Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
D-IV KEPERAWATAN TINGKAT II, SEMESTER III
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2015
DEFINISI
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai
lobus paru. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru
yang terjadi pada anak. (Suriani, 2006).
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru
(alveoli). (DEPKES. 2006)
Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus terisi dengan cairan,
dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga
interstisium. (H. Nabiel Ridha,2014.)
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai
oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan
Penyakit ISPA (P2ISPA)
semua
bentuk
pneumonia
baik
pneumonia
B.
ETIOLOGI
kerusakan.
Balita
yang
diri
dan
menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan
usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati
(Misnadiarly, 2008).
d. Protozoa
Pneumonia
yang
disebabkan
oleh
protozoa
sering
disebut
KLASIFIKASI
Menurut Perhimpunan Dokter paru Indonesia (2003) pneumonia dapat
diklasifikasikan berdasarkan klinis, penyebab dan predileksi infeksi.
a)
b)
sering
menjadi
pneumokokus,
penyebabnya
Hemophilus
adalah
influenzae
atau
Staphylococcus
kombinasi
aureus,
ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang
tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae pneumococcus. Pneumonia
pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan
puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling
sering
disebabkan
oleh
bakteri
Mycoplasma
pneumoniae
sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar
atau sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38C
atau lebih) atau suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 C), pernapasan
cepat 60 kali atau lebih per menit, penarikan dinding dada berat,
sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea, distensi abdomen dan
abdomen tegang.
b. Bukan pneumonia
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan
tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
2. Kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun
a. Pneumonia sangat berat
Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral,
tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang
dan sulit dibangunkan.
b. Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak
disertai sianosis sentral dan dapat minum.
c. Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa penarikan
dinding dada.
diberi pengobatan yang cukup. Biasanya anak tetap kelihatan sesak dengan
pernafasan cepat, tetap terlihat retraksi tetapi biasanya dengan demam
ringan.
D. CARA PENULARAN
Pneumonia ditularkan melalui percikan air ludah. Air ludah bisa berasal dari
anak atau orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu
dalam saluran pernafasan mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau
tenggorokan orang yang sedang sakit. Penular biasanya lebih sering dari orang
serumah, teman sepermainan, atau teman di sekolah. Faktor risiko penularan
makin besar ketika bayi atau balita menderita kekurangan gizi dan tidak
mendapatkan ASI. Disamping itu tidak mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A,
bayi terpapar asap rokok, asap dapur dan polusi lingkungan juga meningkatkan
faktor risiko menderita pneumonia. Bayi dan balita bisa dilindungi dari
pneumonia lewat imunisasi DPT, campak dan pneumokokus.
E. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada
beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga
dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama
kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat
melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.
Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah
mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi
imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak
mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran
napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat
mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang
normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus
G. MANIFESTASI KLINIS
1. Biasanya didahului infeksi saluran pernafasan bagian atas. Suhu dapat naik
secara mendadak (38 40 C), dapat disertai kejang (karena demam tinggi).
2. Batuk, mula-mula kering (non produktif) sampai produktif.
3. Nafas : sesak, pernafasan cepat dangkal,
4. Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi interkosta, cuping hidung kadangkadang terdapat nasal discharge (ingus).
5. Suara nafas : lemah, mendengkur, Rales (ronki), Wheezing.
6. Gelisah
7. Pernafasan cuping hidung
8. Rewel
9. Frekuensi napas :
a. Umur 1 - 5 tahun 40 x/mnt atau lebih.
b. Umur 2 bulan 1 tahun 50 x/mnt atau lebih.
c. Umur < 2 bulan 60 x/mnt.
10. Nadi cepat dan bersambung.
11. Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.
12. Kadang-kadang terasa nyeri kepala dan abdomen.
13. Kadang-kadang muntah dan diare, anoreksia dan perut kembung.
14. Mulut, hidung dan kuku biasanya sianosis.
15. Malaise, gelisah, cepat lelah.
16. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar.
17. Pemeriksaan laboratorium = lekositosis.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
I.
KOMPLIKASI
Bila tidak ditangani secara tepat maka kemungkinan akan terjadi komplikasi
sebagai berikut :
1. Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang
berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi
9
4. Beritahukan pada anak agar ia tidak selalu berbaring ke arah dada yang
sakit, boleh duduk / miring ke bagian dada yang lain.
Pada bayi dapat dilakukan :
1. Baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberikan ganjang
dibawah bahunya
2. Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita/celana yang ada karetnya
3. Isaplah lendiri dan berikan oksigen rumat sampai 2 1 l/menit.
Pengisapan lendir harus sering yaitu pada saat terlihat lendiri di dalam
mulut, pada waktu akan memberikan minum, mngubah sikap baring/
tindakan yang lain.
4. Perhatian dengan cermat pemberian infus, perhatikan apakah infus
lancar atau tidak.
b. Kebutuhan Istirahat
Klien penumonia adalah klien payah, suhu tubuhnya tinggi, sering
hiperpireksia maka klien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan klien harus
ditolong di tempat tidur. Usahakan pemberian obat secara tepat, usahakan
keadaan tenang dan nyman agar pasien dapat istirahat sebaik baiknya.
c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pasien pneumonia hampr selalu megalami masukan makanan yang kurang.
