Vous êtes sur la page 1sur 16

KONSEP TEORI

A. Definisi
Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area
yang mengalami patah tulang.
Gips adalah imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh tempat gips
dipasang ( brunner dan suddart, 2000 ).
Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk immobilisasi bagian tubuh dengan
menggunakan bahan gips tioe plester dan fiberglass (Barbara Engram ,1999).
Jadi gips adalah alat immobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat
di alam dengan formula khusus dengan tipe plster atau fiberglass.
B. Tujuan Pemasangan Gips
Untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak sehingga dapat
menyatu dan fungsinya pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah
tersebut dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang
terletak didalamnya.
a. Imobilisasi kasus pemasangan dislokasia sendi.
b. Fiksasai fraktur yang telah direduksi.
c. Koreksi cacat tulang (mis., skoliosis).
d. Imobilisasi pada kasus penyakit tulang satelah dilakukan operasi (mis.,spondilitis)
e. Mengoreksi deformitas.
C. Jenis Jenis Gips
Kondisi yang ditangani dengan gips menentukan jenis dan ketebalan gips yang dipasang.
Jenis-jenis gips sebagai berikut:
1. Gips lengan pendek.
Gips ini dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tanga, dan
melingkar erat didasar ibu jari.
2. Gips lengan panjang.
Gips ini dipasang memanjang. Dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah prosimal
lipatan telapak tangan. Siku biasanya di imobilisasi dalam posisi tegak lurus.
3. Gips tungkai pendek.
Gips ini dipasang memanjang dibawah lutut sampai dasar jari kaki, kaki dalam sudut
tegak lurus pada posisi netral,
1 | Page

4. Gips tungkai panjang


Gips ini memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari
kaki, lutut harus sedikit fleksi.
5. Gips berjalan.
Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat dan dapat disertai telapak
untuk berjalan
6. Gips tubuh.
Gips ini melingkar di batang tubuh
7. Gips spika.
Gips ini melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika
tunggal atau ganda)
8. Gips spika bahu.
Jaket tubuh yang melingkari batang tubuh, bahu dan siku
9. Gips spika pinggul.
Gips ini melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah (gips spika tunggal atau
ganda)
D. Bahan Bahan Gips
a. Plester.
Gips pembalut dapat mengikuti kontur tubuh secara halus . gulungan krinolin diimregasi
dengan serbuk kalsium sulfat anhidrus ( Kristal gypsum ). Jika basah terjadi reaksi kristalisasi
dan mengeluarkan panas. Kristalisasi menghasilkan pembalut yang kaku . kekuatan penuh
baru tercapai setelah kering , memerlukan waktu 24-72 jam untuk mongering. Gips yang
kering bewarna mengkilap , berdenting, tidak berbau,dan kaku, sedangkan gips yang basah
berwarna abu-abu dan kusam, perkusinya pekak, terba lembab, dan berbau lembab.
b.

Nonplester.

Secara umum berarti gips fiberglass, bahan poliuretan yang di aktifasi air ini mempunyai
sifat yang sama dengan gips dan mempunyai kelebihan karna lebih ringan dan lebih kuat,
tahan air dan tidak mudah pecah.di buat dari bahan rajuutan terbuka, tidak menyerap,
diimpregnasi dengan bahan pengeras yang dapat mencapai kekuatan kaku penuhnya hanya
dalam beberapa menit

