Vous êtes sur la page 1sur 32

AKUNTANSI KEUANGAN

DAERAH

PENGERTIAN
Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan tansaksi ekonomi (keuangan) dari
entitas pemerintah daerah (Kabupaten, kota, atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah
(kabupaten,
kota
atau
porovinsi)
yang
memerlukan. Pihak-pihak eksternal entitas daerah
yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain
adalah dewan perwakilan rakyat daerah DPRD;
badan pengawas keuangan; investor, kreditor, dan
donatur;
analisis
ekonomi
dan
pemerhati
pemerintah daerah; rakyat pemerintah daerah2

SISTEM PENCATATAN
Telah diketahui bahwa akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu
organisasi.
Pengidentifikasian
adalah
pengidentifikasian
transaksi ekonomi, agar dapat membedakan mana
transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang
tidak. Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah
aktivitas yang berhubungan dengan uang.
Pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan
menggunakan satuan uang. Jadi, semua transaksi
di dalam akuntansi harus dinyatakan dalam satuan
uang.
Pencatatan transaksi ekonomi, yaitu pengolahan
data
transaksi
ekonomi
tersebut
melalui
penambahan dan atau pengurangan atas sumber3

Pelaporan
transaksi
ekonomi
akan
menghasilkan
laporan
keuangan
yang
merupakan hasil akhir proses akuntansi. Pada
organisasi bisnis yang berorientasi pada laba
(profit-oriented) laporan tersebut akan terdiri
atas Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan
Aliran Kas. Pada organisasi Pemerintah Daerah,
laporan keuangan yang dikehendaki oleh PP
Nomor 105/2000 serta Kepmendagri Nomor 29
Tahun 2002 pada Pasal 81 ayat (1) dan
Lampiran XXIX butir (11) adalah
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca Daerah.

SINGLE ENTRY
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga
dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku saja.
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi
yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada
sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan
mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki
kelemahan, antara lain yaitu kurang bagus untuk
pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan),
sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang
terjadi, dan sulit dikontrol. Oleh karena itu, dalam
akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik
dan dapat mengatasi kelemahan di atas, Sistem ini
disebut dengan sistem pencatatan double entry.5

DOUBLE ENTRY
Sistem pencatatan double entry sering disebut juga
dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut
sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
akan dicatat dua kali (double = berpasangan/ganda,
entry = pencatatan). Pencatatan dengan sistem ini
disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan
tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada di
sebelah kiri sedangkan sisi Kredit ada di sebelah
kanan. Dalam melakukan pencatatan tersebut, setiap
pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dasar
akuntansi.
Persamaan
dasar
akuntansi
merupakan alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA
berbentuk sebagai berikut:
+ PENDAPATAN

TRIPLE ENTRY
Sistem
pencatatan
triple
entry
adalah
pelaksanaan
pencatatan
dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry,
ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan
double entry dijalankan, Satuan Pemegang Kas
pada Satuan Kerja maupun pada Bagian
Keuangan atau Badan/Biro Pengelola Kekayaan
Daerah juga mencatat transaksi tersebut pada
buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut
akan berefek pada sisa anggaran.

DASAR AKUNTANSI
Setelah memahami sistem pencatatan, masih terdapat
satu hal lagi yang penting dalam proses pencatatan.
Hal itu adalah masalah pengakuan (recognition).
Definisi pengakuan menurut IASC Framework adalah
"proses memasukkan ke neraca atau laporan laba rugi
(dalam konteks akuntansi keuangan daerah: laporan
surplus defisit), pos-pos atau unsur yang memenuhi
definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan".
Yang dimaksud elemen adalah elemen-elemen laporan
keuangan. Jika laporan keuangan berupa neraca, maka
elemennya adalah aktiva/aset, utang, dan ekuitas
dana. Jika laporan keuangan berupa laporan surplus
defisit anggaran, maka elemennya adalah pendapatan
dan biaya/belanja. menurut Standar Akuntansi
Keuangan, pengakuan adalah proses pembentukan
suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
8
pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau

