Vous êtes sur la page 1sur 10

PERBEDAAN UMUM KETIGA WUJUD ZAT

GAS

PADATAN

CAIRAN

Atom, Ion dan molekul


gas bergerak bebas.
Bertabrakan dan
menumbuk dinding
wadah. Jarak lintasan
jauh lebih besar dari
diameter partikel gas
Energi gerak translasi
Energi tarik menarik
realatif lemah drpd e.
translasi

Partikelnya tidak dapat


bergerak bebas, terpaku
pada tempatnya sambil
bervibrasi energi
vibrasi Jarak partikel
berdekatan Padatan yang
berbentuk kristal partikel
tersusun rapih secara
geometrik punya pola
tertentu

Keadaannya diantara gas


dan padatan Partikel
dapat bergerak,
bertabrakan dan
menumbuk dinding
wadah Memiliki energi
translasi dan energi
vibrasi Punya energi
translasi FLUIDA

WUJUD DAN TEORI KINETIK


PADATAN

CAIRAN

Kerapatan relatif besar


Partikelnya rapat
(berjejal)
Partikelnya terletak secara Partikelnya relatif
teratur dalam struktur kisi mudah bergerak
Berikatan dengan gaya
Saling terikat erat
sedang

Gerakan Vibrasi

Translasi, vibrasi dan


rotasi

GAS
Partikelnya sangat
berjauhan
Bergerak mengikuti garis
lurus, sangat tidak teratur
Berjauhan, tidak terjadi
tarik menarik
Translasi, vibrasi dan
rotasi
Tabrakan lenting
sempurna
Energi kinetic rata-rata
berbanding lurus dengan
temperature

Beberapa Sifat Materi


1

SIFAT

PADATAN

CAIRAN

Bentuk
Volume

Tertentu
Tertentu

Sesuai wadah
Tertentu

Fluiditas
Kerapatan

Kaku
Umumnya lebih
kecil dari
cairannya
Sangat kecil

Sangat kecil

Kompresibilitas

GAS

Sesuai wadah
Bergantung
tekanan
Mengalir
Mengalir
Lebih rapat daari Relatif kecil
gas
Sangat besar

Zat Padat
Padat adalah keadaan benda, diciri-cirikan dengan volume dan bentuk yang
tetap. Dalam benda padat, atom/molekul berdekatan, atau "keras"; tetapi, tidak
mencegah benda padat berubah bentuk atau terkkompresi. Dalam fase padat,
atom memiliki order ruang; karena semua benda memiliki energi kinetik, atom
dalam benda padat yang paling keras bergerak sedikit, tetapi gerakan ini tak
terlihat.
Fisikawan menyebut bidang yang mempelajari padat, fisika keadaan padat. Ini
termasuk semikonduktor dan superkonduktivitas. Fisika keadaan padat termasuk
Fisika benda kondens.
Ilmu material mempelajari properti padat seperti kekuatan dan pergantian fase
benda. Dia bertumpukan dengan fisika keadaan padat.
Kimia keadaan solid bertumpukan dengan kedua bidang di atas, tetapi lebih
menekankan sintesis material baru.

PADATAN
2

GRAFIT :
- ikatan sp2 dan p pada atom C
- konduktor arus listrik
- bahan baku pensil

INTAN :
- ikatan sp3 pada atom C
- nonkonduktor
- benda alam terkeras, tc = 3500 oC

SILIKA :
- SiO2 , tetrahedral
- nonkonduktor
- kuarsa (sangat keras)
- bahan baku gelas

1. Padatan Kristalin Dan Amorf


Padatan digolongkan dalam dua golongan, padatan kristalin yang partikel penyusunnya
tersusun teratur, dan padatan amorf yang partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan
yang sempurna. Studi bahan kristalin mempunyai sejarah yang jauh lebih panjang karena
kristal lebih mudah dipelajari daripada bahan amorf. Perkembangan paling penting dalam
studi bahan kristalin adalah perkembangan analisis kristalografi sinar-X. Awalnya teknik ini
hanya dapat digunakan untuk struktur yang sangat sederhana seperi garam (NaCl). Namun
dalam 80 tahun terakhir analisis kristalografi telah berkembang dengan demikian cepat
sehingga protein dengan massa molekul yang sangat besar kini dapat dipelajari dengan teknik
ini.
Terdapat berbagai cara untuk mengklasifikasikan padatan, yang meliputi berbagai bahan.
Namun, klasifikasi yang paling sederhana adalah membaginya menjadi dua golongan: padatan
kristalin yang partikelnya tersusun teratur dan padatan amorf yang keteraturannya kecil atau
tidak ada sama sekali.

