Vous êtes sur la page 1sur 2

Haslita Nisa (13804241035)

Pendidikan Ekonomi A2013


Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Produk Domestik Rasional Bruto
Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen atau alat yang sangat
vital bagi kebijakan publik tiap-tiap daerah. Dana yang dikelola pemerintah daerah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menunjukkan berasal dari mana pendapatan
daerah, jumlah atau besaran alokasi belanja untuk program daerah, dan pembiayaan yang muncul
bila terjadi surplus atau defisit. Hal-hal tersebut disusun dan dijadikan satu kemudian ditetapkan
sesuai persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sedangkan manajemen pengeluaran pemerintah daerah kabupaten Bantul yang tercermin
dalam APBD tersebut sangat ditentukan oleh besar kecilnya Produk Domestik Rasional Bruto
(PDRB). Dalam pernyataan lain dapat dikatakan bahwa, pemerintah daerah kabupaten Bantul
dalam melakukan alokasi anggaran publik yang diperuntukan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat terutama yang terkait dengan belanja modal sangat tergantung pada beberapa hal
salah satunya yaitu PDRB.
Dari APBD TA 2015 yang saya lampirkan memperlihatkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Bantul mengalami defisit anggaran senilai 122 miliar Rupiah walaupun jika dilihat dari tahun
sebelumnya pendapatan daerah meningkat sebesar 9,1%. Menurut beberapa media Ketentuan
Undang -Undang (UU) Desa yang mewajibkan daerah memperbesar anggaran untuk desa
menjadi salah satu penyebab defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bantul 2015. Pada kolom APBD Bantul 2015 tertulis hanya sebesar 1,857 miliar
sedangkan pada kolom belanja terhitung total sebesar 1,979 miliar lebih. Angka yang cukup
tinggi untuk menjebol pendapatan kabupaten Bantul karena tingginya pengeluaran di daerah
tersebut.
Komposisi belanja daerah tahun 2015 didominasi oleh Belanja Pegawai yaitu sebesar
52,74% selanjutnya diikuti oleh Belanja Barang dan Jasa 19,8% disambung Belanja Modal
14,82% dan Belanja Lainnya sebesar 12,64%. Sedangkan untuk komposisi pendapatan

didominasi oleh dana perimbangan lebih tepatnya berasal dari Dana Alokasi Umum yaitu sebesar
50,77% dari keseluruhan APBD tahun 2015.
Kemudian untuk Produk Domestik Rasional Bruto, PDRB sendiri adalah jumlah nilai
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah
dalam hal ini Kabupaten Bantul. Data yang saya lampirkan adalah PDRB dengan rentang tahun
2010 hingga 2014 di Kabupaten Bantul. Dari data tersebut terlihat bahwa setiap tahunnya
menurut lapangan usaha dari 9 sektor PDRB wilayah Bantul terus mengalami peningkatan.
Selain itu dapat dilihat pula terdapat 3 sektor yang medominasi PDRB Bantul yaitu Pertanian
pada urutan pertama yaitu berkontribusi sebesar 18,64%, disusul Industri Pengolahan pada
urutan kedua dengan selisih 0,01% yaitu sebesar 18,63% sedangkan Perdagangan, Hotel dan
Restoran menempati urutan ketiga sebesar 18,58%.
Tak dapat dipungkiri bahwa kontribusi terbesar masih berada pada sektor Pertanian,
walaupun jika dilihat dari tahun ke tahun marginal pertambahannya tidak lebih besar dari sektor
Industri Pengolahan yang peningkatannya bisa dikatakan cukup pesat. Namun, jika kita bergeser
melihat ke sektor peringkat ketiga yaitu Perdagangan, Hotel dan Restoran, ternyata peningkatan
nya lebih besar dibanding dengan sektor lain walaupun hanya beda tipis. Hal ini dikarenakan
Pariwisata di wilayah Bantul masih menjadi primadona dan kebutuhan akan Hotel semakin
merebak.

Vous aimerez peut-être aussi