Vous êtes sur la page 1sur 2

ABSES APIKALIS KRONIK (PERIODONTITIS APIKALIS SUPERATIF)

Diklasifikan sebagai periodontitis apikalis superatif (PAS), abses apikalis kronik


(AAK) (asimtomatik) adalah keadaan yang timbul akibat lesi yang bertahan lama

yang telah menyebabkan abses yang mengadakan drainase ke permukaan.


Etiologi
AAK (PAS) mempunyai kesamaan pathogenesis dengan AAA. Penyakit ini juga
merupakan akibat dari nekrosis pulpa dan biasanya diasosiasikan dengan PAK yang
telah membentuk abses. Abses telah menyebar melalui tulang dan jaringan lunak
untuk membentuk stoma saluran sinus (sinus tract stoma) pada mukosa oral (gambar
berwarna 3-3) atau kadang-kadang hingga ke kulit wajah. Temuan histologi pada lesi
ini serupa dengan yang ditemukan pada PAK. AAK dapat juga berdrainase melalui
periodonsium ke dalam sulkus dan dapat menyerupai abses periodonsium atau poket.

Tanda dan Gejala


Karena adanya drainase, AAK biasanya asimtomatik kecuali jika alur sinusnya
tertutup sehingga mengakibatkan nyeri. Gambaran klinis, radiografis, dan histologi
AAK sama dengan PAK tetapi ditambah dengan adanya saluran sinus, yang mungkin
dibatasi sebagai atau seluruhnya oleh epitel dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang
terinflamasi.

Diagnosis
Pemeriksaan
Nyeri spontan
Tes perkusi
Tes palpasi
Tes vitalitas
radiologis

Rencana perawatan

Abses periapikal
+
+
+
Radiolusensi difus

Mengingat lesi ini biasanya asimptomatik berkat adanya drainase abses intra-maupun
ektraoral, tidak diperlukan upaya perawatan yang khusus. Sekali lagi diingatkan
bahwa kunci keberhasilannya adalah debridement ; saluran sinus yang terus
mengalirkan eksudat menandakan adanya kesalahan penegakan diagnosis (mungkin
suatu abses periodonsium). Saluran akar yang tidak terdeteksi, dan pengisian
debridement yang tidak memadai. Pada umumnya, saluran sinus akan membaik dan
salurannya akan menutup dalam beberapa hari atau satu bulan jika debridement dan
pengisian saluran akarnya dilakukan dengan baik. Hidroksida kalsium diletakan
dalam saluran akar dan kavitas akses, yang selalu tertutup sampai menunggu
kunjungan berikutnya.
Sumber :
Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Edisi 3. Jakarta: EGC

Vous aimerez peut-être aussi