a. Bahan kristalin
Dalam beberapa bahan kristalin, partikel penyusunnya tersusun sehingga keteraturannya
kadang nampak dengan mata telanjang. Kristal yang umum kita lihat adalah natrium khlorida,
tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Lokasi partikel penyusun padatan kristalin (ion, atom atau
molekul) biasanya dinyatakan dengan kisi, dan lokasi setiap partikel disebut titik kisi. Satuan
pengulangan terkecil kisi disebut dengan sel satuan.

Gambar 8.1 Definisi sel satuan.


Sel satuan digambarkan dengan garis tebal. Jarak antar dua titik sepanjang ketiga sumbu
didefiniskan sebagai a, b dan c. Sudut yang dibuat antar dua sumbu didefinisikan sebagai ,
dan .
Sel satuan paling sederhana adalah kubus. Tiga sumbu kubus dan beberapa sel satuan lain
tegak lurus satu sam lain, namun untuk sel satuan lain sumbu-sumbu itu tidak saling tegak
lurus. Faktor yang mendefinisikan sel satuan adalah jarak antar titik dan sudut antar sumbu.
Faktor-faktor ini disebut dengan tetapan kisi (kadang disebut juga parameter kisi) (Gambar
8.1).
Di tahun 1848, kristalografer Perancis Auguste Bravais (1811-1863) mengklasifikasikan kisi
kristal berdasarkan simetrinya, dan menemukan bahwa terdapat 14 jenis kisi kristal seperti
diindikasikan dalam Gambar 8.2. Kisi-kisi ini disebut dengan kisi Bravais. Ke-empat belas
kisi 14 diklasifikasikan menjadi tujuh sistem kristal Dalam buku ini, hanya tida sistem
kubus yang dikenal baik: kubus sederhana, kubus berpusat badan dan kubus berpusat
muka yang akan dibahas.

Besarnya sel satuan dapat ditentukan dengan hukum Bragg, yang diusulkan oleh fisikawan
Inggris William Lawrence Bragg (1890-1971) di tahun 1912. Untuk mendapatkan informasi
detail susunan akurat partikel dalam kristal, pengukuran intensitas puncak difraksi perlu
dilakukan.

b. Padatan amorf
Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan
kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak
padatan amorf di sekitar kita-gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian
(Gambar 8.3).
Fitur padatan amorf dapat dianggap intermediate antara padatan dan cairan. Baru-baru ini
perhatian telah difokuskan pada bahan buatan seperti fiber optik dan silikon amorf (Tabel
8.1).

Gambar 8.3 Padatan kristalin dan amorf


Terdapat perbedaan besar dalam keteraturan partikel penyusunnya.
Beberapa ilmuwan bertahan dengan pendapat bahwa padatan amorf dapat dianggap wujud
keempat materi.
Tabel 8.1 Beberapa contoh padatan amorf fungsional
Amorf
Gelas kuarsa
Gelas khalkogenida
Silikon amorf
Logam besi/kobal amorf
Polimer
Karbon amorf
Silika gel

Penggunaan material
Serat optik
Membran selenium untuk mesin fotokopi
Sel surya
(bahan magnetik)
polistirene
karbon hitam (adsorben)
gel (adsorben)

Gambar 8.5 Kisi kubus berpusat muka


Dalam kasus ini, hubungan antara r, jari-jari
bola dan d, panjang sel satuan, dapat
ditentukan dengan teorema Pythagoras.

2. Struktur padatan kristalin


a. Susunan terjejal

Banyak senyawa, khususnya kristal logam dan molekular mempunyai sifat umum yang
memaksimalkan
kerapatannya
Gambar 8.4 Struktur terjejal
dengan
menyusun
partikel- (a) Satu lapisan khas. Setiap bola dikelilingi oleh 12
partiklenya serapat mungkin.
bola lain. (b) Lapisan kedua yang mirip dengan
Sruktur kristal semacam ini lapisan pertama. Setiap bola akan menempati lubang
disebut dengan struktur terjejal.
yang terbentuk oleh tiga bola di lapis pertama. (c)
setiap bola di lapisan ketiga akan terletak persis di

