Vous êtes sur la page 1sur 155

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Para kaum perempuan yang sudah menikah pasti ingin
untuk hamil agar ada yang menjadi generasi penerus mereka. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil yang normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Dalam proses
kehamilan perut seorang ibu akan menjadi besar dikarenakan ada janin yang tumbuh di
dalam perutnya dari hari ke hari.
Dalam kehamilan ini mungkin ada beberapa gangguan yang dialami oleh seorang ibu
dan juga ada kendala dalam karirnya, dikarenakan seorang ibu yang hamil tidak boleh
bekerja terlalu keras karena akan mengakibatkan tenaga dari seorang ibu itu menjadi
berkurang. Dan juga dianjurkan agar seorang ibu yang hamil agar makan dan minum yang
bergizi, bervitamin dan makan yang teratur agar calon bayi yang ada di dalam tubuhnya
tidak mengalami kecacatdan dan kekurangan gizi yang dialami oleh seorang ibu dan calon
bayinya.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Pengertian ibu hamil dan kehamilan?
1.2.2 Jenis gangguan pada ibu hamil?
1.2.3 Tanda dan gejala kelainan pada kehamilan?
1.2.4 Konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari ibu hamil dan kehamilan.
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui jenis gangguan pada ibu hamil.
1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala kelainan pada kehamilan.
1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini, semoga para pembaca dapat memahami isi dari
makalah

ini

dan

mengerti

akan

apa

yang

disampaikan

sehingga

mampu

mengaplikasikannya di dalam dunia nyata agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam


persepsi dari setiap individu.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini Kami menggunakan metode penulisan dengan
penelusuran IT. Pada metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi pada
internet untuk melengkapi data-data yang telah kami peroleh.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ibu hamil dan kehamilan


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu Kebidanan
(2009; h. 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Jadi kehamilan merupakan hasil konsepsi yang terjadi ditube fallopi kemudian
mengalami nidasi di uterus dan berkembang selama 0 40 minggu.
B. Jenis jenis gangguan pada ibu hamil
Saat wanita hamil, kemahilan sangat renta pada usia usia 0 16 minggu, terdapat
berbagai jenis gangguan yangterjadi pada iu hamil:

1. Abortus
a. Pengertian
1) Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian
Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya
telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
2) Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau
kurang dari ibunya yang kira kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan
(Hacker and Moore, 2001).
b. Jenis - jenis abortus
1) Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan 20% dari
semua abortus. Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :
a) Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru
mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan.
b) Abortus incipiens (keguguran berlangsung) adalah Abortus sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.
c) Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap) adalah Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih
tertinggal di rahim.
d) Abortus completus (keguguran lengkap) adalah Seluruh buah kehamilan
telah dilahirkan lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah
hasil konsepsi keluar.
e) Missed abortion (keguguran tertunda) adalah Missed abortion ialah keadaan
dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
f) Abortus habitualis (keguguran berulang ulang) adalah abortus yang telah
berulang dan berturut turut terjadi sekurang kurangnya 3 kali berturut
turut.
g) Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang
disertai infeksi.
2) Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua
abortus. Abortus provocatus terdiri dari 2 macam, diantaranya:
a) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics

adalah

Pengguguran kehamilan dengan alat alat dengan alasan bahwa kehamilan


membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat.
Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis,
carcinoma cerviks
b) Abortus provocatus criminalis Adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hokum
c. Penyebab abortus
1) Kelainan telur

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa


hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti
kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2) Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
a) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan
partus prematurus.
b) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar
gondok.
c) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
d) Gizi ibu yang kurang baik.
e) Kelainan alat kandungan:
Hypoplasia uteri.
Tumor uterus
Cerviks yang pendek
Retroflexio uteri incarcerata
Kelainan endometrium
f) Faktor psikologis ibu.
3) Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta
faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan
produk asing secara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
4) Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia,
memperbesar peluang terjadinya abortus.
2. KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
a. Pengertian
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan berada di
luartempat yangsemestinya. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau
pecah,dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini
disebut kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi
implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang
rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga
uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi

kehamilan ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan
yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar
rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di
dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba
atau dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD).
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik terganggu adalah
kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat
yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
b. Macam macam KET
Sarwono
Prawirohardjodan
Cuninghammasing-masing

dalam

bukunya

mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain.


1) Tuba Fallopii
a) Pars-interstisialis
b) Isthmus
c) Ampula
d) Infundibulum
e) Fimbrae
2) Uterus
a) Kanalis servikalis
b) Divertikulum
c) Kornu
d) Tanduk rudimenter
3) Ovarium
4) Intraligamenter
5) Abdominal
a) Primer
b) Sekunder
Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
c. Penyebab
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui.Trijatmo Rachimhadhidalam bukunya menjelaskan
beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:
1) Faktor mekanis Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum
yang dibuahi ke dalam kavum uteri, antara lain:
a) Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia
lipatan mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan
kantong-kantong buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat
infeksi juga menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba falopii.

b) Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas,


apendisitis, atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau
penyempitan lumen.
c) Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan
hipoplasi. Namun ini jarang terjadi.
d) Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha
untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi.
e) Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan
pada adneksia.
f) Penggunaan IUD
2) Faktor Fungsional
a) Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri
yang abnormal.
b) Refluks menstruasi
c) Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan
progesterone.
d) Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
3. Mola Hidatidosa
a. Pengertian
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil
anggur atau mata ikan. (Mochtar,Rustam, dkk, 2002 : 23)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka,vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi
villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran
yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk,
2002 : 339).
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah
kista yangmenyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola
tumbuh

dengan

cepat,

membesarnya

uterus

dan

menghasilkan

sejumlah

besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 2004 : 104).


Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam
rahim yang terjadi pada awal kehamilan.
b. Macam macam
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblast :
1) Teori missed abortion

Mudigah (Calon Janin) mati pada kehamilan 3 - 5 minggu karena itu terjadi
gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim
dari villi dan akhirnyaterbentuklah gelembung-gelembung.
2) Teori neoplasma dari Park
Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana
terjadireabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul
gelembung.
3) Studi dari Hertig
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata
akibatakumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio
komplit padaminggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus
menerus dan tidak adanyafetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan
melakukan fungsinya selama pembentukancairan. (Silvia, Wilson, 2000 : 467)
Jonjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan
kista-kista kecilseperti anggur. Biasanya di dalamnya tidak berisi embrio. Secara
histo patologic kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan
bayi normal. Bisa juga terjadikehamilan ganda mola adalah: satu janin tumbuh
dan yang satu menjadi mola hidatidosa.Gelembung mola besarnya bervariasi,
mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1cm.Mola parsialis adalah
bila dijumpai janin dan gelembung - gelembung mola. Secaramikroskopik
terlihat trias :
1. Proliferasi dari trofoblas
2. Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban
3. Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma
c. Penyebab
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor
penyebabnya adalah :
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
2.
3.
4.
5.
6.

dikeluarkan.
Imunoselektif dari tropoblast.
Keadaan sosio-ekonomi yang rendah.
Paritas tinggie
Kekurangan protein
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
(Mochtar, Rustam ,2002 : 23)
Mola hidatifosa berasal dari plasenta dan/atau jaringan janin sehingga hanya

mungkin

terjadi pada awal kehamilan

Massa

biasanya

terdiri dari

bahan-

bahan plasenta yang tumbuh tak terkendali. Sering tidak ditemukan janin sama
sekali. Penyebab terjadinya mola belum sepenuhnya dimengerti. Penyebab yang
paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, Rahim dan/atau kekurangan gizi.

Resiko yang lebih tinggi ditemukan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun
atau diatas40 tahun.Faktor resiko terjadinya mola adalah:
a. Status sosial-ekonomi yang rendah
b. Diet rendah protein, asam folat dan karotin.
4. Hiperemesis
a. Pengertian
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Dalam buku obstetri patologi (1984) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di
minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang
dan timbul aseton dalam air kencing.
Jadi, Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine.
b. Factor penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan : ( Rustan Mochtar, 1998 )
1) Faktor Organik,
Yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah
satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2) Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3) Faktor Endokrin
Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
5. Pre Eklampsi Dan Eklampsi
a. Pre Eklampsi
1) Pengertian
Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang
disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema

(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir


minggu pertama setelah persalinan (Manuaba, 1998).
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
tidak

menunjukkan

tanda-tanda

kelainan

vaskuler

atau

hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan


berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. (Mansjoer, 2000)
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh
hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).
2) Klasifikasi
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
a) Preeklampsia Ringan :
(1) Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas.
(2) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
sebaiknya 6 jam.
(3) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau
lebih per minggu.
(4) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 +
pada urin kateter atau midstream.
b) Preeklampsia Berat
(1) Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
lebih atau sama dengan 160/110 mmHg disertai proteinuria pada umur
(2)
(3)
(4)
(5)

kehamilan 20 minggu atau lebih.


Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

epigastrium.
(6) Terdapat edema paru dan sianosis.
3) Penyebab

Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui,


namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
preeklampsia, yaitu :
(1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,hidramnion,
dan mola hidatidosa.
(2) Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
(3) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus.
(4) Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Faktor Predisposisi Preeklamsia
(a) Molahidatidosa
(b) Diabetes mellitus
(c) Kehamilan ganda
(d) Hidropfetalis
(e) Obesitas
(f) Umur yang lebih dari 35 tahun
b. Eklampsi
1) Pengertian
Eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti halilintar kata
tersebut dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklamsi timbul dengan tibatiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. (Sarwono, 2005 : 295)
Eklampsia merupakan kelanjutan pre-eklamsi berat dengan tambahan
gejala kejang-kejang dan atau koma. (Manuaba, 1998 : 245)
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan
atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma,

dimana

sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia (hipertensi,


edems, proteinuri). (Wirjoatmodjo, 2000: 49).
Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia
memburuk menjadi kejang (helen varney;2007)
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre eklampsia.
2) Macam macam
Eklamsia di bagi atas 3 macam yaitu:
a) Eklampsia gravidarum (Eklampsia antepartum) adalah tekanan darah
tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kencing) atau
edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

b) Eklampsia parturientum (Eklampsia intrapartum) intrapartum eklampsia


adalah pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita
tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bahwa itu terjadi selama
pengiriman bayi. Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan
pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan dengan
peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan darah. Tekanan darah
dapat kembali normal setelah melahirkan atau mungkin bertahan untuk
jangka waktu tertentu.
c) Eklampsia puerperale (Eklampsia post partum) pengembangan kejang
atau koma pada wanita hamil menderita tekanan darah tinggi. Postpartum
berarti bahwa segera setelah melahirkan. Eklampsia adalah kondisi serius
yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat
dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan
darah.
3) Penyebab
Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung
atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru paru.
Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan
persalinan prematuritas.
Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia :
a) Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah
lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton
b) Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus
vagus yang menyebabkan :
(1) Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan
dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
(2) Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di
keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru paru
pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
c) Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan
bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim maupun di
luar rahim . Oleh sebab itu perlu memperhatikan komplikasi dan
tingginya angka kematian ibu dan bayi. Maka usaha utama adalah
mencegah pre eklampsia menjadi eklampsia perlu diketahui bidan
dan selanjutnya melakukan rujukan ke rumah sakit.
6. Plasenta previa
a. Pengertian

Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk


bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya
500 gram. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme
khusus untuk menunjang pertumbuhan dan ketahanan hidup janin. Hal ini
termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif zat-zat energi, toleransi
imunologis terhadap imunitas ibu pada alograft dan akuisisi janin. Melihat
pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan
menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan. Salah
satu kelainan pada plasenta adalah kelainan implantasi atau disebut dengan
plasenta previa (Manuaba, 2005).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di
depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah keadaan dimana
plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki
Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada
keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau
belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
b. Klasifikasi
1) Menurut De Snoo
Klasifikasi plasenta previa menurut De Snoo dalam Mochtar (2002),
berdasarkan pembukaan 4-5 cm dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba
plasenta menutupi seluruh ostium.
b) Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dapat dibagi menjadi:
(1) Plasenta previa lateralis posterior, bila sebagian menutupi ostium
bagian belakang.
(2) Plasenta previa lateralis anterior, bila sebagian menutupi ostium
bagian depan
(3) Plasenta previa lateralis marginalis, bila sebagian kecil atau hanya
pinggir ostium yang ditutupi plasenta.

2) Menurut Browne
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne dalam Mochtar (2002) yaitu:
a) Tingkat 1 = Lateral plasenta previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim,
namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
b) Tingkat 2 = Marginal plasenta previa.
Plasenta mencapai pinggir pembukaan 3.
c) Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila
pembukaan hampir lengkap.
d) Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap
3) Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
a) Plasenta previa

totalis, yaitu apabila jaringan plasenta menutupi

seluruh ostium uteri internum.


b) Plasenta previa parsialis, yaitu apabila jaringan plasenta menutupi
sebagian ostium uteri internum.
c) Plasenta previa marginalis, yaitu plasenta yang tepinya terletak pada
pinggir ostium uteri internum.
d) Plasenta previa letak rendah, yaitu apabila jaringan plasenta berada
kira-kira 3-4 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan
dalam tidak teraba (Prawirohardjo, 2008).

Gambar 2.1 Implantasi plasenta normal

Gambar 2.2 Plasenta previa letak rendah

Gambar 2.3 Plasenta previa parsialis

Gambar 2.4 Plasenta previa totalis

c. Penyebab
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa,
antara lain :
a) Umur
b) Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
c) Hipoplasia endometrium
d) Korpus luteum bereaksi lambat
e) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
f) Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
g) Kehamilan kembar
h) Riwayat plasenta previa sebelumnya (Mochtar, 2002).
7. Solusio Plasenta
a. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22
minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).
Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau
keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan (Chapman V,2003)
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana
plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas
atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta
adalah Abrupsion plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan

dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat janin diatas
500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam
desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin
AB,2006)
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus,sebelum janin dilahirkan.(Sarwono prawirohardjo 2009).
Jadi, Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau
seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu
dan sebelum lahirnya anak.
b. Klasifikasi
1) Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:
a) Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas
dari tempat perlengkatannya.
b) Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah
terlepas dari tempat perlengketannya.
c) Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan
dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
2) Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :
a) Kelas 0 : asimptomatik
Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma
atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. Rupture sinus
marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.
b) Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.
Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya
sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak,sama sekali tidak
mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya.
Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan
sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus agak
tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak ada
koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.
c) Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.
Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari
seperempatnya tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.
Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut
mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan
perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan lebih
banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan
nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih
hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus dengan

stetoskop ultrasonic,terdapat fetal distress,dan hipofibrinogenemi (150


250 % mg/dl).
d) Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.
Solusio
plasenta
berat,plasenta
lebih
dari
dua

pertiga

permukaannya,terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan


janinnya telah meninggal.
Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin
telah meninggal,uterus sangat tegang seperti papan dan sangat
nyeri,perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan
syok ibu,perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar
kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan
ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)
3) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a) Solusio plasenta ringan
Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.
b) Solusio plasenta sedang
Perdarahan pervaginam > 200 cc,hipersensitifitas uterus atau peningkatan
tonus,syok ringan,dapat terjadi fetal distress.
c) Solusio plasenta berat
Perdarahan pervaginam luas > 500 ml,uterus tetanik,syok maternal
sampai kematian janin dan koagulopati.
4) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a) Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)
Terjadi perdarahan pervaginam,gejala klinis sesuai dengan jumlah
kehilangan darah,tidak terdapat ketegangan uterus,atau hanya ringan.
b) Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)
Tidak
terdapat
perdarahan
pervaginam,uterus
tegang
dan
hipertonus,sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut
perdarahan Retroplasental.
c) Solusio plasenta tipe campuran (mixed)
Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam,uterus tetanik.
5) Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus
a) Solusio plasenta ringan
Plasenta yang kurang dari bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan
kurang dari 250 ml.
b) Solusio plasenta sedang
Plasenta yang terlepas - bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus
tegang,terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.
c) Solusio plasenta berat
Plasenta yang terlepas > bagian,perdarahan >1000 ml,terdapat fetal
distress sampai dengan kematian janin,syok maternal serta koagulopati.
c. Faktor Penyebab
1) Faktor kardiorenovaskuler Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial,
sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan

bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh
dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,
sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Dapat terlihat solusio
plasenta cenderung berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu.
2) Faktor trauma. Trauma yang dapat terjadi antara lain: Dekompresi uterus pada
hidroamnion dan gemeli. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan
janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
3) Faktor paritas ibu Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.
Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45
kasus terjadi pada wanita multipara dan 18 pada primipara. Pengalaman di
RSUPNCM menunjukkan peningkatan kejadian solusio plasenta pada ibu2
dengan paritas tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu
makin kurang baik keadaan endometrium.
4) Faktor usia ibu Dalam penelitian Prawirohardjo di RSUPNCM dilaporkan bahwa
terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya
umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi
frekuensi hipertensi menahun.
5) Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio
plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung
leiomioma.
6) Faktor pengunaan kokain Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian
tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung
jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan dapat berakibat
terlepasnyaplasenta . Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif. Angka
kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu penggunan kokain dilaporkan berkisar
antara 13-35%.
7) Faktor kebiasaan merokok Ibu yang perokok juga merupakan penyebab
peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok
1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok
plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada
mikrosirkulasinya. Deering dalam penelitiannya melaporkan bahwa resiko
terjadinya solusio plasenta meningkat 40% untuk setiap tahun ibu merokok
sampai terjadinya kehamilan.
8) Riwayat solusio plasenta sebelumnya Hal yang sangat penting dan menentukan
prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya
kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

ibu hamil lainnya yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada
vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya
kehamilan, dan lain-lain.
C. Tanda dan gejala
1. Abortus
a. Gejala Dini
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan peringatan dini keguguran, setidaknya
dengan begitu ibu bisa lebih waspada. Gejala-gejala tersebut adalah:
1) Tidak enak badan; merasa lemas atau tidak fit seperti hari-hari sebelumnya
2) Perut tidak nyaman, kepala pusing, atau terasa limbung
3) Mimisan.
b. Gejala Umum
Ada juga gejala umum keguguran yang memerlukan penanganan medis segera,
yaitu:
1) Ibu hamil kehilangan tanda-tanda kehamilan, seperti tegangnya payudara
disertai pusing dan tubuh terasa loyo.
2) Nyeri di bagian tengah perut yang bertambah parah dan berlanjut lebih dari
sehari.
3) Mengalami kontraksi berlebihan. Cirinya perut mulas dan tegang yang teramat
sangat.
4) Perdarahan yang cukup banyak, seperti saat menstruasi atau dalam satu jam
bisa menghabiskan lebih dari dua pembalut. Namun waspadai juga keluarnya
bercak-bercak darah yang berlanjut terus-menerus (selama lebih dari tiga hari).
5) Ibu mengeluarkan gumpalan berwarna merah muda atau keabuan-abuan dari
vagina. Ini bisa diartikan keguguran telah dimulai. Jika ini terjadi di rumah,
simpan gumpalan tersebut untuk diperlihatkan kepada dokter. Bukti ini sangat
membantu dalam penegakkan diagnosis; apakah ibu hamil hanya mengalami
ancaman keguguran atau memang sudah mengalami keguguran. Bila memang
sudah jadi, apakah janin sudah keluar sebagian atau sudah lengkap, dan apakah
membutuhkan prosedur D&C (Dilation dan Curetage).

6) Punya riwayat keguguran dan saat hamil sekarang mengalami perdarahan atau
kejang, atau kedua-duanya.
Bila ibu hamil merasakan satu atau lebih gejala di atas, segeralah datang ke rumah
sakit untuk memperoleh perawatan yang semestinya.
2. KET (Kehamilan Eruptik Terganggu)
Menurut Manuaba (1998) perbedaan tanda dan gejala pada kehamilan ektopik dan
pada kehamilan intrauteri, yaitu:
a. Keluhan gastrointestinal
Keluhan yang paling sering dikemukakan oleh pasien kehamilan ektopik
terganggu adalah nyeri pelvis. Dorfman menekankan pentingnya keluhan
gastrointestinal dan vertigo atau rasa pening. Semua keluhan tersebut
mempunyai keragaman dalam hal insiden terjadinya akibat kecepatan dan taraf
perdarahannya di samping keterlambatan diagnosis.
b. Nyeri tekan abdomen dan pelvis
Nyeri tekan yang timbul pada palpasi abdomen dan pemeriksaan, khususnya
dengan menggerakkan servik, dijumpai pada lebih dari tiga per empat kasus
kehamilan ektopik sudah atau sedang mengalami ruptur, tetapi kadang-kadang
tidak terlihat sebelum ruptur terjadinya.
c. Amenore
Riwayat amenore tidak ditemukan pada seperempat kasus atau lebih. Salah
satu sebabnya adalah karena pasien menganggap perdarahan pervaginam yang
lazim pada kehamilan ektopik sebagai periode haid yang normal, dengan
demikian memberikan tanggal haid terakhir yang keliru.
d. Spotting atau perdarahan vaginal
Selama fungsi endokrin plasenta masih bertahan, perdarahan uterus biasanya
tidak ditemukan, namun bila dukungan endokrin dari endometrium sudah tidak
memadai lagi, mukosa uterus akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut
biasanya sedikit-sedikit, bewarna cokelat gelap dan dapat terputus-putus atau
terus-menerus.
e. Perubahan Uterus
Uterus pada kehamilan etopik dapat terdorong ke salah satu sisi oleh masa
ektopik tersebut. Pada kehamilan ligamentum latum atau ligamentum latum
terisi darah, uterus dapat mengalami pergeseran hebat. Uterine cast akan
dieksresikan oleh sebagian kecil pasien, mungkin 5% atau 10% pasien. Eksresi
uterine cast ini dapat disertai oleh gejala kram yang serupa dengan peristiwa
ekspulsi spontan jaringan abortus dari kavum uteri.
f. Tekanan darah dan denyut nadi

Reaksi awal pada perdarahan sedang tidak menunjukkan perubahan pada


denyut nadi dan tekanan darah, atau reaksinya kadang-kadang sama seperti
yang terlihat pada tindakan flebotomi untuk menjadi donor darah yaitu
kenaikan ringan tekanan darah atau respon vaso vagal disertai bradikardi serta
hipotensi.
g. Hipovolemi
Penurunan nyata tekanan darah dan kenaikan denyut nadi dalam posisi duduk
merupakan tanda yang paling sering menunjukkan adanya penurunan volume
darah yang cukup banyak. Semua perubahan tersebut mungkin baru terjadi
setelah timbul hipovolemi yang serius.
h. Suhu tubuh
Setelah terjadi perdarahan akut, suhu tubuh dapat tetap normal atau bahkan
menurun. Suhu yang lebih tinggi jarang dijumpai dalam keadaan tanpa adanya
infeksi. Karena itu panas merupakan gambaran yang penting untuk
membedakan antara kehamilan tuba yang mengalami ruptura dengan
salpingitis akut, dimana pada keadaan ini suhu tubuh umumnya diatas 38oC.
i. Masa pelvis
Masa pelvis dapat teraba pada 20% pasien. Masa tersebut mempunyai
ukuran, konsistensi serta posisi yang bervariasi. Biasanya masa ini berukuran
5-15 cm, sering teraba lunak dan elastis. Akan tetapi dengan terjadinya
infiltrasi dinding tuba yang luas oleh darah masa tersebut dapat teraba keras.
Hampir selalu masa pelvis ditemukan di sebelah posterior atau lateral uterus.
Keluhan nyeri dan nyeri tekan kerap kali mendahului terabanya masa pelvis
dalam tindakan palpasi.
j. Hematokel pelvik
Pada kehamilan tuba, kerusakan dinding tuba yang terjadi bertahap akan
diukuti oleh perembesan darah secara perlahan-lahan ke dalam lumen tuba,
kavum peritonium atau keduanya. Gejala perdarahan aktif tidak terdapat dan
bahkan keluhan yang ringan dapat mereda, namun darah yang terus merembes
akan berkumpul dalam panggul, kurang lebih terbungkus dengan adanya
perlekatan dan akhirnya membentuk hematokel pelvis.
3. Mola Hidatidosa
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan
biasanyaterjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari
kehamilan biasa, pembesaran Rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan
bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada
pakaian dalam.Tanda dan gejala serta komplikasi mola :
1) Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS.

2) Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar).
3) Gejala-gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB
yang tidakdapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab.
4) Gejala-gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,
peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni).
5) Amenore dan tanda-tanda kehamilan
6) Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada
keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.
Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ
sekalipun uterus sudahmembesar setinggi pusat atau lebih. (Mansjoer, Arif,
dkk, 2001 : 266)
4. Hiperemesis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
b. Tingkatan II (sedang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
5. Pre Eklamsi dan Eklampsi
a. Pre Eklampsi
1) Pre-eklamsia ringan tanda-tandanya antara lain :

Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali
pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg

Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140
mmHg.

Protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan
BB > 1Kg/mgg.

2) Pre-eklampsia Berat tanda-tandanya antara lain :

Tekanan diastolik >110 mmhg

Protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan


penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala,
gangguan kesadaran.

Gejala Preeklamsia antara lain adalah berupa hal-hal sebagai berikut :


1) Hipertensi. Tekanan darah Anda akan mengalami peningkatan. Misalnya
menjadi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih tinggi.
2) Berat badan bertambah. Biasanya lebih dari 2 pon (0,9 kilogram)
seminggu.
3) Sakit kepala.
4) Penglihatan terganggu (kabur, sensitif terhadap cahaya, dll).
5) Mual dan muntah.
6) Produksi urine menurun.
7) Ada kandungan protein yang tinggi dalam urine (proteinuria)
8) Nyeri perut di bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk sisi kanan.

9) Mengalami pembengkakan. Namun, gejala ini tidak bisa dianggap sebagai


gejala dari penyakit pre-eklampsia karena hal ini kebanyakan dialami pada
masa kehamilan.
b. Eklampsi
Biasanya didahului oleh gejala dan tanda per-ekelamsi berat. serangan eklamsi
dibagi dalam 4 tingkat:
1) Stadium invasi (awal atau aurora)
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar,
kepala dipalingkan ke kanan atau ke kiri.
Stadium ini berlangsung kira-kira 30 detik.
2) Stadium kejang tonik.
Seluruh otot badan jadi baku, wajah kaku, tangan mengenggam dan kaki
membengkok ke dalam, pernfasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis,
3)

lidah dapat tergigit.


Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat. Mulut
terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata
melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama
1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas

4)

seperti mendengkur.
Stadium Koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit
sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru
dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma.
Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai

40oC.
6. Plasenta Previa
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
a. Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal
trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama
biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan sebelumnya.
b. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua
atau sesudahnya.

c. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan
yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang
singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
d. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP)
akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat
menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2005).
7. Solution Plasenta
a. Perdarahan pervagina
b. Nyeri tekan uterus/nyeri pinggang
c. Gawat janin
d. Persalinan premature idiopatik
e. Kontraksi berfrekuensi tinggi
f. Uterus hipertonik
g. Kematian janin
D. Konsep Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan
1. Abortus
Pengkajian Data Fokus
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai
berikut:
a. Tidak enak badan.
b. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
c. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
d. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau
perdarahan terus-menerus.
e. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai
ke punggung dan pinggang.
f. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
g. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam
jumlah banyak.
h. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
i. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
j. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan
suhu meningkat.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus
abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada
pasien.

b. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut
keluar pada pemeriksaan.
c. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
d. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih
berlangsung.
e. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi
janin.
f. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.
2. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan
atau abnormal (perdarahan).
3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan
energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan;
perubahan kimia tubuh; perdarahan.
4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan
nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi
plasenta.
5. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status
kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari
keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
6. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan
interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan
kognitif.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat
Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi, dan Rasional
perdarahan; prosedur invasif.
DIAGNOSA

TUJUAN DAN

KEPERAWATAN

KRITERIA HASIL

Nyeri b/d adanya Pasien


kontraksi
skunder

dapat Tentukan

uterus, mendemonstrasikan
terhadap hilang

Kriteria

riwayat

nyeri,

RASIONAL

mis. Menentukan

Lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan selanjutnya.

dari intesitas (skala 0-10) dan tindakan

pelepasan separasi ketidaknyamanan.


plasenta

INTERVENSI

evaluasi:

penghilangan yang digunakan.

intervensi

menyangkal

nyeri,

melaporkan
perasaan

nyaman,

ekspresi wajah dan


postur tubuh rileks.

Mengidentifikasi
Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam
bila tidak menerima agen osmotic
secara intravena, setiap 2 jam bila

kemajuan

atau

penyimpangan dari hasil


yang diharapkan.

menerima agen osmotic.


Pantau masukan dan haluaran
setiap 8 jam bila menerima agen
osmotic intravena.
Analgesik memblok jaras
nyeri.

Ketidaknyamnan

Berikan analgesic sesuai pesanan mata berat menandakan


dan mengevaluasi keefektifannya. perkembangan
Beri

tahu

doketr

bila

nyeri komplikasi dan perlunya

menetap atau memburuk setelah perhatian medis segera.


pemberian obat.

Berikan

tindakan

dasar, mis.

kenyamanan

Reposisi,

gosokan

punggung, dan aktifitas hiburan, Meningkatkan


dan

mis. Musik, televisi.

relaksasi
membantu

memfokuskan

kembali

perhatian.

Dorong penggunaan keterampilan


manajemen nyeri, mis. Teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan Memungkinkan
imajinasi,

tretawa,

sentuhan untuk

terapeutik.

secara

berpartisipasi
aktif

meningkatkan
control.
Evaluasi penghilangan nyeri.

pasien
dan
rasa

Informasi memberikan data dasar


untuk

mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

Tujuannya adalah control


nyeri maksimum dengan
pengaruh minimum pada
AKS.

Resiko

deficit Pasien

dapat Pantau:

volume cairan b/d mendemostrasikan


kehilangan

status

Mengidentifikasi

Tanda-tanda vital,

evaluais nadi penyimpangan

cairan; perifer, pengisian kapiler.

kemajuan

indikasi
atau

berlebihan melalui Kekurangan volume Warna urine.

penyimpangan dari hasil

rute normal dan cairan tidak terjadi.

Masukan dan haluaran.

yang

atau

Status umum setiap 8 jam.

Menunjukkan

abnormal

(perdarahan).

diharapkan.

Kriteria evaluasi: tak

keadekuatan

ada

sirkulasi.

manifestasi

dehidrasi,
oedema,

volume

resolusi
elektrolit Beritahu dokter bila: haluaran Temuan - temuan ini

serum dalam batas urine

<

30

ml/jam,

haus, mennadakan hipovolemia

normal,

haluaran takikardia, gelisah, TD di bawah dan perlunya peningkatan

urine

atas

ml/jam.

di

30 rentang normal, urine gelap atau cairan. Pada luka bakar


encer gelap.

luas, perpindahan cairan

Konsultasi doketr bila manifestasi dari ruang intravaskular


kelebihan cairan terjadi.

ke

ruang

interstitial

menimbukan hipovolemi.

Kaji turgor kulit dan kelembaban Indikator tidak langsung


membrane mukosa. Perthanakn dari status hidrasi/derajat
kleuhan haus.

kekurangan.

Dorong pemasukan cairan sampai Membantu


3000 cc/24 jam sesuai toleransi memelihara
tubuh.

dalam
kebuthan

cairan dan menurunkan

resiko efek samping yang


membahayakan.
Kolaborasi:

Diberikan untuk hidrasi

Berikan cairan IV sesuai indikasi.

umum

serta

mengencerkan

obat

antineoplastik

dan

menurunkan

efek

samping merugikan, mis.


Mual/muntah

atau

nefrotoksitas.
Kelemahan

b/d Klien

penurunan
produksi

dapat Berikan aktifitas alternatif dengan Mencegah

mengontrol
timbul

peningkatan

memenuhi

kebutuhan

periode istirahat tanpa diganggu. yang berlebihan. Periode

energi kelemahan

metabolic,

yang Rencanakan

dan

perawatan

untuk istirahat

energi secara mandiri.

pasien mempunyai energi banyak. pemakaiann


Libatkan

hipermetabolik);

Menunjukkan

dalam jadwal perencanaan.

kebutuhan

peningkatan

psikologis/emosio

beraktifitas.

pasien/orang

dalam
dan

kimia kelelahan berkurang.


Kebutuhan
terpenuhi

ADL
secara

neergi.

terdekat Perencanaan

akan

memungkinkan

pasien

menjadi

ektif

selama

dimana

tingkat

waktu

berlebihan; Kelemahan

tubuh; perdarahan.

untuk

aktifitas Jadwalkan aktifitas periodic bila memperbaiki/mengurangi

Kriteria hasil:

perubahan

sering

dapat memungkinkan periode istirahat. diperlukan

(status

nal

kelelahan

energi lebih tinggi, yang


dapat

memperbaiki

perasaan sejahtera dan


rasa kontrol.

mandiri atau dengan

Meningkatkan kekuatan

bantuan.

stamina

frekuensi

memampukan

jantung/irama
Td

dalam

dan
batas

dan
pasien

manjadi lebih aktif tanpa


kelelahan berarti.

normal.
kulit hangat, merah Dorong masukan nutrisi.

Masukan/penggunaan

muda dan kering

nutrisi
untuk

adekuat

perlu

memenuhi

kebutuhan energi untuk


Anjurkan

keluarga

untuk aktifitas.

membantu pemenuhan kebutuhan Teknik


ADL pasien.

penghematan

energi

menurunkan

penggunaan energi dan


membantu keseimbangan
suplai

dan

kebutuhan

oksigen.
Jelaskan

pola

peningkatan

bertahap dari aktifitas, contoh: Aktifitas

yang

maju

posisi duduk ditempat tidur bila memberikan


tidak pusing dan tidak ada nyeri, jantung,

kontrol

meningaktkan

bangun dari tempat tidur, belajar regangan dan mencegah


berdiri dst.

Resiko

aktifitas berlebihan.

terjadi Gawat janin tidak Anjurkan penderita untuk tidur Meminimalkan

tekanan

gawat janin intra terjadi, bayi dapat miring ke kiri.

pada aorta sehingga O2

uteri (hipoksia) b/d dipertahankan

yang disuplay ke plasenta

penurunan suplay sampai

umur

O2 dan nutrisi ke minggu

dan

jaringan

37

dan janin lebih lancar.

atau

plasenta BBL 2500 gr.

Deteksi

skunder

terhadap Kriteria hasil:


perdarahan.
Gerakan janin aktif.
DJJ 120-140 x/mnt.

dini

Anjurkan pasien untuk melakukan adanya

terhadap

penyimpangan

ANC secara teratur sesuai dengan pada kehamilan.


masa kehamilan:

Kontraksi uterus /his 1 x/bln pada trimester I


2 x/bln pada trimester II
tidak ada.
Kehamilan

dapat 1 x/minggu pada trimester III.

gerakan

dipertahankan
sampai

umur

minggu

dan

Penurunan

DJJ

janin

dan
sebagai

37 Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, prediksi adanya asfiksia


janin.
atau gerakan janin.

BBL 2500 gr.


Fase istirahat yang lebih

Perdarahan berhenti

akan

atau tidak ada.


Flek-flek tidak ada.

Motivasi

pasien

untuk meminimalkan

membantu

meningkatkan fase istirahat.

pemakaian energi dan O2


sekaligus

dapat

mengistirahatkan

bayi

sampai cukup bulan.


Sebagai kontrol langsung
dari

pasien

terhadap

Jelaskan pada pasien untuk segera kondisi kehamilannya.


memeriksakan kehamilannya bila
terdapat:
Gerakan janin berkurang/menurun.
Kontraksi/his terus-menerus.
Perdarahan
Nyeri abdomen.
Ketakutan/ansietas

Perut mengeras dan sangat nyeri.


dapat Kaji derajat ansietas.

Pasien

b/d krisis situasi mendemonstrasikan


(perdarahan);

hilangnya ansietas.

ancaman/perubaha

Kriteria hasil:

pada

status Pasien

kesehatan,

keperawatan selanjutnya.

melaporkan perasaan

tentang

kondisinya. membantu

sumber

efisien. Jelaskan semua tujuan ansietas dan penggunaan

interaksi; ancaman perasaan

tindakan yang ditentukan.

cemas/khawatir.

perpisahan

pasein

/ Pertahankan cara yang tenang dan mngidentifikasi

pola berkurangnya

kematian;

intervensi

Biarkan pasien mengekspresikan Pengekspresian perasaan

fungsi hilangnya

peran,

Menentukan

respon

koping.

Pendekatan tenang oleh

dari Pasien tenang.

pemberi

keluarga

Pasien

(hospitalisasi,

dalam pengobatan.

kepercayaan dan control.

pengobatan),

Postur tubuh rileks.

Pengetahuan apa yang

transmisi/penulara

Ekspresi

diperkirakan

kooperatif

perawatan

menyampaikan

wajah

perasaan tenang.

interpersonal.

membantu

mengurangi ansietas.

Skala HARS: < 5


Nyeri
Pertahankan control nyeri efektif.

adalah

sumber

ansietas.

Pertahankan kontak sering dengan Memberikan


pasien. Bicara dengan menyentuh bahwa

keyakinan

pasien

tidak

pasien bila tepat.

sendiri

atau

berikan

ditolak,

respek

penerimaan

dan

individu,

mengembangkan
kepercayaan.

Waspada

pada

tanda Pasien

dapat

menyangkal/depresi, mis. Menarik menggunakan


diri, marah, tanda tidak tepat. mekansime
Tentukan adanya ide bunuh diri dari

pertahanan

menyangkal

dan

dan kaji potensial nyeri pada skala mengekspresikan


0-10.

harapan

dimana

diagnosis tidak akurat.


Persaan bersalah, distress
spiritual, gejala fisik atau
kurang

erawatan

dapat

diri

menyebabkan

pasien menjadi menarik


diri dan yakin bahwa
bunuh diri adalah pilihan
tepat.
Libatkan orang terdekat sesuai Menjamin

system

indikasi bila keputusan mayor pendukung untuk pasien


akan dibuat.

dan
orang

memungkinkan
terdekat

terlibat

degna tepat.
Tingkatakan

rasa

lingkungan tenang.

tenang

dan Memudahkan

istirahat,

menghemat energi dan


meningkatkan
kemmapuan koping.

Mengidentiifkasi
Perhatikan koping takefektif, mis. masalah
Interaksi

social

buurk,

individu

tidak memberikan

dukungan

berdaya, fungsi menyerah setiap pada


hari dan kepuasan sumber.

dam

pasien/orang

terdekat

dalam

menggunakan

Defisit

Pasien

knowledge

keterampilam

koping

efektif.
dapat Tentukan persepsi pasien tentang Memvalidasi

tingkat

/ memenuhi

kondisi

Kurang

kebutuhan

pengetahuan

secara

(kebutuhan

memahami penyakit

belajar), mengenai dan


penyakit,

kehamilan

sekarang, pemahaman

tentang

pengalaman mengidentifkasi

belajar tanyakan

mandiri, pasien sendiri/sebelumnya.

kebutuhan

pengobatan

yang diberikan.

dan
dasar

pengetahuan

dimana

dan Kriteria hasil:

keputusan

kebutuhan

Pasien

informasi.

b/d regimen

belajar

pasien

memahami

ini,

memberikan

prognosis
pengobatan

saat

membuat
berdasarkan

terapeutik Berikan informasi yang jelas dan

kurang

dan perawatan yang akurat dalam cara yang nyata, Membantu

penilaian

pemajanan/mengin

diberikan.

akanker,

gat;

kesalahan Pasien

interpretasi
informasi,
tidak

jawab pertayaan dengan jelas.


kooperatif

terhadap
mitos; pengobatan

mengenal perawatan

sumber informasi; diberikan.

diagnos
memberikan

tindakan

yang diperlukan selama

dan

waktu menyerapnya.

yang Berikan pedoman antisipasi pada


pasien

tentang

Pasien taat terhadap pengobatan,

kognitif.

program pengobatan diharapkan, kemungkinan janin beraprtisipasi


dan perawatan yang dapat

hasil

protocol Pasien mempunyai hak

keterbatasan

diberikan.

informasi

dipertahankan.

jujur dengan pasien.

yang untuk

tahu

Bersikap mengambil

dan
dalam

keputusan

tentang perawatan dan


pengobatan
diterima.
akurat

yang
Informasi

dan

detail

membantu
menghilangkan rasa takut
dan ansietas.

Anjurkan meningkatkan masukan


cairan minimal 2500 ml/24 jam Memperbaiki

keadaan

dan

sehingga

diet

tinggi

kalori

serta umum

membatasi aktifitas.

ibu

membantu

mengurangi

akibat perdarahan.
Mencegah
Anjurkan

ibu

melakukan

untuk

hubungan

timbulnya

tidak rangsangan pada uterus


seksual sehingga kontraksi uterus

dengan suami sampai kehamilan tidak terjadi.


berusia 16 minggu (4 bulan).
Membantu dalam transisi
ke

lingkungan

Lakukan evalausi sebelum pulang dengna


informasi
ke rumah sesuai indikasi.

memberikan
tentang

kebutuhan
pada

rumah

perubahan

situasi

fisik,

penyediaan bahan yang


diperlukan.
Cemas

berkelanjutan

terjadi
dalam
Identifikasi dan ketahui persepsi dapat
pasien
thd
ancaman/situasi. berbagai derajat selama
dan beberapa waktu dan
jangan menolak perasaan marah, dapat dimanifestasikan
oleh gejala depresi.
takut dll.
Orientasikan klien/keluarga thd Perkiraan dan informasi
Dorong

mengekspresikan

prosedur
Tingkatkan

menurunkan
aktifitas. dapat
partisipasi
bila kecemasan pasien.

rutin

dan

mungkin.
Peningkatan kemandirian
dari pasien dan keluarga
meningkatkan

rasa

percaya

dan

diri

Dorong kemandirian, perawatan kemampuan

untuk

diri, libatkan keluarga secara aktif melakukan


dalam perawatan.
Resiko
terhadap

tinggi Pasien

Tingkatkan

infeksi mendemonstrasikan

tangan

diri secara aktif.

prosedur

yang

perawatan

baik

mencuci Membantu

potensial

Tekankan sumber

b/d

tidak adanya tanda higienen personal.

infeksi/pertumbuhan

ketidakadekuatan

dan gejala infeksi

skunder.

pertahanan

yang terjadi.

skunder

Pantau suhu.

akibat Kriteria hasil:

perdarahan;

Tanda

prosedur invasif.

infeksi

dan
tidak

Peningkatan suhu terjadi


gejala

karena berbagai factor,

ada

mis. infeksi. Identifikasi

(rubor, dolor, color,

dini

proses

infeksi

penurunan

memungkinkan

terapi

fungsiolesa,

Kaji semua system, mis. Kulit, yang tepat untuk dimulai

painless)

pernafasan,

Vital

sign

dalam terhadap

batas normal.

genitourinaria, dengan segera.


tanda/gejala

infeksi Pengenalan

secara kontinyu.

dini

dan

intervensi segera dapat

Perdarahan

mencegah progresi pada

berkurang/berhenti.

situasi/sepsis yang lebih

Kondisi janin dalam

serius.

rahim baik (gerakan


janin, djj, kontraksi Tingkatkan istirahat adekuat.

Membatasi keletihan.

berkurang).
Hindari/batasi prosedur invasive, Menurunkan
taati teknik septic.

kontaminai,

resiko
membatasi

entri portal terhadap agen


infeksius.

2. KET
a. Pengkajian
1) Anamnesis dan gejala klinis
a)
Riwayat terlambat haid
b)
Gejala dan tanda kehamilan muda
c)
Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan
d)
Terdapat aminore

e)

Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen,

terutama abdomen bagian kanan / kiri bawah


f)Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi

Mulut
Payudara
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas

:
:
:
:
:

bibir pucat
hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
terdapat pembesaran abdomen.
terdapat perdarahan pervaginam
dingin

b) Palpasi
Abdomen

uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri

tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.


Genetalia
: Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
c) Auskultasi
Abdomen

: bising usus (+), DJJ (-)

d) Perkusi
Ekstremitas : reflek patella + / +
Pemeriksaan fisik umum:

Pasien tampak anemis dan sakit

Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.

Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.

Daerah ujung (ekstremitas) dingin

Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tandatanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri
lepas dinding abdomen.

Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok

Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri


saat perabaan.

Pemeriksaan khusus:

Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks

Kavum douglas menonjol dan nyeri

Mungkin tersa tumor di samping uterus

Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.

Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris
kanan dan kiri

3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang,
sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat
melakukan:
a.

Laboratorium
Hematokrit

Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.

Sel darah putih

Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite


15.000/mm3. Laju endap darah meningkat.

Tes kehamilan

Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif.


Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat
setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan
titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya

peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon yang rendah menunjukkan
adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.

Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

Pemeriksaan

ultrosonografi

(USG).

Pemeriksaan

ini

dapat

menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat


melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba,
indung telur, maupun di tempat lain.
USG :
Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
Adanya massa komplek di rongga panggul

Laparoskopi peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik


sudah diganti oleh USG

Laparotomi Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu


dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).

Kuldosintesis Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal


untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi.
Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan
intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

b. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi
sebagai efek tindakan pembedahan.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
3. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial.

