Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Public Domain
Perangkat lunak public domain adalah perangkat lunak tanpa hak cipta. Ini merupakan kasus
khusus dari perangkat lunak bebas non-copyleft (lihat GNU/GPL), yang berarti bahwa beberapa
salinan atau versi yang telah dimodifikasi bisa jadi tidak bebas sama sekali. Terkadang ada yang
menggunakan istilah public domain secara bebas yang berarti cuma-cuma atau tersedia gratis.
Namun public domain merupakan istilah hukum yang artinya tidak memiliki hak cipta. Untuk
jelasnya, lebih baik kita menggunakan istilah ``public domain'' dalam arti tersebut, serta
menggunakan istilah lain untuk mengartikan pengertian yang lain.
Freeware
Istilah freeware tidak terdefinisi dengan jelas, tetapi biasanya digunakan untuk paket-paket yang
mengizinkan pendistribusian kembali tanpa modifikasi (kode programnya tidak tersedia). Paketpaket ini bukan perangkat lunak bebas.
Shareware
Shareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang-orang untuk meredistribusikan
salinannya, tetapi mereka yang terus menggunakannya diminta untuk membayar biaya lisensi.
Dalam praktiknya, orang-orang sering tidak mempedulikan perjanjian distribusi dan tetap
menggunakan perangkat lunak tersebut meski sebenarnya perjanjian tidak mengizinkannya.
GNU General Public License (GNU//GPL) GNU/GPL merupakan sebuah kumpulan ketentuan
pendistribusian tertentu untuk mengcopyleft-kan sebuah program (copyleft adalah awan kata dari
copyright). Proyek GNU menggunakannya sebagai perjanjian distribusi untuk sebagian besar
perangkat lunak GNU. Sebagai contoh adalah lisensi GPL yang umum digunakan pada perangkat
lunak Open Source. GPL memberikan hak kepada orang lain untuk menggunakan sebuah ciptaan
asalkan modifikasi atau produk derivasi dari ciptaan tersebut memiliki lisensi yang sama.
Kebalikan dari hak cipta adalah public domain. Ciptaan dalam public domain dapat digunakan
sekehendaknya oleh pihak lain.
Sumber Terbuka (Opensourrce)
Konsep Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) pada intinya adalah
membuka kode sumber (source code) dari sebuah perangkat lunak. Konsep ini terasa aneh pada
awalnya dikarenakan kode sumber merupakan kunci dari sebuah perangkat lunak. Dengan
mengetahui logika yang ada di kode sumber, maka orang lain semestinya dapat membuat
perangkat lunak yang sama fungsinya. Konsep open source sebenarnya hanya sebatas itu.
Artinya, perangkat lunak open source tidak harus gratis. Kita bisa saja membuat perangkat lunak
yang kita buka kode-sumber-nya, mempatenkan algoritmanya, mendaftarkan hak cipta, dan tetap
menjual perangkat lunak tersebut secara komersial (alias tidak gratis).
dengan kualifikasi tertentu yang mampu mebuatnya. Oleh karena tingkat kesulitan yang tinggi
dalam pembuatan program computer maka program tersebut selanjutnya dipatenkan.
Beberapa contoh hak cipta perangkat lunak yang dibuat oleh perusahaan perusahaan besar
pembuat perangkat lunak antara lain sebagai berikut :
-Microsoft Corp.
Mengeluarkan produk software sistem operasi Microsoft windows,MS DOS,software
aplikasi Microsoft Office ,dan lain-lain.
-Adobe Corp.
Mengeluarkan software aplikasi adobe photoshop,adobe Pagemaker ,Adobe image ready dan
software utility adobe Acrobat Reader ,dan lain-lain.
-Corel Corp.
Mengeluarkan software aplikasi CorelDraw ,WordPerfect,dan lain-lain.
-Winzip Computing Corp.mengeluarkan program utility Winzip,dan lain-lain.
-Xing Technology Corp.
Mengeluarkan program multimedia XingMPEG Player,dan lain-lain.
-Norton Corp.
Mengeluarkan produk antivirus Norton,dan lain-lain.
2. Menghargai kreasi orang lain
Dengan tingginya tingkat kesulitan dalam membuat karya intelektual. Kita harus
memberikan pe4nghargaan kepada penciptanya. Penghargaaan kepada kepada karya orang
lainkhususnya pembuat perangkat lunak computer dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a.Menggunakan perangkat lunak asli, kalaupun tidak, kita harus membeli lisensi kepada
perusahaan yang bersangkutan
b.Tidak membajak, menyalin, atau menggandakan tanpa izin perusahaan.
c.Tidak mengguinakan perangkat lunak untuk kejahatan.
d.Menyalahgunakan dalam bentuk apapun
e.Tidak mengubah, mengurangi, atau menambah nasil karya orang lain.
tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).
(3) barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial atau suatu program computer dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Pasal 2 ayat (2)
Menyatakan bahwa pencipta atau pemegang hak cipta atas karya sinimatografi dan program
koputer meiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
2. Masa berlakunya Hak cipta
Pasal 30 Undang-undang No 19 thn 2002 menyatakan bahwa masa berlakunya Hak cipta atas
ciptaan program computer dan database adalh 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali
diumumkan. Seiring dengan hal tersebut, pasal 31 ayat (2) juga menyatakan bahwa Hak cipta
atas Ciptaan yang dilaksanakan oleh penerbit berdasarkan pasal 11 ayat (2) berlaku selama 50
(lima puluh) tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali diterbitkan.
UNDANG-UNDANG HAKI
Bagian Pertama
Fungsi dan Sifat Hak Cipta
Pasal 2
(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang
berlaku.
(2) Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Bagian Keempat
Ciptaan yang Dilindungi
Pasal 12
(1) Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:
a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan
semua hasil karya tulis lain;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d. lagu atau
musik dengan atau tanpa teks;
e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni
pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g. arsitektur;
h peta
i. seni batik;
j. photografi
k. sinematografi
l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengaliwujudan.
Bagian Kelima
Pembatasan Hak Cipta
Pasal 14
Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:
a. Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut
sifatnya yang asli;
b. Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau
diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta itu dinyatakan
dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada Ciptaan
itu sendiri atau ketika Ciptaan itu diumumkan dan/atau diperbanyak; atau
c. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga
Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus
disebutkan secara lengkap.
Pasal 15
Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai
pelanggaran Hak Cipta:
a. penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta;
b. pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan
pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan;
c. pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan:
(i) ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau
(ii) pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
d. Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braille
guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu bersifat komersial;
e. Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat
apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau
pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan
aktivitasnya;
f. perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya
arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;
g. pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program Komputer
yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
Pasal 16
(1) Untuk kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kegiatan penelitian dan
pengembangan, terhadap Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra, Menteri setelah
mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta dapat: