koping.
c. Merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stres
d. Manifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada
Intervensi
a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional: mengukur tingkat ansietas
b. Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang,
hiperventilasi, insomnia.
Rasional: Efek-efek kelebihan hormon tiroid menimbulkan manifestasi
klinik dari peristiwa kelebihan katekolamin ketika kadar epinefrin dalam
keadaan normal.
c.
Evaluasi :
Klien mampu mengurangi stressor yang membebani sumber-sumber
individu.
2. Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan klien memasukkan atau
menelan makanan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 jam diharapkan tingkat zat gizi
yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan metabolik.
Kriteria Hasil :
a. Terpenuhi asupan makanan, cairan, dan zat gizi
Evaluasi :
Pasien mampu mendemonstrasikan tidak ada cedera dengan komplikasi
minimal atau terkontrol
b.
Post operatif
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. obstruksi jalan napas(spasme
jalan napas).
Tujuan :
Mempertahankan kepatenan jalan nafas setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria Hasil :
a. Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif dibuktikan dengan
pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya.
b. Mudah untuk bernapas.
c. Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada.
d. Saturasi O2 dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kerja pernapasan.
Rasional: pernapasan secara normal kadang-kadang cepat, tapi
berkembangnya distres pada pernapasan merupakan indikasi kompresi
trakea karena edema atau perdarahan.
b. Auskultasi suara napas, catat adanya suara ronki.
Rasional: ronki merupakan indikasi adanya obstruksi/spasme laryngeal
yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat.
c.
Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal post operasi,
kemudian tiap 4 jam.
Rasional: Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan obstruksi
jalan nafas karena adanya edem post operasi.
2.
b.
b.
c.
d.
e.
Intervensi:
Infeksi luka:
a.
Ganti balutan sesuai program dengan menggunakan teknik steril.
Rasional : Untuk melawan/mencegah masuknya bakteri.
b.
Beritahu dokter bila ada tanda-tanda infeksi.
Rasional: Untuk melawan/mencegah masuknya bakteri.
Intervensi:
Kerusakan saraf laringeal:
a.
Instruksikan klien untuk tidak banyak bicara.
Rasional: Untuk menurunkan tegangan pada pita suara.
b.
Laporkan peningkatan suara serak dan kelelahan suara.
Rasional: Perubahan-perubahan ini menunjukkan kerusakan saraf
laringeal, dimana hal ini tidak dapat disembuhkan.
Intervensi:
Hipokalsemia:
a.
Pantau laporan-laporan kalsium serum.
Rasional : Perubahan kadar kalsium serum terjadi sebelum
manifestasi ketidak seimbangan kalsium.
b.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kebal, kesemutan pada bibir,
jari-jari/jari kaki, kedutam otot atau kadar kalsium di bawah rentang
normal.
Rasional : Temuan ini menandakan hipokalsemia dan perlunya
penggantian garam kalsium.
Intervensi:
Ketidakseimbangan hormon tiroid:
a.
Pantau kadar T3 dan T4 serum.
DAFTAR PUSTAKA
Lee. 2013. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin:
Kanker Tiroid. https://www.scribd.com/doc/141840178/tiroid-askep (diakses 21
April 2015)
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman
Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.