4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak


mengenal sumber-sumber informasi.
c. Intervensi keperawatan
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi
sebagai efek tindakan pembedahan.
Kriteria hasil: ibu menunjukan kestabilan/ perbaikan keseimbangn cairan yang di
buktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium
tepat, serta frekuensi berat jenis urine adekuat.
No
1

Rencana Inervensi
Rasional
Lakukan pendekatan kepada pasien dan Pasien dan keluarga lebih kooperatif

keluarga.
Memberikan penjelasan mengenai

pasien mengerti tentang keadaan dirinya dan

kondisi pasien saat ini


Observasi TTV dan observasi tanda

lebih kooperatif terhadap tindakan.


parameter deteksi dini adanya

akut abdoment.
Pantau input dan output cairan

komplikasiyang terjadi.
Untuk mengetahui kesaimbangan cairan

Pemeriksa kadar Hb

dalam tubuh
mengetahui kadar Hb klien sehubungan

dengan perdarahan.
Lakukan kolaborasi dengan tim medis melaksanakan fungsi independent.
untuk penanganan lebih lanjut.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
Criteria hasil: menunjukan perfusi jaringan yang adekuat, misalnya: Tanda-tanda
vital stabil, membrane mukosa warna merah muda, pengisian kapilerbaik, haluaran
urine adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti biasa.
No

Tindakan intervensi
Awasi tanda vital, kaji pengisian

rasional
Memberikan informasi tentang

kapiler, warna kulit/membrane mukosa, derajat/adekuat perfusi jaringan dan


2

dasar kuku.
membantu menentukan kebutuhan intervensi.
Catat keluhan rasa dingin, pertahankan Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi perifer.
suhu lingkungan dan tubuh hangat

Kenyamanan pasien/ kebutuhan rasa hangat

sesuai indikasi.

harus seimbang dengan kebutuhan untuk

menghindari panas berlebihan.


Kolaborasi dengan tim medis yang lain, Mengidentifikasi defisiensi dan kebuutuhan
awasi pemeriksaan lab: misalnya:

pengobatan atau terhadap terapi.

HB/HT
3. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial.
Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital
dalam batas normal, dan ibu tidak meringis atau menunjukan raut muka yang
kesakitan.
no

Rencana Intervensi

Rasional

Mandiri:
Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Membantu dalam mendiagnosis dan

Kaji kontraksi uterus hemoragi

menentukan tindakan yang akan dilakukan.

ataunyeri tekan abdomen.

Ketidak nyamanan dihubungkan dengan


aborsi spontan dan molahidatiosa karena
kontraksi uterus yang mungkin diperberat
oleh infuse oksitosin. Rupture kehamilan
ektropik mengakibatkan nyeri hebat, karena
hemoragi tersembunyi saat tuba falopi

rupture ke dalam abdomen.


Kaji steres psikologi ibu/pasangan dan Ansietas terhadap situasi darurat dapat

respons emosional terhadap kejadian.

memperberat ketidak nyamanan karena

Berikan lingkungan yang tenang dan

syndrome ketegangan, ketakutan, dan nyeri..


Dapat membantu dalam menurunkan tingkat

aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri. asietas dan karenanya mereduksi


Instruksikan klien untuk menggunakan ketidaknyamanan.
metode relaksasi, misalnya: napas
dalam, visualisasi distraksi, dan

jelaskan prosedur.
Kolaborasi:
Berikannarkotik atau sedative berikut

Meningkatkan kenyamanan, menurunkan

obat-obat praoperatif bila prosedur

komplikasi pembedahan

pembedahan diindikasikan.
Siapkan untuk prosedur bedah bila Tingkatkan terhadap penyimpangan dasar

terdapat indikasi
akan menghilangkan nyeri.
4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi
Tujuan: ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah
sederhana, mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.
No

Rencana Intervensi

Rasional

Menjelaskan tindakan dan rasional

Memberikan informasi, menjelaskan

yang ditentukan untuk kondisi

kesalahan konsep pikiran ibu mengenai

hemoragia.

prosedur yang akan dilakukan, dan


menurunkan sters yang berhubungan dengan

Berikan kesempatan bagi ibu untuk

prosedur yang diberikan.


Memberikan klisifikasi dari konsep yang

mengaji\ukan pertanyaan dan

salah, identifikasi masala-masalah dan

mengungkapkan kesalah konsep

kesempatan untuk memulai mengembangkan

Diskusikan kemungkinan implikasi

ketrampilan penyesuaian (koping)


Memberikan informasi tentang kemungkinan

jangka ependek pada ibu/janin dari

komplikasi dan meningkatkan harapan realita

kedaan pendarahan.
dan kerja sama dengan aturan tindakan.
Tinjau ulang implikasi jangka panjang Ibu dengan kehamilan ektropik dapat
terhadap situasi yang memerlukan

memahami kesulitan mempertahankan

evaluasi dan tindakan tambahan.

setelah pengangkatan tuba/ovarium yang


sakit.

d. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk
data petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.
e. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
3. Mola Hidatidosa
a. Pengkajian
1) Pengkajian Data Subjetif
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanyasehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi
klien.Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a) Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan danalamat.
b) Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak
pervaginam berulang.

lancar

dan

adanya

perdarahan

c) Riwayat kesehatan, yang terdiri atas


(a) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau padasaat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
(b) Riwayat kesehatan masa lalu
(c) Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
d) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klienmisalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakitpenyakit lainnya.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogramtersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapatdalam keluarga.
f) Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,
bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya.
g) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai daridalam kandungan hingga saat ini,
bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
h) Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakanserta
keluhan yang menyertainya.i.
i) Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obatdigitalis dan jenis
obat lainnya.
j) Pola aktivitas sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB danBAK), istirahat
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)

tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit


Pengkajian Data Objektif
TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas
Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
Status Kardiovaskuler: Bunyi jantung, karakter nadid.
Status Respirasi: Pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan
Status Hidrasi: Edema, derajat kelembabanf.
Keadaan Integumen: Observasi kulit terhadap warna, lesi, laserasi, bekas luka

operasi,kontraksi dinding perut


g) Genital: nyeri kostovertebral dan suprapubik, perdarahan yang abnormal
h) Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan
frekuensi berkemih
i) Keadaan Muskoloskeletal: Bahasa tubuh, pergerakan, tegangan otot, ketut lutut

j) Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usiakehamilan)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri.
4) Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
5) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
c. Intervensi
1) Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
Tujuan : Klien akan menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
a) Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
b) TTV dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu
menentukanintervensi yang tepat.
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah
satuindikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.
c. Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan
distraksi dapatmengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat
mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan.
d. Beri posisi yang nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area
luka/nyeri.
e. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tid
at dapat dipersepsikan.
2) Diagnosa Keperawatan II
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan :
Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri
Kriteria Hasil :
a) Kebutuhan personal hygiene terpenuhi
b) Klien nampak rapi dan bersih.
Intervensi :
(1) Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dala
m merawat diri sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan
hygienenya.
(2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergant


ungan pada perawat
(3) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya
Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalika
n kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi
kebutuhannya.
(4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu
memenuhikebutuhan klien.
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara
mandiri.
3) Diagnosa Keperawatan III
Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan :
Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu
Kriteria Hasil :
a) Klien dapat tidur 7-8 jam per hari.
b) Konjungtiva tidak anemis.
Intervensi :
(1) Kaji pola tidur
Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam me
nentukanintervensi selanjutnya
(2) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional :Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
(3) Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur
Rasional :Susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang
untuk tidur.
(4) Batasi jumlah penjaga klien
Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ru
angan dapatdikurangi sehingga klien dapat beristirahat.
(5) Memberlakukan jam besuk
Rasional : Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat.
(6) Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat tidur Diazepam
Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat t
enang danmudah tidur.
4) Diagnosa Keperawatan IV
Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas
Kriteria Hasil :
a) Tanda-tanda vital dalam batas normal
b) Klien tidak mengalami komplikasi.
Intervensi :
(1) Pantau suhu klien, perhatikan menggigil/diaphoresis

Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola d


emam dapatmembantu diagnosa.
(2) Pantau suhu lingkungan
Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus
mendekati normal.
(3) Anjurkan untuk minum air hangat dalam jumlah yang banyak
Rasional : Minum banyak dapat membantu menurunkan demam.
(4) Berikan kompres hangat
Rasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan

panas

sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.


(5) Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada
hipothalamus.
5) Diagnosa Keperawatan V
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan :
Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
a) Ekspresi wajah tenang
b) Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengur
angikecemasan.
c. Mendengarkan keluhan klien dengan empati
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien a
kan merasadiperhatikan.
d. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti te
ntang penyakitnya
e. Beri dorongan spiritual/support
Rasional : Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat
berkurang
4. Hiperemesis
a) Pengkajian
1) Pengkajian Data Subjektif
(a) Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
(b) Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus.
(c) Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi.

(d) Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan
muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah
dilakukan.
(e) Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya.
(f) Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, dll.
(g) Riwayat diet: khususnya intake cairan.
(h) Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen.
(i) Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll.
(j) Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
2) Pengkajian Data Objektif
(a) TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya
nafas bau aseton.
(b) Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun.
(c) Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi.
(d) Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria.
(e) Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
(f) Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik.
(g) Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi
berkemih.
(h) Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usia kehamilan).
b) Diagnosa Keperawatan
1) Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake
2)
3)
4)
5)
c)
1)

cairan yang tidak adekuat


Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetap
Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulang
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi
Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janin
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Hasil:
(a) Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
(b) Klien tidak muntah lagi
(c) Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat
Intervensi:
(1) Kaji status intake dan output cairan
R/ Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi intervensi
(2) Timbang BB setiap hari

2)

R/ Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan


(3) Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
R/ mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa
(4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan
R/ Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien
Diagnosa Keperawatan II
Kriteria Hasil:
(a) Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuat
(b) Klien tidak mengalami mual muntah
(c) Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan
Intervensi:
(1) Batasi intake oral selama 24 48 jam
R/ Pembatasan dianjurkan untuk klien agar lambung istirahat
(2) Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
R/ Dapat menstimulasi mual dan muntah
(3) Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasien
R/ Nutrisi dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan
pertumbuhan janin
(4) Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau setelah muntah
R/ Meningkatkan kenyamanan, mengurangi asam yg mengenai gigi.
(5) Pantau TFU dan DJJ
R/ Malnutrisi klien berdampak terhadap pertumbuhan janin dan mengakibatkan

3)

kemunduran perkembangan janin


Diagnosa Keperawatan III
Kriteria Hasil:
Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi:
(a) Kaji tingkat nyeri
R/ Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan rencana tindakan selanjutnya
(b) Atur posisi dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
R/ Dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal
(c) Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan
R/ Dapat melupakan rasa nyeri
(d) Anjurkan klien untuk mengonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa

4)

mint
R/ Untuk mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil
(e) Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative
R/ Mengurangi muntah dan membuat tenang sehingga mengurangi nyeri
Diagnosa Keperawatan IV
Kriteria Hasil:
Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai kemampuan
Intervensi:
(a) Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukup
R/ Menghemat energy dan meminimalkan kelelahan uterus
(b) Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang
R/ Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma dan meringankan klien
dalam memenuhi kebutuhannya

(c) Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri


R/ Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan menumbuhkan kondisi
5)

sehat serta sejahtera


Diagnosa Keperawatan V
Kriteria Hasil:
Klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan
janin
Intervensi:
(a) Perlihatkan sikap menerima rasa takut klien
R/ Sikap menerima rasa takut klien memungkinkan komunikasi terbuka
(b) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan kekhawatirannya
R/ Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
(c) Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping
R/ Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit dan
efek-efeknya
(d) Beri klien informasi tentang risiko potensial yang dapat terjadi pada janinnya
R/ Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya
menghilangkan rasa takut.
d.
1)
2)
3)
4)

Evaluasi Keperawatan
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Frekuensi dan beratnya muntah
Intake oral
Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk mengikuti diet yang telah

5)
6)
7)
8)
9)

diprogramkan
Tingkat nyeri epigastrium
Kemampuan dalam beraktivitas
Kebersihan membrane mukosa oral
Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi TFU dan DJJ

5. Pre Eklampsi dan Eklampsi


a. Pre Eklampsi
1) Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :
a) Data subyektif :
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing,

nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur


Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,

hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion

serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia sebelumnya


Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan

Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,

b)

oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya


Data Obyektif :
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika

refleks + ).
Pemeriksaan penunjang ;
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
b) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric
acid biasanya > 7 mg/100 ml
c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
d) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada

otak
e) USG ; untuk mengetahui keadaan janin
f) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
2) Masalah Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi

organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )


Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan

pada plasenta
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan

pembukaan jalan lahir


Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif

terhadap proses persalinan.


3) Perencanaan
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu.
Kriteria Hasil :
o Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
o Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg
Suhu : 36-37 C
Nadi : 60-80 x/mnt
RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
a) Monitor tekanan darah tiap 4 jam

R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupakan indikasi
dari PIH
b) Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
c) Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan
nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal,
jantung dan paru yang mendahului status kejang
d) Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
o DJJ ( + ) : 12-12-12
o Hasil NST :
o Hasil USG ;
Intervensi :
a) Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasenta
b) Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga
timbul IUGR
c) Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia
bagi janin
d) Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
e) Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :

o Ibu mengerti penyebab nyerinya


o Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
a) Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan
tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
b) Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
c) Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh
darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
d) Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
o Ibu tampak tenang
o Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
o Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
a) Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
b) Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
c) Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif
d) Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang
4)
5)
b.
1)

secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati.


Implementasi
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Eklampsi
Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia- eklampsia adalah :
a) Data subyektif :
Identitas pasien dan penanggung jawab:Umur biasanya sering terjadi pada

primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun


Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.

Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler

esensial, hipertensi kronik, DM


Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklampsia atau eklampsia

sebelumnya
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun

selingan
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.

b. Data Obyektif :

Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika


refleks + )

Pemeriksaan penunjang :
1.

Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam

2.

Laboratorium : protein urine dengan kateter atau midstream ( biasanya


meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric
acid biasanya > 7 mg/100 ml

3.

Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

4.

Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan


pada otak

5.

USG ; untuk mengetahui keadaan janin

6.

NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.

2) Diagnosa keperawatan
a) Perubahan perfusi uteroplasental dan jaringan ginjal b.d hipertensi pada
kehamilan
b) Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat hipertensi
c) Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi urine dan edema
berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan
d) Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral akibat
hipertensi
e) Kurang pengetahuan,kondisi dan tindakan b.d kurang terpajan pada
informasi
f) Nyeri epigastrium b.d konrtaksi organ yang tidak terkontrol
g) Resti Kejang pada ibu b.d penurunan fungsi organ
h) Resti terjadi fetal distress pada janin b.d perubahan pada plasenta
3) Intervensi keperawatan
DX 1 : Perubahan perfusi uteroplasental dan jaringan ginjal b.d hipertensi
pada kehamilan
Tujuan : Perfusi Uteroplasental dan jaringan ginjal baik.
Kriteria hasil:
a. Tingkat kesadaran baik dan tidak berubah
b. Janin tidak menunjukkan tanda-tanda distress
c. Perfusi maksimal
d. Tekanan darah normal
Intervensi
Rasional
Letakkan pasien pada lingkungan
Memberikan
yang tenang
Pantau TTV

kenyamanan

dan

ketenangan pada pasien


Untuk mengetahui keadaan umum

Auskultasi irama jantung janin

pasien

Anjurkan tirah baring


Anjurkan periksa urine 24 jam

Untuk mengetahui perkembangan


janin

Monitor TD tiap 4 jam

Meminimal

stimulasi

dan

meningkatkan relaksasi
Untuk menentukan intervensi lebih
lanjut
Untuk mengetahui keadaan umum
klien
DX 2 : Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat
hipertensi
Tujuan:Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil:
a. Nyeri hilang atau terkontrol
b. Ekspresi wajah tenang
Intervensi
Kaji skala nyeri klien

Rasional
Untuk mengetahui tingkat nyeri

Pertahankan tirah baring selama fase yang dialami


akut

Meminimalkan

stimulasi

dan

Anjurkan kompres dingin dan pijat meningkatkan relaksasi


punggung

Menurunkan tekanan vaskuler

Bantu pasien dalam aktivitas sesuai

Mengurangi nyeri

kebutuhan
DX 3: Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi urine dan edema
berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan
Tujuan :volume cairan normal
Kriteria hasil:
a. Volume cairan sesuai kebutuhan
b. Edema minimal
c. Tanda dan gejala bukan indikasi gagal jantung

Intervensi
Rasional
Timbang berat badan pasien setiap
Untuk menentukan intervensi lebih
hari

lanjut

Pantau intake cairan

Membantu

Periksa protein urine

mengidentivikasi

kebutuhan

Monitor intake dan output klien


Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat.

Meminimalkan komplikasi
Agar

dapat

mengontrol

keseimbangan antara intake yang


amsuk dan output yang keluar
Agar tidak tejadi kesalahan dalam
pemberian obat

DX 4 : Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral


akibat hipertensi
Tujuan : Penglihatan tidak kabur lagi dan kembali normal
Kriteria hasil :
a. Pasien dapat menunjukkan fungsi penglihatannya baik
b. Dapat menginterpretasikan benda yang dilihat dengan benar
c. Tingkat kekaburan menurun bahkan hilang
Intervensi
Kaji tingkat kekaburan penglihatan
Lakukan
menyuruh

pengetesan
pasien

dengan yang dialami pasien


untuk

menginterpretasikan benda di sekitar


Anjurkan tirah baring
zenjelasan

Mengetahui batas kemampuan dan


melatih pasien untuk mengenal orang
dan benda sekitar

Kolaborasi dengan dokter dalam


pemberian

Rasional
Untuk mengetahui batas kekaburan

Meminimalkan

stimulasi

dan

mengenai meningkatkan relaksasi

penyakit

Untuk

menentukan

intervensi

selanjutnya
DX 5: Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan b.d kurang
terpajan pada informasi

Tujuan :Pengetahuan pasien bertambah


Kriteria hasil:
a. Pasien mengerti terhadap apa yang disampaikan
b. Mampu menerapkan informasi yang didapat
c. Mentaati pengobatan
Intervensi
Rasional
Kaji kesiapan pasien dan hambatan
Meningkatkan minat pasien untuk
belajar

belajar.

Jelaskan tentang hipertensi dan


efeknya pada jantung

penyakit

Berikan pengertian pentingnya kerja


sama

Agar masalah dapat diatasi dengan


baik

Kolaborasi dengan dokter dalam


pemberian

Agar pasien mengerti mengenai

penjelasan

Agar informasi yang disampaikan

mengenai dapat lebih lengkap dan jelas

penyakit
DX 6 : Nyeri epigastrium b.d konrtaksi organ yang tidak terkontrol
Tujuan : skala nyeri berkurang bahkan hilang
Kriteria Hasil :
a. Nyeri hilang atau terkontrol
b. Ekspresi wajah tenang
Intervensi
Kaji skala nyeri klien

Rasional
Untuk mengetahui tingkat nyeri

Pertahankan tirah baring selama fase yang dialami


akut

Meminimalkan

Anjurkan kompres dingin


Bantu pasien dalam aktivitas sesuai
kebutuhan

stimulasi

meningkatkan relaksasi
Menurunkan tekanan vaskuler
Mengurangi nyeri

DX 7 : Resti Kejang pada ibu b.d penurunan fungsi organ

dan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi lagi kejang pada
ibu
Kriteria hasil :
a. Kesadaran baik, compos mentis
b. Kejang tidak mengulang
c. TTV; TD : 110-120 mmHg/70-80 mmHg, Suhu : 36-37 C
Intervensi
Kaji adanya tanda-tanda eklampsia

Rasional
Gejala

Catat tingkat kesadaran pasien

manifestasi dari perubahan pada otak,

tersebut

merupakan

Monitor adanya tanda-tanda dan ginjal, jantung, paru yang mendahului


gejala persalinan atau adanya kontraksi status kejang
uterus

Penurunan

Monitor Tekanan darah tiap 4 jam


Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian antihipertensi dan SM

kesadaran

sebagai

indikasi penurunan aliran darah otak


Kejang
kepekaan

akan
uterus

meningkatkan
yang

akan

memungkinkan terjadinya persalinan


Tekanan diastole > 110 mmHg dan
sistole >

160 mmHg merupakan

indikasi dari PIH


Anti hipertensi untuk menurunkan
tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
DX 8 : Resti terjadi fetal distress pada janin b.d perubahan pada plasenta
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi fetal distress
pada janin
Kriteria hasil :
a. DJJ (+) : 12-12-12
b. Tidak terjadi distress
c. Hasil USG normal

Intervensi
Rasional
Kaji respon janin pada ibu yang
Reaksi terapi dapat menurunkan
diberi SM

pernapasan janin dan fungsi jantung

Kaji tentang pertumbuhan janin


Monitor DJJ sesuai indikasi

serta aktivitas janin


Penurunan fungsi plasenta mungkin

Jelaskan adanya tanda-tanda solutio diakibatkan karena hipertensi


plasenta

Peningkatan DJJ sebagai indikasi

Kolaborasi dengan medis dalam terjadinya


pemeriksaan USG dan NST

hipoksia,

prematur

dan

solutio plasenta
Ibu dapat mengetahui tanda dan
gejala solutio plasenta dan tahu akibat
hipoksia bagi janin
USG dan NST dilakukan untuk
mengetahui keadaan dan kesehatan
janin

4) Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan dimana
awalan kata pada intervensi ditambah dengan kata kerja.misalnya jika pada intervensi
keperawatan kaji TTV maka pada implementasi keperawatan mengkaji TTV.(Judith
M.W.2007)
5) Evaluasi
Evaluasi adalah hasil asuhan keperawatan yang dilakukan (Judith M.W. 2007)
6. Plasenta Previa
a Pengkajian
1) Pengumpulan data
a) Anamnesa
(1) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
(2) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
(a) Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
(b) Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
(c) Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
b) Inspeksi
(1) Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
(2) Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
c) Palpasi abdomen
(1) Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

(2) Sering dijumpai kesalahan letak


(3) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan
imformasi
yang

penting

mengenai

kehamilan

sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada


kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
(1) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
(2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
(3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
(4) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
(5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
(6) Komplikasi pada bayi
(7) Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus naegle,
yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada

janin,

ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada


saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus

di

dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
(a) Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

nigra.
(b) Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
(c) Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
Mata : pucat, anemis
Hidung
Gigi dan mulut
Leher
Buah dada / payudara

(a) Peningkatan pigmentasi areola putting susu


(b) Bertambahnya ukuran dan noduler
(7) Jantung dan paru
(a) Volume darah meningkat
(b) Peningkatan frekuensi nadi
(c) Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
(d) Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
(e) Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
(f) Diafragma meningga.
(g) Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
(a) Menentukan letak janin
(b) Menentukan tinggi fundus uteri
(9) Vagina
(a) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
(b)
(10)
(a)
(b)
(c)

Chandwick)
Hipertropi epithelium
System musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur
Gaya berjalan yang canggung
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis

rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin
(3) Panggul dan janin lahir
(4) Denyut jantung janin
2) Diagnosa keperawatan
a) Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam
jumlah yang besar.
b) Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
c) Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3) Rencana keperawatan

No

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil

Penurunan kardiak Setelah

Intervensi

dilakukkanya 1.

