Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAERAH
PENGERTIAN
Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan tansaksi ekonomi (keuangan) dari
entitas pemerintah daerah (Kabupaten, kota, atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah
(kabupaten,
kota
atau
porovinsi)
yang
memerlukan. Pihak-pihak eksternal entitas daerah
yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain
adalah dewan perwakilan rakyat daerah DPRD;
badan pengawas keuangan; investor, kreditor, dan
donatur;
analisis
ekonomi
dan
pemerhati
pemerintah daerah; rakyat pemerintah daerah2
SISTEM PENCATATAN
Telah diketahui bahwa akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu
organisasi.
Pengidentifikasian
adalah
pengidentifikasian
transaksi ekonomi, agar dapat membedakan mana
transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang
tidak. Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah
aktivitas yang berhubungan dengan uang.
Pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan
menggunakan satuan uang. Jadi, semua transaksi
di dalam akuntansi harus dinyatakan dalam satuan
uang.
Pencatatan transaksi ekonomi, yaitu pengolahan
data
transaksi
ekonomi
tersebut
melalui
penambahan dan atau pengurangan atas sumber3
Pelaporan
transaksi
ekonomi
akan
menghasilkan
laporan
keuangan
yang
merupakan hasil akhir proses akuntansi. Pada
organisasi bisnis yang berorientasi pada laba
(profit-oriented) laporan tersebut akan terdiri
atas Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan
Aliran Kas. Pada organisasi Pemerintah Daerah,
laporan keuangan yang dikehendaki oleh PP
Nomor 105/2000 serta Kepmendagri Nomor 29
Tahun 2002 pada Pasal 81 ayat (1) dan
Lampiran XXIX butir (11) adalah
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca Daerah.
SINGLE ENTRY
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga
dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku saja.
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi
yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada
sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan
mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki
kelemahan, antara lain yaitu kurang bagus untuk
pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan),
sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang
terjadi, dan sulit dikontrol. Oleh karena itu, dalam
akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik
dan dapat mengatasi kelemahan di atas, Sistem ini
disebut dengan sistem pencatatan double entry.5
DOUBLE ENTRY
Sistem pencatatan double entry sering disebut juga
dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut
sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
akan dicatat dua kali (double = berpasangan/ganda,
entry = pencatatan). Pencatatan dengan sistem ini
disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan
tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada di
sebelah kiri sedangkan sisi Kredit ada di sebelah
kanan. Dalam melakukan pencatatan tersebut, setiap
pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dasar
akuntansi.
Persamaan
dasar
akuntansi
merupakan alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA
berbentuk sebagai berikut:
+ PENDAPATAN
TRIPLE ENTRY
Sistem
pencatatan
triple
entry
adalah
pelaksanaan
pencatatan
dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry,
ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan
double entry dijalankan, Satuan Pemegang Kas
pada Satuan Kerja maupun pada Bagian
Keuangan atau Badan/Biro Pengelola Kekayaan
Daerah juga mencatat transaksi tersebut pada
buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut
akan berefek pada sisa anggaran.
DASAR AKUNTANSI
Setelah memahami sistem pencatatan, masih terdapat
satu hal lagi yang penting dalam proses pencatatan.
Hal itu adalah masalah pengakuan (recognition).
Definisi pengakuan menurut IASC Framework adalah
"proses memasukkan ke neraca atau laporan laba rugi
(dalam konteks akuntansi keuangan daerah: laporan
surplus defisit), pos-pos atau unsur yang memenuhi
definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan".
Yang dimaksud elemen adalah elemen-elemen laporan
keuangan. Jika laporan keuangan berupa neraca, maka
elemennya adalah aktiva/aset, utang, dan ekuitas
dana. Jika laporan keuangan berupa laporan surplus
defisit anggaran, maka elemennya adalah pendapatan
dan biaya/belanja. menurut Standar Akuntansi
Keuangan, pengakuan adalah proses pembentukan
suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
8
pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau
11
BASIS KAS
BASIS)
MODIFIKASIAN
(MODIFIED
CASH
BASIS
AKRUAL
ACCRUAL BASIS)
MODIFIKASIAN
(MODIFIED
SIKLUS AKUNTANSI
INPUT
BUKTI
BUKTI
PROSES
JURNA
JURNA
L
L
OUTPUT
Buku
Buku
Besar
Besar
Laporan
Laporan
Keuangan
Keuangan
Buku
Buku
Pemban
Pemban
tu
tu
Tampilan
Sistem Akuntansi
14
SIKLUS AKUNTANSI
1. Analisis transaksi keuangan
9. Neraca saldo setelah
tutup buku
7.
a.
b.
c.
d.
8. Jurnal penutup
Laporan keuangan
Laporan perhitungan
APBD
Laporan Perubahan
Ekuitas dana dan R/K
Pemda
Neraca
Laporan aliran kas
2. Jurnal transaksi
4. Neraca saldo
5. Jurnal penyesuaian
ANALISIS TRANSAKSI
Untuk memahami apa itu analisis transaksi, terlebih
dahulu akan diulang kembali penielasan tentang
"sistem (tata buku) berpasangan" dan "persamaan
dasar akuntansi". Akuntansi menggunakan sistem
pencatatan berpasangan (double entry system).
Misalnya Pemerintah Daerah mengeluarkan kas untuk
membayar sewa garasi. Terhadap transaksi ini,
akuntansi mencatat tidak hanya "pengeluaran
kasnya", tetapi juga untuk apa kas itu dikeluarkan.
