Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
O, gitu,
Aku semakin curiga melihat gelagat Joanna yang menunjukkan ketidaksukaannya
terhadap Imel.
Tidak berapa lama, dari pintu kantin muncul si wajah manis yang kulihat di 12 IPS 4.
Kenapa aku jadi begini? Kenapa aku jadi begitu tertarik dengan cowok? Apakah aku
tertular syndrom Imel? Atau hawa Jakarta yang membuatku seperti ini? Kenapa baru
sekarang? Kenapa tidak sewaktu aku di Lyon? pertanyaan demi pertanyaan muncul di
kepalaku namun tidak kutemukan jawaban.
Mir! Kok ga dimakan sih? Ada yang kurang ya? Tuker aja.
Eh, enggak kok Na. jawabku kaget.
Aku berusaha tidak memperhatikan cowok itu. Ku teguk lagi kuah bakso mang Dana.
Tapi yang kurasakan hanya degup jantungku yang semakin keras.
Hi, Na! sapa seorang cowok yang menghampiri kami.
Hi, Vin! balas Joanna.
O, ini yang namanya Alvin. Bener juga si Imel. Emang cakep, kataku dalam hati.
Wajah kebule-bulean Alvin dihiasi senyum menawan.
Hi, gua Alvin, sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
Kusambut jabatan tangannya. Sungguh aneh, kurasa tangannnya lebih halus dari
tanganku.
Lo saudaranya Imel ya? tanya Alvin.
Ada apa sih dengan Imel? Aku mulai merasa somethings fishy going on here . Kok, dia
beken banget ya?
Iya, jawabku.
Lo tau ga, dia sodaranya Imel? tanya Alvin kepada Joanna.
Tau! jawab Joanna singkat.
Ketus banget sih lo Na? lagi dapet ya? canda Alvin.
Joanna melempar Alvin dengan tisu yang baru saja dipakainya untuk menyeka mulutnya.
Eh, blom pada minum ya? tanya Alvin tanpa menunggu jawaban dan langsung
berjalan cepat menuju kios minuman yang berada beberapa langkah dari situ.
Lucu, ya? tanya Joanna.
Apa?
Gila! Semua pelajaran yang dijelaskan di kelas; tidak ada satupun yang kumengerti!
Gawat! kepanikan mulai merasukiku.
Apakah segini sulitnya pelajaran SMA di Jakarta? Atau ini berlaku di semua kota?
Agh! Pusiiing!
Otak seperti mau pecah! Les! Aku ingat! Aku harus ikut les! Tapi uangnya? Ah! Ada!
Di tante Mirna! Tapi berapa uang yang diberikan mamah? Aku akan meminta uang
tambahan untuk les dan. Handphone! Aku butuh handphone!
Aku terus berpikir untuk mencari solusi demi solusi permasalahanku.
Bel sekolah tiba-tiba berbunyi.
Tidak terasa semua mata pelajaran telah kujalani. Akhirnya! Selesai juga! gumamku.
Joanna menghampiriku, Mir! Lo langsung balik?
Gua janjian sama Imel di gerbang.
Ooo ya udah, sampe besok ya, daahh!
Daaahh!
Aku merapikan rambutku dan mengikatnya ke belakang. Aku melenggang keluar hanya
membawa dompet kecilku. Aneh juga rasanya ke sekolah tanpa bawa apa-apa. Apalagi
kalau kita tidak mengerti apa-apa, kataku dalam hati.
Perbedaan hawa AC dalam kelas dan hawa lembab di luar seperti berpindah dari satu
dunia ke dunia yang lain.
Benar juga kata orang: Mendung tak berarti hujan. Sampai sekarang tak sebutirpun
tetes hujan yang turun ke bumi.
Di luar Alvin bersender di tembok kelasku.
Hai, Mir! sapanya.
Hai,
Mau langsung pulang ya? tanyanya.
Iya,
Mo bareng ga?
Gua udah janjian sama Imel. jawabku.
Ooo
Imel dah keluar? tanya Alvin.
Enggak tau deh. jawabku.
Gua anterin ke kelasnya, yuk! ajak Alvin.
Tapi gua udah janjian di gerbang. kataku
Cest pas vrai!1 Cowok Imel?! Si pusat perhatian, cowoknya Imel! batinku bertarung
dengan rasa tidak percayaku.
Untuk pertama kalinya aku merasakan un coup de foudre2, ternyata pacar saudaraku!
Benar-benar sial!
Aku berusaha untuk terlihat biasa. Kujabat tangannya, badanku terasa lemas. Dia begitu
mignon3, tinggi, putih dan ikal rambutnya sangat cocok dengan penampilannya.
Woi! Mir! Jangan ngiler gitu dong ngeliat cowok gua! canda Imel.
Keringat dingin langsung melandaku, masa sih segitu obvious-nya? batinku.
Hah? Apaan sih lo Mel? ujarku berusaha menyangkal.
Ga usah panik gitu dong! Gua kan Cuma becanda! bales Imel sambil tertawa puas.
Udah yuk, jalan! ajak Imel.
Lo pada mo kemana? tanya Alvin.
Paling ke Sensi. jawab Imel.
Gua nyusul ya? kata Alvin lagi.
Ya udah. Ketemuan di sana ya?! usul Imel.
Vin, konvoi aja. Gua tunggu di depan ya. ujar Tristan yang kemudian duduk di kursi supir
mobil Imel.
Iya, tungguin ya! pinta Alvin sambil berlari menuju mobilnya.
3.Cute