.
2 | Page

c. Nonplester berpori-pori
Sehingga masalah kulit dapat di hindari. Gips ini tidak menjadi lunak jika terkena air,
sehingga memungkinkan hidro terapi. Jika basah dapat dikeringkan dengan pengering
rambut.
E. Bentuk Bentuk Pemasangan Gips
a. Bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua pertiga lingkaran permukaan
anggota gerak.
b. Gips lembaran yang dipasang pada kedua sisi antero-posterior anggota gerak sehingga
merupakan gips yang hampir melingkar.
c. Gips sirkuler yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak.
d. Gips yang ditopang dengan besi atau karet dan dapat dipakai untuk menumpu atau berjalan
pada patah tulang anggota gerak bawah
F. Indikasi Pemasangan Gips
a. Untuk pertolongan pertama pada faktur (berfungsi sebagai bidal).
b. Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri misalnya gips korset
pada tuberkulosis tulang belakang atau pasca operasi seperti operasi pada skoliosis tulang
belakang.
c. Sebagai pengobatan definitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anak-anak dan fraktur
tertentu pada orang dewasa.
d. Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaan misalnya pada talipes ekuinovarus
kongenital atau pada deformitas sendi lutut oleh karena berbagai sebab.
e. Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.
f. Imobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah suatu
operasi misalnya pada artrodesis.
g. Imobilisas setelah operasi pada tendo-tendo tertentu misalnya setelah operasi tendo
Achilles.
h. Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai atau protesa.
G. Tekhnik Pemasangan Gips
a. Persiapan alat
1) Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips
2) Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips)
3 | Page

3) Baskom berisi air hangat.


4) Gunting perban.
5) Bengkok.
6) Perlak dan alasnya.
7) Waslap.
8) Pemotongan gips.
9) Kasa dalam tempatnya.
10) Alat cukur.
11) Sabun dalam tempatnya.
12) Handuk.
13) Krim kulit.
14) Spons rubs
15) Padding
b. Prosedur kerja.
1) Siapkan klien dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.
2) Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pemasangan gips.
3) Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan, dan dicuci dengan sabun, kemudian
dikeringkan dengan handuk dan diberi krim kulit.
4) Sokong ekstremiras atau bagian tubuh yang akan digips.
5) Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang ditentukan dokter
selama prosedur.
6) Pasang spongs rubbs (bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan
dipasang gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan
(padding) di daerah tonjolan tulang dan pada jalur syaraf.
7) Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung
gelembung udara dari gips harus keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi jumlah air
dalam gips.
8) Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secara melingkar mulai
dari distal ke proksimal tidak terlalu kendur atau terlalu ketat. Pada waktu membalut, lakukan
dengan gerakan bersinambungan agar terjaga ketumpah tindihan lapisan gips. Dianjurkan
dalam jarak yang tetap. Lakukan dengan gerakan yang bersinambungan agar terjaga kontak
yang constant dengan bagain tubuh.

4 | Page

9) Setelah selesai pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan pemotongan
gipa atau cutter.
10) Bersihkan partikel bagian gips dari kulit yang terpasang.
11) Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan
diletakkan pada permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan pada gips.
H. Tekhnik Pelepasan Gips
a. Alat yang diperlukan untuk pelepasan gips.
1) Gergaji listrik/pemotongan gips.
2) Gergaji kecil manual.
3) Gunting besar.
4) Baskom berisi air hangat.
5) Gunting perban.
6) Bengkok dan plastic untuk tempat gips.
7) Sabun dalam tempatnya.
8) Handuk .
9) Perlak dan alasnya.
10) Waslap.
11) Krim atau minyak
b. Cara pelepasan gips
1) Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan.
2) Yakinkan klien bahwa gergaji listrik atau pemotongan gips tidak akan mengenai
kulit.
3) Gips akan dibelah dengan menggunakan gergaji listrik.
4) Gunakan pelindung mata pada klien dan petugas pemotong gips.
5) Potong bantalan gips dengan gumting.
6) Sokong bagian tubuh ketika gips dilepas.
7) Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut, oleskan krim atau
minyak.
8) Ajarkan klien secara bertahap melakukan aktivitas tubuh sesuai program terapi.
9) Ajarkan klien agar meninggikan ekstremitas atau menggunakan elastis perban jika
perlu untuk mengontrol pembengkakan.