Suhu tubuh tinggi selama beberapaha hari dan masukan cairan yang kurang
dapat menyebabkan dehidrasi. Utnuk mencegah dehidrasi dan kekurangan
kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCL 0,9% dalam
perbandingan 3 : 1 ditambahkan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus.
Pada bayi yang masih munum ASI, bila tidak terlalu sesak iya boleh
menetek selain memperoleh innfus beritahukan ibunya agar pada waktu bayi
menetek puting susunya harus sering sering dikeluarkan untuk
memberikan kesempatan bayi bernafas.
d. Mengontrol Suhu Tubuh
Pada pasien dengan pneumonia sewaktu waktu dapat mengalami
hiperpireksia. Untuk ini maka harus dikontrol suhu tiap jam. Dan dilakukan
11
kompres serta obat obatan satu jam setelah dikompres dicek kembali
apakah suhu tubuh telah turun.
II.
PENGKAJIAN
1. Usia
a.
b.
c.
d.
e.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Sesak napas.
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari,
kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar )
kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi
addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis
atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah
menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).
c. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
12
Pada saat di rawat anak tampak bingung kalau ditanya tentang hal hal
baru disampaikan.
7. Pola persepsi diri konsep diri
Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kuraf bersahabat, tidak
suka bermain, ketakutan terhadap orang lain meningkat.
8. Pola peran hubungan
Anak tampak malas kalau diajak bicara baik dengan teman sebaya
maupun yang lebih besar, anak lebih banyak diam dan selalu bersama
denganorang terdekat orangtua.
9. Pola seksualitas reproduktif
Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang
sudah mengalami pubertas mungkin terjadi gangguan menstruasi pada
wanita tetapi bersifat sementara dan biasanya penundaaan.
10. Pola toleransi stress koping
Aktifitas yang sering tampak saat menghadapi stres adalah anak sering
menangis, kalau sudah remaja saat sakit yang dominan adalah mudah
tersinggung dan suka marah.
11. Pola nilai keyakinan
Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan untuk
mendapat sumber kesembuhan dari Tuhan.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Status penampilan kesehatan : lemah
2. Tingkat kesadaran kesehatan : kesadaran normal, letragi, strupor, koma,
apatis tergantung tingkat penyebaran penyakit.
3. Tanda tanda vital
a. Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardia, hipertensi
b. Frekuensi pernafasan :
Takipnea, dispnea progesif, pernafasan dangkal, penggunaan otot
bantu pernafasan, pelebaran nasal
c. Suhu tubuh
Hipertermi akibat penyebaran toksik mikroorganisme yang direspon
4.
5.
a.
b.
oleh hipotalamus.
Berat badan dan tinggi badan
Kecenderungan berat badan anak mengalami penurunan
Integumen
Kulit :
Warna : Pucat sampai sianosis
Suhu
14
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
15
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
NOC
bersihan
jalan
napas
Intervensi
NIC
Respiratory
Status
: Airway suction
Ventilation
b
oral/
Patency
suctioning
b
suctioning
yang
Informasikan
bersih,
tidak
dan
(mampu
ada c
dyspneu
mengeluarkan
klien
dan
pada
keluarga
tentang suctioning
Minta
pursed lips)
dilakukan
Berikan
O2
dengan
menggunakan
nasal
merasa
untuk
tercekik,
napas,
tracheal
Mendemonstrasikan batuk
sianosis
kebutuhan
Kriteria Hasil :
a
Pastikan
irama
frekuensi
klien
nafas
memfasilitasi
suction nasotrakeal
Gunakan
napas abnormal)
tindakan
Mampu
mengidentifikasi g
alat
dan
yang
istirahat
napas
nafas
dikeluarkan
dari
16
nasotrakeal
h
Ajarkan
keluarga
bagaimana
cara
melakukan suction
j
oksigen
apabila
pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi
O2, dll.