Rasional

Kaji dan catat Pengkajian yang akurat

output berhubungan tindakan keperawatan TTV,

TD

serta mengenai

status

dengan perdarahan 2 X 24 jam diharapkan jumlah perdarahan.

hemodinamik merupakan

dalam jumlah yang penurunan

dasar untuk perencanaan,

kardiak

besar

output

tidak

terjadi

intervensi, evaluasi.

atau teratasi dengan


2.

kriteria hasil :

Bantu pemberian Memperbaiki

pelayanan kesehatan vaskuler


o Volume

volume

membutuhkan

darah atau mulai sarankan terapi IV dan intervensi

intravaskuler

dan terapi cairan IV atau farmakologi. Kehilangan

kardiak output dapat terapi transfusi darah volume

darah

harus

diperbaiki sampai nadi, sesuai kebutuhan.

diperbaiki

untuk

tekanan

nilai

mencegah

komplikasi

serta

seperti infeksi, gangguan

laboratorium

janin dan gangguan vital

darah,

hemodinamik,
nilai

menunjukkan

tanda

ibu hamil.

normal
2

Ansietas

Setelah

berhubungan

tindakan

dengan

kurangnya selama

pengetahuan
perdarahan
manejemennya.

dilakukan 1.

Terapi

bersama Kehadiran perawat dan

keperawatan pasangan
3

efek diharapkan

dan pemahaman secara empati

24 menyatakan perasaan. merupakan

ansietas

dan dapat berkurang dengan

yang
2.

Menentukan

tingkat

kriteria hasil :
1.

Pasangan

tentang

dapat situasi dan manajemen

mengungkapkan

yang

terapi

potensial

untuk

mempersiapkan pasangan

pemahaman

pasangan

alat

untuk

menanggulangi

situasi

yang

tidak

diharapkan.

sudah

harapannya

dengan direncanakan.

Hal

kata-kata

tentang

perawat akan memperkuat

manajemen yang sudah


direncanakan, sehingga
dapat

mengurangi

kecemasan pasangan.

3.

Berikan pasangan

informasi
manajemen

tentang
yang

sudah direncanakan.

yang

diberikan

penjelasan

dokter

dan

untuk

memberitahu

dokter jika ada penjelasan


yang penting.
Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah
dan

menurunkan

rasa

cemas. Pengetahuan akan

mengurangi

ketakutan

akan ha-hal yang tidak


diketahui.
3.

Resiko

tinggi Kriteria evaluasi :

1.

Kaji jumlah darahHemoragi berlebihan dan

cedera (janin) b/d

yang hilang. Pantaumenetap dapat mengancam


Menunjukkan
profil
hipoksia jaringan/
tanda/gejala syok
hidup
klien
atau
darah dengan hitung
organ,profil darah
mengakibatkan
infeksi
SDP,
Hb,
dan
abnormal,kerusakan
pascapartum,
anemia
pemeriksaan koagulasi
system imun.
pascapartum, KID, gagal
DBN normal.
ginjal,
atau
nekrosis
hipofisis yang disebabkan
oleh hipoksia jaringan dan
malnutrisi.
Kehilangan

2.

darah

berlebihan

dengan

penurunan

Hb

Catat suhu, hitungmeningkatkan risiko klien

SDP, dan bau sertauntuk terkena infeksi.


warna rabas vagina,
Penurunan perfusi ginjal
dapatkan kultur bila
mengakibatkan penurunan
dibutuhkan.
haluaran urin.
3.

Catat

masukan/haluaran
urin. Catat berat jenis
urin.
4.

Berikan

Heparin dapat digunakan


pada

KID

kematian

di

kasus

janin,

atau

kematian satu janin pada


heparin,kehamilan multiple, atau

bila diindikasikan

untukmemblok

siklus

pembekuan

dengan

melindungi

factor-faktor

pembekuan

dan

menurunkan

hemoragi

sampai terjadi perbaikan


pembedahan
Mungkin
untuk

diindikasikan
mencegah

meminimalkan infeksi.

5.

Berikan antibiotic

secara parenteral
4) Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat
mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien.
5) Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
7. Solution Plasenta
a. Pengkajian
1) Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara
lain
2) Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas
untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar
nama dan diagnosa penyakitnya.

atau

3) Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
4) Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
5) Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
6) Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan,
karena mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk
kehamilan.
7) Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami
pelepasan plasenta.
8) Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau
hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan
kehamilan.
9) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
10) Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam perawatan.
11) Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama
istrinya dirawat.
12) Keluhan utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri

Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah
dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim
tegang.

Perdarahan yang berulang-ulang.

13) Riwayat penyakit sekarang


Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang
keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan
pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis
atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.
14) Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali
pusat pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
15) Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.
16) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

Kesadaran : composmetis s/d coma

Postur tubuh : biasanya gemuk

Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa

Raut wajah : biasanya pucat

b. Tanda-tanda vital

Tensi : normal sampai turun (syok)

Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)

Suhu : normal / meningkat (> 370 c)

RR : normal / meningkat (> 24x/menit)

c. Pemeriksaan cepalo caudal

Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas


rambut biasanya rontok / tidak rontok.

Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma

Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung

Mata : conjunctiva anemis

Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,


hiperpegmentasi aerola.

Abdomen

Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat
linea alba dan ligra
Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.

Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang
merah kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.

Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun.

d. pemeriksaan penunjang

Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.

USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin

b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan conjungtiva anemis , acral dingin , Hb turun , muka pucat & lemas .
2) Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah ke
plasenta berkurang .
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di
tandai terjadi distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .
4) Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan keadaan yang dialami .
5) Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan .
6) Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya
berhubungan dengan kurangnya informasi .
c. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan conjunctiva anemis, acrar dingin, Hb turun, muka pucat, lemas.
Tujuan : suplai / kebutuhan darah kejaringan terpenuhi
Kriteria hasil
Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida
lemas.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami
c. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi
menunjukkan gangguan sirkulasi darah.
d. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 30 menit
Rasional : mengantisipasi terjadinya syok
e. Catat intake dan output

Rasional : produsi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan


penurunan fungsi ginjal.
f. Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang
hilang akiba perdarahan.
g. Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah
Rasional : tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat
perdarahan.
Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi
darah ke placenta berkurang.
Tujuan : tidak terjadi fetal distress
Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya
pergerakan bayi,bayi lahir selamat.
Intervensi
a. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu
Rasional : kooperatif pada tindakan
b. Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri
Rasional : tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung
menurun sehingga terjadi perfusi jaringan.
c. Observasi tekanan darah dan nadi klien
Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad
sindroma vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti.
d. Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin
Rasional : penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar
oksigen dalam janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi
jantung janin.
e. Berikan O2 10 12 liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda
fetal distress
Rasional : meningkat oksigen pada janin.
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai
terjadi distrensi uterus, nyeri tekan uterus.
a. Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri
Kriteria hasil :
Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.
Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.
Intervensi
Jelaskan penyebab nyeri pada klien
Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperatif
terhadap tindakan
Kaji tingkat nyeri
Rasional : menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
1. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.
Tarik nafas panjang (dalam) melalui hidung dan meng-hembuskan
pelan-pelan melalui mulut.

Rasional : dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri yang


dirasakan.
Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan)
Rasional : posisi miring mencegah penekanan pada vena cava.
Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung
Rasional : memberi dukungan mental.
2. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan keadaan yang dialami
Tujuan : klien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya.
Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak
gelisah.
Intervensi
Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.
Rasional : dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi
beban pikiran.
Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin
Rasional : mengurangi kecemasan klien tentag kondisi janin.
Beri penjelasan tentang kondisi janin
Rasional : mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan
janin.
Beri informasi tentang kondisi klien
Rasional : mengembalikan kepercayaan dan klien.
Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat
Rasional : dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien
Anjurkan klien untuk berdoa kepada Tuhan
Rasional : dapat meningkatkan keyakinan kepada Tuhan tentang
kondisi yang dilami.
Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
Rasional : penderita kooperatif.
3. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi
Kriteria hasil :
Perdarahan berkurang
Tanda-tanda vital normal
Kesadaran kompos metit
Intervensi
Kaji perdarahan setiap 15 30 menit
Rasional : mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin.
Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila
normal observasi dilakukan setiap 30 menit.
Rasional : mengetahui keadaan pasien
Awasi adanya tanda-tanda syok, pucat, menguap terus keringat
dingin, kepala pusing.
Rasional : menentkan intervensi selanjutnya dan mencegah syok
sedini mungkin
Kaji konsistensi abdomen dan tinggi fundur uteri.
Rasional : mengetahui perdarahan yang tersembunyi

Catat intake dan output


Rasional : produksi urine yang kurang dari 30 ml/jam merupakan
penurunan fungsi ginjal.
Berikan cairan sesuai dengan program terapi
Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa
adekuat dan sebagian persiapan bila diperlukan transfusi darah.
4. Kurangnya pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya
berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : penderita dapat mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria hasil : dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Intervensi
Kaji tingkat pengetahuan penderita tentang keadaanya
Rasional : menentukan intervensi keperawatan selanjutnya.
5. Berikan penjelasan tentang kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.
a. Pengetahua tentang perdarahan antepartum.
b. Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Akibat perdarahan terhadap ibu dan janin
e. Tindakan yang mungkin dilakukan
Rasional : penderita mengerti dan menerima keadaannya serta
pederita menjadi kooperatif.
E. Contoh Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan
1. Abortus
ASUHAN KEPERAWATAN REPRODUKSI
PADA NY. R DENGAN ABORTUS IMMINENS
TANGGAL 17 MARET 2009

Tanggal masuk

: 17 Maret 2009

Jam masuk

Ruang

:-

No. Register : XXXXXXX

Pengkajian tanggal

: 17 Maret 2009

Jam

Pengkajian
Identitas
Nama

: Ny. R

Nama

: Tn. S

Umur

: 24 tahun

Umur

: 28 tahun

: 11.30 WIB

: 12.30 WIB.

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu RT

Pekerjaan

: Swasta ( Rp.1.200.000,-)

Alamat

: Klampis - Sby.

Alamat

: Klampis - Sby

Status perkawinan : Kawin

Status perkawinan : Kawin

Status Kesehatan
a. Alasan datang ke rumah sakit : Ibu mengeluh terlambat menstruasi sejak 4 bulan yang
lalu, lalu sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit dari kemaluan serta ibu
merasakan mules pada perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak melakukan
hubungan seksual kemarin malam, ibu mengatakan habis jalan-jalan di mall.
b. Keluhan utama saat ini : Ibu takut kalau kehamilannya tidak bisa dipertahankan atau
terdapat apa-apa dengan janin yang dikandungnya.
c. Timbulnya keluhan : Mendadak.
d. Faktor yang memperberat : Jika ibu beraktifitas atau berjalan, perdarahan dirasakan
semakin bertambah.
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Istirahat dan duduk.
f. Diagnosa medik : Abortus imminens.

Riwayat Keperawatan
a. Riwayat obstetri:
b. Riwayat menstruasi:
1) Menarche umur 12 tahun
2) Banyak darah menstruasi sedang
3) Siklus teratur
4) Lama menstruasi: 5 -7 hari.
5) HPHT: 16 November 2008
6) Keluhan selama menstruasi tidak ada.
c. Riwayat perkawinan : Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang
pertama.

d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ibu pada saat ini hamil pertama dan
tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya.
e. Genogram:

Hamil ini
Keterangan:
= Laki-laki

= Hipertensi

= Perempuan

= Ny.R
abortus

= Meninggal
= Tinggal dlm satu
rumah

f. Riwayat Keluarga berencana : Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain
tidak dikaji.
g. Riwayat kesehatan:
1) Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu tidak pernah menderita
penyakit infeksi seperti typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan.
2) Pengobatan yang didapat: tidak ada.
h. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.R).
i. Riwayat lingkungan:
1) Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih.
2) Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah
tidak ada, lantai licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat
kecelakaan atau trauma selama masa kehamilan ini.
j. Aspek psikososial:
Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran.

Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?


Tidak karena ibu memang harus beristirahat. Ibu berharap kehamilannya dapat
diperthanakan karena ibu sangat ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir
dengan keselamatan bayinya dan bertanya bagaimana caranya supaya bayinya dapat
dipertahankan. Orang terpenting bagi ibu adalah keluarga. Sikap anggota keluarga
terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. Kesiapan mental untuk menjadi
ibu: siap.
Aktifitas Sehari - Sehari:
a. Pola nutrisi:
1)

Frekuensi makan: 3 kali sehari.

2)

Nafsu makan baik.

3)

Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak
begitu suka minum susu.

4)

Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.

b. Pola eleminasi:
1) BAK:

Frekuensi: 5 kali sehari.

Warna: Kuning jernih.

Keluhan saat BAK: Tidak ada.

2) BAB:

Frekuensi: 1 kali sehari.

Warna: kuning khas feses.

Bau: khas feses.

Konsistensi: padat.

Keluhan: tidak ada.

c.

Pola personal hygiene:


1) Mandi:

Frekuensi: 2 kali sehari.

Penggunaan sabun: ya.

2) Oral hygiene:

Frekuensi: 2 kali sehari.

Waktu: pagi dan sore.

3) Cuci rambut:

Frekuensi: 3 kali seminggu.

Penggunaan shampo: ya.

d. Pola istirahat dan tidur:


1) Lama tidur: 8 jam sehari.
2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.
3) Keluhan tidur; tidak ada.
e. Pola aktifitas dan latihan:
1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua,
sehingga banyak pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua
seperti mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah dan memasak.
2) Waktu bekerja: tidak tentu.
3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.
4) Kegiatan waktu luang: tidak ada.
5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:
1)

Merokok: tidak.

2)

Minuman keras; tidak.

3)

Ketergantungan obat: tidak.


Pemeriksaan fisik:
a. Umum:

Keadaan umum: baik.

Kesadaran: CM, E4V5M6

Tekanan darah: 120/80 mmHg.

Respirasi: 18 x/mnt.

Nadi: 88 x/mnt

Suhu: 370C.

Berat badan: 48 kg.

Tinggi badan: 154 cm.

b. Khusus:
1) Kepala:

Bentuk: normal.

Keluhan: tidak ada.

2) Mata:

Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada.

Gerakan mata: normal.

Konjungtiva: merah muda.

Sklera: putih, icetrus tidak ada.

Pupil: normal, isokor.

Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).

3) Hidung:

Reaksi alergi: tidak ada.

Sinus: normal.

4) Mulut dan tenggorokan:

Gigi geligi: lengkap, 32 buah.

Kesulitan menelan: tidak ada.

5) Dada dan axilla:

Mamae: membesar

Areolla mamae: hiperpigmentasi.

Papila mamae: menonjol.

Colostrum: belum keluar.

6) Pernafasan:

Jalan nafas: bebas.

Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan.

Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.

7) Sirkulasi jantung:

Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt.

Irama: reguler.

Kelainan bunyi jantung: tidak ada.

Sakit dada: tidak ada.

8) Abdomen:

Mengecil: tidak

Linea dan striae: tidak ada, tidak ada nyeri tekan.

Luka bekas operasi: tidak ada.

Kontraksi: tidak ada.

TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-12

9) Genitourinary:

Perineum: intak.

Vesika urinaria: kosong.

10) Ekstremitas:

Turgor kulit: baik.

Warn akulit: sawo matang.

Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada.

Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.

Data Penunjang
a. laboratorium: -b. USG: -c. Rontgen: -d. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher):

Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.

Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.

Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-).

Cavum uteri: AF (18 20 mg).

Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-).

Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-).

Cavum douglas: tidak menonjol.

e. Terapi yang didapat:

Premaston: 2x1 tablet.

Mefenamic acid 3x500 mg.

Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.

Data Tambahan :

Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan.

Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik.

Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur
tubuh kaku dan tegang.

Analisa Data
Data

Etiologi

Patofisiologi

Masalah

S: Ibu mengatakan keluar

Penurunan suplay O2

Implantasi plasenta di

Resiko terjadi

endometrium lepas.

gawat janin intra

darah

dari

kemaluan dan nutrisi ke jaringan

sejak tadi pagi, perut

plasenta skunder

bagian bawah dirasakan

terhadap terlepasnya

mules, Ibu mengatakan

separasi plasenta.

tidak

nyeri

dilakukan

waktu

uteri (hipoksia).

Suplay O2 dan nutrisi ke

periksa

jaringan plasenta terputus

dalam.
O: Ibu hamil 18-20 minggu,
TFU 2 jbpst, djj: 12-1212, kontraksi tidak ada,

Janin kekurangan O2 dan

gerakan janin aktif, fleks


(+),

fluxus

ditemukan
tertutup,

(-).

nutrisi

VT:
porsio

TD:

120/80

mmHg, N: 88 x/mnt,
Gawat janin (Hipoksia)

RR: 16 x/mnt.

Kematian janin intra


uteri/abortus

S: Ibu mengatakan sangat


khawatir
perdarahan

dengan

Krisis situasi
(perdarahan dan

yang

ancaman terhadap

dialami, ibu bertanya-

keselamatan bayi

tanya

mengenai

keselamatan bayi yang

Perdarahan

yang dikandungnya).

Perubahan respon

Ansietas.

dikandungnya.

Ibu

psikologis ibu

mengatakan sangat ingin


punya

bayi

dan

ini

adalah kehamilan yang


pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat

Maladaptif

dilakukan pemeriksaan
ibu

banyak

bertanya

kepada

petugas.

Ekspresi

wajah

ibu
Cemas meningkat

tampak tegang, postur


tubuh

saat

dilakukan

pemeriksaan kaku dan


tegang.
S: Ibu banyak bertanya
tentang

kemungkinan

bayi dapat diselamatkan.


Ibu

juga

bertanya

Kurang informasi.

Kurang informasi

Defisit

mengenai penyakit,

knowledge

prognosis, kebutuhan

(kebutuhan

pengobatan

belajar)

tentang pantangan yang

mengenai

harus dilakukan supaya

penyakit,

bayinya

selamat.

Ibu

berkali-kali mengatakan
sangat ingin punya bayi.

prognosis dan
Ketidakmampuan
mengenal informasi

O: Ibu banyak bertanya


kepada

petugas

dan

mahasiswa. Pendidikan
ibu SMA, ibu tidak
bekerja.

Ibu

baru

menikah 6 bulan, ini


adalah

Ketidaktahuan tentang
kondisi dan pengobatan.

kehamilan

pertama dan usia ibu 23


tahun.
Tidak taat terhadap

kebutuhan
pengobatan.

program pengobatan.

Program pengobatan tidak


berhasil.

Diagnosa Keperawatan
1.

Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan


suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi
plasenta.
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah
dirasakan mules, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.
O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada,
gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri
tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.

2.

Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap


keselamatan bayi yang dikandungnya).
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanyatanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat
ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada
petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan
pemeriksaan kaku dan tegang.

3.

Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit,


prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi.
Data penunjang:

S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga
bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu
berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi.
O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu
tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia
ibu 23 tahun.
Rencana Intervensi, Rasional dan Implementasi
No

1.

Intervensi Keperawatan
Diagnosa

Tujuan dan

Rencana Intervensi

Keperawatan

Kriteria Hasil

Resiko terjadi Tujuan:

setelah a.

gawat

janin diberikan

askep,

intra

Pantau

DJJ,

Rasional

kontraksi Penurunan DJJ dan

uterus/his, gerakan janin.

gerakan

janin

uteri gawat janin tidak

sebagai

prediksi

(hipoksia) b/d terjadi, bayi dapat

adanya

distres

penurunan

janin.

dipertahankan

suplay O2 dan sampai


nutrisi

umur

37 b. Jelaskan penyebab terjadinya

ke minggu dan atau

perdarahan dan akibat bila

jaringan

BBL 2500 gr.

perdarahan terus berlangsung Meningkatkan

plasenta

Kriteria hasil:

(keguguran, janin meninggal).

skunder

terhadap

dan

Gerakan
janin aktif.

terlepasnya

separasi

DJJ

ibu

kerjasama

c. Anjurkan penderita untuk tidur dalam pengobatan.


miring ke kiri.

120-

160 x/mnt.

plasenta.

Kontraksi

Data

uterus

penunjang:

tidak ada.

S:

pemahamana

Ibu

/his
d.

Motivasi

Meminimalkan

Kehamilan

pasien untuk meningkatkan tekanan pada aorta

mengatakan

dapat

fase istirahat.

keluar darah

dipertahank

disuplay

dari

an

plasenta dan janin

kemaluan

umur

sejak

tadi

minggu dan

pagi,

perut

atau BBL

sampai
37

sehingga O2 yang
ke

lebih lancar.
Fase istirahat yang

bagian

2500 gr.

lebih

Perdarahan

membantu

dirasakan

berhenti

meminimalkan

mules,

atau

pemakaian

bawah
Ibu

mengatakan
tidak

nyeri

waktu

tidak

Flek-flek
tidak ada.

energi

dan O2 sekaligus

ada.
-

akan

e.

Anjurkan

dapat

pasien untuk melakukan ANC mengistirahatkan

dilakukan

secara teratur sesuai dengan bayi sampai cukup

periksa

masa kehamilan:

dalam.

- 1 x/bln pada trimester I

O: Ibu hamil
18-20

bulan.

- 2 x/bln pada trimester II


- 1 x/minggu pada trimester

minggu,

III.

TFU 2 jbpst,
djj:

12-12-

12,

Deteksi
f. Jelaskan pada pasien untuk terhadap

kontraksi

segera

tidak

kehamilannya bila terdapat:

ada,

adanya

memeriksakan penyimpangan pada

gerakan

Gerakan

kehamilan.

janin

janin

aktif,

fleks

(+),

- Kontraksi/his terus-menerus.

fluxus

(-).

- Perdarahan

VT:

dini

berkurang/menurun.

- Nyeri abdomen.

ditemukan

- Perut mengeras dan sangat

porsio

nyeri.

tertutup,
nyeri

tidak

ada,

TD:

120/80
mmHg,
88

kontrol

g. Anjurkan me masukan cairan langsung


N:

x/mnt,

RR:

Sebagai

16

minimal 2500 ml/24 jam dan pasien


diet

tinggi

kalori

dari
terhadap

serta kondisi

membatasi aktifitas.

x/mnt.
h. Anjurkan ibu untuk tidak
melakukan hubungan seksual

kehamilannya.

dengan

suami

kehamilan

berusia

sampai

20

minggu (5 bulan) atau selama


terjadi perdarahan
Tanya
kan

pada

ibu

pemahaman
penjelasan
Lkaukan

tentang
terhadap

yang

diberikan.

pengulangan

bila
Memperbaiki

perlu.

keadaan umum ibu


sehingga membantu
mengurangi akibat
perdarahan.

Koitus

dapat

merangsang
produksi
prostaglandin
eningkat

sehingga

dapat

terjadi

rangsangan

pada

uterus

dan

menimbulkan
kontraksi.

Meningkatkan
pemahaman ibu dan
pesanan
2.

Ansietas

b/d Tujuan:

setelah a.

Biarkan

sebelum

ibu pulang.
pasien Pengekspresian

krisis

situasi diberikan

(perdarahan
dan

askep,

ibu

mengekspresikan

dapat

tentang

ancaman menunjukkan
hilangnya ansietas.

keselamatan

Kriteria hasil:

yang 3)

kondisinya. pasien

Pertahankan cara yang tenang mngidentifikasi

terhadap
bayi

perasaan perasaan membantu

dan efisien.

sumber ansietas dan


penggunaan respon

Ibu

koping. Pendekatan

dikandungnya)

melaporkan

hilangnya

Data

berkurangnya

menyampaikan

penunjang:

perasaan

kepercayaan

S:

Ibu
mengatakan

tenang
/

pemberi perawatan

cemas/khawatir. b.
4)

sangat

Ibu

Jelaskan

semua

5)

tindakan yang ditentukan.


