Vous êtes sur la page 1sur 72

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN PADA KASUS ASMA


BRONKHIAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ABDULLAH TAMIM S.
2. AFRILILIANTARI
3. AHMAD CHAERI
4. AHMAD MUKHLIS KARUNIA R.
5. ARTADRINIA ZIKRUL L.
6. ASRIATUN
7. ATYKA KHETRYN
8. BQ. DIAN NURMAYA
9. CHAYYI FANANI R
10. DEBI ANANDA P

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat
bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu
kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang
jelas agar mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang kami
miliki, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan
makalah kami yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mataram,

November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2 Konsep dasar Asuhan Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Rencana Keperawatan
3.4 Tindakan Keperawatan
3.5 Evaluasi Keperawatan
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan saja, karna masalah ini sangatlah kompleks,
dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat terutama pada yang
paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu menyusui.
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah
Asma Bronkhial yaitu suatu kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas
yang menyebabkan sensitifnya trakea dan cabang-cabangnya (hipereaktivitas
bronkus)

terhadap

berbagai

rangsangan. Asma

merupakan

penyakit

respiratorik kronik yang paling sering di temukan. Biasanya penyempitan ini


sementara (Arif B, 2008).
Penyakit asma hingga kini masi menjadi masalah kesehatan hamper di
seluru dunia termasuk Negara Indonesia, dimana di derita oleh anak-anak
sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat bahkan
dapat mematikan. Penyakit asma ini merupakan penyebab kematian ke
delapan. Penyakit ini paling banyak menyerang anak dan berpotensi untuk
menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih dari seratus juta
penduduk di seluruh dunia menderita asma dengan peningkatan prevalensi
pada anak-anak (Arif B, 2008).
Banyaknya kasus asma yang terjadi pada anak-anak terutama di NTB
khususnya kota Praya dikarenakan udara disekeliling kita telah tercemar oleh
berbagai polutan udara dimana pencemaran udara berasal dari gas buangan
kendaraan dan sumber polutan di dalam ruangan yang dapat memicu
kambuhnya asma antara lain sisa pembakaran zat kimia seperti obat nyamuk
semprot/bakar sedangkan pada bahan kimia seperti parfum, hairspray, debu
bulu dan tungau dari sofa, karpet juga dapat memicu terjadinya alergi yang
berakibat asma. Serangan asma seperti di atas, akan terjadi berulang kali jika
penderita tidak mengetahui dengan baik faktor-faktor pencetus serangan
seperti tersebut di atas.

Angka kejadian asma bervariasi di berbagai Negara, tetapi terlihat


kecendrungan bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun
belakangan ini obat-obat asma banyak dikembangkan. Di Negara maju angka
kesakitan dan kematian karena asma juga terlihat meningkat. Tanggal 4 Mei
2004 ditetapkan oleh Global Initiative in Asthma (GINA) sebagai World
Asthma Day (Hari Asma Sedunia) (Arwin AP Akib dkk. 2007).
Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO) penyandang asma di
dunia mencapai 100 hingga 150 juta orang. Jumlah ini di duga terus
bertambah sekitar 180.000 orang per tahun.
Dari data Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya
Lombok Tengah, diperoleh gambaran khusus tentang kasus Asma Bronkhial
pada anak dari tahun 2009-2011.
Tabel 1.1 Penderita Asma Bronkhiale Pada Anak
No
Tahun
Umur
Jumlah
th
1
2009
0-14
36
2
2010
0-14 th
56
th
3
2011
0-14
66
Sumber : Data Rekam medis RSUD Praya 2009-2011.

Persentase %
22,7%
35,4%
41,7%

Pelayanan kesehatan anak terpadu dan holistik adalah pendekatan


yang paling tepat dalam penanganan penyakit asma. Hal ini meliputi aspek
promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitatif (pemulihan) yang dilaksanakan secara holistik (paripurna)
untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Agar asma terkontrol
dengan baik maka kemandirian anak dalam menghadapi asma perlu
dikembangkan. Karena dengan kemandirian ini akan meningkatkan rasa
percaya diri, baik pada orang tua maupun anak yang menderita asma.
Masalah penanganan penderita yang tidak adekuat disebapkan oleh
keluarga yang tidak memahami kondisi penyakit dan pengobatannya karena
tidak dapat pengetahuan yang cukup tentang penyakit asma, petugas medis
kurang mampu mendiagnosis dengan tepat dan kurang pengobatan yang
dilakukan penderita kurang memadai sehingga untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kemandirian orang tua dan anak perlu ditingkatkan


pengetahuan dan keterampilan mengenai asma serta segi-segi cara
penanggulangannya.
Dengan demikian, di sinalah peran perawat sebagai pendidik
memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang menyebabkan serangan
asma, sehingga penderita dapat menerapkan pola hidup yang sehat dan
frekuensi serangan yang mengakibatkan penderita harus mengalami
perawatan yang lama bisa dihindari, karena banyak masyarakat yangkurang
mengenal dengan baik dan benar tentang penyakit asma bronkhiale.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik menyusun Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan Pada Kasus Asma Bronkhial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan
pada anak dengan gangguan system pernapasan pada kasus Asma
Bronkhiale di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Lombok Tengah.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada anak
dengan kasus Asma Bronkhiale.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Penulis dapat melakukan pengkajian data yang benar dan tepat
pada anak dengan kasus Asma Bronkhiale.
2. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang benar dan
tepat pada anak dengan kasus Asma Bronkhiale.
3. Agar dapat menyusun rencan keperawatan yang benar dan tepat
pada anak anak dengan kasus Asma Bronkhial.
4. Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan yang benar dan
tepat pada anak dengan kasus Asma Bronkhial.
5. Penulis dapat melakukan evaluasi pada anak dengan kasus Asma
Bronkhial.

6. Penulis dapat melakukan pendokumentasian yang benar dan tepat


pada anak dengan kasus Asma Bronkhial.

Merupakan suatu penyakit kronis, gejala asma pada anak-anak


biasanya sudah mulai sejak bayi, dengan gejala sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bila menangis tangisan anak makin lama makin pendek


Sulit makan
Nafas cepat dan mendesing atau gemuruh
Gerakan dada seperti tertahan dan kaku
Bila anak menderita sakit saluran pernafasan, bunyi nafas
mendesing

6. Batuk-batuk setelah menangis atau lari-lari, terutama di malam


hari
7. Dinding dada seperti tertarik ke dalam di antara tulang rusuk dan
di bagian bawah leher
8. Sering menderita infeksi saluran nafas seperti bronchitis dan
pneumoni
9. Nafas pendek
10. Ekspirasi memanjang
11. Gerakan nafas lebih cepat
12. Batuk-batuk disertai bunyi nafas mendesing atau tidak
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Uji faal paru dan analisis gas darah dapat
menggambarkan derajat serangan asma. Uji provokasi
bronkus

dilakukan

dengan

menggunakan

histamin,

metakolin, atau beban lari. Hiperaktivitas positif bila peak


How Rate (PFR). FEVI (forced expiratory volume in 1
second) turun > 15% dari nilai sebelum uji provokasi dan
setelah di beri bronkodilator nilainya kembali normal. Bila
PFR dan PEVI sudah

rendah dan setelah

diberi

bronkodilator naik > 15% berarti hiperreaktivitas bronkus


positif dan uji provokasi tidak diperlukan.
Pada foto dada PA akan tampak corakan paru yang
meningkat. Hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan
asma kronik. Atelektasis sering ditemukan pada anak > 6
tahun. Foto sinus paranasalis diperlukan jika asma sulit
terkontrol untuk melihat adanya sinusitis.
Pemeriksaan eosinofil dalam darah, sekret hidung,
dan dahak dapat menunjang diagnosis asma. Dalam sputum
dapat ditemukan kristal Charcot-Leyden dan Spiral
Curshman. Uji tuberkulin penting bukan saja karena
Indonesia masih banyak tuberkulosis, tetapi jika ada
tuberkulosis dan tidak diobati, asmanya mungkin akan
sukar dikontrol.
2.1.8 Penatalaksanaan

Perlu diberikan edukasi, antara lain mengenai


patogenesis asma, peranan terapi asma, jenis-jenis terapi
yang tersedia, serta faktor pencetus yang perlu dihindari.
Pastikan pasien menggunakan alat untuk terapi inhalasi
yang sesuai.
Lakukan fisioterapi dada seperti : claping, vibrasi
dada, batuk efektif dan
lain-lain.
Secara umum, terdapat dua jenis obat dalam
penatalaksanaan asma, yaitu obat pengendali (conroller) dan
pereda (reliever). Obat pengendali merupakan profilaksis
serangan yang diberikan tiap hari, ada atau tidak ada
serangan/gejala, sedangkan penatalaksanaan yang diberikan
pada anak dengan asma (Sujono Riyadi, 2009) antara lain:
1. Pemberian obat bronkodilator seperti salbutamol dengan
dosis rata-rata yang dapat dipakai 0,1-0,2 mg/kg BB setiap
kali pemberian Bronkodilator.
2. Pemberian antibiotik seperti ampisilin atau amoxilin peroral
dengan dosis rata-rata yang dapat dipakai 10-20 mg/kg BB
setiap kali pemberian.
3. Menghindari anak dari paparan alergen seperti debu, hawa
dingin dengan cara member proteksi seperti masker, jaket
tebal.
4. Mengurangi anak dari kelelahan yang berlebihan tetapi
jangan over proteksi.
2.1.9 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:
1. Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau
yang kemudian menjadi berat dan tidak memberikan respon
(refrakter) adrenalin dan atau aminofilin suntikan dapat
digolongkan pada status asmatikus. Penderita harus dirawat
dengan terapi yang intensif.
2. Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paruparu akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun
bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
3. Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen.

4. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara pada rongga pleura


yang menyebabkan kolapsnya paru.
5. Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah
penyempitan (obstruksi) saluran nafas karena kantung
udara di paru menggelembung secara berlebihan dan
mengalami kerusakan yang luas.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu
dikaji pada penyakit status asmatikus. Serangan asma pada usia
dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat status
atopi. Sedangkan serangan pada usia dewasa dimungkinkan adanya
faktor non atopi. Alamat menggambarkan kondisi lingkungan
tempat klien berada, dapat mengetahui kemungkinan faktor
pencetus serangan asma. Status perkawinan, gangguan emosional
yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor
pencetus serangan asma, pekerjaan, serta bangsa perlu juga dikaji
untuk mengetahui adanya pemaparan bahan allergen. Hal lain yang
perlu dikaji tentang : tanggal MRS, Nomor Rekam Medik, dan
Diagnosa Medis.
2. Keluhan Utama
Klien dengan serangan asma keluhan utamanya sesak nafas
hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain
yaitu : wheezing, gangguan kesadaran, sianosis serta perubahan
tekanan darah.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan
dengan keluhan, sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian
diikuti dengan gejala-gejala lain yaitu : Wheezing, penggunaan otot
bantu pernapasan, kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis serta
perubahan tekanan darah. Dan perlu juga dikaji faktor pencetus
yang menyebabkan asma dalam pengkajian ini harus ditentukan
5W+1H :

What : Apa faktor pencetus yang menyebabkan asma?


