Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan, pada bayi dan anak,
sehingga
dapat
memperluas,
memperbanyak
pengetahuan
dan
Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian data klien
Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah
berdasarkan data klien
Agar mahasiswa mampu megidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial
Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera yang
dibutuhkan klien berdasarkan diagnsa.
: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
: TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi.
BAB IV
: PEMBAHASAN
BAB V
: PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
2.1
Pengertian
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Nurcahyo,
2007)
2.2
2.3
b.
Rambut
Bayi sudah memiliki rambut saat lahir. Namun rambut ini tidak dapat
dijadikan patokan untuk rambut di kemudian hari. Si rambut tipis saat lahir
belum tentu kelak berambut tipis pula. Rambut awal berguguran perlahanlahan selama bulan-bulan pertama dan digantikan oleh rambut baru.
Setelah dicukur, rambut bayi akan tumbuh dengan lebih baik.
c.Mata
Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi dalam 24
jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infkesi
gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan. Mata harus diperiksa dan
harus tidak ada katarak (tampak sebagai kekeruhan kornea), atau iris
translusen yang bisa merupakan tanda albinisme.
d. Telinga
Telinga bisa memiliki skin tag. Biasanya kecil dan umumnya diikat dengan
benang jahit oleh dokter anak, sampai lepas sendiri. Tag atau cekungan
biasanya tidak signifikan tetapi dapat pula menunjukkan adanya masalah
ginjal.
e.Mulut
Memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan,
bersih, baru dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk
meraba adanya sumbing palatum. Inspeksi visual menggunakan sumber
cahaya yang baik sangat vital dan bisa menemukan sumbing submukosa
yang tidak mudah teraba. Kecuali kalau sumbingnya kecil, bayi bisa
mengalami kesulitan makan, kemudian kesulitan bicara. Sumbing bibir
pasti akan terlihat dan orang tua sering terkejut dan stres mengenai
masalah penampilan anaknya. Sumbing bibir bisa bervariasi dari tidak
terlihat sampai luas-unilateral dan bilateral.Bidan harus memeriksa
keseluruhan mulut mengenai adanya masalah, seperti gigi kongenital yang
memerlukan pengangkatan untuk mencegah aspirasi atau ulserasi lidah.
bawah
penis
dan
terjadi
dalam
8,5
per
10.000
b.Bayi perempuan
Labia dan klitoris bisa tampak besar pada bayi preterm dan kecil
menurut usia. Labia dan klitoris yang terlalu besar bisa menyebabkan
bayi dengan jenis kelamin yang tidak bisa ditentukan, bahkan kadang
bisa teraba testes di bawah labia. Muara vagina harus mudah dilihat,
namun bila tidak ada, akan terlihat jelas.
h. Anus
Catat dan dokumentasikan setiap keluaran mekoneum serta periksalah
selalu bahwa bayi memiliki anus dan bahwa letaknya benar. Anus yang
salah letak bisa berhubungan dengan malformasi rektum.
i. Punggung dan Tulang Belakang
Meraba dengan jari sepanjang tulang belakang untuk merasakan bila ada
pembengkakan tersembunyi dan memperhatikan setiap adanya spina
bifida/ defek tuba neuralis.
j. Ukuran Badan
Pada umumnya, bayi baru lahir mempunyai berat badan 2.500 4.500
gram dengan panjang badan 40 51 cm dan lingkar kepala rata-rata 35
cm. bayi yang lahir dua minggu lebih awal akan lebih kurus dibanding
yang lahir seminggu kemudian. Akan tetapi, berat badan keduanya dapat
sama pada 6 bulan berikutnya.
k. Warna Kulit
Warna kulit bayi lahir yang sehat adalah kemerahan. Pada beberapa kasus,
bayi baru lahir mempunyai kulit kekuningan. Hal ini bukan merupakan
gejala penyakit. Biasanya akan menghilang pada akhir minggu pertama
apabila bayi cukup menyusu dan tak mengalami kekurangan cairan.
(Nurcahyo, 2007)
2.4
2.5
Teknik Penyuntikan
1. Semua obat suntik harus diisap ke dalam alat suntiknya
2. DMPA harus dikocok terlebi dahulu dengan baik.
3. Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot (intramuscular)
4. Jangan melakukan massase pada tempat suntikan.
5. Kedua hal terakhir ini sangat penting karena kalau tidak ditaati, maka
pelepasan obat dari tempat suntikan akan dipercepat dengan akibat masa
efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
(Hanafi. H, 2004 :
168)
2.6
2.7
2.8
Efek samping
a.Gangguan haid (amenorea, menoragia, metroragia, dan spotting)
b. Keputihan
c.Jerawat, flek-flek hitam pada wajah dan hyperpigmentasi kulit.
d. Alergi
e.Perubahan berat badan
f. Pusing atau sakit kepala
g. Penurunan libido
h. Hematoma
i. Depresi
j.
2.9
dulu
kemungkinan-kemungkinan
penyebab
lain
dari
perdarahannya
o Bila perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh kontrasepsi suntikan,
maka tindakan yang harus diambil adalah :
pemberian tablet estradiol 25 mcg 3 kali sehari untuk 3 hari, atau 1
tablet pil oral kombinasi per hari untuk 14 hari.
bila hal tersebut tidak menolong, diberikan suntikan intramukular
bestrogen sintetis seperti 5 mg estradiol cypionate atau estradiol
valerate dalam larutan minyak, yang harus diulangi sekali lagi bila
perdarahan tidak berhenti dalam 24 jam.
Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk
melakukan dilatasi dan kuretase.
Sedangkan pabrik pembuat DMPA menganjurkan untuk kejadian
perdarahan hebat atau lama, pemberian per-oral ethynilestradiol 0,05 -
1,0 mg selama 7-21 hari. Bila perdarahan tidak berkurang dalam 1 atau
2 siklus, akseptor harus ganti ke metode kontrasepsi lain.