Pengetahuan

Ibu

c.

Motivasi

pasien

untuk yang

kooperatif

perdarahan

dalam

mengurangi

yang

pengobatan.

ansietas.

bertanya7)

Fase istirahat yang

Eksp

mengenai

resi

keselamatan

tenang.

yang

membantu

Post
ur tubuh rileks.

tanya

bayi

meningkatkan fase istirahat.

apa

diperkirakan

denagn

dialami, ibu 6)

dan

tujuan control.

tenang.

khawatir

oleh

lebih

akan

wajah d. Libatkan orang terdekat sesuai membantu


indikasi bila keputusan mayor meminimalkan
akan dibuat.

pemakaian

energi

dikandungn

dan O2 sekaligus

ya.

dapat

Ibu

mengatakan

e. Tingktakan rasa tenang dan mengistirahatkan

sangat ingin

lingkungan

punya bayi

gorden pada saat pemeriksaan bulan.

dan

berlangsung,

ini

tenang
batasi

jumlah

adalah

petugas

kehamilan

pemeriksaan, nyalakan kipas pendukung

yang

angina,

pertama.

penutup dll).

O: Ibu tampak
gelisah, saat

dalam

(tutup bayi sampai cukup

sediakan

ruangan Menjamin

system
untuk

selimut pasien

dan

memungkinkan
orang

terdekat

f. Motivasi ibu untuk tetap terlibat degna tepat.

dilakukan

tenang, tidak gelisah terhadap

pemeriksaan

kondisinya.

Memudahkan

ibu banyak

istirahat,

bertanya

g. Anjurkan ibu untuk tetap menghemat energi

kepada

berdoa

petugas.

bayinya.

untuk

keselamatan dan meningkatkan


kemmapuan

Ekspresi
wajah

koping.
ibu

tampak
tegang,
postur tubuh
saat
dilakukan
pemeriksaan
kaku

dan

tegang.

Kondisi psikologis
ibu

sangat

berpenagruh
terhadap

kondisi

janin.

Berdoa

lebih

mendekatkan

ibu

kepada Than dan


memberikan
ketenangan
3.

Defisit

Tujuan:

setelah a.

knowledge

diberikan

askep,

(kebutuhan

ibu

belajar)

memenuhi

mengenai

kebutuhan

penyakit,

secara

prognosis dan memahami

dapat

Tentukan
tentang

persepsi

kondisi

mandiri,

spiritual.
pasien Memvalidasi

kehamilan tingkat pemahaman

sekarang, tanyakan tentang saat


pengalaman

belajar

secara

sendiri/sebelumnya.

ini,

pasien mengidentifkasi
kebutuhan
dan

belajar

memberikan

dasar pengetahuan

kebutuhan

penyakit

dan

pengobatan b/d pengobatan

dimana

yang b. Berikan informasi yang jelas membuat keputusan

kurang

diberikan.

dan akurat dalam cara yang berdasarkan

informasi.

Kriteria hasil:

nyata, jawab pertayaan dengan informasi.

Data

8)

Ibu

penunjang:

memahami

S: Ibu banyak

regimen

pasien

jelas.

Membantu
penilaian

diagnos

c. Berikan pedoman antisipasi akanker,

bertanya

terapeutik

tentang

perawatan yang

pengobatan,

hasil

kemungkina

diberikan.

diharapkan,

kemungkinan diperlukan

n bayi dapat 9)

dan

pada pasien tentang protocol memberikan

Ibu

janin

dapat

yang informasi

yang
selama

dipertahankan. waktu

diselamatka

kooperatif

n. Ibu juga

terhadap

bertanya

tindakan

tentang

pengobatan dan

pantangan

perawatan yang d. Orientasikan klien/keluarga hak untuk tahu dan

yang

diberikan.

harus

dilakukan

10)

Bersikap jujur dengan pasien.

menyerapnya.

Pasien mempunyai
thd

Ibu

prosedur

rutin

aktifitas.

Tingkatkan mengambil

supaya

taat

bayinya

program

selamat. Ibu

pengobatan dan e.

berkali-kali

perawatan yang

perawatan

mengatakan

diberikan.

keluarga secara aktif dalam akurat dan detail

sangat ingin

terhadap

dan beraprtisipasi dalam

partisipasi bila mungkin.


Dorong

tentang

perawatan

dan

kemandirian, pengobatan
diri,

yang

libatkan diterima. Informasi

perawatan.

membantu

punya bayi.
O: Ibu banyak

keputusan

menghilangkan rasa
f. Lakukan evalausi sebelum takut dan ansietas.

bertanya

pulang

kepada

indikasi.

ke

rumah

sesuai
Perkiraan

dan

petugas dan

informasi

dapat

mahasiswa.

menurunkan

Pendidikan

kecemasan pasien.

ibu

SMA,

ibu

tidak

bekerja. Ibu
baru

menikah
bulan,

Peningkatan

ini

kemandirian

dari

adalah

pasien dan keluarga

kehamilan

meningkatkan rasa

pertama dan

percaya

usia ibu 23

kemampuan untuk

tahun.

melakukan

diri

perawatan

dan

diri

secara aktif.
Membantu

dalam

transisi
lingkungan

ke
rumah

dengna
memberikan
informasi

tentang

kebutuhan
perubahan

pada

situasi

fisik,

penyediaan

bahan

yang diperlukan.

Implementasi
Implementasi Keperawatan
N

Hari/Tanggal/Jam

Implementasi

Evaluasi

O
dx
1

Rabu,17
2014

Maret
Memantau

12.40

djj,

gerakan janin.

kontraksi

uterus/his, Djj (+) 12-12-12; kontraksi ute


tidak ada; gerakan janin aktif.

- Menjelaskan
13.00

penyebab

terjadinya Ibu mengatakan mengerti deng

perdarahan dan akibat bila perdarahan penjelasan

yang

diberik

terus berlangsung (keguguran, bayi akan mahasiswa.


meninggal).
- Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke
arah kiri selama di rumah.
- Memotivasi

ibu

untuk

lebih

banyak

istirahat minimal 8 jam sehari dan


kurangi beraktifitas agak berat seperti
olahraga.
- Menganjurkna ibu untuk teratur ANC
yaitu:
- 1 x/bln pada trimester I

Ibu mengatakan akan menta

- 2 x/bln pada trimester II

semua petunjuk yang diberikan

- 1 x/minggu pada trimester III.


- Mengingatkan ibu untuk segera kontrol
bila terdapat::
- Gerakan janin berkurang/menurun.
- Kontraksi/his terus-menerus.
- Perdarahan
13.30

Ibu mengatakan sudah memaha

- Nyeri abdomen.

semua penjelasan yang diberik

- Perut mengeras dan sangat nyeri.

dan berjanji akan mentaati sem


petunjuk yang diberikan.

- Menganjurkan ibu untuk banyak makan


makanan

yang

bergizi

untuk

meningkatkan keadaan kesehatan ibu dan


minum air minimal 2500 cc /hari.
- Menyarankan ibu dan suami untuk tidak
melakukan

hubngan

seksual

selama

perdarahan terjadi dan sampai umur


kehamilan minimal 5 bulan atau selama
perdarahan berlangsung.
- Menanyakan ibu mengenai penjelasan

yang sudah diberikan.

Rabu,

17

2014

Maret Memberiakn kesempatan kepada ibu untuk Ibu bercerita tentang perasa

menceritakan perasaanya dan riwayat cemasnya saat terjadi perdaraha


12.30

terjadinya perdarahan.

Menjelaskan kepada ibu bahwa akan Ibu mau dilakukan pemeriksa


12.40

dilakukan tindakan VT (periksa dalam).

dalam.

Mengatur posisi ibu, menyalakan kipas Posisi ibu rileks, ekspresi wa


12.45

angin,

mengurangi

jumlah

petugas tampak cemas.

dalam ruang periksa dan menutup


gorden.
Ibu
13.00

tampak

lega

deng

- Mendiskusikan tentang kemungkinan bayi penjelasan yang diberikan.


dpaat dipertahankan bersama ibu dan
suami denagn syarat ibu mentaati semua
petunjuk yang diberikan.

Ibu berjanji akan tetap tenang d

- Memotivasi ibu untuk tetap tenang dan tabah.


tidak gelisah serta lebih banyak berdoa
sehingga harapan untuk punya bayi dapat
3

Rabu,17
2014

tercapai.
Maret Menanyakan perasaan ibu denagn adanya Ibu mengatakan sangat cem
perdarahan dan sakit pada perutnya.

13.00

denagn perdarahan yang terj


dan

takut

meninggal.

kalau
Ibu

bayin

mengatak

perdarahan terjadi tiba-tiba d


ibu tidak tahu sebabnya.
- Mendiskusikan dengan ibu dan suami
13.30

tentang penyakit yang diderita ibu dan Ibu dan suami mengatakan ak
mentaati

beberapa

pantana

kemungkinan bayi dapat dipertahankan.

yang diberikan.

- Menjelaskan beberapa hal yang perlu


ditaati oleh ibu dan suami yaitu:
- Periksa

teratur

sesuai

petunjuk

yang

diberikan.
- Tidur miring ke kiri.
- Tidak hubungan seksual selama 5 bualn
kehamilan.
- Makan makanan yang bergizi.
- Lebih banyak istirahat.
13.45

Melakukan evaluasi sebelum ibu pulang


tentang pemahaman ibu mengenai
penjelasan yang sudah diberikan.

Ibu dan suami mengatakan sud

dapat mengerti penjelasan d


petunjuk yang diberikan.

2. KET
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
A.

PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Suku
Agama
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
Alamat
No. RM
Ruang Dirawat
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis

: Ny. V
: 26 tahun
: Perempuan
: Indonesia
: Hindu
: Ibu Rumah Tangga
: SMA
:Jln. Pulau Moyo, Pedungan, Denpasar
: 205070
:F
: 10 Agustus 2015
: 10 Agustus 2015
: Kehamilan Ektopik

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama
: Tn. P
Umur
: 30tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
:
: Indonesia
Agama
: Hindu
Pekerjaan
: Swasta

Pendidikan Terakhir
Alamat
Hubungan dengan klien

: SMA
: Jln. Pulau Moyo, Pedungan, Denpasar
: Suami

1. STATUS KESEHATAN
a. Keluhan
Keluhan Utama
: Nyeri karena perdarahan
Keluhan saat Pengkajian : Nyeri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak seminggu yang lalu sebelum ke dokter, pasien mengatakan sering
merasakan nyeri ringan diperut klien. Saat nyeri perut hebat terjadi perdarahan
pasienlangsung dibawa oleh suami ke puskesmas terdekat dan pasien langsung
dirujuk ke Rumah Sakit pada tanggal 10 Agustus 2015. Pasien langsung diperiksa
dan di USG oleh dokter kandungan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC, dll.
2. RIWAYAT HAID
Menarche
Haid
Siklus
Sifat darah
HPHT

: umur 13 tahun.
: tidak teratur dan lamanya haid 6-7 hari.
: 28-35 hari.
: cair, berbeku-beku, warnanya; merah kehitaman, dan terasa

nyeri

saat hari pertama dan kedua.


: pasien hanya ingat haid terakhirnya pada akhir bulan Mei dan tidak
ingat tanggalnya.

3. RIWAYAT PERKAWINAN
Menikah

: pernikahan yang pertama dan lamanya pernikahan sudah setahun

tujuh bulan.
4. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Kehamilan

: pasien sering mual dan muntah, mengalami perdarahan pervagina

ringan dan merasakan nyeri pada panggul. Ini merupakan kehamilan trimester
pertama.
5. RIWAYAT KESEHATAN FISIK
Pasien tidak pernah mengalami sakit keras atau operasi. Pasien mengalami anoreksia.
6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Ibu merasa senang dengan kehamilan ini karena ini kehamilan yang pertama dan
sangat ditunggu-tunggu. Suami dan keluarga juga sangat senang dengan kehamilan
tersebut.
7. POLA HUBUNGAN SEKSUALITAS PADA KEHAMILAN
Pasien mengatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak seminggu 3x. Dan tidak
ada mengalami masalah dalam melakukan hubungan suami istri.
8. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Makan dan minum : pasien senang memakan nasi jenis lembek, tidak ada
kesukaan khusus terhadap makanan, pantangannya pasien tidak boleh memakan
durian, nanas, minum kopi. Minum air putih sebanyak 6-7 gelas.
b. Eliminasi (BAB/BAK) : BAB : mengalami konstipasi, BAK; 5-6x sehari,
mengeluh nyeri saat kencing.
c. Kegiatan (aktivitas)

: klien hanya melakukan aktivitas yang ringan,

karena klien sering mengeluh pusing dan lelah.


d. Istirahat/tidur
: pasien mengalami perubahan tidur karena merasa nyeri
ringan diperut dan kadang mual muntah selama seminggu terakhir.
B.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Lemah


- Kesadaran

: Compos mentis

2. Tanda-tanda vital :
- TD
- Nadi
- Napas
- Suhu
3. TB dan BB
4. Muka

: 110/80 mmHg
: 78 x/menit
: 26 x/menit
: 370C
: TB : 157 cm, BB : 52 kg.
: Tidak ada cloasme

- Konjungtiva : anemis.
- Sklera
: an ikterik
- Pulpil
: isokor , tidak ada nistagmus.
5. Mulut dan Gigi : bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis,
gigi lengkap, tidak ada gangguan menelan.
6. Leher
: tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun
limfe yang membengkak.
7. Dada
: Payudara bentuk simetris, hiperpigmentasi putting dan areola, tidak
ada kelainan puting dan menonjol keluar. Tidak ada kolostrum.

8. Abdomen

: adanya nyeri saat perabaan di abdomn kuadran bawah, pembesaran

perut kedepan sesuai usia kehamilan yaitu trimester pertama, tidak ada linea nigra dan
striae gravidarum.
9. Vulva
: serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
10. Ekstremitas

: tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hemoglobin (Hb) : 10 g/dl
Eritrosit: 3,5 juta/mm3
Leukosit: 8000-10.000 mm3
2. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
USG : Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri.
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri.
Adanya massa komplek di rongga panggul.

D. ANALISA DATA
No

Data

Masalah

Etiologi

DS

Pasien

Ruptur tuba fallopi dan

mengatakan nyeri di

perdarahanintraperitonia

abdomen
DO :
P : Nyeri karena

ruptur

Keperawatan
Nyeri

tuba fallopi,

sehingga

syaraf

di

sekitar tuba tertekan.


Q : Menusuk-

nusuk
R

Abdomen

Pasien
meringis

nampak
menahan

nyeri
2.

kuadran

kanan

bawah
S : skala nyeri 3
T : Sewaktu-waktu
DS
:
pasien

proses

akan

Ansietas

mengatakan sedih jika

dilakukannya

kehamilannya

pembedahan

harus

dioperasi dan pasien


tidak bisa tidur karena
memikirkan

kehamilannya.
DO :
Pasien tampak

gelisah.
Terdapat kantung
di kedua mata pasien,
dan tampak tampang

bengkak.
Pasien mengulangulang

pertanyaan

tentang

keadaan

kandungannya.
E.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri di abdomen, P : Nyeri karena ruptur tuba
fallopi, sehingga syaraf di sekitar tuba tertekan, Q : Menusuk-nusuk, R : Abdomen.
Pasien nampak meringis menahan nyeri kuadran kanan bawah, S : skala nyeri 3, T :
Sewaktu-waktu.
2. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan ditandai dengan
pasien mengatakan sedih jika kehamilannya harus dioperasi dan pasien tidak bisa
tidur karena memikirkan kehamilannya, pasien tampak gelisah, terdapat kantung di
kedua mata pasien, dan tampak tampang bengkak, pasien mengulang-ulang
pertanyaan tentang keadaan kandungannya.

F.
No Diagnosa
1.

Nyeri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan

dan

kriteria Intervensi

hasil
yang Setelah dibserika askep -

Membantu

dalam

berhubungan dengan selama.x jam pasien dirasi nyeri. Kaji kontraksi mendiagnosis

dan

rupture tuba fallopii, dapat

Tentukan sifat, lokasi, dan -

Rasional

uterus, perdarahan, atau nyeri menentukan tindakan

perdarahan

mendemonstrasikan

intraperitonial

teknik relaksasi, tanda-

tekan abdomen

yang akan dilakukan.

tanda vital dalam batas

Ketidaknyamanan

normal, tidak meringis

dihubungkan dengan
aborsi

spontan

dan

molahidatidosa karena
kontraksi uterus yang
mungkin

diperberat

oleh infuse oksitosin.


Ruptur

kehamilan

ektopik
mengakibatkan nyeri
hebat

karena

hemoragi

yang

tersembunyi saat tuba


fallopii

rupture

ke

dalam abdomen.
- Kaji stress psikologi ibu -

Ansietas

atau pasangan dan respon respon

sebagai
terhadap

emosional

terhadap situasi darurat dapat

kejadian.

memperberat
ketidaknyamanan
karena

sindrom

ketegangan, ketakutan
dan nyeri.
-

Berikan lingkungan yang -

Dapat

membantu

tenang dan aktifitas untuk dalam

menurunkan

menurunkan

rasa

nyeri. tigkat

nyeri

Instruksikan

klien

untuk karenanya mereduksi

menggunakan
relaksasi

metode ketidaknyamanan

misalnya

nafas

dalam, visualisasi distraksi


dan jelaskan prosedur.

dan

Kolaborasi :
-

- Meningkatkan

Berikan
sedative

narkotik

berikut

praoperatif

bila

atau kenyamanan,

obat-obat menurunkan
prosedur komplikasi

pembedahan diindikasikan

risiko

pembedahan.

Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi

Tindakan terhadap
penyimpangan
akan

dasar

menghilangkan

nyeri
2.

Ansietas

Seteleh diberikan askep -

berhubungan dengan selama


proses

..x

akan diharapkan

Pertahankan hubungan yang -

jam sering

denngan

Menjamin

pasien. pasien

bahwa

tidak

akan

cemas Berbicara dan berhubungan sendiri

dilakukannya

pasien

pembedahan

dengan KH:

menunjukkan

rasa

Pasien tampak tenang

menghargai,

dan

Pasien tidak gelisah

menerima

Menunjukkan

tersebut,

kemampuan

berkurang dengan pasien

atau

ditelantarkan:

untuk

orang
membantu

meningkatkan

menghadapi masalah

rasa

percaya.
-

Berikan informasi akurat dan konsisten

Dapat mengurangi

mengenai ansietas

dan

prognosis.hindari argumentasi ketidakmampuan


mengenai

persepsi

terhadap situasi tersebut

pasien pasien untuk membuat


keputusan/pilhan
berdasarkan realita
- Pasien mungkin akan
menggunakan

Wapada terhadap tanda-tanda mekanisme

bertahan

No

penolakan/depresi,mis:menarik dengan penolakan dan


diri, marah, ucap-ucapan yang terus berharap bahwa
tidak

tepat.

Tentukan diagnosanya

tidak

timbulnya ide bunuh diri dan akurat.rasa

bersalah

kaji potensialnya pada skala 1- dan tekanan spiritual


10

mungkin

akan

menyebabkanpasien
menarik

diri

dan

percaya bahwa bunuh


diri

adalah

suatu

alternatif
-

Berikan lingkungan terbuka -

Membantu

pasien

dimana pasien akan merasa untuk merasa diterima


aman

untuk

mendiskusikan pada kondisi sekarang

perasaan atau menahan diri tanpa


untuk berbicara

persaan

dihakimi

dan

meningkatkan persaan
harg diri dan kontrol
-

Izinkan

pasien

merefleksikan

untuk - Penerimaan perasaan


rasa akan membuat pasien

marah,takut, putus asa tanpa dapat

menerima

konfrontasi. Berikan informasi situasi


bahwa

perasaannya

normal

dan

adalah
perlu

diekspresikan
G.
Tgl/Jam
Pukul 14.30
WITA

IMPLEMENTASI
Implementasi

1.

Mengkaji sifat, lokasi, dan durasi

nyeri.
2.
Mengkaji stress psikologi
ibu/pasangan dengan menggunakan
tingkat stress.

Respon

Paraf

Pasien mengeluh nyeri di


perut,
meringis

pasien

tampak

menahan

sakit,

wajah pasien tampak pucat,


pasien tampak lemah.

No.
1.

2.

3.

Memberikan lingkungan yang


tenang dan mengajarkan teknik
relaksasi, dengan cara latihan napas

dalam dan visualisasi distraksi.


4.
Memberikan kompres dingin di
5.

area yang nyeri.


Berkolaborasi dengan memberikan

obat analgesic.
- Injeksi Antrain 3 x 500 mg.
6.
Menyiapkan untuk prosedur
Pukul 18. 00
WITA

pembedahan bila terdapat indikasi.


1. Menemani ibu dan mengajak bicara
secara perlahan
2. Memberi kesempatan untuk

Pasien

mengatakan

perasaannya sangat sedih


dan

cemas

memikirkan

memikirkan sisi positif dari tindakan

keadaan

kehamilannya,

yang akan dilakukan

pasien

terlihat

3. Menganjurkan ibu pengungkapkan


atau mengekspresikan perasaan.
4. Mengarahkankembali mekanisme
koping yang diekspresikan.
5. Memberikan masa privasi terhadap

sering

melamun, tampak murung,


pasien

masih

terlihat

murung, tampak gelisah dan


cemas, pasien terlihat sedih
(mata bengkak)

rangsangan lingkungan seperti


jumlah orang yang ada sesuai
keinginan ibu.
H. EVALUASI
Tgl/Jam
Kamis,

Catatan Perkembangan
13 S : pasien mengatakan masih merasa nyeri pada perut.

Agustus 2015 O: pasien tampak masih gelisah, wajah pasien masih pucat, skala
Pukul 13. 30 nyeri 3 (0-10)
WITA

A : nyeri akut belum teratasi


P : lanjutkan intervensi berkolaborasi dengan dokter kandungan

Kamis,

untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi.


13 S : pasien mengatakan merasa sedih yang dirasakan sedikit

Agustus 2015 berkurang


Pukul 13. 30 O : pasien tampak lebih tenang
WITA

A : ansietas teratasi sebagian

Paraf

P : lanjutkan intervensi tekhnik distraksi dan relaksasi

3. Mola Hidatidosa
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Ny. NM
: 39 tahun
: Bali / Indonesia
: Hindu
: SMA
: Ibu rumah tangga
: Jln. Arjuna no.12 Gianyar

Penanggung jawab :
Nama
: Tn. MM
Umur
: 56 tahun
Suku/bangsa
: Bali / Indonesia
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Strata 1
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Yogyakarta
Hubungan degan klien : Suami
B. Keluhan Utama
Klien Mengeluh mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri pada bagian abdomen.

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
Klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing, manis,
gondok maupun penyakit keturunan lainnya.
2.