When : Kapan terjadinya asma?
Where : Dimana pertama kali terjadinya serangan asma?
Who : Siapa yang mengantar klien datang ke Rumah sakit?
Why : Mengapa bisa terjadi serangan asma?
How : Bagaimana kondisi klien saat datang ke Rumah sakit?
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu
seperti infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel,
sinusitis, polip hidung. Riwayat serangan asma frekuensi, waktu
allergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan serta riwayat
pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada klien dengan serangan status asmatikus perlu dikaji
tentang riwayat penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada
anggota keluarganya karena hipersensitifitas pada penyakit asma
ini lebih ditentukan oleh factor genetic oleh lingkungan. (Hood
Alsagaf. 2002)
6. Riwayat Antenatal
Yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada
kasus asma bronkhial yaitu :
a. Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi
buruk, merokok, ketergantungan obat-obatan atau dengan
penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya
kelahiran

muitiple,

inkompetensia

serviks,

hidramnion,

kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm. Pemeriksaan


kehamilan yang tidak kontinuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
b. Gerakan janin selama kehamilan aktif atau semakin menurun.
Hari pertama maupun hari terakhir tidak sesuai dengan
kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
7. Riwayat Natal
Keadaan bayi setelah lahir dan apakah ada kelainan, apakah
langsung di beri ASI dan sampai umur berapa.
8. Riwayat Post Natal

Yang perlu dikaji antara lain : Bagaimana keadaan bayi


setelah dilahirkan, apakah sehat atau ada kelainan seperti bayi
kuning, asfeksia, terdapat dalam ruang incubator. Berat badan
lahir : kurang atau lebih dari normal (2500-4000 gram).
Preterm/BBLR < 2500 gram, untuk aterm > 2500 gram, lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36cm). Adanya kelainan
kongenital : Anencephal, hirochepalus, anetrecial, aosofagal.
Hal-hal yang mempengaruhi setelah lahir :
1) Gizi
2) Endokrin
3) Sosial-ekonomi
4) Lingkungan Pengasuhan
5) Stimulasi
6) Obat-obatan
9. Riwayat Bio-Psiko-Sosial Dan Spiritual
Pola pengkajian Virginia Handerson
Hal-hal yang perlu dikaji :
1) Pola Respirasi
Pada pola pernafasan yang perlu diperhatikan adalah frekuensi,
pernafasan, gerak dinding dada, pernafasan cuping hidung,
apakah anak merasa sesak, pada anak dengan Asma Bronkhial
mengalami gangguan pada system pernafasan.
2) Pola Nutrisi
Pada pola nutrisi yang ditanyakan adalah nafsu makan, diet
khusus,

supplement

yang

dikonsumsi,

instruksi

diet

sebelumnya, jumlah cairan dan makanan yang masuk perhari.


Ada tidaknya mual, muntah dan kesulitan menelan.
Pada Asma Bronkhial mengalami gangguan atau perubahan
dalam

memenuhi

kebutuhan

nutrisi,

anak

mengalami

penurunan nafsu makan sehingga mengalami penurunan


penurunan berat badan.
3) Pola Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan
defekasi perhari, ada tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia.
Kebiasaan berkemih, ada tidaknya disuria, nokturia, urgensi,
hematuria, retensi dan inkontinenisia.

4) Pola Akivitas
Pada aktivitas dibatasi untuk bergerak dan harus tirah baring
untuk mengurangi sesak, anak dengan penyakit asma
Bronkhial akan mengalami gangguan gerak atau aktivitasnya
dapat dikibatkan karna kelemahan atau akibat dari sesak,
apabila anak melakukan gerakan yang berlebihan pada saat
sakit atau dalam keadaan lemah maka anak akan mengalami
sesak.
5) Kebutuhan Istirahat Tidur
Pengkajian pada kebutuhan tidur ini yang ditanyakan adalah
jumlah jam tidur pada malam hari, pagi dan siang, masalah
selama tidur. Pada anak dengan asma Bronkhial biasanya
mengalami masalah dalam istirahat tidurnya karna susah
bernafas /sesak.
6) Mempertahankan Temperature Tubuhnya
Pada anak dengan Asma Bronkhial mengalami gangguan dalam
mengatur suhu tubuh, anak biasanya mengalami hipertermia.
7) Kebutuhan Personal Hygiene
Pada anak dengan asma bronkhial kemungkinan kebutuhan
personal hygienenya tidak terpenuhi tergantung ibu dan
keluarga dalam menjaga personal hygenenya.
8) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pada anak dengan asma Asma Brongkhial biasanya akan
ditemukan gangguan rasa aman dan rasa nyaman. Karena rasa
sesak akan timbul jika anak melakukan aktivitas, dalam
kebutuhan rasa aman ini perlu ditanyakan apakah anak tetap
merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya. Anak biasanya
rewel dan gelisah. Anak akan merasa nyaman didekat ibunya.

9) Berkomunikasi dengan orang lain


Bagaimana hubungan anak dengan keluarga serta bagaimana
anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
10) Kebutuhan bekerja

Pada anak kebutuhan bekerja tidak dikaji karena anak tidak


bekerja.
11) Kebutuhan bermain/rekreasi
Pada pengumpulan data ini, hal yang perlu diperhatikan adalah
hal-hal apa saja yang membuat anak merasa tenang dan senang,
biasanya tidak dapat terpenuhi karena anak harus istirahat yang
cukup.
12) Kebutuhan berpakaian
Tidak mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
berpakaian, pada anak dengan asma bronkiale kebutuhan
berpakaian biasa dilakukan oleh ibu atau keluarga.
13) Kebutuhan belajar
Kebutuhan anak dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
14) Kebutuhan spiritual
Kepercayaan dan keyakinan dalam beragama.
10. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi)
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena
adanya multifikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
karena bertambahnya sel. Yang meliputi : berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan lain-lain ( Nursalam
2011 ). Pertumbuhan anak dapat diukur dengan mengetahui berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan lingkar
dada.
Perkiraan berat badan dalam kilogram
1. Lahir
: 3,25 kg
2. 3-12 bulan
: Umur ( bulan ) + 9
2
3. 1-6 tahun
: Umur ( tahun ) x 2 + 8
4. 6-12 tahun
: Umur ( tahun ) x 7-5
2
Perkiraan tinggi badan dalam sentimeter
1. Lahir
: 50 cm
2. Umur 1 tahun : 75 cm
3. 3-12 tahun
: umur ( tahun ) x 6 + 77
b) Perkembangan
Skala Yaumil-Mimmi :
1) Dari lahir sampai 3 bulan

Belajar mengangkat kepala, belajar mengikuti objek


dengan matanya, melihat ke muka dengan tersenyum,
bereaksi

terhadap

suara,

mengenal

ibunya

dengan

penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, menahan


barang yang di pegangnya, mengecoh spontan dan bereaksi
dengan spontan.
2) Dari 3-6 bulan
Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada
dan betopang mulai belajar meraih benda-benda yang ada
dalam jangkauan atau luar jangkauannya, menaruh bendabenda di mulutnya, tertawa dan menjerit karena gembira bila
diajak bermain.
3) Dari 6-9 bulan
Dapat duduk tanpa bantuan, dapat tengkurap dengan
berbalik sendiri, dapat merangkak meraih benda atau
mendeteksi seseorang, memindahkan benda dari satu tangan
ke tangan yang lainnya, memegang benda dengan ibu jari dan
telunjuk, mengenal muka anggota keluarga dan takut pada
orang asing atau orang lain, mulai berpartisipasi di dalam
permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
4) Dari 9-12 bulan
Dapat berdiri sendiri tanpa di bantu,dapat berjalan
dengan dituntun,menirukan suara, mengulang bunyi yang di
dengar, belajar mengatakan satu atau dua kata, mengerti
perintah sederhana, memperlihatkan minat yang besar dalam
mengeksplorasi sekitarnya, memasukkan benda kedalam
mulutnya.
5) Dari 12-18 bulan
Dapat berjalan dengan mengeksplorasi rumah serta
sekelilingnya, menyusun 2/3 kotak, dapat mengatakan 5-10
kata, memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.
6) Dari 18-24 bulan
Naik turun tangga, menyusun 6 kotak, menunjukkan
mata dan hidungnya, belajar makan sendiri, menggambar

garis di kertas atau pasir, mulai mengontrol buang air besar,


memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan
mereka.
7) Dari 2-3 tahun
Belajar melompat, memanjat dan dengan satu kaki,
membuat jembatan dengan 3 kotak, mampu menyusun
kalimat, menggambar lingkaran, bermain bersama dengan
anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
lingkarannya.
8) Dari 3-4 tahun
Berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan
pada jari kaki, belajar memakai dan membuka pakaian
sendiri, menggambar orang hanya kepala dan badannya saja,
mengenal 2/3 warna, bicara dengan baik, menyebut namanya,
jenis kelamin dan umurnya, banyak sertanya, mendengar
cerita-cerita, bermain dengan anak lain, menunjukkan rasa
saying kepada saudara-saudara dan keluarga, melaksakan
tugas-tugas sederhana.
9) Dari 4-5 tahun
Melompat dan menari, menggambar orang yang
terdiri dari kepala,lengan, badan, pandai bicara, dapat
menghitung hari-hari, minat kepada kata baru dan artinya,
memprotes apa yang dilarang, mengenal warna, menaruh
minat kepada aktivitas orang dewasa.
Pendidikan dan stimulasi yang perlu di berikan yaitu :
a) Akademik sederhana yaitu pengenalan ruang, bentuk,
warna, persiapan berhitung.
b) Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan
masyarakat.
c) Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan
memperkaya

pengalaman.

Menyanyi,

menggambar,

bermain musik, berlatih daya ingat, mengenal tugastugas,larangan-larangan


d) Aktivitas sehari-hari, makan sendiri, minum sendiri,
kontrol buang air besar dan buang air kecil sendiri.

11. Pemeriksaan fisik ( head to toes )


Keadaan umum : Lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
TTV
: RR lebih dari normal
Neonates
: 30-60 kali / menit
1-2 tahun
: 25-50 kali/ menit
3-4 tahun
: 20-30 kali/ menit
N
: Lebih dari normal (60-120 kali/menit)
S
: Biasanya lebih dari normal (36-37 0C)
Antropometri
: TB, BB, LILA, LIKA, LIDA
a) Kepala
Inspeksi

: Bentuk kepala, warna rambut normal, tidak ada

peradangan di kulit kepala, wajah simetris.


