Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISPEPSIA
Presentan
Dr. Vera Liza Effriani
Pendamping
Dr. Christiawaty
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta :
Topik :
Dispepsia
Tanggal Kasus :
26-7-2014
Nama Pasien :
Tn. R
Tanggal Presentasi :
Nomor RM :
97001
Pendamping :
dr. Christiawaty
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neon Bayi
Anak
Re
De
Lansia
Bu
atus
Deskripsi :
maja
wasa
mil
Pasien bayi laki-laki usia 2 tahun, datang diantar keluarga dengan keluhan BAB
Tujuan :
Bahan
Audit
Bahasan :
Cara
Pustaka
Diskusi Presentasi dan Diskusi
Pos
Nama :
No. Reg:
Membahas :
Data
Tn. R
Pasien
Nama Klinik : RSUD Embung Fatimah
97001
Terdaftar sejak :
sebelumnya.
4. Riwayat keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit saat ini
5. Riwayat Pekerjaan : Karyawan PT
Kesadaran
: Compos Mentis
Tensi
: 130 / 90 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
Nafas
: 20 x/mnt
Suhu
: 37 0C
: Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik
Kepala
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor, diameter pupil 2
mm, refleks cahaya +/+, mata cekung -/-
Hidung
Leher
Dada
:
Paru
Pa
Pe
: sonor
Jantung I
Abdomen
Pa
Pe
: tidak membuncit
Pa
Pe
: timpani
Ekstremitas
Diagnosis Kerja
: Dispepsia
Pemeriksaan Penunjang :
Hb
: 12 gr/dl
Leukosit
: 7800 /mm3
Ht
: 37 %
Trombosit
: 235.000/mm3
Daftar Pustaka :
1. Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta.:
488-491
2. Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung : 156,159
3. Bazaldua, O.V. et al. 2006. Dyspepsia: What It Is and What to Do About It.
http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/digestive/dyspepsia.html,
Desember 2006
4. Anonim.
2001.
Dyspepsia-Symptoms,
Treatment,
http://www.healthscout.com/ency/68/294/main.html, 2001
abd
Prevention.
5. Sawaludin, Diding. 2005. Nyeri Ulu Hati yang Berulang. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/1005/09/hikmah/kesehatan.htm, 9 Oktober 2005
Hasil Pembelajaran :
1.
2.
3.
4.
Diagnosis dispepsia.
Identifikasi etiologi dari dispepsia.
Mekanisme perjalanan penyakit dispepsia.
Penanganan dispepsia di Rumah Sakit.
Pasien muntah > 4x sejak pagi, pasien masih merasa mual hingga sekarang.
Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga merasa sesak.
Diare, batuk, pilek dan demam tidak ada.
Setiap masuk makanan sejak pagi pasien muntah, kemarin pasien makan hanya satu kali
: Compos Mentis
Tensi
: 130 / 90 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
Nafas
20 x/mnt
Suhu
37 0C
Kulit
: Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik
Kepala
Mata
Mulut
Abdomen
: tidak membuncit
Pa
Pe
Ekstremitas
: timpani
: akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2
Assesment :
A. Definisi
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinisyang terdiri dari rasa tidak enak/sakit
di perut bagian atas yang menetap atau mengalamikekambuhan. Keluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung,
kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
1.
Dispepsia
organik,
bila
telah
diketahui
adanya
kelainan
organik
sebagai
B. Etiologi
Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan,
terutama pada ketahanan mukosa lambung (Wibawa, 2006). Kadar asam lambung lansia
biasanya mengalami penuruna hingga 85%.
Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik, yaitu :
a. Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum, gastritis,
tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori.
DISPEPSIA
Dispepsia Organik
Pathway
Merokok
DISPEPSIA
Fungsional
Stress
Kecemasan b/d
perubahan status
kesehatan
Perangsangan saraf
simpatis NV
(Nervus Vagus)
Mual, muntah,
anoreksia
Nyeri
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Eksfeliasi
(Pengelupasan)
E. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu luka di dinding
lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam
lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat
menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah
darah, di mana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita pasti akan
mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang artinya sudah ada perdarahan
awal. Tapi komplikasi yang paling dikuatirkan adalah terjadinya kanker lambung yang
mengharuskan penderitanya melakukan operasi.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang harus bias menyingkirkan kelainan serius, terutama kanker
lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin. Sebagian pasien memiliki resiko
kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi empiris tanpa endoskopi.
a. Tes Darah
Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan kelainan serius.
Hasil tes serologi positif untuk Helicobacter pylori menunjukkan ulkus peptikum namun
belum menyingkirkan keganasan saluran pencernaan.
b. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium Barret, dan
ulkus peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untuk H.pylori (tes CLO)
(Davey,Patrick, 2006).
Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan kausa
organic pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H. pylori merupakan pendekatan
bermanfaat pada penanganan kasus dispepsia baru. Pemeriksaan endoskopi diindikasikan
terutama pada pasien dengan keluhan yang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien
dengan tanda alarm seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan
yang diduga sangat mungkin terdapat penyakit struktural.
Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan kemungkinan
komplikasi
serupa
dengan
pasien
muda.
Menurut
Tytgat
GNJ,
endoskopi
Pola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang
berkadar asam tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila harus makan obat karena
sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu
fungsi lambung.
Plan :
Diagnosis : Dispepsia
Pengobatan :
-
Pendidikan :
-
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan spesialis penyakit dalam untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Rujukan
Saat ini pasien belum perlu dirujuk.