5 | Page

I. Hal Hal yang perlu diperhatikan dalam Pemasangan Gips


a. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan.
b. Gips patah tidak bisa digunakan.
c. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.
d. Jangan merusak / menekan gips.
e. Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk.
f. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.
J. Kelebihan Pemasangan Gips
a. Mudah didapatkan.
b. Mura dan mudah dipergunakan oleh setiap dokter.
c. Dapat diganti setiap saat.
d. Dapat dipasang dan dibuat cetakan sesuai bentuk anggota gerak.
e. Dapat dibuat jendela/lubang pada gips untuk membuka jahitan atau perawatan luka selama
imobiliasi.
f. Koreksi secara bertahap jaringan lunak dapat dilakukan membuat sudut tertentu.
g. Gips bersifat rediolusen sehingga pemeriksaan foto rontgen tetap dapat dilakukan
walaupun gips terpasang.
h. Merupakan terapi konservatif pilihan untuk menghindari operasi.
K. Kekurangan Pemasangan Gips
a. Pemasangan gips yang ketat akan memberikan gangguan atau tekanan pada pembuluh
darah, saraf atau tulang itu sendiri.
b. Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan mungkin dapat
terjadi.
1) Disus osteoporosis dan atrofi.
2) Alergi dan gatal-gatal akibat gips.
3) Berat dan tidak nyaman dipakai oleh penderita.
L. Perawatan Gips
a. Gips tidak boleh basah oleh air atau bahan lain yang mengakibatkan kerusakan gips.
b. Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow u yang teratur, tergantung dari lokalisasi
pemasangan.
c. Gips yang mengalami kerusakan atau lembek pada beberapa tempat, harus diperbaiki.
6 | Page

B.
I.

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Pengkajian secara umum perlu di lakukan sebelum pemasangan gips terhadap gejala

dan tanda, status emosional,pemahaman tujuan pemasangan gips, dan kondisi bagian tubuh
yang akan di pasang gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang akan di gips meliputi status
neurovaskuler, lokasi pembengkakan, memar, dan adanya abrasi. Data yang perlu di kaji
pasien setelah gips di pasang meliputi:
1. Data subyektif: adanya rasa gatal atau nyeri, keterbatasan gerak, dan rasa panas pada
daerah yang di pasang gips
2. Data obyektif: apakah ada luka di bagian yang akan digips. Misalnya luka operasi, luka
akibat patah tulang; apakah ada sianosis; apakah ada pendarahan; apakah ada iritasi kulit;
apakah atau bau atau cairan yang keluar dari bagian dari bagian tubuh yang di gips.

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data pengkajian , diagnosis keperawatan utama pada pasien yang menggunakan
gips meliputi:
1.
2.
3.
4.

Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan terpasangnya gips


Resiko cedera yang berhubungan dengan pemasangan gips pada tungkai
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat

pemasangan gips
5. Ansietas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan
gips

DIAGNOSA KEPERAWATAN

7 | Page

TUJUAN DAN KRITERIA

INTERVENSI

O
1.

HASIL
Gangguan rasa nyaman

NOC

Definisi : Merasa kurang senang,

lega, dan sempurna dalam


dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan social
Batasan karakteristik

Ansietas
Menangis
Gangguan pola tidur
Takut
Ketidakmampuan untuk rileks
Iritabilitas
Merintih
Melaporkan merasa dingin
Melaporkan merasa panas
Melaporkan perasaan tidak

nyaman
Melaporkan gejala distress
Melaporkan rasa lapar
Melaporkan rasa gatal
Melaporkan kurang puas

dengan keadaan
Melaporkan kurang senang

dengan situasi tersebut


Gelisah
Berkeluh kesah

Ansiety
Anxiety Reduction
Fear leavel
(penurunan kecemasan)
Sleep Deprivation
Comfort, Readines for Enchanced - Gunakan pendekatan yang
menenangkan
Kriteria Hasil :
- Nyatakan dengan jelas
Mampu mengontrol kecemasan
harapan terhadap perilaku
Status lingkungan yang nyaman
pasien
Mengontrol nyeri
- Jelaskan semua prosedur
Kualitas tidur dan istirahat

adekuat
Agresi pengendalian nyeri
Respon terhadap pengobatan
Control gejala
Status kenyamanan meningkat
Dapat mengontrol ketakutan
Support social
Keinginan untuk hidup

2.