Riwayat kesehatan sekarang


Klien diantar oleh suaminya datang kerumah sakit, klien mengeluh mengalami
perdarahan. Klien mengaku sudah mengalami perdarahan sejak 6 hari yang lalu,saat
diperiksa keadaan vulva tampak kotor dan lembab serta adanya tanda infeksi yang
lain seperti kemerahan di perineum, dan keluar cairan putih kekuningan serta
berbau, klien tampak lemah,membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis dan
cubitan kulit kembali dalam 2 detik,mual dan muntah 2-4x/hari selama 6 hari. klien

juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan skala nyeri 6 dan bertambah saat
melakukan gerakan secara tiba-tiba, klien tampak meringis menahan nyeri, wajah
klien tampak pucat, perdarahan 500 cc, TD 100/90 mmHg, RR 26X/menit, HR
120X/menit.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Belum pernah ada anggota keluarga klien yang menderita oenyakit serupa dengan
klien sebelumnya.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Manda umur 14 tahun, siklus teratur (28 hari) dengan jumlah relatif sedikit
selama 6-7 hari. Klien tidak mengalami dismenorchea. Hari pertama haid terakhir
tangal 10 mei 2011, tanggal 14 mei terjadi perdarahan, di bawa ke bidan tanggal
15 mei 2011, tanggal 19 mei 2011 terjadi perdarahan kembali, dan baru di bawa
ke RS A pada tanggal 20 mei 2011.
b. Riwayat Kehamilan / nifas sebelumnya
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang. Klien sudah
memiliki 3 anak. Klien tidak pernah mengalami abortus sebelumnya.
5. Riwayat KB
Jenis

: Suntik 3 bulan

Lama

: 20 tahun

6. Basic Promoting Physiology of Health


a. Pola Aktivitas dan latihan
Sebagai ibu rumah tangga, klien menjalankan aktivitas seperti biasanya dan tidak
menambah waktu istirahat karena klien tidak merasa bahwa dirinya hamil. Saat ini
klien merasa nyeri pada perut bagian bawah dan perdarahan. Nyeri yang timbul
terasa lebih berat saat merubah posisi tubuh dengan cepat dan tiba-tiba.
b. Tidur dan Istirahat
Klien tidur sehari hanya 6-8 jam, klien tidak terbiasa tidur siang, klien tidak
mengalami gangguan tidur sebelum sakit, namun saat sakit klien sering terbangun
karena nyeri dan perdarahan yang dialaminya.
c. Kenyamanan dan nyeri

Klien mengalami nyeri pada bagian bawah adomen, nyeri bertambah disaat klien
melakukan gerakan secara tiba-tiba.
d. Pola Nutrisi
Klien mengalami gangguan nafsu makan, karena mual dan muntah, klien makan 2
kali sehari, menghabiskan dari porsi makan, klien tidak berpantang makan.
e. Cairan, elektrolit, asam basa
Mukosa bibir klien kering, dan turgor kulit tidak elastis. Dari hasil pemeriksaan,
ditemukan:
Input : Klien dalam sehari dapat menghabiskan 500 ml air, air dalam makanan 300
ml, infus 500 ml, transfusi darah 1 kolf (125 ml).
Output: Urin 1000 ml, feses 250 ml, IWL 1110 ml, perdarahan 500 ml.
BC = Input-Output.
= 1425 ml 2360 ml
= - 935 ml.
Klien mengalami kekurangan cairan dan elektrolit sebanyak 935 ml.
f. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak napas, sukar bernapas ataupun gangguan oksigenasi.
g. Eliminasi fekal/bowel
Klien melakukan eliminasi fekal atau bowel 1 kali sehari tanpa menggunakan
pencahar, dan eliminasi dilakukan setiap pagi, berwarna kuning dengan
konsistensi lembek. Klien tidak memiliki gangguan eliminasi seperti diare,
konstipasi atau inkontinensia bowel. Pemenuhan kebutuhan bowel klien dilakukan
secara mandiri.
h. Eliminasi urine
Klien dapat melakukan miksi 6-8 kali dalam satu hari, 100 cc/hari, warna kuning.
Klien tidak memiliki gangguan eliminasi urin seperti nyeri saat BAK, burning

sensation, atau inkontinensia bladder. Kebutuhan pemenuhan ADL ini dilakukan


secara mandiri.
i. Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak mengalami gangguan penglihatan, ketajaman visus baik, respon
terhadap cahaya pun baik. Klien tidak mengalami gangguan pendengaran,
gangguan penciuman, sensasi taktil maupun pengecapan.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang.
Kesadaran klien composmentis dengan GCS 15 (eye 4, verbal 5, motorik 6), TD:
100/90 mmHg, HR: 110X/menit dengan irama reguler dan berdetak kuat, RR:
20X/menit reguler, suhu 38oC, turgor kulit tidak elastis, warna kulit agak pucat.
a) Kepala
Nampak simetris, rambut nampak bersih, konjungtiva anemis, sclera normal
tidak nampak ikterik, pupil isokor, palpebra normal tidak nampak adanya edema,
lensa normal tidak nampak adanya kekeruhan pada lensa. Hidung klien nampak
normal, tidak terlihat adanya sektum deviasi, epistaksis. Telinga simetris.
b) Leher
Leher terlihat normal tidak terlihat adanya kaku kudu, pembesaran JPV,
tenggorokan normal, tidak ada pembesaran tiroit, tidak ada pemebesaran tonsil
dan nyeri telan.
c) Dada
Bentuk dada simetris, tidak terlihat adanya barelchest, funnal atau pidgeon.
Tidak ada bantuan otot pernapasan, saat dipalpasi fremitus kanan dan kiri sama,
saat di auskultasi tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti wising, bronki
dan crakless, saat di perkusi terdengar bunyi sonor.
d) Abdomen

Tidak ada linea alba, dan terdapat sedikit striae pada perut. Saat di auskultasi
terdengar wising usus, dan prestaltik 14x/menit, saat di palpasi tidak ditemukan
adanya pembesaran hepar maupun splenomegali, saat diperkusi terdengar suara
tympani.
e) Genitalia
Vulva tampak kotor, terdapat perdarahan prvaginam.
f) Rektum
Rektum normal, tidak ada hemmoroid, tumor atau prolaps.
g) Ekstremitas
Kekuatan otot atas, bawah, kanan dan kiri didapatkan hasil kekuatan otot 3,
ROM aktif, dan kapilari reffil 2 detik.
a. Inspeksi:
Abdomen relatif membesar.
Tidak ada linea alba.
Terdapat sedikit striae pada perut.
b. Auskultasi
Bising usus 14 X/Menit.
7. Data Penunjang
HCG Test

: 50.000 mIU/L

Hemoglobin

: 8,9 mg %

USG
: Dari hasil pemeriksaan menunjukkan gambaran Snow Flake
Paterrn (badai salju).
Diagnosa Medis

: Mola Hidatidosa

ANALISIS DATA
Tgl/Jam

Data

Etiologi

20 mei

DS :

Agen

Diagnosa Keperawatan
injuri Nyeri Akut

2015 jam

09.00

Klien
fisik
mengeluh nyeri
perut
bagian
bawah,nyeri
bertambah saat
aktivitas,skala
nyeri 6
DO :

Wajah
klien
tampak meringis
menahan nyeri

Nadi
120x/menit

RR 26x/menit
TD
mmhg

100/90

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga

dapat membantu

menentukanintervensi yang tepat.


b. Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satuindik
asi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.
c. Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi
dapatmengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi
nyeri yang dirasakan.
d. Beri posisi yang nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri.
e. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat
dipersepsikan.
4. Hiperemesis

ASUHAN KEPERAWATAN
1 Pengkajian Keperawatan
A. Identitas klien
Nama

: Ny AS

Umur

: 20 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Samarinda

B. Keluhan utama
Pasien mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari. Mual dan muntah
semakin berat bila membau makanan yang merangsang.
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli kandungan dengan keluhan terlambat haid 3 minggu,
terakhir mendapat haid tanggal 12 januari 2015, mual dan selalu muntah pada pagi
hari. Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas dan mau pingsan karena sudah
beberapa hari sulit makan.
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis.
E. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x (nasi,sayur,lauk)
: Minum 7 gelas/hari
Selama hamil

: makan berkurang, minum berkurang

b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 5 x/hari
Sesudah hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 3 x/hari
c. Pola istirahat tidur
Sebelum hamil : Siang 2 jam/hari, malam 8 jam /hari
Sesudah hamil

: Siang 3 jam/hari, malam 5 jam/hari

d. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Membantu pekerjaan rumah
Sesudah hamil

: Membantu pekerjaan rumah

e. Perilaku kesehatan sehari-hari


Penggunaan obat/jamu/rokok
Sebelum hamil

: Tidak pernah

Sesudah hamil

: Obat dan vitamin dari bidan

Lain lain (personal hygiene)


Mandi

: 2 x/hari

Ganti baju

: 2 x/hari

Keramas

: 3 x/minggu

Gosok gigi

: 2 x/hari

f. Riwayat Haid
Menarche

Siklus haid

28 hari (teratur)

Lama haid

6-7 hari

Banyaknya

3-4 softek/hari

Dismenorea

HPHT

6 januari 2013

UK

TP

g. Riwayat Perkawinan
Nikah
:
1x
Lama menikah

: 1 tahun

Umur pertama kali nikah : 19 tahun


h. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan KB apapun.
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
K/U
Kesadaran

b.

: lemah, wajah pucat


: compos mentis

BB sebelum hamil

: 56 kg

BB saat ini

: 53 kg

TB

: 157 cm

LILA

: 25 cm

TD

: 90/60 mmHg

Nadi

: 100 x/menit (teratur)

RR

: 20 x / menit (teratur)

Suhu

: 36,50 C (axilla)

Inspeksi
Hiperemis tingkat satu pada inspeksi ditemukan keadaan umum lemah, turgor kulit
sedikit menurun, lidah kering, dan mata cekung. Hiperemis tingklat dua ditemukan ibu

tampak lebih lemah dan aptis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, aceton dapat tercium dalam hawa pernafasan, badan kurus dan berat badan
munurun, kulit kering dan kadang-kadang ada ikterus.
c. Palpasi
Dengan palpasi dapat mengetahui umur kehamilan dengan melihat tinggi fundus
uteri. Karena pada ibu hiperemis gravidarum biasanya terjadi pada umur kehamilan
satu sampai empat bulan, dimana tinggi fundus uteri sekitar setengah simphisis pusat
d. Auskultasi
Untuk memantau sudah terdengar detak jantung janin atau belum dan gerakan anak.
e. Pemeriksaan tanda tanda vital
Pada sekitar hiperemis tingkat satu akan ditemukan nadi meningkat sekitar 100
x/menit, tekanan darah sistolik menurun, suhu normal.
f. Pengukuran berat badan
Pada ibu hamil dengan masalah hiperemis gravidarum pada umumnya terjadi
penurunan BB
Analisa Data
Kelompok Data
Masalah
Ds : Px mengatakan mual dan selalu Gangguan cairan
muntah pada pagi hari,

Kemungkinan Penyebab
Mual muntah

dan elektrolit

Do : - k/u lemah
wajah pucat
turgor kulit menurun
-TTV :
TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5 C
R= 20 x/menit
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : -k/u lemah
- makanan tidak habis
-muntah
-TTV
TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/menit

Gangguan nutrisi

Mual muntah

2 Diagnosa Keperawatan
1) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
dan asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
- turgor kulit menurun
- TTV : TD = 90/60 mm/Hg
N =100x/menit
S = 36,5 C
R = 20 x/menit
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan nausea
dan volume yang menetap yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : - k/u lemah
-

makanan tidak habis


muntah
TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

Intervensi Keperawatan
1) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
dan asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan muntah pada pagi hari
Do : k/u lemas.
wajah pucat
turgor kulit menurun
TTV :
TD = 90/60 mm/Hg
N =100x/menit
S = 36,5 C
R = 20
a. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu selama 1 x 24 jam, mual dan
muntah px berkurang :
Kriteria hasil :
Px mengatakan mual dan muntah berkurang

k/u lemah
wajah segar
turgor kulit meningkat
TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R= 20x/mnit
b. Intervensi
1) Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan
sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam.
R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan
volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit
2) Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan
yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase
nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.
3) R/ Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi
mengindikasikan hipovolemia
4) Mengkaji dan mendokumentasi turgor kulit ,kondisi membran mukosa ,tandatanda vital dan berat jenis urine.
R/ Pengkajian status cairan dan elektrolit yang akurat menjadi dasar
penyusunan rencana dan evaluasi intervensi.
5) Menimbang berat badan setiap hari.
R/Upaya memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan dan dilakukan
melalui pemberian terapi parenteral sampai dalam menoleransi asupan normal.
6) Memantau nilai laboratorium dan melaporkan nilai-nilai yang tidak normal.
R/ Keseimbangan cairan dan elektrolit harus di koreksi untuk mencegah
komplikasi yang berat, seperti asidosis metabolik dan kematian janin dan ibu
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan nausea
dan volume yang menetap yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : - k/u lemah
-

makanan tidak habis


muntah
TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

a. Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam,kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi
dengan kriteria hasil :
Px mengatakan nafsu makan meningkat
Do : - k/u lemah

makanan habis 1 porsi


muntah berkuran
TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

b. Intervensi
1) Kaji TTV klien
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat
3) Pantau asupan dan haluaran pasien
R/ Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cair
4) Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga
R/ Untuk memantau peningkatan dan penurunann
5) Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam
R/ Untuk memantau aspirasi
6) Untuk berkonsultasi dalam menyusun rencana pengaturan menu yang
memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil
R/ Nutrisi maternal yang adekuat sangat penting untuk kesehatan ibu Memulai
pemberian asupan oral
7) Mendiskusikan pentungnya nutrisi yang adekuat
R/ Mengatur janji dengan ahli diet dan pertumbuhan serta perkembangan
janinnya
8) Memantau berat badan klien
R/ Mengetahui perkembangan janin dan ibu
4
No

Implementasi Keperawatan
Waktu

Dx
Pelaksanaan
1.
14 03 - 2013
08.00

Implementasi
1. Memantau dan mencatat TTV setiap 2 jam atau
sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil.
Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/ mnit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/mnit
2. Mengukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam.
Catat dan laporkan perubahan yang signifikan
termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka,

TTD

drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan


haluaran yang lain.
3. Mengkaji dan mendokumentasi turgor kulit ,kondisi
membran mukosa ,tanda-tanda vital dan berat jenis
urine
4. Menimbang berat badan setiap hari

2.

14 03 - 2013

1) Memantau nilai laboratorium dan melaporkan


nilai-nilai yang tidak normal
2) Mengkaji TTV klien:

08.00

TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/ mnit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/mnit
3) Menimbang dan catat berat badan pasien pada
jam yang sama setiap hari
4. Memantau asupan dan haluaran pasien
5. Mengkaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap
pergantian tugas jaga
6. Mengauskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4
jam

Evaluasi

No

Tanggal
Dx
1.
15 03 2013
08.00

Evaluasi
S : Px mengatakan mual dan muntah berkurang
O: k/u lemah
- wajah pucat
- turgor kulit meningkat
- TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit

Paraf

S= 36,5C
R = 20x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3,4

2.

15 03 2013

S : Px mengatakan nafsu makan meningkat

08.00

O:

- makanan habis 1 porsi


- muntah berkurang
- TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjut kan no 1,2,3,4

5. Pre Eklampsi dan Eklampsi


a. Pre Eklampsi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W P DENGAN MASALAH
PREEKLAMSIA BERAT
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny.W

Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Yogyakarta
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.P
Umur : 34 th
Jenis kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Yogyakarta
Hub dg klien : suami
2. Riwayat Kesehatan.
a. Keluhan utama: mengeluh mual muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang: klien mengeluh nyeri kemudian di bawa ke RS
untuk menjalani perawatan medis
c. Riwayat kesehatan dahulu:

d. Riwayat kesehatan keluarga: ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
e. Genogram: f. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan makanan
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Persepsi terhadap kesehatan: ibu klien melihat tanda dan gejala nyeri pada
anaknya kemudian langsung membawa ke rumah sakit untuk mendapat
perawatan yang optimal.
b. Pola aktivitas- latihan:

Aktivitas

Makan

Minum

Eliminasi

Mobilisasi

Berpakaian

Keterangan:
0 : mandiri
1 : dengan alat Bantu
2 : bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan peralatan

4 : tergantung total
2. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas
Gejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b. Sirkulasi
Gejala : penurunan oksegen
Tanda :
a. Abdomen
Gejala : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, sikatrik bekas
operasi ( - ) Palpasi :
Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba
massa besar, lunak, noduler
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil
janin di sebelah kanan.
Leopold III : teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
Auskultasi : BJA 142 x/1 regular
Eliminasi
Gejala : proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
d. Makanan / cairan
Gejala : peningkatan berat badan, muntah-muntah

Tanda : nyeri epigastrium,


e. Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
f. Neurosensori
Gejala : hipertensi
Tanda : kejang atau koma
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda : gelisah,
h. Pernafasan
Gejala : vesikuler, Rhonki -/-, Whezing -/-, sonor
Tanda : irama teratur, bising tidak ada
i. Keamanan
Gejala : jatuh, gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
Tanda :
j. Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Darah lengkap: trombositopeni,
2. Urin : proteinuria, oliguria

3. USG
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d peningkatan tekanan darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d retensi garam dan air
DATA FOKUS
Data subyektif:
klien mengatakan mengalami nyeri hebat pada daerah perut
P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah perut
S: skala 8 T: nyeri terasa selama 3menit sekali
klien mengatakan susah makan karena sering mual muntah
klien mengatakan sering merasa haus
Data obyektif:
klien tampak pucat, dehidrasi
klien tampak kurus, anoreksia, konjungtiva pucat
klien tampak lemah, bedrest
ANALISA DATA
NO

1.

SYMPTOM

PROBLEM

ETIOLOGI

DS :

Pola nafas tidak

Deformitas dinding

efektif

dada (adanya edema

DO :

pada paru)

- Dipsnea
- Napas pendek
- Nyeri dada
- batuk
- hemoptisis
- pembesaran limpa
- hipoksia
2.

DS: klien

Nyeri akut

Agen cidera biologi

mengatakan
anaknya mengalami
nyeri hebat pada
daerah perut P:
nyeri berkurang
setelah minum obat
Q: nyeri berat R:
nyeri pada daerah
perut S: skala 8 T:
nyeri terasa selama
3 menit sekali DO:
klien tampak
menahan nyeri
3.

DS: klien

Ketidakseimbangan Ketidakmampuan

mengatakan susah

nutrisi kurang dari

dalam

makan karena sering kebutuhan tubuh

memasukkan/mencerna

mual muntah DO:

makanan karena faktor

klien tampak kurus,

biologi

lemah, anoreksia,
konjungtiva pucat
4.

DS: ibu klien

Resiko kekurangan

mengatakan sering

volume cairan

Retensi garam dan air

merasa haus DO:


klien tampak lemah,
bedrest, dehidrasi,
turgor kulit lambat
5.

Ds :

Gangguan

Sindroma nefrotik

eliminasi urin
Do :

(penurunan filtrasi)

- Pasien selalu
merasa ingin
BAK
(anyanganyangan)
- Pasien merasa
nyeri saat
awal setelah
BAK
- Dipermukaan
saluran
kencing
bawah
(orifisium
uretra)
merah
(eritematus)
dan
membengka

k (oedema)
6.

DS :

Resiko infeksi

Tindakan invasif

DO :
- Pasien tampak lemah
- Skala nyeri 8
- Tampak terpasang
kateter
Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah
1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan sindroma nefrotik (penurunan filtrasi)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasife

C. INTERVENSI

WAKTU
NO.
Tgl dan
Jam

Dx

NOC

NIC

RASIONAL

1.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan

Airway
Management
(3140)

- Agar memudahkan
bernapas dengan
lancar

selama.X24 jam
diharapkan pola
nafas klien normal
dengan kriteria hasil:
Respiratorystatus:
Ventilation(0703)
- Respirasi dalam

- Buka jalan nafas


dengan tehnik

kebutuhan O2

chin lift

klien

- Posisikan klien

- Mencegah

untuk

terjadinya

memaksimalk

hipoksia

an ventilasi
- Untuk mengetahui

batas normal
- Identifikasi jika
- Mudah bernafas

- Untuk memenuhi

pasien perlu

adanya suara
nafas tambahan

pemasangan
- Tidak ada dipsnea
- TTV normal

alat jalan nafas


buatan

- Untuk mengetahui
respirasired dan
kebutuhab O2

- Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
nafas

- Mengetahui
keadaan umum
klien

tambahan
- Monitor respirasi
dan status O2
- Observasi TTV
1 Mengindikasikan
2.

Setelah dilakukan
asuhan keperawatan

Pain management
(1400)

terjadinya
komplikasi.

selama ... x 24 jam


diharapkan nyeri
berkurang dengan
kriteria hasil:

1. Kaji secara
komprehensif
tentang nyeri

2.Dapat
membandingkan
nyeri yang ada dari

Pain control (1605)


Mengenali
faktor penyebab
Menggunakan
metode
pencegahan

meliputi: lokasi,
karakteristik,
dan onset,
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas/beratn
ya nyeri, dan

Menggunakan
metode

faktor-faktor
presipitasi

pencegahan non
analgetik untuk
mengurangi
nyeri

2. Kaji pengalaman
individu
terhadap nyeri,
keluarga, dengan

Menggunakan

nyeri kronis

analgetik sesuai
kebutuhan

3. Evaluasi tentang
keefektifitan dari

Melaporkan

tindakan

gejala pada

mengontrol

tenaga

nyeri yang telah

kesehatan

digunakan

Mengenali

4. Berikan

gejala-gejala

informasi

nyeri

tentang nyeri
seperti

Mencatat
pengalaman
tentang nyeri
sebelumnya
Melaporkan
nyeri yang
sudah terkontrol

nyeri sebelumnya

penyebab,
berapa lama
terjadi, dan
tindakan
pencegahan
5. Berikan
analgetik sesuai

3.Penggunaan
persepsi diri/
perilaku untuk
menghilangkan nyeri
dapat membantu
pasien mengatasinya
lebih efektif
4. Informasi tentang
nyeri dapat
membantu dalam
menurunkan persepsi
nyeri
5.Analgetik
diberikan untuk
nyeri ringan yang
tidak hilang dengan
tindakan
kenyamanan.
6.Untuk melanjutkan
terapi selanjutnya

Keterangan penilaian

anjuran

NOC:
6. Beritahu dokter
1. Tidak dilakukan

jika tindakan

sama sekali

berhasil atau
terjadi keluhan

2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
3.