Sebagai
contoh,
perhatikan atas lapisan pertama (susunan aba). (d) setiap bola di
susunan terjejal kristal logam lapisan ketiga terletak di atas lubang lapisan pertama
yang tidak digunaka oleh lapisan kedua (susunan
yang terdiri atas atom sferik
abc).
(bola). Bola-bola ini disusun
dalam lapisan. Lapisan pertama harus disusun seperti gambar 8.4(a) untuk mendapatkan
susunan terjejal. Setiap bola di lapisan kedua menempati lubang yang dibentuk oleh tiga bola
di lapisan pertama. Ini adalah cara yang paling efisien untuk menggunakan ruang yang
tersedia (Gambar 8.4(b)). Ada dua cara untuk meletakkan lapisan ketiganya. Salah satunya
adalah dengan meletakkan langsung di atas bola lapisan pertama (Gambar 8.4(c)), dan cara
yang kedua adalah dengan meletakkannya di atas lubang lapisan kedua (Gambar 8.4(d)).
Untuk mudahnya, cara pertama disebut dengan susunan abab, dan sruktur yang dihasilkan
disebut dengan heksagonal terjejal. Cara yang kedua disebut dengan susunan abc dan sruktur
yang dihasilkan disebut dengan kubus terjejal.
Susunan terjejal apapun akan memiliki sifat umum: (1) bola-bola itu akan menempati. 74%
ruang yang tersedia; (2) setiap bola dikelilingi oleh 12 bola tetangganya; (3) enam bola dari
12 ada di lapis yang sama dan tiga di lapis atasnya dan tiga sisanya dari lapis di bawahnya.
Jumlah bola yang beresentuhan dengan bola yang menjadi acuan disebut dengan bilangan
koordinasi. Untuk struktur terjejal, bilangan koordinasi adalah 12, yang merupakan bilangan
koordinasi maksimum. Dalam kasus ini, empat partikel dimasukkan dalam satu sel satuan.
Perak mengkristal dalam susunan kubus terjejal. Bila kristalnya dipotong seperti ditunjukkan
di Gambar 8.5, satu bola akan terletak di pusat setiap muka kubus. Karena satu bola (satu
atom) terletak di setiap pusat muka kubus, maka kisi ini disebut dengan kisi berpusat muka.

b. Kubus berpusat badan


Beberapa logam , seperti logam alkali, mengkristal dalam kisi kubus berpusat badan, yang
mengandung bola yang terletak di pusat kubus dan di sudut-sudut kubus sel satuan
sebagaimana diperlihatkan di Gambar 8.6. Cara penyusunan ini disebut dengan kisi kubus
berusat badan.

3. KRISTAL
adalah zat padat yang susunan atom atom atau molekul memiliki keteraturan
pada jarak panjang dan berulang.
Perhatikan perbedaan susunan atom antara kristal dan amorf

Kristal
Amorf

a.

Perhatikan susunan kristal


Intan dan Karbon

b.

Perbedaan Intan dan


Karbon

Intan

Karbon

Atom atom karbon saling


mengikat dengan kuat dalam
pola tertutup

Atom-atomnya hanya terikat


kuat pada tiap lembaran,
sedangkan ikatan antar atom
pada lembaran yang berdekatan
relatif lebih lemah

Berwarna bening

Berwarna hitam

Sangat keras

Tidak keras

Merupakan batu perhiasan dan


mahal

Mudah dibuat dan murah

c. Ikatan Pada Kristal

Jenis Ikatan

Asal ikatan

Sifat

Kovalen

Patungan elektron

Sangat keras;titik lebur


tinggi;larut dalam sedikit
cairan; transparan terhadap
cahaya tampak

Ionik

Gaya tarik menarik


elektrostatik antara ion
positif dan ioan negatif

Keras; titk lebur tinggi;


mungkin larut dalam cairan
polar seperti air

Logam

Gaya tarik menarik


elektrostatik antara ion
positif logam dengan
awan elektron

Berkilauan,;menghantarkan
kalor dan listrik dengan
baik

Van der Waals

Gaya Van der Waals


akibat distribusi muatan
yang tidak simetris

Lunak; titik lebur dan titik


didih rendah ;larut dalam
cairan kovalen

Hidrogin

Gaya tarik menarik


elektrostatik kuat antara
hidrogin pada satu
molekul dengan atom N,
O atau F

Lebih kuat dari ikatan Van


der Wals, titik lebur dan
titik adidih lebih tinggi dari
ikatan Van der Wals

10

Vous aimerez peut-être aussi