Gejala terkait penyakit


Sumber yang tidak adekuat
Kurang pengendalian

lingkungan
Kurang privasi
Kurang control situasional
Stimulasi lingkungan yang

mengganggu
Efek samping terkait terapi

(mis.,medikasi,radiasi)
Risiko cidera
8 | Page

dan apa yang dirasakan


-

selama prosedur
Pahami prespektif pasien

terhadap situasi stress


Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan

mengurangi takut
Dorong keluarga untuk

menemani anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh

perhatian
Identifikasi tingkat

kecamasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan

Faktor yang berhubungan :

NIC

kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik

relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

NOC

NIC

Definisi : Beresiko mengalami

Risk control

Environment Management

cedera sebagai akibat kondisi

Kriteria Hasil :

(Manajemen lingkungan)

lingkungan yang berinteraksi

Klien terbebas dari cidera


Klien mampu menjelaskan

Sediakan lingkungan yang

aman untuk pasien


Identifikasi kebutuhan

dengan sumber adaptif dan


sumber defensive individu
Factor resiko :

Eksternal
- Biologis (mis.,tingkat
imunisasi komunitas,
-

mikroorganisme)
Zat kimia (mis.,racun,
polutan, obat, agenens

keamanan pasien, sesuai

injuri/cedera
Klien mampu menjelaskan factor

dengan kondisi fisik dan

resiko dari lingkungan/perilaku

fungsi kognitif pasien dan

personal
Mampu memodifikasi gaya hidup

riwayat penyakit terdahulu

untuk mencegah injury


Menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
Mampu mengenali perubahan

pasien
Menghindarkan lingkungan
yang berbahaya (misalnya

memindahkan perabotan)
Memasang side rail tempat

pewarna)
Manusia (mis.,agens

tidur
Menyediakan tempat tidur

nosocomial, pola

yang nyaman dan bersih


Menempatkan saklar lampu

farmasi, alcohol, nikotin,


pengawet, kosmetik,
-

cara/metode untuk mencegah

status kesehatan

ketegangan, atau factor

ditempat yang mudah

kognitif, afektif, dan


-

psikomotor)
Cara pemindahan /

dijangkau pasien
Membatasi pengunjung
Menganjurkan keluarga

transport
Nutrisi (mis.,desain,

untuk menemani pasien


Mengontrol lingkungan dari

kebisingan
Memindahkan barang-

struktur, dan pengaturan


komunitas, bangunan, dan /
atau peralatan)
Internal
- Profil darah yang abnormal

membahayakan
Berikan penjelasan pada

(mis.,leukositosis /

pasien dan keluarga atau

leukopenia, gangguan

pengunjung adanya

factor koagulasi,

perubahan status kesehatan

trombositopenia, sel sabit,

dan penyebab penyakit.

thalassemia, penurunan
-

barang yang dapat

hemoglobin)
Disfungsi biokimia
Usia perkembangan

9 | Page

(fisiologis, psikososial)
Disfungsi efektor
Disfungsi imun-autoimun
Disfungsi integrative
Malnutrisi
Fisik (mis.,integritas kulit
tidak utuh, gangguan

3.

mobilitas)
Psikologis (orientasi

afektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
Hambatan mobilitas fisik
Definisi : Keterbatasan pada

NOC
Joint Movement : Active
Mobility Level
Self care : ADLs
Transfer performance

NIC
Exercise therapy :

atau lebih ekstremitas secara

mandiri dan terarah

Kriteria Hasil :

sebelum/sesudah latihan

Batasan karakteristik :