Palpasi
: Tidak teraba adanya massa ( penumpukan cairan )
di wajah.
b) Mata
Inspeksi

: Simetris, penglihatan normal,gerakan mata normal,

konjungtiva pucat ( anemis )


Palpasi
: Tidak ada odema
c) Telinga
Inspeksi
: Simetris, bentuk normal, warna normal, tidak ada
lesi atau massa, pendengaran baik
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada mastoid
d) Mulut
Inspeksi
: Bibir tampak sianosis, pertumbuhan gigi normal,
lidah tampak kotor, tampak klien batuk dan ada secret
Palpasi
: Tidak ada pembengkakan
e) Hidung
Inspeksi
: Simetris, tampak ada lendir dan serumen, terdapat
pernafasan cuping hidung
Palpasi
: Tidak ada nyeri pada daerah sinus
f) Leher
Inspeksi
: Warna normal, tidak ada massa
Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g) Dada
Inspeksi
: Bentuk, kesimetrisan, sifat dan irama pernafasan
serta frekuensi pernafasan, dan retraksi dinding dada
Palpasi
: Kesimetrisan, ekspansi, dan taktil fremitus
Perkusi
: Terdengar suara normal sampai hipersonor

Auskultasi

: Terdapat suara vesikuler yang meningkat dengan

ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan


bunyi pernafasan dan wheezing.
h) Abdomen
Inspeksi
: Bentuk, turgor, dan tanda-tanda infeksi karena
dapat merangsang serangan asma
Auskultasi
: Peristaltik, terdengar lambat
Perkusi
: Terdengar
Palpasi
: Tidak teraba adanya massa
i) Ekstremitas
Inspeksi
: Simetris, warna kulit normal, pergerakan normal
Palpasi
: Tidak teraba massa ( penumpukan cairan ) pada
tangan dan kaki
j) Genetalia
Inspeksi
: Tampak pada labia/skrotum normal
Palpasi
: Tidak teraba massa ( cairan )
12. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
bronkodilator aerosol golongan adrenergic.
Peningkatan FEV atau FVC sebanyak lebih dari 2 %
menunjukkan diagnosis sama.
b. Tes provokasi bronchial
Dilakukan jika pemeriksaan spinometri internal penurunan FEV,
sebesar 20 % atau lebih setelah tes provokasi dan denyut 80-90 %
dari maksimum di anggap bermakna bila menimbulkan penurunan
PFR 10 % atau lebih
c. Pemeriksaan tes kulit
Untuk menunjukkan adanya anti bodi lgF hipersensitif yang
spesifik dalam tubuh
d. Labolatorium
1) Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat
hipoksemia, hyperkapnea, dan asidosis respiratorik.
2) Sputum
Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan
asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang
menyebabkan transudasi dari adema mukosa, sehingga

terlepaslah sekelompok sel-sel epitel dari perlekatannya.


Pwarnaan gram penting untuk melihat adanya bakteri, diikuti
kultur dan uji resistensi terhadap beberapa antibiotic.
3) Sel eosinofil
Pada penderita status asmatikus sel eosinofil dapat mencapai
1000-1500 mm baik asma intrinsic ataupun extrinsic,
sedangkan hitung sel eosinofil normal antara 100-200 mm.
Perbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung jenis sel
eosinofil menunjukkan pengobatan telah tepat.
4) Pemeriksaan darah rutin dan kimia
Jumlah sel leukosit lebih dari 15.000 terjadi karena adanya
infeksi. SGOT dan SGPT meningkat disebabkan karena
kerusakan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea.
5) Radiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menyingkirkan adanya
proses patologik di paru atau komplikasi asma seperti
pneumothoraks, pneumomediastinum, atelektasis, dan lainlain.
6) Elektrokardiogram
Perubahan EKG di dapat pada 50 % penderita status
asmatikus, ini karena hipoksemia, perubahan pH, hipertensi
pulmonal dan beban jantung kanan. Sinus takikardi sering
terjadi pada asma
13. Analisa Data
Data yang dikumpulkan harus dianalisa untuk menentukan masalah
klien.

Analisa

merupakan

proses

intelektual

yang

meliputi

pengelompokan data, mengidentifikasi kesenjangan dan menentukan


pola dari data yang terkumpul serta membandingkan susunan atau
kelompok data dengan standart, nilai normal, menginterprestasikan
data dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil dari analisa adalah
pernyataan masalah keperawatan.
Tabel. 2.2. :Analisa data keperawatan
N

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

O
1

S:

Bronkohospasme.

Biasanya

Ibu

Klien

mengatakan

anak saya sesak napas


Anak tampak sesak,penggunaan otot
bantu pernapasan +, RR lebih dari
40x/menit,tachhipnea,

TD

tidaak

normal,ronchi kering +/+, wheezing


+/+, eksperium memanjang, produksi
sputum banyak
S:
Biasanya Ibu Klien mengatakan
anak saya lemah dan sangat letih
O:
tampak

gelisah,retraksi

subcosta +,dispnea, batuk + non


produktif,

ABGS

dalam

batas

normal.
Ibu

Klien

mengatakan

anak saya gelisah dan lemah sekali


O:
Anak

sekret pada saluran nafas

Sesak
Distensi dinding dada

Pola napas tidak

efektif

kelelahan

Kelelahhan

S:
Biasanya

Meningkatnya produksi

Napas cepat dan dangkal

Anak

tidak efektif

O:

edema mukosa

Bersihan jalan napas

Proses penyakit

Gangguan

pertukaran gas

Takipnoea
tampak

gelisah,retraksi

subcosta +,dispnea, batuk + non


produktif,hasil

pemeriksaan

laboratorium dalam batas normal

Peningkatan sekresi

Sianosis

S:
Biasnya Ibu Klien mengatakan anak
saya tidak mau makan dan minum
O:

Sesak napas

Gangguan

pemenuhan nutrisi
kurang dari

Intake nutrisi dan minum

BB menurun,
Darah,sel leukosit lebih dari

kebutuhan tubuh

tidak adekuat

normal (normal usia 1 thn ke

atas 9-4 gr %).


Keadaan umum lemah

S:
Biasanya

Ibu

Klien

mengatakan

badan anak saya sangat letih dan


lemah
O:
Keadaan umum lemah, malaise,
memakai pakaian dengan bantuan.

S:

Keletihan

Gangguan

pemenuhan ADL

Lemah

Malaise

MSR

Biasanya Ibu Klien mengatakan saya


tidak mengerti tentang kondisi yang
diderit anak saya
O:
Orang tua tampak cemas dan gelisah,
anak rewel.

Ansietas / cemas

Hospitalisasi

Kurang informasi

Situasi krisis

Dari tabel di atas didapatkan permasalahan keperawatan sebagai berikut :


1) Berikakan jalan nafas tidak efektif
2) Pola nafas tidak efektif

3)
4)
5)
6)

Gangguan pertukaran gas


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ansietas / cemas
Gangguan pemenuhan ADL

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
kesehatan atau masalah aktual atau potensial. Perawat memakai proses
keperawatan dalam mengidentifikasi dan mensintesis data klinis dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan
atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung
jawabnya.

Berikut adalah diagnosa keperawatan yang sering muuncul pada


klien status asma tikus.
1. Bersihan

jalan

nafas

tidak

efektif

berhubungan

dengan

bronkhospasme, edema mukosa, dan meningkatkan produksi sekret


pada saluran nafas.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkhospasme, edema
mukosa, meningkatnya septum, nafas cepat dan dangkal.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan intraksi IgE dan
antigen pada sel mast, meningkatkan sputum, nafas cepat dan
dangkal.
4. Gangguan

pemenuhan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi dan minum yanng tidak adekuat.


5. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
umum dan keletihan.
6. Kecemasan meningkat berhubungan denngan setuasi krisis, kurang
imformasi dan hospitalisasi.
2.2.2 Intervensi Keperawatan

Setelah pengumpulan data klien, mengorganisasi data dan


menetapkan diagnosa keperawatann maka tahap berikutnya adalah
perencanaan. Pada tahap ini perawat membuat rencana perawatan dan
menentukan pendekatan apa yang digunkan untuk memecahkan masalah
klien. Ada tiga fase pada tahap perencanaan yaitu menentukan prioritas,
menentukan tujuan dan merencanakan tindakan keperawatan.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :
a.
b.
c.
d.
e.

Specific
Measurable
Achievable
Reality rasional
Time

: singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik


: dapat diukur
: dapat dinilai
: realitis dan masuk akal
: berdasarkan diagnosis keperawatan dan criteria

waktu tertentu.
2.3 Rencana Keperawatan
N
O
1

Diagnosa

Tujuan dan kriteria

Intervensi

Rasional

hasil
Bersihan jalan

Tujuan :

nafas tidak efektif

Setelah dilakukan

kekentalan jumlah

sputum dapat

yang

tindakan keperawatan

seputum.

menunjukkan barat

berhubungan

selama 3x 24 jam,

dengan

diharapkan bersihan

bronchospasme,

jalan nafas klien

pada metode yang

edema mukosa

menjadi efektif.

tepat dalam

dan

Kriteria hasil :

mengontrol batuk.

meningkatnya

1. Dapat

produksi sekret
pada saluran
nafas.

mendemonstrasik
anbatuk efektif
2. Dapat

1. Kaji warna,

2. Intruksikan klien

3. Lakukan suction
sesuai indikasi.

kerkontrol,
melelahkan dan
inefektif serta
frustasi
3. Membantu
membersihkan jalan
nafas
4. Berkurangnya suara

strategi untuk
kekentalan

ringannya obstruksi
2. Batuk yang tidak

menimbulkan

menyatakan
menurunkan

1. Karakteristik

4. Auskultasi paru
sebelum dan sesudah

tambahan setelah
tindakann

sekresi
3. Tidak ada suara

tindakan.

menunjukan
keberhasilan
5. Fisiotrapi daa

nafas tambahan
5. Lakukan
fisiotrapidad dengan
tehnik drainage

merupakan strategi
untuk mengeluarkan
sekret

postural,perkusi dan
fibrasi dada.
6. Hygiene mulut yang
6. Dorong dan atau
berikan perawatan
2

mulut
1. Monitor frekuensi

baik meningkatkan
rasa sehat dan
mencegah bau mulut

Ketidak efektifan

Tujuan :

pola nafas yang

Setelah dilakukan

,irama dan

yang tidak teratur

berhubungan

tindakan keperawatan

kedalaman

dan bernafas

dengan distensi

selama 3x 24 jam,

dinding dada,dan

diharapkan kliensil

kelelahan akibat

akan

peningkatan kerja

mendemonstrasikan

pernafasan

pola nafas efektif


Kriteria hasil:
1. Frekuensi nafas
yang efektif dan
perbaikan
pertukaran gas
pada paru
2. Menyatakan faktor
penyebab dan cara
adaptif mengatasi
faktor-faktor
tersebut

pernafasan
2. Posisikan klien dada
posisi semi fowler
3. Alihkan perhatian
indiividu dari
pemikiran tentang
keadaan ansietas
dan ajarkan cara
bernafas efektif
4. Minimalkan distensi
gester
5. Kaji pernapasan
selama tidur
6. Yakinkan klien dan
beri dukungan saat
despnea

1. Takipnea, irama

dangkal
menunjukkan pola
nafas yang tidak
efektif
2. Posisi semi fowler
akan menurunkan
diafragma sehingga
memberikan
pengembangan pada
organ paru
3. Ansietas dapat
menyebabkan pola
nafas tidak efektif
4. Adanya apnea tidur
menunjukkan pola
nafas yang tidak
efektif
5. Rasa ragu-ragu klien

dapat menghambat
komunikasi
terapiutik

Kerusakan

Tujuan :

pertukaran gas

Setelah dilakukan

pernafasan tiap 4

mengidentifikasi

yang

tindakan keperawatan

jam,hasil GDA,

indikasi kearah

berhubungan

selama 3x24 jam,

pemasukan dan

kemajuan atau

dengan retensi

diharapkan perpusi

haluran.

penyimpangan dari

CO2,peningkatan

pertukaran gas dan

sekresi,peningkat

oksigenasi adekuat

an pernafasan,dan

Kriteria hasil :

pada posisi semi

proses penyakit

1. Frekuennsi nafas

fowler.