Untuk menentukan kapan suatu transaksi dicatat,


digunakan berbagai basis/dasar akuntansi atau sistem
pencatatan. Basis/dasar akuntansi atau sistem
pencatatan adalah himpunan dari standar-standar
akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan
dari transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa lainnya
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basisbasis tersebut berkaitan dengan penetapan waktu
(timing) atas pengukuran yang dilakukan, terlepas dari
sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis/ dasar
akuntansi atau sistem pencatatan tersebut antara lain
adalah basis kas (cash basis), basis akrual (accrual
basis), basis kas modifikasian (modified cash basis)
dan basis akrual modifikasian (modified accrual basis).
Beberapa
orang
berpendapat
bahwa
secara
konsepsional hanya terdapat dua basis akuntansi,
yaitu basis kas (cash basis) dan basis akrual (accrual9

BASIS KAS (CASH BASIS)


Basis kas, seperti telah diuraikan sebelumnya,
menetapkan bahwa pengakuan/ pencatatan transaksi
ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut
menimbuikan perubahan pada kas. Apabila suatu
transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas,
maka transaksi tersebut tidak dicatat.
Contoh: SPM biaya perjalanan dinas yang diterbitkan
pada tanggal 1/1/2003, dan diterima oleh Satuan
Pemegang Kas pada tanggal 5/2/2003, maka oleh
Satuan Pemegang Kas, transaksi itu baru dicatat pada
tanggal
5/2/99,
yaitu
pada
saat
dipertanggungjawabkan.
Secara
akuntansi,
pengeluaran tersebut seharusnya diakui (dicatat) pada
tanggal
1/1/2003,
bukan
pada
saat
10
dipertanggungjawabkan.

BASIS AKRUAL (ACCRUAL BASIS)


Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh
karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa
dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam
laporan keuangan pada periode rerjadinya.
Untuk contoh di atas, transaksi tersebut akan dicatat
pada tanggal 1/1/2003 dengan mendebit biaya
perjalanan dinas dan mengkredit kas sebesar yang
tercantum dalam SPM tersebut.

11

BASIS KAS
BASIS)

MODIFIKASIAN

(MODIFIED

CASH

Basis/dasar kas modifikasian ini adalah basis yang


tepat untuk digunakan dalam mengakuntansikan
transaksi keuangan oleh Satuan Pemegang Kas saat
ini baik pada Satuan Kerja maupun pada Bagian
Keuangan atau Biro/Badan Pengeloia Kekayaan Daerah
(BPKD)
karena
hampir
tidak
mungkin
suatu
Pemerintah Daerah mampu menerapkan basis akrual
secara langsung dalam memenuhi ketentuan Pasal 70
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Entitas Pemerintah Daerah
yang telah bertahun-tahun di era pra reformasi
keuangan daerah menggunakan basis kas dalam
pengelolaan keuangan daerahnya sangat memerlukan
proses dan pentahapan dalam usahanya untuk
menerapkan basis akrual. Proses dan pentahapan12

BASIS
AKRUAL
ACCRUAL BASIS)

MODIFIKASIAN

(MODIFIED

Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan


menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi
tertentu dan menggunakan basis akrual untuk
sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan
dasar akrual dilandasi oleh pertimbangan kepraktisan.
Contohnya adalah pengakuan piutang pendapatan.
Tidak
semua
piutang
pendapatan
(misalnya
pendapatan pajak) diakui dengan basis akrual.
Pembatasannya
adalah
jangka
waktu
piutang
pendapatan tersebut. Apabila piutang pendapatan itu
berjangka waktu 3 bulan atau lebih, maka rekening
piutang pendapatan tersebut dihapus. Misalnya
terdapat transaksi penerbitan SKPD pajak kendaraan
bermotor senilai Rp 100.000,00 pada tanggal 8 juni
2003. Pada tanggal itu juga diterima setoran pajak13

SIKLUS AKUNTANSI
INPUT

BUKTI
BUKTI

PROSES

JURNA
JURNA
L
L

OUTPUT

Buku
Buku
Besar
Besar

Laporan
Laporan
Keuangan
Keuangan

Buku
Buku
Pemban
Pemban
tu
tu

Tampilan
Sistem Akuntansi

14

SIKLUS AKUNTANSI
1. Analisis transaksi keuangan
9. Neraca saldo setelah
tutup buku
7.
a.
b.
c.
d.