Klien meningkat dalam aktivitas

dan lihat respon pasien saat

Penurunan waktu reaksi


Kesulitan membolak-balik

fisik
Mengerti tujuan dari peningkatan

posisi
Melakukan aktivitas lain

mobilitas
Memverbalisasikan perasaan

pergerakan fisik tubuh atau satu

sebagai pengganti pergerakan


(mis.,meningkatkan perhatian
pada aktivitas orang lain,

dan kemampuan berpindah


Memperagakan penggunaan alat

mengendalikan perilaku, focus

bantu untuk untuk mobilisasi

pada ketunadayaan / aktivitas

(walker)

sebelum sakit)
Dyspnea setelah beraktivitas
Perubahan cara berjalan
Gerakan bergetar
Keterbatasan kemampuan
melakukan keterampilan

dalam meningkatkan kekuatan

ambulation
-

Monitoring vital sign

latihan
Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan

kebutuhan
Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap

cedera
Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang

teknik ambulasi
Kaji kemampuan pasien

dalam mobilisasi
Latih pasien dalam

motoric halus
Keterbatasan kemampuan

pemenuhan kebutuhan

melakukan keterampilan

kemampuan
Dampingi dan bantu pasien

motoric kasar
Keterbatasan rentang
10 | P a g e

ADLs secara mandiri sesuai


-

saat mobilisasi dan bantu

pergerakan sendi
Tremor akibat pergerakan
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Pergerakan tidak terkoordinasi

Faktor yang berhubungan :

Intoleransi aktivitas
Perubahan metabolisme selular
Ansietas
Indeks masa tubuh diatas

perentil ke-75 sesuai usia


Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya tentang

aktivitas sesuai usia


Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan tubuh
Penurunan kendali otot
Penurunan masa otot
Malnutrisi
Gangguan musculoskeletal
Gangguan neoromuskular,

Nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan tentang

aktivitas fisik
Keadaan mood depresif
Keterlambatan perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse, kaku sendi
Kurang dukungan lingkungan

(mis.,fisik atau social)


Keterbatasan ketahanan

kardiovaskular
Kerusakan integritas struktur

tulang
Program pembatasan gerak
Keengganan memulai

pergerakan
Gaya hidup monoton
11 | P a g e

penuhi kebutuhan ADLs ps.


Berikan alat bantu jika klien

memerlukan
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

4.

Gangguan sensori perseptual


Kerusakan integritas kulit

NOC

NIC

Definisi : Perubahan/gangguan

Tissue integrity : skin and

Pressure Management

epidermis dan/atau dermis

Batasan Karakteristik :

mucous membrane
Hemodyalisis akses

Kerusakan lapisan kulit

Kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik bisa

(dermis)
Gangguan permukaan kulit

(epidermis)
Invasi struktur tubuh

Factor yang berhubungan :

Eksternal :
- Zat kimia, radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembapan
- Hipertermia, hipotermia
- Factor mekanik (mis., gaya

gunting [shearing forces])


- Medikasi
- Lembab
- Imobilitas fisik
Internal :
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan turgor
- Factor perkembangan
- Kondisi
ketidakseimabangan nutrisi

dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperature, hidrasi,
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukan pemahaman dalam
proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera
berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban

Anjurkan pasien untuk


menggunakan pakaian yang

longgar
Hindari kerutan pada

tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar

tetap bersih dan kering


Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua

jam sekali
Monitor kulit akan adanya

kemerahan
Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada

daerah yang tertekan


Monitor aktivitas dan

mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi

pasien
Memandikan pasien dengan

kulit dan perawatan alami

sabun dan air hangat


Insision site care
-

Membersihkan, memantau

(mis., obesitas, emasiasi)


Penurunan imunologis
Penurunan sirkulasi
Kondisi gangguan

dan meningkatkan proses

metabolis
Gangguan sensasi
Tonjolan tulang

jahitan, klip atau strapless


Monitor proses kesembuhan

area insisi
Monitor tanda dan gejala

infeksi pada area insisi


Bersihkan area sekitar

penyembuhan pada luka


yang ditutup dengan

jahitan atau staples,


menggunakan lidi kapas
12 | P a g e

steril
Gunakan preparat

antiseptic, sesuai program


Ganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau
biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai

5.