Analisis
transaksi
juga
tunduk
pada
sistem
berpasangan tersebut. Untuk memahami analisis
transaksi, kita akan menggunakan alat bantu
"persamaan dasar akuntansi.
16
Dalam
perjalanan
hidup
Pemerintah
Daerah
selanjutnya, bisa jadi Pemerintah Daerah menerima
aktiva dari para pihak kreditor. Jadi, ada dua pihak
yang menjadi sumber diperolehnya aktiva, yaitu
pemilik (rakyat) dan kreditur. Agar dapat dibedakan
dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditor,
maka hak para kreditor disebut utang atau kewajiban
sedangkan hak para pemilik (rakyat) disebut ekuitas
dana. Dengan demikian, persamaan akuntansinya
menjadi:
AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA
Jadi, aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang
dikuasai oleh suatu entitas dan masih memberikan
kemanfaatan di masa yang akan datang. Utang
merupakan pengorbanan-pengorbanan ekonomi untuk
menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di18
JURNAL TRANSAKSI
Jurnal
dirancang
sedemikian
rupa
sehingga
menampung transaksi beserta keterangan-keterangan
dan kondisi-kondisi yang menyertainya. Keberadaan
jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan
peran rekening dalam mencatat transaksi, tetapi
merupakan sumber untuk pencatatan ke rekening.
Oleh karena itu, jurnal sering disebut sebagai catatan
akuntansi permanen yang pertama (the books of
original entry). Dengan adanya jurnal, pencatatan ke
rekening menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah
memilah-milah transaksi dengan pcndcbitan dan
pengkreditan yang sesuai dengan rekening yang
bersangkutan.
Jurnal dibedakan menjadi 2 yakni jurnal umum dan
jurnal khusus. jurnal umum adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi.20
NERACA SALDO
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama
satu periode akuntansi. Prosedur berikutnya adalah
menyusun neraca saldo pada akhir periode akuntansi.
Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta
saldo yang menyertainya. Adapun saldo rekening
diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada di
setiap rekening. Saldo rekening Buku Besar dengan
menggunakan format bukan T diketahui dari kode D
(Debit) atau K (Kredit) pada kolom Saldo. Saldo
rekening dengan menggunakan format T diketahui
dengan cara menjumlahkan sisi debit dan sisi kredit.
Bila jumlah debit melebihi jumlah kredit, maka
selisihnya adalah saldo debit.
Neraca saldo yang benar menurut kesamaan
keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan
jumlah pengkreditan. Neraca saldo akan benar jika22
JURNAL PENYESUAIAN
Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi di atas adalah
penyusunan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian
perlu dibuat karena dalam akuntansi dikenal prosedur
penyesuaian. Prosedur penyesuaian perlu dilakukan
karena akuntansi didasari asumsi dasar bahwa suatu
umur entitas ekonomi dapat dipenggal-penggal
menjadi periode-periode yang sifatnya buatan. Asumsi
ini disebut asumsi periodisasi yang mengharuskan kita
untuk membuat jurnal penyesuaian. Di samping itu,
jurnal penyesuaian diperlukan karena basis kas
modifikasian menuntut dilakukannya penyesuaian
terhadap transaksi-transaksi nonkas pada akhir tahun
anggaran. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
penyusunan laporan keuangan yang menyebutkan
bahwa Laporan Keuangan terdiri atas Laporan
Perhitungan APBD, Nota Perhitungan APBD, Laporan23
Dalam
mengakui
biaya,
akuntansi
mengikuri
pendekatan "biarkan biaya mengikuti pendapatan".
Misalnya upah buruh pabrik diakui sebagai biaya,
bukan pada saat upah itu dibayar tetapi pada saat
upah itu terjadi. Biaya dianggap terjadi pada waktu
kerja atau jasa buruh itu benar-benar telah
memberikan
sumbangan
terhadap
pendapatan.
Kapan? Pada waktu barang yang dibuat buruh tersebut
telah terjual. Prinsip yang kedua ini disebut prinsip
penandingan (matching principle).
Sehubungan dengan kedua prinsip di atas, perlu
dibuat jurnal penyesuaian pada akhir periode
akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan
diakui pada periode diperolehnya pendapatan itu dan
biaya diakui pada periode terjadinya. Dengan kata
lain, penyesuaian diperlukan untuk meyakinkan bahwa
prinsin-prinsip pengakuan pendapatan atau biaya
25
telah ditaati.
27
LAPORAN KEUANGAN
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah menyusun
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, disusunlah
laporan-laporan keuangan dengan mengambil data
dari neraca saldo setelah penyesuaian. Laporan
keuangan Pemerintah Daerah terdiri atas:
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca.
Namun demikian, dari sudut pandang akuntansi, dapat
pula disusun laporan tambahan yakni Laporan
Perubahan Ekuitas Dana (untuk entitas Pemda secara
keseluruhan) atau Laporan Perubahan Rekening Koran
Pemda (untuk Satuan Kerja).
29
JURNAL PENUTUP
Telah
dijelaskan
sebelumnya
bahwa
rekening
pendapatan dan biaya disebut sebagai rekening
temporer (nominal). Disebut temporer karena saldo
kedua rekening tersebut pada akhir periode akuntansi
akan ditransfer ke dalam rekening Ekuitas Dana atau
R/K Pemda. Istilah transfer saldo rekening temporer ke
dalam rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda tersebut
adalah menutup rekening temporer, dan proses ini
disebut dengan penutupan rekening temporer.
Proses penutupan rekening temporer meliputi 3 tahap.
Tahap 1 menutup rekening Pendapatan ke rekening
Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 2 menutup rekening Belanja ke rekening
Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 3 menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit
ke rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda.
30
31