16-20 kali/menit
2. Frekuensii nadi
60-120 kali/menit
3. Warna kulit
normal,tidak ada

1. Pantuan status

2. Tempatkan klien

3. Brikan trapi
intravena sesuain
anjuran.

1. Untuk

hasil klien
2. Posisi tegak
memungkinkan
expansi paru lebih
baik
3. Untuk
memunggkinkan
rehidrasi yang cepat
dan dapat mengkaji

dispnea dan GDA

keadaan vaskuler

dalam batas

untuk pemberian

normal (PCO2:3545

4. Berikan oksigen

mmHg.PH:7,35-

melalui klanula nasal

7,45.PO2:80-100

4 l/ menit

obat-obat darurat
4. Pemberian oksigen
mengurangi beban
otot-otot pernafasan.

mmHg )

selanjutnya
sesuaikan dengan
hasil Pa O2.
5. Berikan pengobatan
yang telah

mengembalikan

ditentukan serta

kondisi bronkus

amati bila ada tanda

seperti kondisi

toksisitas
4

5. Pengobatan untuk

Tujuan :

gangguan

Setelah dilakukan

faktor yang dapat

merencanakan

pemenuhan

tindakan keperawatan

menimbulkan nafsu

yang dipilih

nutrisi kurang

selama 3x24 jam,

makan menurun

berdasarkan

dari kebutuhan

diharapkan

misalnya muntah

penyebab masalah.

tubuh yang

pemenuhan kebutuhan

dengan ditemukan

berhubungan

nutrisi terpenuhi

nya sputum yang

dengan laju

Kriiteria hasil :

metabolik tinggi,

1. Klien

banyak atau dispnea


2. Anjurkan klien

dispnea saat
makan dan
snsietas

menghabiskan
porsi makan di
rumah sakit
2. Tidak terjadi
penurunan berat
badan

1. Mengidentifikasi

sebelumnya
1. nTindakan

Resiko tinggi

untuk oral hygiene


paling sedikit satu
jam sebelum makan.
3. Lakukan
pemeriksaan adanya
suara paristaltik usus

2. Dengan perawatan
mulut yang baik
akan meningkatkan
nafsu makan.
3. Mengetahui
kondisi usus dan
adanya konstipasi.

serta palpasi untuk


mengetahui adanya
masa pada saluran
cerna
4. Berikan diit TKTP
sesuai dengan
ketentuan.

4. Memenuhi jumlah
kalori yang
dibutuhkan oleh

5. Bantu klien istirahat

tubuh
5. Turunnya berat

sebelum makan
6. Timbang berat badan

badan

setiap hari

Gangguan

Tujuan :

pemenuhan ADL

Setelah dilakukan

untuk istirahat

energi di hemat dan

berhubungan

tindakan keperawatan

beberapa priode

tingkat energi

dengan

selama 3x24 jam,

terutama sebelum

diperbaharui.

kelemahan fisik

diharapkan

dan sesudah latihan

umum dan

peningkatan toleransi

keletihan

aktivitas dan
penurunan tingkat
keletihan
Kriteria hasil :
1. Melaporkan
penurunan tingkat
keletihan
2. Istirahat ketika
mengalami
keletihan
3. Mengkonsumsi diet
dengan masukan
protein dan kalori
yang dianjurkan

1. Beringan dorongan

fisik.
2. Tingkatkan jam tidur
total pada malam
hari.
3. Berikan masukan
protein dan kalori
yang adekuat.
4. Berikan dorongan
untuk tehnikk
relaksasi, imajinasi
mental.

1. Selama istirahat

2. Tidur membantu
untuk membantu
memulihkan energi.
3. Penipisan kalori dan
protein penurunkan
toleransi aktivitas.
4. Peningkatan
relaksasi dan
istirahat psikologis
akan menurunkan
keletihan fisik.

Ansietas yang

Tujuan :

1. Kaji tingkat ansietas

berhubungan

Setelah dilakukan

yang dialami orang

kecemasan untuk

stuasi krisis,

tindakan keperawatan

tua klien.

memudahkan dalam

kurang informasi

3x24 jam, diharapkan

dan hospitalisasi

ansietas berkurang
atau hilang

1. Mengetahui tingkat

perencanaan
2. Kaji kebiasaan

Kriteria hasil :

keterampilan koping.

berikutnya.
2. Menilai mekanisme
yang telah dilakukan
serta menawarkan

Orang tua klien

alternatif koping

mampu

yang bisa

menggambarkan

digunakan.
3. Dukungan

ansietas dan pola


pikkiirnya

3. Beri dukungan
emosional untuk
kenyamanan dan
ketentraman hari.
4. Implementasikan
tehnik relaksasi.

emosional dapat
memantapkan hati
untuk mencapai
tujuan yang sama.
4. Relaksasi merupaka
salah satu metode
menurunkan dan
menghilangkan
kecemasan.
5. Pemahaman
terhadap prosedur

5. Jelaskan setiap
prosedur tindakan

akan memotivasi
klien lebih koferatif

yang akan dilakukan

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementsi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana

keperawatan.

Tindakan

keperawatan

independent (mandiri), dan kolaboorasi.

mencakup

tindakan

1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada


kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain.
2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan
bersama seperti dokter dan petugas lain.
Implementasi

juga

merupakan

pelaksanaan

perencanaan

keperawatan oleh perawat. Seperti tahap-tahap yang lain dalam proses


keperawatan, fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :
a.
b.
c.
d.

Validasi (pengesahan) rencana keperawatan


Menulis/mendokumentasikan rencana keperawatan
Memberikan asuhan keperawatan
Melanjutkan pengumpulan data
2.2.5. Evaluasi
Merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dari tidakan yang
telah dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta
pengkajian ulang terhadap rencana keperawatan. Dalam evaluasi
mengungkapkan empat keyakinan yaitu :
1. Masalah teratasi
Masalah teratasi jika klien mampu menunjukan prilaku
sesuai dengan pernyataan tujuan pada waktu atau tanggal yang telah
di tentukan
2. Masalah teratasi sebagian
Masalah

teratasi

sebagian

jika

klien

menunjukan prilaku. Tetapi tidak seluruhnya

telah

mampu

sesuai dengan

pernyataan tujuan yang telah di tentukan


3. Masalah belum teratasi
Masalah tidak teratasi jika klien tidak mampu atau tidak mau
sama sekali menunjukan perilaku yang telah di tentukan
4. Muncul masalah baru
Masalah baru muncul jika di temukan adanya penyakit yang
baru. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk malengkapi proses
keperawatan

yang

menandakan

seberapa

jauh

diagnosa

keperawatan .Rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil

dicapai melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor


keaqlapaan

yang

terjadi

selama

tahap

pengkajian.Analisa

perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Ignatifikeus dan Buyne.


1994).
Tolak ukur yang di gunakan untuk penilaian pencapean tujuan
pada tahap dan tahap criteria yang sudah di buat pada tahap
perencanaan sehingga akhirnya dapat di simpulkan apakah masalah
teratasi sebagian/seluruhnya, belum sama sekali atau bahkan timbul
masalah baru.
Selanjutnya perkembangan respon pasien di tuangkan
perkembangan ke dalam catatan perkembangan pasien yang di
uraikan secara SOAP :
S : Keluhan-keluhan pasien (apa yang di katakan pasien/keluarga)
O: Apa yang di lihat ,di ukur dan di rasakan oleh perawat
A: Kesimpulan perawat tentang kondisi pasien
P: Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pasien
2.2.6. Dokumentasi Keperawatan
Menurut

Nursalam

(2001).

Dokumentasi

masalah,

perencanaan, tindakan, dan evaluasi.


a. Dokumentasi pengkajian Keperawatan
1. Dokumentasi pengkajian di tunjukan pada data klien di mana
perawat dapat mengumpulkan dan mengorganisir dalam catatan
kesehatan. Format pengkajian meliputi data dasar, flow sheetv
dan catatan perkembangan lainnya yang memungkinkan dapat
sebagai alat komunikasi bagi tenaga keperawatan atau
kesehatan lainnya.
2. Gunakan format yang sistimatis untuk mencatat pengkajian
yang meliputi:
a) Riwayat klien masuk rumah sakit
b) Respon klien yang berhubungan dengan persepsi kesehatan
klien
c) Riwayat pengobatan
d) Data klien rujukan

3. Gunakan format yang telah tersusun untuk mencatat pengkajian


4. Kelompokan data-data berdasarkan model pendekatan yang
digunakan.
5. Tulis data objektif tanpa hias (tanpa mengartikan), menilai,
memasukan

data

pribadi.

Sertakan

pernyataan

yang

mendukung interprestasi data objektif .


6. Jelaskan observasi dan temuan secara sistimatis, termasuk
difinisi karakteristiknya.
7. Ikuti aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakati
di instalasi
8. Tuliskan secara jelas dan singkat.
b. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Sebagai bukti ukuran pencatatan perawat pernyataan
diagnosa keperawatan bahwa mengidentifikasi masalah actual atau
potensial penyebab maupun tanda dan gejala sebagai indikasi perlu
untuk pelayanan perawatan, Contoh:
1) Proses dan pencatatan diagnosa keperawatan dalam rencana
pelayanan catatan perkembangan.
2) Pemakaian format problem, etiologi untuk tiap masalah
potensial.
3) Pengkajian data pada dokumen, semua faktor mayor untuk
setiap diagnosa.
4) Dokumen dari

pengkajian

atau

mengikuti

diagnosa

keperawatan yang tepat.