Ansietas

NOC

Definisi : Perasaan tidak nyaman

Anxiety self-control
Anxiety level
Coping

atau kekhawatiran yang samar


disertai respon autonomy (sumber
sering kali tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan
adanya bahaya dna kemampuan
individu untuk bertindak

Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi

Anxiety Reduction
(Penurunan Kecemasan)
-

Gunakan pendekatan yang

menenangkan
Nyatakan dengan jelas

dan mengungkapkan gejala


cemas
Mengidentifikasi,

harapan terhadap pelaku


-

pasien
Jelaskan semua prosedur

mengungkapkan dan

dan apa yang dirasakan

menunjukkan teknik untuk


-

selama prosedur
Pahami perspektif pasien

terhadap situasi stress


Temani pasien untuk

mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah,

menghadapi ancaman.

bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

Batasan Karakteristik :

menunjukkan berkurangnya

kecemasan

Perilaku :
- Penurunan produktivitas
- Gerakan yang irelevan
- Gelisah
- Melihat sepintas
- Insomnia
- Kontak mata yang buruk
- Mengekspresikan

program
NIC

memberikan kemanan dan


-

mengurangi takut
Dorong keluarga untuk

menemani anak
Lakukan back/neck rub
Dengarkan dengan penuh

perhatian
Identifikasi tingkat

kecemasan
Bantu pasien mengenal

kekhawatiran karena

situasi yang menimbulkan

perubahan dalam peristiwa

kecemasan
Dorong pasien untuk

hidup
- Agitasi
- Mengintai
- Tampak waspada
Afektif
13 | P a g e

mengungkapkan perasaan,
-

ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien

Gelisah, distress
Kesedihan yang mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri sendiri
Peningkatan kewaspadaan
Iritabilitas
Gugup, senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan

ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan yang

persisiten
- Bingung, menyesal
- Ragu atau tidak percaya diri
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang, tremor
tangan
- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Gemetar, tremor
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Eksitasi kardiovaskular
- Diare, mulut kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar-debar
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan denyut nadi
- Peningkatan reflek
- Peningkatan frekuensi
pernafasan, pupil melebar
- Kesulitan bernafas
- Vasokontriksi superfisial
- Lemah, kedutan pada otot
Parasimpatik
- Nyeri abdomen
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan denyut nadi
- Diare, mual, vertigo
- Letih, gangguan tidur
- Kesemutan pada

14 | P a g e

menggunakan teknik
-

relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang-anyangan
- Dorongan segera berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala fisiologis
- Bloking fikiran, konfusi
- Penurunan lapang persepsi
- Kesulitan berkonsentrasi
- Penurunan kemampuan
-

untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan

masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang tidak

spesifik
Luka, gangguan perhatian
Khawatir, melamun
Cenderung menyalahkan
orang lain

Faktor yang berhubungan :

Perubahan dalam (status


ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, pola interaksi,

fungsi peran, status peran)


Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan

interpersonal
Penularan penyakit

interpersonal
Krisis maturasi, krisis

situasional
Stress, ancaman kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada (status
ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, pola interaksi,
15 | P a g e

fungsi peran, status peran,

konsep diri)
Konflik tidak disadari
mengenai nilai yang

esensial/penting
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/258653023/Askep-GIPS
https://www.scribd.com/doc/117483845/Askep-Pasien-Terpasang-Gips

16 | P a g e

Vous aimerez peut-être aussi