Setelah dilakukan

Nutrition

asuhan keperawatan

management

selama ... x 24 jam

(1100)

1. Untuk mengetahui
apakah pasien ada
alergi makanan

diharapkan nafsu
makan klien normal
lagi dengan kriteria
hasil:
Nutritional status
(1004)

1. Kaji adanya
alergi makanan

2. intake fe dapat
meningkatkan
kekuatan tulang

2. Anjurkan pasien
untuk

3. substansi gula

meningkatkan

dapat meningkatkan

intake Fe

energi pasien

Stamina,Tenaga
3. Berikan
Kekuatan

substansi gula

4. Untuk memenuhi
status gizi pasien

menggenggam
4. Berikan
Penyembuhan
jaringan
Daya tahan

makanan yang

makanan dapat

terpilih( sudah

mengetahui asupan

dikonsultasikan

nutrisi pasien

dengan ahli gizi)

tubuh
Tidak ada
penurunan BB

5. Catatan harian

5. Ajarkan pasien
bagaimana

yg berlebih

membuat catatan
makanan harian

Keterangan penilaian
NOC:
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang
menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering
menunjukkan
5. Selalu
menunjukkan
4.

Setelah dilakukan
asuhan keperawatan

Fluid
Management

selama 3 x 24 jam
diharapkan klien
dapat tidak ada
resiko kekurangan
volume cairan
dengan kriteria hasil:
Mempertahankan
urin output sesuai
dengan usia dan
BB
TTV dalam batas
normal

1. Untuk mengetahui
perubahan intake
output urin klien

1. Pertahankan
catatan intake

2.antisipasi

output urin yang terjadinya dehidrasi


di buat

berat

2. Monitor adanya

3.untuk memberikan

status dehidrasi

tindakan yang sesuai


dengan kondisi klien

3. Monitor hasil
lab. yang sesuai

4.untuk mengetahui

dengan retensi

keadaan umum klien

cairan
5.Untuk memulihkan
4. Monitor TTV

energi pasien

Elastisitas turgor
kulit normal
Tidak ada tanda-

5. Kolaborasi
pemberian

intake nutrisi pasien

cairan atau
makanan/ infus

tanda dehidrasi
Membran mukosa

6. Untuk mengetahui

7. Mengoptimalkan
keadaan pasien agar

6. Monitor status

kembali normal

nutrisi

lembab
Tidak ada rasa

7. Dorong
masukan oral

haus berlebihan
Keterangan penilaian
NOC:
1. Tidak dilakukan
sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
5.

Setelah dilakukan

Urinary

tindakan

elimination

warna, frekuensi,

keperawatan

management

volume dan

selamax 24 jam
eliminasi urin klien
dalam rentang
normal dengan
urinary elimination
kriteria hasil :

senyawa yang
- Monitor
pengeluaran
urin termasuk
frekuensi,

terkandung dalam
urine yang di
keluarkan oleh
paisen.

warna,
volume, dan

- Frekuensi

- Untuk mengetahui

senyawa yang

- Untuk mengetahui
tanda dan gejala

eliminasi urin

terkandung

yang terjadi pada

dalam rentang

didalamnya

pasien pada saat

normal

terjadi retensi
- Monitor tanda

- Tidak ada bengkak

urine.

dan gejala

dan memerah

adanya retensi

pada saluran

urin

kemih

- Untuk mengetahui
pengeluaran urin
pasien

- Catat waktu
- Tidak ada
sekret/cairan

pengeluaran

- Untuk membantu

urin terakhir

pasien dalam

nanah keluar
dari saluran
kencing

memasukkan
- Ajarkan pasien
untuk minum

cairan secara
optimal.

secara lancar
- Urin tidak
mengandung

yaitu 8 gelas
sehari

protein glukosa
ataupun keton

- Untuk membantu
pasien
mengetahui

- Anjurkan klien
untuk

gejala apbila ISK


kembali.

mengenali
adanya ISK
yang
berkelanjutan
6.

Setelah dilakukan

Infection

tindakan

Protection

keperawatan selama

(16550)

mampu mengkontrol
terjadinya infeksi
dengan criteria hasil:
Risk Control (1902)

terjadinya infeksi
- Untuk mengurangi

2x24 jam,
diharapkan pasien

- Untuk mencegah

- Pertahankan
tehnik isolasi
- Batasi

resiko infeksi dari


pengunjung
- Untuk mencegah

pengunjung bila

penyebaran

perlu

pathogen
terhadap

- faktor resiko dari

- Instruksikan pada

lingkungan

pengunjung

terpantau

untuk mencuci
tangan saat

- strategi kontrol
resiko
berkembang

berkunjung dan
setelah
berkunjung

dengan efektif
- Pertahankan
- memonitor
perubahan status
kesehatan
- melaksanakan
strategi kontrol
resiko yang

lingkungan
aseptic selama
pemasangan
alat
- Tingkatkan intake
nutrisi

terpilih

Tidak pernah sampai


diperlihatkan
1.tidak diperlihatkan
2.jarang
diperlihatkan
3.kadang-kadang
diperlihatkan
4.sering
diperlihatkan
5.konsisten
diperlihatkan

- Untuk mengurangi
penyebaran
pathogen
- Untuk
mempertahankan
asupan nutrisi
klien
- Antibiotic sebagai
pelindung tubuh
untuk menolak
pathogen yang
merugikan bagi
tubuh

- Berikan terapi
Skala:

pengunjung

antibiotic bila
perlu

D. IMPLEMENTASI

No
Tgl

Implementasi
DX
1

1. Membuka jalan nafas dengan tehnik chin lift


2. memposisikan klien untuk memaksimalkan
ventilasi
3. mengIdentifikasi jika pasien perlu pemasangan
alat jalan nafas buatan
4. mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara
nafas tambahan
5. memonitor respirasi dan status O2
6. mengobservasi TTV

1. mengkaji secara komprehensif tentang nyeri


meliputi: lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor presipitasi
2. mengkaji pengalaman individu terhadap nyeri,
keluarga, dengan nyeri kronis
3. mengevaluasi tentang keefektifitan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan
4. memberikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
5. memberikan analgetik sesuai anjuran

Paraf

6. memberitaukan dokter jika tindakan berhasil atau


terjadi keluhan
3

1. mengkaji adanya alergi makanan


2. menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
3. memberikan substansi gula
4. memberikan makanan yang terpilih( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
5. memberikan pasien bagaimana membuat catatan
makanan hari

1. mempertahankan catatan intake output urin yang


di buat
2. memonitir adanya status dehidrasi
3. memonitor hasil lab. yang sesuai dengan retensi
cairan
4. memonitor TTV
5.

mengkolaborasikan

pemberian

cairan

atau

makanan/ infus
6. memonitor status nutrisi
7. mendorong masukan oral
5

1. memonitor pengeluaran urin termasuk frekuensi,


warna, volume, dan senyawa yang terkandung
didalamnya

2. memonitor tanda dan gejala adanya retensi urin


3. mencatat waktu pengeluaran urin terakhir
4. mengajarkan pasien untuk minum secara lancar
yaitu 8 gelas sehari
5. mengajarkan klien untuk mengenali adanya ISK
yang berkelanjutan
6

1. Mempertahankan tehnik isolasi


2. membatasi pengunjung bila perlu
3. mengintruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
4. mempertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat
5. mmeningkatkan intake nutrisi
6. memberikan terapi antibiotic bila perlu

E. EVALUASI

No
TGL

EVALUASI
DX
1

S:O : Pola nafas klien lancar


A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

PARAF

S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang


O : wajah klien terlit tidak meringis menahan nyeri
A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan sudah tidak merasa mual


O : Klien sudah tidak terlihat lemas, konjungtiva normal
A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan tidak merasa lemah


O :Tugor kulit normal
A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S:O : Klien BAK dengan normal


A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S:O : Tidak terpasang kateter


A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

b. Eklampsi
IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
TB/BB
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
Agama
Diagnosa
Suku
No.RM
Alamat

: Ny. W
: 24 tahun
: TB/ BB : 150 cm /60 kg
: Perempuan
: SMP
: Ibu Rumah Tangga
: Jawa/Indonesia
: Islam
: Eklampsi Posterm
: Jawa
: 590543
: Sendangsari, Garung-Wonosobo

Penanggung Jawab :
Nama
Usia
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn. W
: 26 tahun
: Jawa/Indonesia
: Islam
: SMP
: Buruh
: Sendangsari, Garung-Wonosobo

Pengkajian
A Wawancara
1Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing, kencang dan cemas dengan kondisi kehamilannya.
2Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 24/02/2014 jam : 04 : 20 Klien datang ke IGD RSUD Setjonegoro
mengeluh riwayat kejang 2x kurang lebih 1 jam dirumah, di IGD kejang 1 x
dengan G1P0A0, HPL : 30 januari 2014, usia kehamilan 44 minggu. terapi yang
diberikan O2 2 L/menit, cairan intravena RL dan MgS04 dan masuk ICU jam 05 :
00 dan dilakukan operasi SC pada tanggal 24 Februari 2014, mulai jam 10.45
WIB selesai jam 11.30 WIB, menggunakan General Anestesi (GA)
3Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan kunjungan ANC teratur kurang lebih 10 x, di bidan, klien tidak
pernah mengkonsumsi obat selain dari bidan, obat yg di berikan selama hamil :
Fe, Vit C, B6 dan B1, riwayat hipertensi selama kehamilan.
4Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan misalnya
hipertensi dan DM.
5Riwayat Pekerjaan

Klien tidak bekerja, di rumah sebagai ibu rumah tangga.


6Riwayat Geografi
Kondisi rumah permanen, jauh dari jalan raya, jauh dari perkotaan, keadaan rumah
selalu di rawat oleh klien.
7Riwayat Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi apapun debu, cuaca makanan maupun obat obatan.
8Kebiasaan Sosial
Klien tidak mempunyai kebiasaan merokok, alcohol dan obat - obatan terlarang.
Klien menginginkan kehamilan keluarga mendukung.

B PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
System tubuh :
1 Breath
Hidung : cuping hidung (-), terpasang oksigen nasal canul 2 liter/menit, tidak ada
rhinorea, fungsi penciuman baik, RR : 37 x/menit, Sound breath : vesikuler,
Saturasi oksigen : 98%, Bentuk dada : simetris, retraksi (-), tidak ada ketinggalan
2

gerak saat bernafas, pengembangan dada sama.


Blood
Nadi : 106 x/menit,teraba kuat,irama teratur, Bunyi Jantung : S1>S2 tidak ada
bunyi tambahan, TD : 164/106 mmHg, JVP : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid.


Brain
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (E4,M6,V5), Bentuk kepala : mesochepal,
tidak ada lesi. Mata : pandangan tidak kabur, dapat melihat seseorang didepannya
dengan baik, konjungtiva tidak anemis, sclera an ikterik, pupil isokor, palpebra

tidak ada pembengkakan, fungsi pendengaran baik.


Bladder
Urine output : kurang lebih 240 cc/6 jam, warna kuning terang, bau khas urin, Alat
bantu : menggunakan kateter DC No.16
Bowel
a Mulut : mukosa bibir lembab, terlihat bersih, gigi tersusun rapi.
b Abdomen
TFU 21 cm, janin tunggal, letak memanjang, punggung kiri, presentasi
kepala, penurunan terendah 4/5, DJJ : 138 x/menit., Bising usus tidak terkaji,
status nutrisi diit RG Jenis makanan disesuaikan kondisi kien (sementara di
c

puasakan).
BAB : klien belum BAB sejak awal di RS

Bone

a
b
c
d

ROM : klien sukar bergerak karena usia kandungan tua.


Deformitas ekstremitas : tidak ada
Mobilisasi : klien tidak mobilisasi, mobilisasi di bantu perawat dan alat.
Turgor : baik, Akral dingin , capilery refill kembali dalam <3 detik, Suhu :

37,0oC derajat celcius / aksila.


Kekuatan otot :
5 5

5 5
Terdapat edema ekstremitas bawah, tidak sianosis, klien terlihat pucat dan
terlihat gelisah.

Social
a Kemampuan komunitas : komunitas klien baik dengan siapapun, tidak ada
disorientasi, klien kooperatif, bisa mampu menjawab pertanyaan perawat
b

II

dengan baik.
Spiritual : klien terlihat tidak beribadah selama di rawat di RS.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil Lab
Nama
No.RM
Tanggal pemeriksaan

PEMERIKSAAN

: Ny.W
: 590543
: 24 Februari 2014 04:24 (pre 0p)
HASIL

SATUAN

NILAI
RUJUKAN

HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin
Leukosit
DIFF COUNT
Eosinofil
Basofil
Netrofil
Limfosit
Monosit
Hematokrit
Eritrosit

12.9
H 18.3

g/dL
10^3/uL

11.7 15.5
3.6 11.0

.
.
.
.
.
40
5.2
269
L 78
L 25
32

%
%
%
%
%
%
10^6/uL
10^3/uL
fL
pg
g/dL

2.00 4.00
0-1
50 - 70
25 - 40
28
35 47
3.80 5.20
150 400
80 100
26 34
32 36

Trombosit
MCV
MCH

MCHC
H 155
9.2
0.60
21.0
22.0
0.40
0.10
0.30

Golongan Darah
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek

mg/dL
mg/dL
mg/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL

70 150
< 50
0.40 0.90
0 - 35
0 35
0.1 1.0
04

Positive

SERO IMUNOLOGI
HBsAg

Negative

Nama

: Ny.W

No RM

: 590543

Tanggal Pemeriksaan

: 24 februari 2014 jam 13 : 37 (Post Op)

PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI

HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

Darah Lengkap
Hemoglobin

L 10.4

g/dL

11.7 15.5

Leukosit

H 18.6

10^3/uL

3.6 11.0

Eosinofil

2.00 4.00

Basofil

Netrofil

50 70

Limfosit

25 40

Monosit

Hematokrit

L 31

35 47

Eritrosit

4.1

10^6/uL

3.80 5.20

Trombosit

236

10^3/ uL

MCV

L 76

fL

MCH

26

pg

MCHC

33

g/dL

DIFF COUNT

150 400
80 100
26 34
32 - 36

Program Terapi
Tanggal : 24 februari 2014 jam 06 : 00 pre op
1)
2)
3)

Tanggal : 24 februari 2014 jam 11 : 30 pos op


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

III
Hari/Tgl/
jam
Senin
24/02/14
06 : 00

O2 nasal canul 2 L/menit


Infuse : RL + oxytoxin 1 amp : 20 tpm iv mulaijam 12 : 00
MgSo4 1gr/jam via siring pump dari jam 12 : 00
Injeksi cefotaxim : 2 x 1 gr iv
Injeksi OMZ : 2 X 40 mg iv
Injeksi MPS : 3 X 125 mg iv
Ketorolac : 3 x 1 amp 30 mg iv
Diit : tunda sampe BU+N

Tanggal 25 februari 2014


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

a
b
c
d
e
f
g

O2 nasal canul 2 L/menit


Infuse RL 20 tpm
MgSo4 1 gr/ jam iv

O2 nasal canul 2 L/menit


nifedipin : 2 x 10 mg ( oral )
SM 1 gr/jam via siringpump iv s/d jam 12 : 00
Cefotaxim 2 x 1 gram iv
OMZ 2 X 1 vial 40 mg iv
MPS 3X125 mg iv
RL + oxytocin 1 amp iv s/d jam 12 : 00

Advice anestesi
Monitor TTV
Posisi berbaring
Bila kesakitan beri ketorolak 30 mg/ iv
Bila mual muntah berikan ondansentron 8mg/iv
Cek darah rutin post op
Bila bising usus (+) boleh makan minum bertahap
Infuse futrolit I, RL II, maintenance 20 tpm
ANALISA DATA
Data Focus

Etiologi

Ds : klien mengatakan cemas Krisis situasional

Problem
Ansietas

dengan kondisi kehamilan nya.


Do :Klien terlihat pucat dan
gelisah, N : 106 x/menit, RR 26

Senin
24/02/14
06 : 00

x/menit,akral dingin.
Ds : Klien mengatakan kejang di Kejang ber ulang
rumah 2x, pasien mengatakan
pusing, sesak nafas.
Do : TD : 164 /106 mmHg

Resiko Cidera

N : 106 x/menit, RR 37 x/ menit,


Terpasang O2 nasal canul 2 liter/
menit, riwayat Kejang (+), Pusing
(+)
Ds : Klien mengatakan nyeri Agen Cider Fisik
( Luka SC )
luka operasi seperti di tusuk

Senin
24/02/14
20 : 00

Nyeri akut

tusuk, nyeri hilang timbul, pada


perut bagian bawah sekala nyeri
7.
Do : Terdapat luka post op SC,
Keadaan luka tertutup, perban
bersih, KU : lemah, kesadaran
composmentis, TD : 120/ 64
mmHg, RR :23 x/ menit, N : 94
x/ menit, saturasi O2 96%
Ds :

Senin
24/02/14
20 : 00

Prosedur Infansif

Resiko Infeksi

Do : Terdapat luka post op SC,


Keadaan luka tertutup, perban
bersih, KU : lemah, kesadaran
composmentis, TD : 120/ 64
mmHg, RR :23 x/ menit, N : 94
x/ menit, S :36,1OC saturasi O2
96%
Leukosit : H 18,6
Post OP hari ke-0
Terpasang infuse RL + oxytosin
20tpm
Terpasang DC No-16
Terpasang o2 nasal kanul 2
liter/menit.

IV
1
2
3
4

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


Resiko cidera berhubungan dengan kejang ber ulang
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( luka SC )
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infansif

INTERVENSI

Hari/tgl/ jam
Senin
24/02/14
06 : 00

Dx

Tujuan dan Intervensi


Rasional
Ttd
Setelah
dilakukan1. Membuka jalan nafas Kel x
tindakan

asuhan saat kejang


2.
Membantu dalam
keperawata selama 2x24
melakukan intervensi
jam tidak terjadi injuri
yang tepat.
dengan criteria hasil :
3. Menghindari jatuh
1. Klien tidak kejang
4. Menghindari cidera
2.
TTV dalam batas
kepala
normal.
5. Kebutuhan oksigen
Rencana Tindakan:
tercukupi
1.
Posisikan klien miring6. Mengurangi aktifitas
2.

saat kerang.
Monitor

kejang.
TTV

dan

kesadaran klien.
3.
Pasang penghalang
4.

tempat tidur.
Beri bantalan kepala

5.
6.

yang empuk.
Berikan okksigenasi
Berikan MgSo4 sesuai
advice dokter
Setelah dilakukan

Senin
24/02/14
06 : 00

1.

tindakan asuhan

kepercayaan klien

keperawatan selama1 x
20 menit kecemasan

Meninkatkan

2.

terhadap perawat
Klien dapat
mengetahui tujuan

teratasi dengan kriteria

toindakan, bekerja

hasil :
1.
Menggunakan teknik

sama dan kooperatif

relaksasi untuk

dalam program.
3.
Meningkatkan
menurunkan kecemasan.
2.
Melaporkan penurunan pengetahuan dan
rentang waktu priode

mengurangi

cemas.
Rencana Tindakan :
1.

Gunakan pendekatan

yang menyenangkan.
2.
Jelaskan semua
prosedur dan apa yang

4.

kecemasan.
Meningkatkan
rileksasi mengurangi

cemas.
5.
Evaluasi tindakan

Kel x

dirasakan selama
3.

prosedur.
Berikan informasi
factual mengenai
diagnosis tindakan

4.

prognosis.
Instruksikan pada klien
untuk menggunakan

5.
Senin
24/02/14
20 : 00

teknik relaksasi.
Identivikasi tingkat
kecemasan.
Setelah

dilakukan

Mengetahui

Kel x

tindakan

asuhan keadaan umum klien


Tiap skala nyeri
keperawatan selama 2x24
memiliki menejemen
jam nyeri akut teratasi
yang berbeda
dengan criteria hasil :
Relaksasi dapat
1. Nyeri berkurang.
2. Klien terlihat rileks dan mengalihkan presepsi
3.

nyaman.
TTV

dalam

normal
4.
Melaporkan

1.

batas

nyeri
Posisi nyaman
dapat mengurangi

secara

verbal nyeri berkurang.

reaksi nyeri
Terapi analgetik

Rencana Tindakan :

dapat membantu

Ukur

TTV

secara melokalisir nyeri

berkala.
2. Kaji skala nyeri.
3. Ajarkan teknik relaksasi
4.
Memberikan posisi
5.
Senin
24/02/14
20 : 00

nyaman
Kolabprasi pemberian
analgetik
Setelah
tindakan

dilakukan
1.

Mencegah infeksi

asuhan nosokomial
2.
Meminimalkan
keperawatan selama 2 x
terjadinya kontaminasi
24
jam
diharapkan
3.
Untuk mengetahui
infeksi
tidak
terjadi
adanya tanda tanda
dengan criteria hasil :
infeksi
1.
Tidak ada tanda tanda
4.
Mengetahui keadaan
infeksi (rubor, color,

Kel x

doror,
2.

tumor, umum klien


5.
Leukosit yang

fungsiolaesa)
Leukosit dalam batas meningkat

normal
3.
Suhu tubuh normal
36 -77,5oC

menunjukan adanya
6.

Rencana Tindakan :
1.

proses infeksi
Obat anti biotic
dapat membantu

Cuci tangan sebelum

membunuh kuman

dan sesudah melakukan


2.

tindakan.
Anjurkan klien untuk
tidak

3.

memegang

pada

bagian yang luka.


Observasi tanda tanda

infeksi
4.
Monitor tanda tanda
vital
5.

Kolaborasi
pemeriksaan

darah:

leukosit
6.

Kolaorasi

dalam

pemberian antibiotic

VI
Hari/Tgl/ jam
Senin
24/02/14
Pagi

IMPLEMENTASI
Dx Implementasi
Respon
I 1.
Menerima klien, memberikan
1.
S :O : Klien
posisi nyaman dengan satu
nyaman.
bantal.

06 : 00

2.
I

Memasang

oksigen

nasal
2.

canul
3.

Mengukur tetesan infuse.

4.

Memberikan MgSo4

terlihat

S:O : O2 5 liter/menit

3.

lancer. Saturasi O2 98%


S: O : Infuse RL 20 tpm

4.

lancer.
S:O : MgSo4 1gr /jam via

Ttd
Kex

siring pum lancar.

5.

Mengukur TTV dan kesadaran


5.
klien

S:O:Kesadaran
composmentis

KU

Lemah
TD : 164/106mmHg
N : 106 x/menit
RR : 37 x/menit
S : 37,0oC
6.
S:O : Klien dalan keadaan
6.

08 : 00

Memasang penghalang tempat aman, kejang (-)


7.
S: tidur klien
O : Klien mengatakan

cemas berkurang, klien


7.

Menyapa klien dengan ramah


hangat, Memberikan informasi

II

terkait dengan diagnosis dan


menjelaskan tujuan, prosedur
tindakan.

mendengarkan
terkait

informs

kesehatannya

dengan penuh perhatian,


klien

paham

mengerti,

dan
mampu

menjelaskan
tentang
eklamsi,
tujuan

ulang
pengertian

posterm
dan

dan

pprosedur

tindakan SC.
8.
S: O : Klien

mampu

mendemonstrasikan
8.

Menganjurkan

teknik nafas
9.

dalam.
09 : 00

I,II
9.

Identifikasi

cemas berkurang.
O
:ekspresi
wajah
tingkat terlihat lebih rileks dan

kecemasan.