5) Ulangi data salah satu informasi pengkajian perawatan, sebagai
perawat prefisional dari kerja sama dengan staff pembuat
diagnosa.
c. Dokumentasi rencana keperawatan
Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa sesuatu
terjadi terhadap klien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana, dan
siapa yang melakukan intervensi.
1. Why: Harus di jelaskan alasan tindakan dan data yang ada dari
hasil dokumentasi pengkajian dan diagnosa keperawatan.
2. What: Di tulis secara jelas, ringkas dari pengobatan/tindakan
dalam bentuk action verbs

3. When: Mengandung asfek penting dari dokumen intervensi.


4. Who: Tindakan di laksanakan dalam pencatatan yang lebih
detail.
5. Who: Siapa yang melaksanakan intervensi harus selalu di
tuliskan pada dokumen serta tanda tangan sebagai pertanggung
jawab.
d. Dokumentasi Evaluasi
Pernyataan evaluasi perlu di dokumentasikan dalam
catatatan kemajuaan, di revisi dalam perencanaan perawatan atau
di masukan pada ringkasan khusus dan dalam pelaksanaan dalam
bentuk perencanaan.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAKN DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAPASAN PADA KASUS ASMA BRONHIALE
TANGGAL 25-27 JULI 20112

Tanggal masuk rumah sakit : 24 juli 2012


Jam Masuk Rumah Sakit

: 09.58 wita

Tanggal pengkajian

: 25 juli 2012

Jam Pengkajian

: 08.00 Wita

Ruang/kelas

: Melati/2

No.MR

: 287074

Dx.Medis

: Asma Bronkial

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Biografi
1. Identitas Klien
Nama
: An N
Umur
: 10bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Anak ke
: 1(pertama)
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Sasak/indonesia
Alamat
: Selembang, Desa Mertak
2. Identitas penanggung jawab:
Nama

:Tn. A

Umur

: 25 tahun

Pekerjaan

: petani

Pendidikan

: SD

Agama/Suku : Islam/sasak
Alamat

: Selembang .Desa Mertak

Hub. Dengan klien : Ayah


Nama

: NyA

Umur

: 21 tahun

Pekerjaan

: Petani

Pendidikan

: SD

Agama/suku : Islam/sasak
Alamat

: Selembang, Desa Mertak

Hub. Dengan klien : Ibu


3.1.2

Riwayat kesehatan

1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas
2. Keluhan saat di kaji
Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas disertai batukbatuk dengan dahak banyak warna putih. keadaan anaknya lemah
karena tidak mau makan. BB 7 kg. Klien hanya menghabiskan
porsi makanan yang disediakan dari rumah sakit dan ibu Klien merasa
cemas dengan kondisi anaknya dan tidak mengerti dengan penyakit
anaknya yang sering kambuh. Klien tampak sesak, tampak
menggunakan otot bantu pernapasan, ekspirasi memanjang, adanya
retraksi dinding dada, terdengar suara napas wheezing, semua
kebutuhan dibantu orang tua.
3. Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Klien datang ke RSUD Praya dengan keluhan sesak nafas,
batuk-batuk dengan dahak banyak warna putih disertai badan terasa
panas. Ibu Klien mengatakan sebelumnya Klien sempat di bawa ke
puskesmas kute untuk di lakukan pemeriksaan tapi karena kondisinya
yang parah akhirnya klien langsung di rujuk ke RSUD Praya, klien
masuk IGD pada tanggal 24 juli 2012 pukul 09.58 wita. Setelah di
observasi selama 1 jam IGD, klien dipindahkan ke ruang anak kamar
melati kelas II untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
4. Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan klien menderita penyakit asma sejak
umur 6 bulan, dan ibu klien mengatakan

sudah kedua kali klien

dirawat di rumah sakit.


5. Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan di antara anggota keluarga ada yang
mengalami penyakit yang di derita klien saat ini adalah kakek klien.
6. Genogram

Gambar 3.1 : Bagan genogram keluarga klien


Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Tinggal serumah
7. Riwayat imunisasi
Ibu klien mengatakan klien sudah lengkap mendapatkan
imunisasi di posyandu sesui dengan umurnya imunisasi yang
diberikan antara lain:
Umur 0-1 tahun

: HB1.BCG.Polio 1

Umur 2 bulan

: HB2.DPT2.Polio2

Umur 3 bulan

: HB3.DPT2.Polio3

Umur 4 bulan

: HB4.DPT3.Polio

Umur 9 bulan

: Campak

8. Lingkungan rumah dan komunitas


Ibu

klien

mengatakan

lingkungan

rumahnya

cukup

bersih.berada di dekat jalan raya dan komunitas warga di sekitar


rumahnya kebanyakan petani dan pedagang.
3.1.3 Riwayat Kehamilan dan persalinan
1. Prental
a. Kesehatan selama hamil

Ibu klien mengatakan

pernah mengalami gangguan selama

kehamilan
Seperti : abortus hanya saja klien perna mengalami batuk dan
pilex saja.
b. Pemeriksaan kehamilan
ibu klien mengatakan bahwa dia memeriksa kehamilannya
ke puskesmas sebanyak 3 kali.
c. Riwayat pengobatan selama kehamilan
ibu klien mengatakan bahwa ia pernah mendapatkan
imunisasi TT sebanyak 2 kali dan di beri vitamin serta penambah
darah.Ibu klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol
maupun rokok.
2. Post natal
Ibu mengatakan perkembangan dan pertumbuhan sampai anak
berumur 10 bulan berjalan normal.Klien tetap di berikan ASI ekslusif
sampai umur 6 bulan.
3.1.4 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Pertumbuhan
BB

: 7Kg

Pb

: 80 cm

LIKA

: 43cm

LILA

: 12cm

2. Perkembangan
a. Motorik kasar
Anak belum bias berjalan. Bisa membungkuk sambil
mengambil sesuatu di lantai.
b. Motorik halus
Bisa memainkan 2 jari. Melambaikan tangan, bisa minum
atau makan sendiri.
c. Bahasa
Anak belum mampu bicara, hanya bisa mengucapkan katakata dengan tidak jelas.

d. Sosial
Meminta sesuatu yang di inginkan dengan menunjuk atau
mendengar sesuatu yang menyenangkan. Klien sudah dapat
mengenali orang-orang di sekitarnya seperti ayah dan ibunya.
3.1.5

Riwayat kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual berdasarkan konsep


Virginia handerson
1. Pola respirasi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah
mengalami sesak nafas.
Saat sakit

: ibu klien mengatakan anaknya sesak.batuk-batuk

di sertai dahak, klien tanpak sesak dengan RR 61 x/menit. Ada


tarikan

dinding

dada

dan

penggunaan

otot

bantu

pernapasan.ekspirasi memanjang. Terdengar suara napas wheezing,


tanpak menggunakann O 2 Liter menit.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya makan seperti bayi
biasa pada

umumnya. Klien minum ASI dan makan bubr tim 2

kali sehari. Kadang bubur diganti dengan nasi.


Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan hanya
minum ASI saja. Klien hanya mengabiskan 1 /4 porsi makanan
yang di sediakan dari rumah sakit. Biasanya pada saat klien sehat
klien minum ASI dan ibu klien memberikan makanan tambahan
seperti bubur tim. Klien makan 2 kali sehari serta klien mnum air
putih yang cukup. Anak tampak lemah, klien tamapak tidak mau
makan , nafsu makan klien menurun.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien biasa BAB 2 kali sehari
dengan konsisten lembek, warna kuning bau feses dan BAK 4-5
kali sehari dengan warna kuning jernih bau urin.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien BAB hanya 1 kali sehari
dengan konsisten lembek, warna kuning bau fases dan BAK 4-5
kali sehari dengan warna kuning jernih bau urin.

4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien biasanya bermain
bersama keluarga di rumah dan anak tetangga yang sebaya dengan
klien.
Saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit anaknya rewel, klien
hanya berbaring dan sesekali di gendong oleh ibunya.
5. Pola istrahat dan tidur
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien biasanya tidur sekitar
10-12 sehari, klien biasanya bangun jika popoknya basah dan
karena lapar.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien sering terbangun karena
batuk yang di alami. Jumlah tidur anaknya kurang dari biasanya
sekitar 7-9 jam sehari.
6. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien merasa aman dan
nyaman berada di rumah dan di tengah kluarga.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien aman karena ibu selalu
berada di sampingnya tetapi kurang nyaman dengan penyakitnya
dan ruangannya pun kurangterlalu banayak orang dan rebut
sehingga klien tidak merasa nyaman dirumah sakit,klien tampak
kurang nyaman dengan terpasangnya O dan infuse.
7. Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien biasa di mandikan 2
kali sehari menggunakan sabun dan mencuci rambutnya tiap kali
mandi dengan shampoo danmengganti pakaiananaknay tiap selsai
mandi dan ketika basah karena BAB atau BAK.
Saat sakit : ibu klien mengatakan selama klien di rawat di rumah
sakit klien hanya di lap-lap saja dengan menggunakan air hanagat 1
kali pada pagi hari dan mengganti pakaian anaknaya apabila basah
karena BAB atau BAK.
8. Mempertahankan Temperature Tubuh

Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien tidak pernah


mengalami peningkatan suhu tbuh.
Saat sakit : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya turun naik
dengan

S:36,9 C.

9. Berkomunikasi dengan Orang Lain


Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien belum mampu untuk
berkomunikasi karena baru 10 bulan, klien hanya bisa memberikan
isyarat jika menginginkan sesuatu.
Saat

sakit

ibu

klien

menatakan

klien

belum

mampu

berkomunikasi karena usia klien baru 10 bulan. Klien hanya bias


menangus bila menginginkan sesuatu.
10. Kebutuhan Berkerja
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien belum bisa berkerja
karena klien baru berusia 10 bulan.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien belum bias berkerja karena
baru berusia 10 bulan.
11. Kebutuhan Bermain/Rekreasi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien bermain dengan
keluarga atau pun dengan anak tetangga yang sebaya dengan klien.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien haya berbaringdi tempat
tidur dan bermain dengan orang tuanya atau kluarga yang jaga.
12. Kebutuhan Berpakaian
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan mengganti pakaian anaknya
2 kali sehari atau jka pakaiannya basah karena BAB atau BAK.
Saat sakit : ibu klien mengatakan selama de rumah sakit jarang
menggantikan pakaian anaknya dan itupun kalau dig anti apabila
basah karena BAB atau BAK
13. Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien baru belajar menyebut
kata-kata.