8. Jurnal penutup
Laporan keuangan
Laporan perhitungan
APBD
Laporan Perubahan
Ekuitas dana dan R/K
Pemda
Neraca
Laporan aliran kas

2. Jurnal transaksi

3. Posting ke buku besar

4. Neraca saldo

5. Jurnal penyesuaian

6. Neraca saldo setelah


penyesuaian
15

ANALISIS TRANSAKSI
Untuk memahami apa itu analisis transaksi, terlebih
dahulu akan diulang kembali penielasan tentang
"sistem (tata buku) berpasangan" dan "persamaan
dasar akuntansi". Akuntansi menggunakan sistem
pencatatan berpasangan (double entry system).
Misalnya Pemerintah Daerah mengeluarkan kas untuk
membayar sewa garasi. Terhadap transaksi ini,
akuntansi mencatat tidak hanya "pengeluaran
kasnya", tetapi juga untuk apa kas itu dikeluarkan.
Analisis
transaksi
juga
tunduk
pada
sistem
berpasangan tersebut. Untuk memahami analisis
transaksi, kita akan menggunakan alat bantu
"persamaan dasar akuntansi.

16

Pada saat pembentukan suatu entitas, para pemilik


menyetorkan sejumlah uang atau barang kepada
entitas tersebut. Kontribusi para pemilik tersebut
menyebabkan entitas itu memiliki harta atau aktiva.
Kesepakatan akuntansi menghendaki kontribusi para
pemilik (dalam hal ini rakyat) secara nyata menjadi
aktiva Pemerintah Daerah yang dipisahkan dari
kekayaan pemiliknya yaitu rakyat. Kesepakatan
akuntansi menghendaki pula pencatatan yang jelas
dari mana aktiva Pemerintah Daerah diperoleh.
Sumber diperolehnya aktiva dicatat pada sisi yang
berseberangan
dengan
sisi
pencatatan
aktiva
Pemerintah Daerah, sehingga selalu terpelihara
keseimbangan antara aktiva dan sumbernya. Secara
matematis, posisi keseimbangan antara aktiva
(sarana) dan sumbernya dinyatakan dengan identitas
(persamaan) sebagai berikut.
17

Dalam
perjalanan
hidup
Pemerintah
Daerah
selanjutnya, bisa jadi Pemerintah Daerah menerima
aktiva dari para pihak kreditor. Jadi, ada dua pihak
yang menjadi sumber diperolehnya aktiva, yaitu
pemilik (rakyat) dan kreditur. Agar dapat dibedakan
dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditor,
maka hak para kreditor disebut utang atau kewajiban
sedangkan hak para pemilik (rakyat) disebut ekuitas
dana. Dengan demikian, persamaan akuntansinya
menjadi:
AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA
Jadi, aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang
dikuasai oleh suatu entitas dan masih memberikan
kemanfaatan di masa yang akan datang. Utang
merupakan pengorbanan-pengorbanan ekonomi untuk
menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di18

Baik pendapatan maupun biaya atau belanja akan


menyebabkan
perubahan
pada
Ekuitas
Dana.
Pendapatan Pemerintah Daerah akan menyebabkan
naiknya Ekuitas Dana, sedangkan Biaya atau Belanja
akan menurunkan Ekuitas Dana. Dengan adanya
pendapatan dan biaya atau belanja tersebut, maka
persamaan dasar akuntansi di atas menjadi:
AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA +
PENDAPATAN BELANJA
Atau
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA +
PENDAPATAN
Karena pada dasarnya rekening-rekening pendapatan
dan biaya/belanja merupakan subbagian dari rekening
Ekuitas Dana, maka pada akhir periode akuntansi atau
akhir tahun anggaran, saldo-saldonya akan ditransfer
ke rekening Ekuitas Dana melalui proses tutup buku.19

JURNAL TRANSAKSI
Jurnal
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
menampung transaksi beserta keterangan-keterangan
dan kondisi-kondisi yang menyertainya. Keberadaan
jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan
peran rekening dalam mencatat transaksi, tetapi
merupakan sumber untuk pencatatan ke rekening.
Oleh karena itu, jurnal sering disebut sebagai catatan
akuntansi permanen yang pertama (the books of
original entry). Dengan adanya jurnal, pencatatan ke
rekening menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah
memilah-milah transaksi dengan pcndcbitan dan
pengkreditan yang sesuai dengan rekening yang
bersangkutan.
Jurnal dibedakan menjadi 2 yakni jurnal umum dan
jurnal khusus. jurnal umum adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi.20