2. Berat badan yang bertambah
Menginformasikan bahwa kenaikan berat badan merupakan efek
dari DMPA yang dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di
hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari
biasanya. Dengan memberikan penjelasan menyangkut hal tersebut, klien
akan dapat menerima keadaannya.
Jika klien tetap tidak dapat menerima keadaan akibat efek samping
kontrasepsi, maka sebaiknya klien dianjurkan untuk mengganti kontrasepsi
suntik dengan metode yang lain.
BAB III
TINJAUAN KASUS
: 17.00 WIB
Oleh
: Putri Septyasari
Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu
: Ny. J
Usia
: 33 tahun
Usia
: 36 tahun
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaaan
: Swasta
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
Alamat
: Jl. Mawar
Bedali Indah
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan karena jadwalnya suntik ulang.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan atau efek samping yang dirasakan ibu
selama pemakaian KB suntik 3 bulan.
4. Riwayat Haid
Siklus haid
: tidak teratur.
Lama
Banyaknya
Menarche
: 12 tahun.
Amenorea
5. Riwayat Pernikahan
Ibu pertama kali menikah usia 18 tahun dan pernikahannya ini telah
berlangsung selama 15 tahun.
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit darah tinggi,
tidak memiliki varises, dan tidak sedang dalam keadaan hamil.
7. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi, kencing
manis, kanker payudara, dan tidak pernah operasi.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga
ke
aterm
Jenis
Persalinan
Pnlg Peny
spontan
bidan
Nifas
ASI Peny
4 bln
Sex
Anak
BBL
H/M
3500
gr
KB
- suntik 3
bln slm 9
thn dan pil
aterm
spontan
bidan
6 bln
3100
gr
slm 4 thn
- suntik 3
bulan
sampai
sekarang.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak ke-II, ibu memakai KB suntik 3
bulan selama 4 tahun dan selama pemakaian tidak ada keluhan seperti
sakit kepala dan timbul jerawat.
Makan 2-3 kali sehari dengan porsi lengkap, yaitu 1 piring nasi, sayur,
dan lauk.
c. Pola Aktifitas
Sehari-hari ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
bersih-bersih, mencuci, dan lain-lain.
d. Pola Eliminasi
BAK 3-4 kali sehari, BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.
e. Pola Kebersihan
Mandi 2 kali sehari, ganti pakaian dan celana dalam setiap kali ibu
merasa kotor.
12. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita kanker payudara, tumor, atau
sifilis.
13. Data Psikososial
a. Psikologis
Ibu mengatakan bahwa ikut KB suntik 3 bulan (Depo Provera) atas
kemauan sendiri dan mendapat ijin dari suami karena praktis.
b. Sosial
Hubungan ibu dan suami serta keluarganya baik, suami
memberikan persetujuan mengikuti KB suntik.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20 x/ menit)
Suhu
: -
BB
: 70 kg.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Perut
Genetalia luar
Ekstremitas
b. Palpasi
Leher
DS
DO
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20 x/ menit)
Tujuan
Kriteria hasil
: -
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Siapkan klien.
R/ Menyiapkan klien dengan posisi yang nyaman akan dapat
mempermudah pelaksanaan tindakan.
7.
8.
9.
10. Lengkapi rekam medik dan kartu klien, yang kemudian diserahkan
pada klien untuk mengetahui waktu klien control ulang.
2.
3.
4.
5.
6.
kapas alcohol
melakukan aspirasi dan jika tidak terhisap darah oleh spuit (benarbenar masuk ke jaringan otot), kemudian masukkan perlahanlahan deponya, lalu spuit dicabut.
7.
Mencuci tangan.
8.
9.
3.7 EVALUASI
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY J P2002 Ab000 KUNJUNGAN ULANG
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI BPS NY. NANIK HADI A.S
BEDALI - LAWANG
Disusun oleh :
Putri Septyasari
0504.84
2.
Ibu Nanik Hadi A.S, Amd.Keb selaku pembimbing praktek di BPS beliau.
3.
4.
Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan support yang sangat
besar kepada penulis.
5.
Dan seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan sehingga tersusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di
masa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat. Amin.
Penulis
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. "J" P2002 Ab000 dengan
akseptor KB suntik 3 bulan di BPS Ny. nanik Hadi A.S Bedali, Lawang. Penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek sedangkan masalah yang
dihadapi oleh Ny. "J" yang berkaitan dengan pelayanan KB suntik 3 bulan tidak
ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan data-data tentang
riwayat kebidanan, paritas, KB, psikologi, social budaya, dan lain-lainnya
yang kemudian dipadukan dengan data subyektif dan obyektif yang
memerlukan hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik.
Masing-masing individu memiliki respon yang berbeda terhadap metode
kontrasepsi dalam hal ini KB suntik. Hal ini dipengaruhi oleh sifat manusia
yang unik secara biopsikososial.
5.2 Saran
Dalam menegakkan diagnosa yang tepat seharusnya pengkajian
dilakukan sesempurna mungkin dalam mengkaji data subyektif dan obyektif.
Kerjasama antara bidan dan klien sangat diperlukan dalam memecahkan
masalah yang timbul sehingga mampu melaksanakan wewenang secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan, Kandungan, dan KB, EGC, Jakarta : 1998
YBP - SP, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : 2003
Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, YBP - SP, Jakarta : 1999
Arief, Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid I, Media Aescula Pius, FKUI,
Jakarta : 1999.
Sylvia, Verral, Terapan Dalam Kebidanan, Edisi 3, EGC, Jakarta : 1997.
Buku Pedoman Petugas Pelayanan KB, Dep.Kes RI, Jakarta : 1994.