Saat sakit : ibu klien mengatakan klien hanaya bias menangis dan
sangat rewel
14. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien belum bisaberibadah
karena klien baru berusia 10 bulan.
Saat sakit : ibu klien mengatakan klien belum bias beribadah
karena klien baru berusia 10 bulan.
3.1.6 Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan keadaan umum
a. Keadaan umum
: Lemah
b. Kesadaran
: Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu
: 36,9C
b. Nadi
: 114 x/menit
c. RR
: 61 x/menit
d. BB
: 7kg
Rumusan perkiraan BB usia 3-12 bulan :

umur (bulan)
+9
2
10+ 9
2

= 9,5kg
e. LILA
: 12cm
f. LIKA
: 43cm
3. Pemeriksaan head to toes
a. Kepala
Inspeksi : Simetris. Pertumbuhan rambut dan penyebaran rambut
merata, warna rambut hitam dan kulit kepala bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan
b. Mata
inspeksi : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
Reflek pupil terhadap cahaya baik. Klien dapat membuka dan
menutup mata secara normal.
c. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada serumen respon terhadap suara baik.

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan

d. Hidung
Inspeksi : semetris tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung, selang O 2 L/menit.
Palpasi

: tidak ada benjolan

e. Mulut
Inspeksi : semetris mukosa mulut kering, bibir tidak pecah-pecah
tidak pucat dan tidak sianosi.
f. Leher
Inspeksi : bentuk leher normal, tidak ada pembengkakan vena
jugularis
Palpasi : tidak ada pembengkakkan kelenjar tiroid.
g. Dada
Inpeksi : pernapasan di angkat dengan cepat, reaksi dinding dada,
penggunanan otot bantu pernapasan. RR: 61 x/menit.
Auskultasi : terdengar suara tambahan wheezing. N:114x/menit.
h. Abdomen
Inspeksi :bentuk simetris, tidak ada pembengkakan
Auskultasi: bising usus normal 5-10 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i. Intergumen
Inspeksi : warna sawo matang, kulit bersih, turgor kulit baik.
j. Ekstermitas atas
Inspeksi : simetris, kekuata otot 5
Palpasi

: tidak ada odema

k. Ekstermitas bawah
Inspeksi : simetris, kaki sebelah kiri terpasang infus D10% 10
tetes menit, kekuatan otot 4
Palpasi

: tidak ada edema.

3.1.7 Pemeriksaan Penunjang


TABEL 3.1:HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 25
JULI 2012
Jenis pemeriksaan

Result

Unit

Nilai normal

WBC

14.7

10e 3/UL

3.7-10.1

NEU

10.8

73.2%

1.63-6.96

LYM

3.47

23.5%

1.09-2.99

MONO

374

2.54%

240-790

EOS

009

060%

030-440

BASO

102

692%

000-O80

RBC

4.57

10e/UL

4.06-4.69

HGB

9.70

g/Dl

12.9-14.2

HCT

30.4

37.7-53.7

MCV

66.6

FL

81.1-96.0

MCH

21.2

Pg

27.0-31.2

MCHC

31.9

g/Dl

31.8-35.4

RDW

14.7

11.5-14.5

PLT

445

10e 3/UL

155-366

MPV

4.86

fL

690-10.6

Sumber : Unit laboraturium RSUD praya.

No

3.1.8

Terapi: tanggal 25 juli 2012


a. O
: 2 liter /menit
b. infus D 10%
: 10 tetes/menit
c. inj.ampilicin
: 3x230 mg
d. Nebu
: 1x ampul
e. inj.Dexametason : 3x ampul

3.1.9

Analisa data
SYMPTOM

ETIOLOGI

PROBLEM

1.

:klien

mengatakan

anaknya sesak, batuk-batuk


di sertai dahak banyak
warna putih
O:klien

mukosa

Bersihan jalan nafas tidak


efektif.

Peningkatan produksi

tampak

sesak

dengan RR 61 x/menit.
Penggunaan

Bronkhospasme Edema

otot

bantu

sekret dan frekuensi


pernapasan. Penggunaan
otot bantu pernapasan

pernapasaan,

ekspirasi

memanjang,

terdengar

sesak

suara

tambahan

napas

wheezing,
menggunakan

tampak
O

liter/menit.
2.

Suhu: 36,9C
S: ibu klien mengatakan
anaknya sesak

Hiperreaktivitas bronkus

O: keadaan umum lemah,

Disensi dinding dada

klien tampak gelisa dan

rewel,

retraksi

dada, dispnea,
TTV :
RR

:61 x/menit

:114 x/menit

Suhu : 36,9C

dinding

Penggunaan otot bantu


pernapasan

kelelehan

Pola nafas tidak efektif

3.

S: ibu klien mengatakan


anaknya tidak mau makan
O: - anak tampak lemah
- klien hanya
menghabiskan

porsi

makanan yang disediakan

Sesak nafas

Intake nutrisi dan minum

Gangguan
nutrisi

pemenuhan
kurang

kebutuhan tubuh

tidak adekuat

Pemenuhan nutrisi kurang

dari rumah sakit


- klien tanpak tidak mau
makan
-nafsu makan klien
menurun
-BB :7kg
-BBI: 9,5 kg
4.

S: ibu klien mengatakan


tidak

mengerti

tentang

Hospitalisasi

derita anaknya yang sering

Kurang informasi

O: orang tua tampak cemas

dan gelisa.
S: ibu klien mengatakan

Situasi kritis
Keletihan

keadaan

Cemas

kondisi penyakit yang di


kambuh.

MRS

anaknya

lemah

karena tidak mau makan

Lemah

O: keadaan umum lemah,

semua kebutuhan di bantu

Malaise

orang tua

3.2 Diagnosa keperawatan

Gangguan pemenuhan
ADL

dari

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkhospasme,


edemamukosa, peningkatan produksi secret dan frekuensi pernapasan,
penggunaan otot bantu pernapasan di tandai dengan ibu klien mengatakan
anaknya sesak, batuk-batuk I sertai dahak, klien tampak sesak dengan RR
61 x/menit, penggunaan otot bantu pernapasan, ekspirasi memanjang,
terdengar suara napas tambahan wheezing, tampak menggunakan O2 2
liter/menit, N : 114 x/menit, suhu : 36,90C.
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus,
distensi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan ditandai dengan
ibu klien mengatakan anaknya sesak, keadaan umum lemah. Klien
tampak gelisah dan rewel, retraksi dinding dada, dispnea. TTV : RR : 61
x/menit, N : 114 x/menit, suhu : 36,90C.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan sesak napas. Intake nutrisi dan minum yang tidak adekuat,
pemenuhan nutrisi kurang ditandai dengan ibu klien mengatakan ankanya
tidak mau makan. Anak tampak lemah. Klien hanya menghabiskan
porsi makanan yang disediakan dari rumah sakit, klien tampak tidak mau
makan. Nafsu makan klien menurun, BB : 7 kg BBL : 9.5 kg.
4. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik umum,
keletihan dan malaise ditandai dengan ibu klien mengatakan keadaan
anaknya lemah karena tidak mau makan, keadaan umum lemah, semua
kebutuhan dibantu orang tua.
5. Cemas berhubungan dengan situasi krisis, kurang informasi dan
hispitalisasi ditandai dengan ibu klien mengatakan tidak mengerti dengan
kondisi penyakit yang diderita anaknya yang sering kambuh. Orang tua
tampak cemas dan gelisah.

3.3.

Rencana Keperawatan
Nama Klien
Ruang

: An N
: Melati

No. RM
Diagnosa Medis

: 287074
: Asma Bronkial

Tabel 3.3 Rencana Keperawatan


N
Hari/Tanggal/Jam

RABU
25 Juli 2012
08.00

o
D
x
1

Tujuan/Kriteria Hasil

Setelah

Rencana

Rasional

dilakukan

tindakan 1. Kaji frekuensi pernapasan


1. Data penunjang untuk
2. Observasi
irama
dan
keperawatan selama 3 x 24 jam
intervensi selanjutnya
kedalaman bunyi nafas
2. Untuk mengetahui dan
diharapkan bersihan jalan napas
3. Lakukan
seuction
secara
menilai
perkembangan
klien menjadi efektif dengan
berkala sesuai indikasi
klien
kriteria hasil :
4. Auskultasi bunyi nafas, catata
3. Suction diperlukan selama
a. Jalan nafas bersih dari sekret
adanya mengi atau ronchi
b. Respirasi dalam batas normal
fase hipersekresi trakea
30-60 x/menit
c. Tidak ada suara
tambahan

nafas

trakea bronchial
4. Berapa derajat
bronkus

terjadi

spasme
dengan

obstruksi jalan nafas

Rabu
25 Juli 2012
08.30

Setelah

dilakukan

tindakan 1. Monitor frekuensi, irama dan 1. Takipnea,

keperawatan selama 3 x 24 jam


diharpakan

klien

akan

kedalaman pernapafasan
2. Beri posisi klien pada posisi

tidak

irama

teratur

yang
dalam

bernapas
menunjukkan
semi fowler
mendemonstrasikan pola nafas
pola napas yang tidak
3. Pantau status pernafasan dan
efektif dengan kriteria hasil :
efektif
oksigenasi
sesuai
dengan
a. Klien menunjukkan pola
2. Posisi semi fowler akan
kebutuhan
nafas efektif
menurunkan
diafragma
4. Auskultasi jalan nafas untuk
b. Tidak ada bunyi nafas
sehingga mempermudah
mengetahui adanya penurunan
tambahan
pengembangan pada organ
c. Kecepatan,
irama
dan
ventilasi
5. Berikan oksigen sesuai indiaksi
paru.
frekuensi pernafasan dalam
6. Ukur vital sign
3. Mengetahui
perubahan
batas normal 30-60 x/menit.
7. Kolaborasi dalam pemberian
yang
terjadi
apakah
oat terapi sesuai indiaksi
pernafasan dalam bats
normal

atau

terjadi

gangguan
4. Untuk mengetahui adanya
penurunan ventilasi dan
mengetahui adanya nafas
tambahan
5. Suplai oksigen diberikan
bertujuan

untuk

mempertahankan

kadar

oksigen
6. Untuk mengetahui anak

mengalami gangguan atau


masih dalam batas normal
7. Sebagia
penunjang
program
dan
Rabu
25 Juli 2012
08.40