POSTING KE BUKU BESAR


Transaksi keuangan pertama kali dicatat dalam buku
jurnal, kemudian diringkas dalam "Buku Besar". Buku
Besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan
rekening/akun/perkiraan (account). Rekening-rekening
digunakan
untuk
mencatat
secara
terpisah
Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Aktiva, Utang, dan
Ekuitas Dana. Dengan demikian rekening merupakan
kumpulan informasi dalam suatu sistem akuntansi.
Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke
dalam Buku Besar inilah yang disebut dengan posting.
Posting ke buku besar sekaligus merupakan
penggolongan dan peringkasan transaksi sebab tiaptiap data transaksi dibawa ke masing-masing rekening
yang sesuai. Posting dapat dilakukan secara kronologis
sebagaimana halnya penjurnalan, tetapi dapat juga
secara periodik (mingguan atau bulanan). Buku Besar21

NERACA SALDO
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama
satu periode akuntansi. Prosedur berikutnya adalah
menyusun neraca saldo pada akhir periode akuntansi.
Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta
saldo yang menyertainya. Adapun saldo rekening
diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada di
setiap rekening. Saldo rekening Buku Besar dengan
menggunakan format bukan T diketahui dari kode D
(Debit) atau K (Kredit) pada kolom Saldo. Saldo
rekening dengan menggunakan format T diketahui
dengan cara menjumlahkan sisi debit dan sisi kredit.
Bila jumlah debit melebihi jumlah kredit, maka
selisihnya adalah saldo debit.
Neraca saldo yang benar menurut kesamaan
keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan
jumlah pengkreditan. Neraca saldo akan benar jika22

JURNAL PENYESUAIAN
Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi di atas adalah
penyusunan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian
perlu dibuat karena dalam akuntansi dikenal prosedur
penyesuaian. Prosedur penyesuaian perlu dilakukan
karena akuntansi didasari asumsi dasar bahwa suatu
umur entitas ekonomi dapat dipenggal-penggal
menjadi periode-periode yang sifatnya buatan. Asumsi
ini disebut asumsi periodisasi yang mengharuskan kita
untuk membuat jurnal penyesuaian. Di samping itu,
jurnal penyesuaian diperlukan karena basis kas
modifikasian menuntut dilakukannya penyesuaian
terhadap transaksi-transaksi nonkas pada akhir tahun
anggaran. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
penyusunan laporan keuangan yang menyebutkan
bahwa Laporan Keuangan terdiri atas Laporan
Perhitungan APBD, Nota Perhitungan APBD, Laporan23

Sehubungan dengan asumsi periodisasi di atas,


pendapatan dan biaya harus diakui pada periode
akuntansi tertentu. Pengakuan pendapatan dan biaya
pada periode akuntansi tertentu itu adalah sulit. Untuk
itu, dalam akuntansi dikembangkan dua prinsip umum
yang membantu penentuan pendapatan dan biaya
tersebut. Prinsip yang pertama adalah prinsip
pengakuan
pendapatan.
Prinsip
pengakuan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan diakui
pada periode diperolehnya pendapatan tersebut.
Pendapatan dianggap telah diperoleh kalau jasa itu
telah diserahkan kepada konsumen, meskipun kasnya
belum diterima. Dalam kasus ini, tagihan dilaporkan
sebagai aktiva. Sebaliknya, jika kas telah diterima
sebelum jasa diserahkan kepada pihak lain, maka
penerimaan
kas
tidak
boleh
diakui
sebagai
pendapatan periode sekarang. Dalam kasus ini,
24
penerimaan uang muka

Dalam
mengakui
biaya,
akuntansi
mengikuri
pendekatan "biarkan biaya mengikuti pendapatan".
Misalnya upah buruh pabrik diakui sebagai biaya,
bukan pada saat upah itu dibayar tetapi pada saat
upah itu terjadi. Biaya dianggap terjadi pada waktu
kerja atau jasa buruh itu benar-benar telah
memberikan
sumbangan
terhadap
pendapatan.
Kapan? Pada waktu barang yang dibuat buruh tersebut
telah terjual. Prinsip yang kedua ini disebut prinsip
penandingan (matching principle).
Sehubungan dengan kedua prinsip di atas, perlu
dibuat jurnal penyesuaian pada akhir periode
akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan
diakui pada periode diperolehnya pendapatan itu dan
biaya diakui pada periode terjadinya. Dengan kata
lain, penyesuaian diperlukan untuk meyakinkan bahwa
prinsin-prinsip pengakuan pendapatan atau biaya
25
telah ditaati.

Penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan posisi


Aktiva, Utang, dan Ekuitas Dana di neraca pada
tanggal neraca dan untuk melaporkan junilah surplus
atau defisit yang wajar di Laporan Perhitungan APBD.
Neraca saldo di atas mungkin belum memuat data
laporan keuangan yang up-to-date, karena alasanalasan berikut:
1) Kejadian-kejadian tertentu, seperti pemakaian
bahan pakai habis, tidak dijurnal setiap hari karena
penjurnalan demikian tidak praktis.
2) Biaya yang terjadi karena berlalunya waktu, seperti
berkurangnya manfaat gedung, persekot sewa dan
asuransi, tidak dijurnal selama periode akuntansi.
3) Beberapa pos, seperti biaya listrik, mungkin belum
dicatat karena tagihan dari PLN belum diterima.
26

Dengan demikian, jurnal penyesuaian disusun untuk


tujuan-tujuan berikut:
1) Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang
diperoleh (earned) selama periode akuntansi.
2) Melaporkan semua belanja (expenses) yang terjadi
selama periode akuntansi.
3) Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal
neraca. Sebagian nilai aktiva pada awal periode
telah terpakai selama satu periode akuntansi yang
dilaporkan.
4) Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada
tanggal neraca. Dalam hal ini pembiayaan
sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.

27

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN


Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya
adalah mempostingnya ke buku besar, sesuai dengan
rekening-rekening yang bersangkutan. Setelah posting
tersebut dilakukan, maka rekening-rekening akan
menunjukkan saldonya yang terbaru. Prosedur
akuntansi berikutnva adalah menyusun Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. jadi, Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian adalah neraca saldo yang disusun setelah
pembuatan
jurnal-jurnal
penyesuaian.
Dengan
demikian, saldo-saldo rekening yang ada dalam
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo
rekening-rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam
tahap penyesuaian muncul rekening baru, maka
rekening baru ini juga dimasukkan dalam Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Format Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian kurang lebih sama dengan Neraca Saldo. 28

LAPORAN KEUANGAN
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah menyusun
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, disusunlah
laporan-laporan keuangan dengan mengambil data
dari neraca saldo setelah penyesuaian. Laporan
keuangan Pemerintah Daerah terdiri atas:
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca.
Namun demikian, dari sudut pandang akuntansi, dapat
pula disusun laporan tambahan yakni Laporan
Perubahan Ekuitas Dana (untuk entitas Pemda secara
keseluruhan) atau Laporan Perubahan Rekening Koran
Pemda (untuk Satuan Kerja).
29

JURNAL PENUTUP
Telah
dijelaskan
sebelumnya
bahwa
rekening
pendapatan dan biaya disebut sebagai rekening
temporer (nominal). Disebut temporer karena saldo
kedua rekening tersebut pada akhir periode akuntansi
akan ditransfer ke dalam rekening Ekuitas Dana atau
R/K Pemda. Istilah transfer saldo rekening temporer ke
dalam rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda tersebut
adalah menutup rekening temporer, dan proses ini
disebut dengan penutupan rekening temporer.
Proses penutupan rekening temporer meliputi 3 tahap.
Tahap 1 menutup rekening Pendapatan ke rekening
Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 2 menutup rekening Belanja ke rekening
Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 3 menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit
ke rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda.
30

NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU


Tahap
terakhir
dari
siklus
akuntansi
adalah
penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan. Seperti
halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah
tutup buku juga berisi ringkasan saldo rekeningrekening. Hanya saja, saldo tersebut adalah setelah
pembuatan jurnal penutup. Karena proses penutupan
rekening temporer mentransfer saldo rekeningrekening pendapatan dan biaya ke rekening Ekuitas
Dana, maka dalam neraca saldo setelah tutup buku
tidak akan dijumpai rekening-rekening temporer
tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan bernilai nol.

31

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah
mengikuti siklus akuntansi yang telah dijelaskan di
atas. Perbedaan yang ada adalah pada proses
penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Setelah
penyusunan
Neraca
Saldo
Setelah
Penyesuaian, dapat disusun Laporan Perhitungan
APBD. Namun demikian, untuk lebih mempermudah
penyusunan laporan keuangan yang lain yakni
Laporan Perubahan Ekuitas Dana atau R/K Pemda,
Laporan Aliran Kas dan Neraca, biasanya terlebih
dahulu dilakukan proses tutup buku dengan membuat
jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup ini
diposting, barulah disusun ketiga laporan dimaksud.
Selain itu, perlu diketahui bahwa siklus tersebut
didasari pula dengan konsep artikulasi. Sebenarnya
sangat mungkin di sektor publik ini diterapkan
Klik konsep
32
nonartikulasi dalam presses dan siklushere
akuntansi

Vous aimerez peut-être aussi