10 : 00

teknik relaksasi.
S : Klien mengatakan

tenang.
10. S :
O:Kesadaran

II

10. Mengukur TTV dan kesadaran


klien

composmentis
TD : 162/106mmHg
N : 93 x/menit RR : 26
x/menit,

Saturasi O2 99%

:36,1oC

10 : 45

I, II

11.

S : Klien mengatakan
cemas berkurang
O
:ekspresi
wajah

11. Mengantar klien operasi dan

terlihat lebih rileks dan


tenang.

memotivasi

12. S : O: Anestesi gengan GA


11 :30

KU : lemah.
13. Tangan terbebas dari

I
12. Oprasi SC selesai

mikro organism
14. S :O : O2 2 liter/ menit
13. Mencuci tangan sebelum dan
lancer
sesudah melakukan tindakan
15. S :
14. Memasang oksigen nasal canul
O :Infuse RL
+
15. Memonitor tetesan infuse

Oxytosin 20/ tpm lancer


16. S: O : 1gr/jam via siring

IV16. Memberikan MgSo4

pump lancer
17. S : O : TD : 150/104 mmHg
I 17. Mengukur TTV dan kesadaran
N : 80 x/ menit
klien.
RR : 24 x/ menit
Seturasi O2 98 %,
kesadaran

12 : 00

(pengaruh anestesi )
18. S :O : Intake :
Parenteral : 200 cc

18. Menghitung balancecairan per


7 jam.
I

13 : 00
Senin

somnolen

I 1.

Mengukur

TTV

Output :
Urine : 250 cc
Iwl : 175
Balance : - 225

dan
1.

S:
O

Ke
:

KU

Lemah

24/02/14

kesadaran klien

kesadaran

somnolen x

Sore

(pengaruh

anestesi).

14 : 00

TD : 147/88mmHg, N :
94 x/ menit, RR : 23x/
menit, saturasi O2 : 98%
2.
S:
O : 1 gr/jam via siring
I 2.

Memberikan MgSo4

pump lancer
3.
S:
O: Klien mengatakan
3.
Memberikan posisi berbaring,
nyaman, bising usus
III Memonitor bising usus
belum terdengar.
4.
Mengatur tetesan infuse
4.
S:
O : Infuse RL +oxytosin
1 ampul 20 tpm s/d 12 :
I, 5.
III
6.
16 : 00

III

Memberikan terapi injeksi 00 25/02/14


5.
S:
analgetik,
O: Injeksi

ketorolak,

Monitor TTV dan kesadaran MPS, alinamin f masuk


6.
S:
pasien
O :KU : Lemah,
kesadaran

somnolen

( pengaruh anestesi ). TD
19 : 00

:127/73 mmHg, RR : 22

I
7.

Memberikan terapi injeksi


antibiotic

8.

7.

Menghitung balance cairan


per 13 jam

8.

x/ menit, N : 96 x /menit,
saturasi O2 : 97 %
S:
O:
Obat
injeksi
cefotaxim, OMZ masuk
S:
O: Intake : parenteral :
700 cc, output : urine :

20 : 00
Senin
24/02/14
malam

450 cc, iwl : 325,


balance : - 22
I 1.
Memonitor tetesan infuse dan
S:
Kex
O :RL +oxytosin 1
Mg So4
ampul 20 tpm, MgSo4
via siring pump lancer

20 : 00
I 2.

Memonitor TTV, KU
kesadaran klien

dan

S : Klien mengatakan
nyeri

luka

operasi

seperti di tusuk tusuk,


nyeri hilang timbul, pada
perut

bagian

bawah

sekala nyeri 7.
O : KU :

lemah,

kesadaran
composmentis,

TD

120/ 64 mmHg, RR :23


x/ menit, N : 94 x/ menit,
S : 36,1OC, saturasi O2

24 : 00

III3.

Menganjurkan

96%
S:
teknik O:Klien

relaksasi

mendemonstrasikan

Selasa

dengan baik.
S:
O:Obat

25/02/14
05 : 30

I, 4.

terapi

obat

III ,

injeksi dan Menganjurkan klien

IV

untuk istirahat

5.
06. : 30

Memberikan

ketorolak,

MPS,

alinamin masuk

Memontor TTV, KU dan O:


kesadaran klien

injeksi

S:KU

sedang,

kesadaran
composmentis,

TD

151 / 93 mmHg, N : 83,


RR : 24 X/ menit S :
6.

36,5 C,
S:
O :Intake : parenteral :

Menghitung balance cairan

07 : 00

1600 cc,
output : 1050 cc, IWL :

Selasa

I 1.

Memonitor tetesan infuse

25/02/14

600 cc,
balance : - 50
1.
S:
Kex
O : Infus RL + Oxy 1
ampul 20 tpm s/d 12.00

Pagi
2.

08 : 00

Memberikan MgSo4
2.

I
3.

Memberikan diit MC

3.

WIB
S:
O: MgSO4 1 gr /jam via
syiring pump
Bising usus (+), Diit

4.

Mengkaji tanda tanda infeksi 4.

IV

Masuk 200 cc
S:
O : Keadaan
tertutup,

tidak

rembesan
terlihat
5.
I

balutan
bersih

ketorolak,

alinamin,

cefotaxim, OMZ, masuk

IV
Mengukur TTV, KU dan
6.
kesadaran klien

S:
O:Kesadaran
composmentis

Aff oksigenasi

tidak sesak
O:. Kejang (-)
8.
S: O:Kesadaran
composmentis,

KU

Sedang, bising usus (+)


TD : 140 / 96 mmHg
N : 86x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,7 oC
kejang (-)
7.
S : Klien mengatakan

7.

12 : 00

dan

kering.
5.
S:
O: Obat injeksi MPS,

III,

10 : 00

ada

Memberikan terapi injeksi


antibiotic, analgetik

6.

luka

8.

TD

Mengukur TTV dan kesadaran 130/90mmHg, N : 84


klien

x/menit

RR

x/menit,,

21

:36,4oC

Saturasi O2 96%
9.
S:O :RL 20 tpm lancer
10. S : Klien mengatakan

9.

Memonitor tetesan infuse.

10. Mengukur TTV dan mengkaji


skala nyeri.

nyeri
mampu

miring

bergerak secara mandiri.


nyeri
seperti
perut

I,III

berkurang,sudah

luka

operasi,

tertusuk-tusuk,
bagian

bawah,

skala 4, hilang-timbul.
O : TD : 130 / 80

mmHg, N : 74 x/ menit,
RR : 24 x / menit, S : 36
C, Saturasi O2 95 %,
luka post op horizontal
diperut bagian bawah
11. Intake : parenteral :
1400 cc, output :1300
cc,
11. Menghitung balance cairan

13 : 00

IWL

175

cc,

balance : - 75 cc

VII EVALUASI
Hari/Tgl/
jam
Senin
24/02/14
10 : 00

Dx
I

Catatan perkembangan
S : klien mengatakan pusing, pandangan tidak kabur.

Ttd
Kel x

O : Klien dalam keadaan aman, kejang (-), Kesadaran


composmentis O2 nasal canul 2 liter/ menit, infuse RL
20 tpm, MgSo4 1gr/ jam via siring pump, TD : 162/106
mmHg, N : 93 x/ menit, RR : 26 x/ menit, Seturasi O2
99 %,
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi : 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

Senin
24/02/14
10 : 00

II

S : Klin mengatakan cemas berkurang.


O : ekspresi wajah terlihat lebih rileks dan tenang. klien
mendengarkan informs terkait kesehatannya dengan
penuh perhatian, klien paham dan mengerti, mampu

Kel
X

menjelaskan ulang (sebagaian) tentang pengertian


eklamsi, posterm dan tujuan dan prosedur tindakan SC.
Kesadaran composmentis
TD : 162/106mmHg
N : 93 x/menit RR : 26 x/menit, S :36,1 oC Saturasi O2
99%
A : Masalah cemas teratasi
P: Hari/Tgl/
jam
Selasa
24/02/14
14.00

Dx
I

Catatan perkembangan
S:-

Ttd
Kel x

O : Klien dalan keadaan aman, kejang (-), Kesadaran


composmentis O2 nasal canul 2 liter/ menit, infuse RL
+ Oxytosin 20 tpm, MgSo4 1gr/ jam via siring pump,
TD : 140/94 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 22 x/ menit,
Seturasi O2 98 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

Selasa
24/02/14
14.00

III

S : Klien mengatakan nyeri berkurang,sudah mampu Kel


X
miring, bergerak secara mandiri, nyeri luka operasi,
seperti tertusuk-tusuk, perut bagian bawah, skala 4,
hilang-timbul
O : luka horizontal diperut bagian bawah
Infuse RL : 20 tpm , oksigen 2 l/m, DC +
TD : 149/96 mmHg
N : 78 x/menit RR : 24 x/menit, S :36,1 oC Saturasi O2
99%
A : Masalah belum teratasi

Selasa
25/02/14

1V

P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5


S:O : luka tertutup kassa keadaan bersih,tidak rembes,

14.00

tidak ada tanda tand infeksi, TD : 140/96 mmHg, N :


86x/menit, RR:23 x/menit, SPO2 :98 %, S :36,7 derajat
celcius, Leukosit : H 18.6, DC +, infuse RL :20tpm
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : 1,2,3,4 dan 5
6. Plasenta Previa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: PLASENTA PREVIA
a PENGKAJIAN
1) Biodata :
a) Nama Ibu
: Ny.N
b) Jenis kelamin
: Perempuan
c) Umur
: 23 Thn
d) Agama
: Islam
e) Pendidikan
: SMP
f) Pekerjaan
:IRT
g) Tanggal masuk RS
: 01-04-2011/09.00 WIB
h) Tanggal pengkajian : 01-04-2011/10.00 WIB
i) No RM
: 09.08.08.125
j) Diagnosa medik
: plasenta previa
k) Golongan Darah
:_
l) Alamat
: Jl. Kalijati no.13
PENANGGUNG JAWAB
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Nama suami
Jenis kelamin
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Golongan Darah
Alamat

: Tn.A
: laki-laki
: 28 Thn
:Islam
:SMA
:Wiraswasta
:_
:Jl. Kalijati no.13 Antapani Bandung

RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Keluar cairan disertai Perdarahan
Riwayat penyakit sekarang
Pada saat di kaji pukul 06.00 WIB klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan
oleh adanya perdarahan sejak pukul 05.00 serta ibu merasakan pergerakan janin .
Nyeri dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri
dirasakan didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat abortus pada kehamilanya yang lalu.
Riwayat Kesehatan Keluarga ;

Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mmpunyai penyakit menular atau
pun penyakit keturunan seperti, DM, TBC dan lain-lain.
Riwayat pernikahan :
Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Usia menikah 23 tahun bagi
ibu dan 23 tahun bagi suami, lamanya pernikahan 13 tahun.
Riwayat menstruasi :
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun siklus 28 hari, tidak
teratur lamanya 3 hari, konsistensi darah cair, ibu biasa ganti pembalut biasa 2-3 kali
sehari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid.
Riwayat Kehamilan Sekarang ;
Ibu merasa hamil 9 bulan, ini merupakan kehamilan ke-3 ibu, ibu tidak pernah
keguguran, ibu selalu memeriksakan kehamilan di puskesmas sebanyak 11 kali. Hari
pertama haid terakhir ibu 28-12-2009. Taksiran persalinan 05-10-2010. Ibu
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. TT1 pada saat usia kehamilan 5 bulan
pada tanggal 10 Mei 2010 dan TT2 pada usia kehamilan 7 bulan pada tanggal 01 Juli
Riwayat Penyakit ;
Ibu menyatakan tidak memiliki penyakit yang dapat memperberat khamilan seprti
hipetensi, jantung, asma, ataupun DM.
Riwayat Kontrasepsi :
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selam 4 tahun tanpa adanya
keluhan kemudian diganti dengan KB pil selama 1 tahun. Setelah melahirkan
rencana menggunakan kembali KB suntik 3 bulan .
Riwayat penggunaan obat- obatan dan bahan lain ( kebiasaan hidup sehat)
Obat yang di konsumsi ibu hanya obat yang di berikan oleh bidan seperti Fe,
vitamin, dan c/kal. Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak minum minuman
kerasan dan jamu serta obat obatan terlarang. Suami ibu perokok tapi bukan
peminum alkohol dan tidak mengkonsumsi obat- obatan terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
a
b
c

Data Objektif
Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran
: compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekana darah
: 90/80 mmhg
Respirasi
: 28x/mnt
Nadi
: 110x/mnt
Suhu
: 38 0C
d Berat badan
Sebelum hamil
: 65 kg
Sekarang
: 73,8 kg
Tinggi badan
: 158 cm
e Head to toe

Kepala
tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

Rambut
bersih, warna hitam, dan tidak rontok
Muka
tidak ada edema, tidak pucat, tidak ada chausma gravidarum.
Mata
mata simetris, sklera putih jernih, konjungtiva warna merah muda.
Hidung
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
Mulut
bibir kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
Leher
tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, kelenjar limpe
dan tiroid.
Dada
Paru-paru
pergerakan nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, tidak ada ronchi, dan
whizeeng
Jantung
bunyi jantung lup dub, frekunsi teratur

Payudara
bentuk simetris, ukuran normal, puting susu menonjol, kolostrom ada, tidak

ada nyeri tekan, tidak ada retraksi/ dimpling


Abdomen
tidak ada bekas operasi/ sc, ada striae gravidarum, tidak ada lessi.
TFU
: 33 cm
Letak bayi
: tidak normal ( sungsang )
genital
Pengeluaran pervaginam
: lendir dan darah
Vulva dan vagina
: adanya pendarahan
Anus
: tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Ekstermitas atas
: tidak ada oedema,kuku tidak pucat, reflek bisep
dan trisep baik
Ekstremitas bawah

: tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella

baik.
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
No.
1.

Pola aktifitas

Di rumah

Nutrisi :
Frekuensi

3x/hari

Jenis

Nasi,

lauk,

buah, dan air teh


Porsi
2.

Di rumah sakit

Alergi
Cairan:
jumlah

1 porsi habis
Tidak ada alergi
8 gelas/hari

sayur,

3.

Personal hygine:

4.

mandi

2x/hari

gosok gigi
Eliminasi:

2x/hari

buang air besar


frekuensi

Lancar

warna

Kuning

kosistensi

Padat

buang air kecil


frekuensi

Lancar

warna

Bening kekuningan

bau

Amoniak

POLA PSIKOLOGIS SOSIAL DAN SPIRITUAL


Ibu tinggal bersama suami dan ke-2 anaknya beserta orangtua dari ibu. Respon keluarga
dan suami terhadap kehamilan ini baik. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah
suami.
DATA PENUNJANG
Leukosit
Trombosit
Hemoglobin
USG

: 20000
:
:11,5
:

ANALISA DATA
No.
1.

Data
DS:

Etiologi
Plasenta berada

masalah
Kehilangan sebagian
komponen darah.

Klien mengeluh perdarahan

di SBR

terus menerus disertai nyeri


Plasenta tertekan
DO:

karenaperdarahan
oleh presentasi janin

- Kesadaran: compos mentis


- tekanan darah: 90/80 mmhg
-suhu

Kecemasan

: 38 0C

Gangguan

jaringan
Perdarahan

Sirkulasi
maternal/kejanin
Risiko/actual distress
janin

Kekurangan volume
cairan

Resiko/actual sok hipo

PROSES KEPERAWATAN
No.
1

Diagnosa
Tujuan
keperawatan
Kekurangan volume Tupan: tidak
terjadi perdarahan
cairan b/d kehilangan
Tupen: setelah
vaskuler berlebihan. dilakukan
perawatan selama
2x/24
jam,diharapkan
tekanan darah
normal,120/80
mmhg.

Perencanaan
Intervensi

Rasional

- Evaluasi,

- Perkiraan

laporkan, dan catat

kehilangan darah

jumlah serta jumlah

membantu

kehilangan darah.

membedakan

Lakukan

diagnosa, Setiap

perhitungan

gram peningkatan

pembalut Timbang

berat pembalut

pembalut pengalas.

sama dengan

- Lakukan tirah

kehilangan kira-

baring. Instuksikan

kira 1 ml darah.

klien untuk

- Perdarahan dapat

menghindari

berhenti dengan

Valsalva manover

reduksi aktivitas.

dan koitus.

Peningkatan
tekanan abdomen
atau orgasme
( yang
meningkatkan
aktivitas uterus)

- Posisikan klien

dapat meransang

dengan tepat,

perdarahan

telentang dengan

- Menjamin

panggul ditinggikan

keadekuatan darah

atau posisi semi

yang tersedia untuk

fowler. Hindari

otak; peninggian

posisi

panggul

trendelenburg.

menghindari
kompresi vena
kava. Posisi semifowler
memungkinkan

Catat tanda tanda

janin bertindak

vital Penisian

sebagai tanpon.

kapiler pada dasar

Membantu

kuku, warna

menentukan

menbran mukosa/

beratnya

kulit dan suhu.

kehilangan darah,

Ukur tekanan vena

meskipun sianosis

sentarl, bila ada

dan perubahan
pada tekanan
darah, nadi adalah
tanda-tanda lanjut
dari kehilangan
sirkulasi atau

Hindari

terjadinya syok

pemeriksaan rectal

Dapat

atau vagina

meningkatkan
hemoragi,
khususnya bila
plasenta previa

Ansietas
2

b/d Tupan: klien


merasa tenang
ancaman kematian
Tupen:setelah di
(dirasakan
atau lakukan intervensi
2x24 jam di
actual ) pada diri
harapkan
sendiri, janin.
kecemasan klien
berkurang.
Dengan kriteria:
-klien tenang
-klien rilex

Diskusikan situasi

marginal atau total

dan pemahaman

terjadi.

tentang situasi

Memberikan

dengan klien dan

informasi tentang

pasangan.

reaksi individu

Pantau respon

terhadap apa yang

verbal dan

terjadi.

nonverbal

Menandakan

klien/pasangan.

tingkat rasa takut


yang sedang

Dengarkan masalah

dialami

klien dan dengarkan

klien/pasangan.

secara aktif.

Meningkatkan rasa
control terhadap
situasi dan
memberikan
kesempatan pada
klien untuk

Berikan informasi

mengembangkan

dalam bentuk verbal solusi sendiri.


dan tertulis dan beri

Pengetahuan akan

kesempatan klien

membantu klien

untuk mengajukan

mengatasi apa

pertanyaan.Jawab

yang sedang terjadi

pertanyaan dengan

dengan lebih

jujur.

efektif.

Jelaskan prosedur
dan arti gejalagejala.

Pengetahuan dapat
membantu
menurunkan rasa
takut dan
meningkatkan rasa
control terhadap
situasi.
7. Solution Plasenta
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
PADA NY Y G1P0Ab0 UMUR 21 TAHUN UK 37+1 MINGGU
DI BPS DWI MARYATI,S.ST
NGILIPAR GUNUNG KIDUL
No. Register

: 045 / BPS/ BUMIL

Masuk RS tanggal/jam

: 31 Januari 2013

Dirawat diruang

:-

A
1
a
b
c
d
e
f
g

PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 31 Januari 2013/pukul 15.00 Oleh : Bidan


Biodata
Ibu
Suami
Nama
: Ny. Y
Tn. P
Umur
: 21 tahun
25 tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMU
SMU
Pekerjaan
: IRT
Buruh
Alamat
: Kwaru RT 1/RW 3
Kwaru RT 1/RW 3
Gunung Kidul

2
a
b
c

Gunung Kidul

DATA SUBYEKTIF
Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
Keluhan utama
Ibu mengatakan rasa nyeri saat dipegang pada perut bagian atas
Riwayat mensturasi
Menarce
Lama
Sifat darah

: 14 tahun
: 7 hari
: cair

Siklus : 28 hari
Teratur : teratur
Keluhan : tidak ada

Riwayat perkawinan
Status perkawinan
: sah
Lama
: 1 tahun

Menikah ke : 1
Usia menikah pertama : 20 tahun

Riwayat obstetrik
Hamil
ke

f
1

Tgl

UK

Persalinan
peno komp
jns
prsalinan long l

Nifas
JK

BB Laktasi

kompl
Riwa
yat

Hamil ini

kontrasepsi yang digunakan


N
o
1

Jenis
kontraseps

tangga

Pasang
Ole tempa

l
h
t
n
h
i
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

alasa
n

Riwayat kehamilan sekarang


HPM : 6-5-2012
HPL : 13-2-2013
ANC pertama umur kehamilan

keluha

Lepas
Tanggal ole tempa

: 4 minggu

Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi
: 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan
Keluhan
: tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/hari, vit C 1x1/hari
Trimester II
Frekuensi
: 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan
Keluhan
: tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/ hari
Trimester III
Frekuensi
: 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan
Keluhan
: rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas
Terapi :

Imunisasi TT

TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006
5

TT III : 23-9-2012

Pergeraakan janin selama 24 jam (dalam sehari )


Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari

h
1

Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,
mengatakan

tidak

pernah

tidak

sedang

menurun dan menahun) ibu


menderita

penyakit

menular

(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun


2

(jantung, paru-paru).
Penyakit yang pernah/sedanng diderita keluarga (menular, menurun dan menahun) ibu
mengatakakan

keluarga

tidak

pernah

tidak

sedang

menderita

penyakit

menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit


i

menahun (jantung, paru-paru).


Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar

Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi

Riwayat alergi obat


Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat

Kesimpulan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi
lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke40). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Pada saat hamil wanita mengalami beberapa gangguan yaitu Abortus, KET, Mola
hidatidosa, hiperemesis, pre eklampsi dan eklamsi, plasenta previa, solutio plasenta.
Namun gangguan tersebut dapat di implementasikan pada Asuhan Keperawatan pada ibu
hamil.

Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kita sebagai bagian dari tenaga kesehatan
mampu memahami dari konsep kehamilan dan dapat membantu memberikan sosialisasi
langsung kepada masyarakat mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil, untuk
memberikan wawasan tentang kehamilan sehingga mampu untuk mengerti apa itu arti
kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,Rustam,dkk. 2002. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Wiknjosastro,Hanifa, dkk. 2002. Buku Ajar Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Hamilton, C. Mary. 2004. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Potter., Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Bagian Obstetri & GIinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984.
OBSTETRI PATOLOGI. Bandung : Elstat Offset.
Hr,

Jaka.

2014.

Asuhan

Keperawatan

Pada

https://www.academia.edu/11733203/ASKEP_HEG_02.

Hiperemesis
Diakses

Gravidarum.

pada

tanggal

19

September 2015 pukul 10.00 WITA.


Rahmat,Hadriani.2012.

ASKEP

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM.

https://www.academia.edu/8236686/ASKEP_HIPEREMESIS_GRAVIDARUM. Diakses
pada tanggal 19 September 2015 pukul 10.00 WITA.
Noname.2012.
Askep
Pre
Eklampsi
Dan

Eklampsi.

Available

https://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/pre-eklampsi-dan-eklampsi.pdf. Diakses
pada tanggal 19 September 2015 pukul 11.00 WITA

Vous aimerez peut-être aussi