Setelah

dilakukan

mendukung

keperawatan.
tindakan 1. Identifikasi faktor yang dapat 1. Merencanakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

menimbulkan

diharapkan pemenuhan kebutuhan

menurun

nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Klien menghabiskan

dengan ditemukannya sputum

nafsu

misalnya

tindakan

yang dipilih berdasarkan

muntah

penyebab masalah
2. Dengan perawatan mulut

oral hygiene paling sedikit satu


jam sebelum makan.
3. Lakukan pemeriksaan adanya
suara peristaltik

usus serta

palpasi

mengetahui

untuk

proses

makan

yang banyak ataupun dispnea


porsi
2. Anjurkan keluarga klien untuk

makan di rumah sakit


b. Tidak terjadi penurunan berat
badan

penyembuhan

yang

baik

meningkatkan

akan
nafsu

makan
3. Mengetahui kondisi usus
dan adanya konstipasi
4. Memenuhi jumlah kalori
yang

dibutuhkan

oleh

tubuh
adanya masa saluran cerna.
5. Kelelahan
dapat
4. Berikan diit TKTP sesuai
menurunkan nafsu makan
dengan ketentuan
6. Untuk menjamin nutrisi
5. Bantu kklien istirahat sebelum
adekuat/meningkatkan
makan
6. Berikan makan porsi kecil tapi
kalori total
7. Turunnya berat badan
sering dan dalam keadaan
menandakan
kebutuhan
hangat

7. Timbang berat badan setiap


Rabu
25 Juli 2012
08.50

Setelah

dilakukan

hari
tindakan 1. Anjurkan

keluarga

nutrisi belum terpenuhi

untuk 1. Selama

keperawatan selama 2 x 24 jam

berikan

dorongan

istirahat

diharapkan peningkatan toleransi

beberapa

periode

terutama

aktivitas dan penurunan tingkat

sebelum dan setelah latihan

istirahat

energi

dihemat dan tingkat energi


dperbaharui
2. Tidur membantu

untuk

memulihkan energi
fisik
3. Penipisan
kalori
dan
2. Tingkatkan jam tidur total pada
penurunan
protein
menurunkan
malam hari
tingkat keletihan
3. Berikan masukan protein dan
toleransi aktivitas
b. Istirahat ketika mengalami
4. Peningkatan relaksasi dan
kalori yang adekuat
keletihan
4. Anjurkan
keluarga
untuk
istirahat psikologis akan
c. Mengkonsumsi diet dengan
berikan
dorongan
tehnik
menurunkan
keletihan
masukan protein dan kalori
relaksasi imajinasi mental
fisik
yang dianjurkan
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Kaji tingakt ansietas yang 1. Mengetahui tingkat
keletihan
Kriteria hasil :
a. Melaporkan

Rabu
25 Juli 2012
09.00

keperawatan selama 2 x 24 jam


diharapkan

ansietas

atau hilang
Kriteria hasil :
Orang
tua

berkurang

dialami orang tua klien


2. Kaji kebiasaan keterampilan
koping
3. Anjurkan kepada keluarga agar

mampu

terlibat secara langsung dan

menggambarkan ansietas dan pola

aktif dalam perawatan anaknya


4. Beri
dukungan
emosional

pikirnya

klien

untuk

kenyamanan

keterantraman hati
5. Implemenasikan

dan

kecemasan untuk
memudahkan dalam
perencanaan tindakan
selanjutnya
2. Menilai mekanisme
koping yang telah
dilakukan serta
menwarkan alternatif

teknik

koping yang bisa di

relaksasi
6. Jelaskan

gunakan
prosedur 3. Dapat memberikan rasa

setiap

tindakan yang akan dilakukan

aman kepada anak


sekaligus lebih
mendekatkan antara anak
dan orang tua
4. Dukungan emosional
dapat meamntapkan hati
untuk mencapai tujuan
5. Relaksasi merupakan
salah satu metode
menurunkan dan
menghilangkan kecemasan
6. Pemahaman terhadap
prosedur akan emottifiaksi
klien untuk lebih
kooferatif.

3.4.

Tindakan Keperawatan
Nama Klien
: An N
Ruang
: Melati

No. RM
Diagnosa Medis

: 287074
: Asma Bronkial

Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan


Hari/Tgl

Jam

No

Tindakan Keperawatan

Respon Hasil

Paraf

RABU
Rabu
25 Juli 2013

09.00 wita
09.10 wita

Dx
1

1. Mengkaji frekuensi pernapasan.

1. Frekuensi napas 61 x/menit


pernpasan

09.20 wita
2. Mengobservasi
09.30 wita

kedalaman,

bunyi

klien

tidak

teratur, klien sesak


2. Terdengar bunyi

napas

tambahan wheezing, irama

napas dan irama pernpasan.

napas tidak teratur disertai


napas dalam respirasi 61

3. Membantu
tindakan

dalam
nebulizer

memberikan
dengan

combivent ampul
4. Menganjurkan
keluarga

nebule
untuk

menghindari iritan seperti asap rokok,


09.00 wita
09.40 wita

debu dll
1. Memonitor

frekuensi,

kedalaman pernapasan.

irama

x/menit

dengan

oksigen

kanula

10.00 wita
10.10 wita

nasal

liter/menit
3. Klien tampak sedikit tenang
saat

diberikan

tindakan

nebulizer
4. Keluarga mengikuti saran
yang diberikan perawat

dan 1. Frekuensi napas 61 x/menit


dengan irama napas tidak
teratur,

09.50 wita

bantuan

adanya

retraksi

dinding dada disertai napas


dalam
2.
Klien menangis saat perawat
2. Memberikan posisi klien pada posisi
memberikan posisi semi

semi fowler.

fowler, klien digendong oleh

12.00 wita
13.00 wita

ibunya
3. RR : 61 x/menit, dengan
3. Memantau

status

pernapasan

dan

oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.


4. Berkolaborasi

dalam

bantuan O2 kanul nasal 2


liter/menit telah diberikan
4. Hasil
pemeriksaan

laboratorium Hb : 9,70 g/dl


pemeriksaan 5. Ibu klien mengatakan klien

laboratorium.
5. Memberikan oksigen sesuai indikasi.

sudah sedikit tenang dengan


diberikannya

oksigen

liter/menit
6. Didapatkan
a. RR : 61 x/menit
b. Nadi : 114 x/menit
c. Suhu : 36,90C
7. Obat masuk secara intra

6. Mengukur vital sign.

vena dan tidak ada tanda


alergi
7. Memberikan obat ampicillin 230 mg/iv
10.20 wita

10.30 wita
11.00 wita

dan dexametaxon ampul/iv.


1. Mengidentifikasi faktor yang dapat 1. Ibu

klien

mengatakan

menimbulkan nafsu makan menurun

anaknya pernah muntah dan

misalnya

disertai sputum warna putih.

muntah

dengan

ditemukannya sputum yang banyak


ataupun dispnea.
2. Menganjurkan klien untuk oral hygiene

11.15 wita
11.30 wita
11.45 wita

paling sedikit satu jam sebelum makan 2. Ibu klien mau mengikuti
3. Memberikan makan porsi kecil tapi
anjuran dari perawat
sering dan dalam keadaan hangat 3. Klien hanya mau makan 2
seperti bubur susu atau nasi tim saring.
4. Mengobservasi adanya perut kembung
dengan

melakukan

perkusi

pada

sendok
4. Perut klien tidak kembung.

abdomen
5. Berkolaborasi : konsul ahli gizi untuk
pemberian diit
6. Menimbang berat badan klien

5. Klien dapat diit bubur saring


6. Berat badan klien 7 kg

11.50ita

1. Menganjurkan keluarga untuk berikan 1. Ibu klien mengatkaan


dorongan istirahat beberapa periode
terutama sebelum dan setelah latihan

12.00Wita

fisik
2. Mengkaji pola tidur klien
3. Mengkaji ADL klien seperti makan dan

12.10 wita

minum
4. Memberikan

12.15 wita

masukan

protein

dan

kalori yang adekuat


5. Menganjurkan keluarga untuk berikan

klien mau beristirahat


2. Ibu klien mengatakan
klien sering bangun
karena

batuk yang

dialmi
3. Klien melakukannya
dibantu oleh ibu
4. Klien hanya makan 2

sendok makan
dorongan tehnik relaksasi, imajinasi 5. Ibu
klien
mental kepada klien

mau

mendengar apa yang


dianjurkan perawat

12.20 wita
12.25 wita

1. Mengkaji tingkat ansietas yang dialami 1. Tingkat ansietas yang


orang tua klien
2. Menjelaskan pada orang tua klien
tentang penyakit anaknya meliputi
pengertian, faktor pencetus, tanda dan
gejala dan cara pencegahannya dengan

dialami oleh orang


tua klien sedang dan
orang

tua

klien

bertanya-tanya
tentang

keadaan

cara menghindari anak dari paparan

anaknya
alergen seperti debu, hawa dingin 2. Ibu klien
12.30 wita

belum

dengan cara memberii proteksi seperti

mengerti

tentang

masker, jaket tebal, mengurangi anak

kondisi anaknya dan

dari kelelahan yang berlebihan dan


12.40 wita

pemberian antibiotik seperti ampicilin


3. Menganjurkan kepada kelaurga agar

12.50 wita

ibu
hanya

mengatakan
bisa

demi

berdoa

kesembuhan

terlibat secara langsung dan aktif dalam

anaknya
perawatan anaknya
3. Ibu klien sangat
4. Mendorong orang tua klien terutama
senang merawat klien
ibu klien untuk mengungkapkan
dan tetap mau belajar
perasaannya
dari perawat
5. Menjelaskan setiap prosedur tindakan
4. Ibu klien mengatakan
yang akan dilakukan
masih
khawatir
dengan kondisi klien
5. Orang
tua
klien

Kamis,
26 juli 2012

08.00 wita
08.15 wita

1. Mengobservasi frekuensi pernapasan

tampak

kooperatif

dengan

membantu

perawat
1. Frekuensi napas 48
x/menit,

08.45 wita
2. Auskultasi

bunyi

nafas,

adanya mengi dan ronchi.

mencatat

ibu

mengatakan

klien

masih sesak
2. Suara

napas

wheezing

terdenga

berkurang,
adanya
ronchi

mengi

tidak
dan

3. Membantu

dalam

memberikan 3. Klien tampak tenang

tindakan nevulizer
08.00 wita
09.00 wita
09.30 wita
12.00 wita
13.00 wita

1. Memonitor

frekuensi,

setelah
irama

kedalaman pernapasan
2. Memantau status pernapasan

dilakukan

tindakan nebulizer.
dan 1. Frekuensi napas 48
x/menit, irama napas
dan

masih belum teratur


oksigenasi sesai dengan kebutuhan
2. RR : 48 x/menit,
3. Berikan posisi klien pada posisi yang
dengan bantuan O2
nyaman
kanul
nasal
2
4. Mengukur vital sign
5. Memberikan obat cefotaxim 350 mg/iv
liter/menit
telah
dan dexametaxone ampul/iv

diberikan
3. Klien terlihat dengan
posisi

kepada

ekstensi,
klien

sesekali
digendong

ibunya
4. Didapatkan :
a. Suhu : 36,50C
b. Nadi
:
110
x/menit
c. Respirasi

48

x/menit
5. Obat masuk secara
intra vena dan tidak
ada tanda alergi

09.40 wita

1. Mengidentifikasi faktor yang dapat 1. Klien tidak muntah


menimbulkan nafsu makan menurun
misalnya muntah dengan ditemukannya
sputum yang banyak ataupun dispnea
2. Menganjurkan klien untuk oral hygiene

09.50 wita

paling sedikit satu jam sebelum makan


2. Ibu
klien
3. Memberikan makan dalam porsi kecil
melakukan
tapi sering
4. Menimbang berat badan klien
hygiene
1

10.00 wita
10.30 wita

selalu
oral
jam

sebelum makan.
3. Ibu mengatakan klien
makan

sudah

sendok

11.00 wita

11.15 wita

1. Menganjurkan keluarga untuk berikan

4. Betat badan

klien

masih 7 kg
1. Ibu

klien

dorongan istirahat beberapa periode

mengatakan anaknya

terutama sebelum dan sesudah latihan

selalu istirahat.

fisik.
2. Mengobservasi pola tidur klien.

11.30 wita

2. Ibu

klien

mengatakan anaknya
3. Membantu

pemenuhan

ADL tiap hari.

kebutuhan

masih sering bangun


karena klien masih

batuk.
3. Kebutuhan

sehari-

hari

klien

terpenuhiseperti
11.45 wita

12.00 wita

1. Menjelaskan pada orang tua klien

klien

tentang penyakit meliputi pengertian,

tampak mengerti dan

faktor pencetus, tanda dan gejala dan

terlihat lebih tenamg

cara pencegahannya.
2. Member kesempatan kepada orang tua

12.30 wita

makan.
1. Orang tua

klien untuk bertanya tentang hal yang


belum dimengerti.
3. Mendorong orang tua klien terutama
ibu

klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya.

dengan

apa

sudah

yang

dijelaskan

oleh perawat.
2. Orang tua

klien

sudah

sedikit

mengerti

tentang

penjelasan

yang

diberikan.
3. Ibu klien sudah tidak

Jumat,
27 Juli 2012

08.00 wita
08.15 wita

1. Mengobservasi frekuensi pernafasan.


2. Auskultasi bunyi nafas, mencatat
adanya mengi dan ronchi.

begitu

khawatir

dengan

kondisi

anaknya saat ini.


1. Frekuensi nafas 30
x/menit, klien sudah
tidak sesak lagi.
2. Tidak
terdengar

suara wheezing dan


nafas

tambahan

mengi maupun suara


ronchi.
2

1. Memonitor

frekuensi,

irama,

dan

kedalaman pernafasan.

1. Pernafasan
x/menit,
teratur

2. Memantau

status

pernafasan

30

dan

oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.

nafas
dan

tidak

adanya

retraksi-

retraksi

dinding

dada.
2. RR : 30 x/menit
dengan bantuan O2
kanual

nasal

liter/menit.
3. TTV :
3. Mengukur vital sign.

RR : 30
x/menit
N

4. Memberikan obat Cefotaxime 350


mg/iv dan Dexametaxone 1/2 ampul/iv.
09.00 wita

112x/menit
T : 36,5 oC
4. Obat masuk secara
intra vena dan tidak
ada tanda alergi.

1. Memberikan makan dalam porsi kecil 1. Ibu

mengatakan

tapi sering.
2. Menimbang berat badan.

sekarang klien dapat


menghabiskan

porsi

makanan yang diberi


rumah sakit karena
10.00 wita

keadaan klien yang


sudah membaik.
2. BB klien bertambah

10.30 wita

menjadi 7,1 kg.


1. Menganjurkan keluarga untuk berikan 1. Ibu
mengatakan
dorongan istirahat beberapa periode

anaknya

11.00 wita

terutama sebelum dan setelah latihan

11.25 wita

fisik.
2. Membantu pemenuhan kebutuhan ADL

istirahat
2. Kebutuhan

tiap hari
3. Menganjurkan

ibu

untuk

hari klien terpenuhi

terpenuhi
akan

11.35 wita

1. Mengevaluasi

tingkat

dan

klien
ibu

melaksanakan

anjuran dari petugas.


kecemasan 1. Keluarga klien sudah

keluarga
2. Memberikan kesempatan kepada kedua
orang tua klien untuk bertanya tentang

12.30 wita

sehari-

seperti makan
tetap 3. Nutrisi

memberikan ASI

11.30 wita

tetap

hal yang belum dimengerti


3. Mengevaluasi keadaan umum klien

tidak

cemas

lagi

karena kondisi klien


sudah membaik
2. Orang tua klien sudah
lebih

mengerti

tentang

penjelasan

dan berusaha untuk


mengikuti
dari

perawat

berterima

anjuran
serta
kasih

kepada perawat
3. Klien terlihat tanang
dan tidak rewel lagi.
3.5 Evaluasi
Nama klien
Ruang

: An. N
: Melati

No. RM
DX

: 287074
: Asma Bronkhial

Table 3.5. Evaluasi Keperawatan


Hari/ Tgl/

No

Jam
Rabu, 25 juli

Dx
1

Catatan Perkembangan
S

2012

: Ibu klien mengatakan anaknya sesak, batuk-batuk


disertai dahak banyak warna putih

:
-

Klien tampak sesak dengan RR 61x/menit


Penggunan otot bantu pernapasan
Ekspirasi memanjang
Terdengar suara napas tambahan wheezing
Tampak menggunakan O2 2 liter/ menit

: Masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak

paraf

efektif belum teratasi


P

: intervensi dilanjutkan
-

Kaji frekuensi pernapasan


Observasi kedalaman bunyi nafas dan irama

pernapasan
- Beri obat sesuai advice dokter
: ibu klien mengatakan anaknya sesak

:
-

Keadaan umum lemah


Klien tampak gelisah dan rewel
Retraksi dinding dada. Dispnea
TTV: RR : 61x/ menit
N : 114x/ menit
S : 36,9 o C

: masalah keperawatan pola nafas tidak efektif belum


teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Monitor frekuensi irama dan kedalaman

pernapasan
Beri posisi klien dengan posisi semi fowler
Pantau status pernapasan dan oksigenasi
sesuai kebutuhan

: Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan

Anak tampak lemah


Klien hanya menghabiskan porsi makanan yang

disediakan rumah sakit


Klien tampak tidak mau makan
Nafsu makan klien menurun
BB : 7 kg

: Masalah keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Beri makan porsi kecil tapi sering dan dalam

keadaan hangat
- Timbang BB klien
: ibu klien mengatakan keadaan anaknya lemah karena
tidak mau makan

: - keadaan umum lemah


-

Semua kebutuhan dibantu orang tua


: masalah keperawatan gangguan pemenuhan ADL
belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Anjurkan keluarga untuk berikan dorongan istirahat


beberapa periode terutama sebelum dan sesudah
latihan fisik

: ibu klien mengtakan tidak mengerti tentang kondisi


penyakit yang diderita anaknya yang sering kambuh

: orang tua tampak cemas dan gelisah

: masalah keperawatan cemas belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Kaji tingkat ansietas yang dialami orang tua klien


Jelaskan pada orang tua klien tentang penyakit
anaknya meliputi pengertian, faktor pencetus,

Kamis,26

juli 2012
13.00

tanda dan gejala, dan cara pencegahan.


: ibu klien mengatakan anaknya masih sesak, batuk
disertai dahak

:
-

Klien tampak masih sesak dengan RR 48x/ menit


Penggunaan otot bantu pernapasan
Suara napas wheezing
Tampak menggunakan O2 2 liter/menit

: masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak


efektif belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Observasi frekuensi pernapasan


Auskultasi bunyi napas, catat adanya mengi dan
ronchi.

: ibu klien mengtakan anaknya masih sesak

:
-

Keadaan umum masih lemah


Klien tampak rewel
Retraksi dinding dada
TTV: RR : 48x/ menit
N : 110x/ menit
S : 36,5 o C

: masalah keperawatan pola napas tidak efektif belum


teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Monitor

frekuensi,

irama

dan

kedalaman

pernapasan
Pantau status pernapasan dan oksigenasi sesuai
dengan kebutuhan

S
O

: ibu klien mengatakan anaknya mau makan


:
:

Anak masih tampak lemah


Klien makan hanya 4 sendok
Klien tampak mau makan walaupun hanya 4 sendok
Nafsu makan klien masih menurun
BB :7 kg
masalah keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi

: intervensi dilanjutkan

- Beri makan porsi kecil tapi sering


- Timbang BB klien
: ibu klien mengatakan keadaan anaknya masih lemah
walaupun anak mau makan

:
-

Keadaan umum masih lemah


Semua kebutuhan dibantu orang tua

: masalah keperawatan gangguan pemenuhan ADL


belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Anjurkan keluarga untuk berikan dorongan


istirahat beberapa periode terutama sebelum dan

sesudah latihan fisik


: ibu klien mengatakan sudah sedikit mengerti tentang
kondisi penyakit yang diderita anaknya yang sering
kambuh

: orang tua klien tampak sedikit tenang

: masalah keperawatan cemas belum teratasi

: intervensi dilanjutkan
-

Beri kesempatan bagi orang klien untuk bertanya

tentang hal yang belum dimengerti


Dorong orang tua klien terutama ibu klien untuk
mengungkapkan perasaannya

Jumat, 27

juli 2012

: ibu klien mengatakan anaknya tidak sesak lagi dan


sudah tidak ada dahak lagi bila batuk

13.00

: klien tampak tidak sesak, RR : 30x/ menit, nadi 110x/


menit. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Tidak terdengar suara nafas tambahan

: masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak


efektif teratasi

P
S

: intervensi dihentikan
: ibu klien mengatakan anaknya tidak sesak lagi

: klien tampak tidak sesak, RR : 30x/ menit. Nadi :


110x/ menit, tidak terdengar bunyi napas tambahan.
Tidak adanya retraksi dinding dada

: masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi

P
S

: intervensi dihentikan
: ibu klien mengatakan anaknya sudah mau makan

klien

tampak

mau

makan,

klien

tampak

menghabiskan makanan dari porsi yg diberikan rumah


sakit. Keadaan umum klien sedang . BB klien
bertambah menjadi 7,1 kg
A

masalah

keperawatan

gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi


4

P
S

: intervensi dihentikaan
: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak lemah lagi

karena klien sudah mau makan


O

:
-

Klien tampak tidak lemah lagi


Semua kebutuhan tetap dibantu orang tua

: masalah keperawatan gangguan pemenuhan ADL


teratasi sebagian

P
S

: intervensi dihentikan
: orang tua klien mengatakan tidak cemas lagi karena
inu klien sudah mengerti tentang kondisi penyakit
anaknya dan ibu klien akan selalu memperhatikan
kondisi anaknya

: orang tua klien tampak lebih tenang, tidak bertanya


lagi tentang keadaan anaknya saat ini

: masalah keperawatan cemas teratasi

: intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan

4.2 Saran

Vous aimerez peut-être aussi