Airway Management
a
Buka
jalan
napas,
Identifikasi
perlunya
pasien
pemasangan
Lakukan
fisioterapi
Keluarkan
dengan
secret
batuk
atau
suction
f
catat
adanya
suara
tambahan
g
Berikan bronkodilator
bila perlu
Atur
intake
untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan
i
Ketidakefektifan
pola napas
NOC
a
NIC
Respiratory
Status
Ventilation
b
c
jalan
napas,
Patency
bila perlu
b
Mendemonstrasikan
batuk
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan
yang
ventilasi
bersih,
sianosis
tidak
dan
(mampu
ada
dyspnea
mengeluarkan
Identifikasi
alat
buatan
d
tercekik,
napas
fisioterapi
Keluarkan
dengan
suction
jalan
Lakukan
irama
pasien
perlunya pemasangan
Buka
Kriteria Hasil :
a
Airway Management
batuk
Auskultasi
secret
atau
suara
Tanda-tanda
rentang
vital
normal
dalam
(tekanan
suara tambahan
g
Berikan bronkodilator
bila perlu
Atur
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
i
O2
Oxygen
Therapy
j
Bersihkan
mulut,
hidung
secret
dan
trakea
k
Pertahankan
jalan
Atur
peralatan
oksigenasi
m Monitor
aliran
oksigen
n
Observasi
adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
o
Monitor
adanya
kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi
Vital SignMonitoring
a
Monitor
TD,
nadi,
suhu, dan RR
b
Auskultasi TD pada
kedua
lengan
dan
19
bandingkan
c
Monitor
TD,
nadi,
Monitor
frekuensi
Monitor
pola
pernapasan abnormal
g
Monitor
sianosis
perifer
i
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
Hipertermi
NOC
NIC
Thermoregulation
Fever treatment
Kriteria Hasil :
a
b
mungkin
normal
Monitor IWL
normal
c
suhu kulit
d
Monitor
tekanan
Monitor
penurunan
20
tingkat kesadaran
f
Berikan
pengobatan
untuk
mengatasi
penyebab demam
j
Selimuti pasien
Kolaborasi pemberian
cairan intravena
Tingkatkan
sirkulasi
udara
o
Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya menggigil
Temperature regulation
a
Monitor
RR
Monitor warna dan
suhu kulit
Monitor tanda- tanda
hipertermi
hipotermi
Tingkatkan
suhu
dan
intake
21
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
cara
mencegah
keletihan
i
akibat
panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu
tubuh
dan
kemungkinan
efek
negatif
dari
kedinginan
Beritahukan
indikasi
tentang
terjadinya
keletihan
dan
penanganan
emergency
k
yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi
dan
penanganan
l
yang
diperlukan
Berikan anti piretik
jika perlu
TD,
nadi,
suhu dan RR
b. Catat
adanya
flukturasi
darah
c. Monitor
tekanan
VS
saat
22
pasien
berbaring,
lengan
bandingkan
e. Monitor TD,
dan
nadi,
frekuensi
adanya
cushing
triad
bradikardi,
peningkatan sistolik)
m. Identifikasi penyebab
dari perubahan
4
Risiko Jatuh
NOC :
NIC :
Fall Prevention
a
Kriteria Hasil :
a
defisit
Keseimbangan : kemampuan
untuk
mempertahankan
ekuilibrium
b
Gerakan
Mengidentifikasi
kognitif
atau
potensi
tertentu
23
kemampuan
otot
untuk b
perilaku
untuk
yang
melakukan
gerakan
faktor
mempengaruhi
risiko jatuh
Perilaku pencegahanjatuh : c
Mengidentifikasi
tindakan
individu
karakteristik
pemberi
asuhan
atau
untuk
meningkatkan
dilingkungan individu
tangga terbuka)
d
Sarankan
dalam
pencegahan
kepada pasien
jatuh
gaya
Pengetahuan : keselamatan e
Mendorong
anak fisik
untuk
Pengetahuan
keamanan
Pelanggaran
potensi
perubahan
Pengetahuan : pemahaman
berjalan
pasien
menggunakan
tongkat
pribadi
g
dan
yang bertujuan
kejadian jatuh
e
Mengidentifikasi
atau
alat
pembantu berjalan
perlindungan f
Tingkat agitasi
Komunitas
pengendalian
infeksi
Kekerasan
Gerakan terkoordinasi
m Kecenderungan
pasien
Tempat artikel mudah
dijangkau dari pasien
h
Ajarkan
pasien
meminimalkan cedera
i
Memantau kemampuan
Kejadian terjun
remaja
dan
demikian
pila
24
sebaliknya
j
tepat
menstransfer pasien ke
Pengendalian risiko
Pengendalian
u
v
risiko
untuk
sebagainya
Pengendalian
Menyediakan
toilet
ditinggikan
untuk
Deteksi risiko
memudahkan transfer
risiko
: k
Aman berkeliaran
membran mukosa
memudahkan transfer
m Menyediakan
tempat
erat
untuk
memudahkan transfer
n
Gunakan
rel
panjang
dan
yang
sisi
sesuai
tinggi
untuk
tidur,
sesuai
kebutuhan
o
Memberikan
pasien
tergantung
dengan
sarana
bantuan
pemanggilan
(misalnya,
bel
atau
cahaya
panggilan)
25
Membantu
ketoilet
sering
interval
kali,
dijadwalkan
q
Menandai
ambang
(misalnya,
tumpuan
yang
dan
label)
menimbulkan
bahaya tersandung
s
Hindari
kekacauan
Memberikan
pencahayaan
yang
memadai
untuk
meningkatkan
visibilitas
u
Menyediakan
malam
lampu
disamping
tempat tidur
v
Menyediakan pegangan
tangan
terlihat
dan
memegang tiang
w Menyediakan lajur anti
tergelincir, permukaan
lantai
nontrip/tidak
tersandung
x
Menyediakan
26
permukaan nonslip/anti
tergelincir di bak mandi
atau pancuran
y
Menyediakan
tinja
kokoh,
curam
slip/anti
untuk
non
tergelincir
memfasilitasi
jangkauan mudah
z
kacamata,
anggota
yang
berkontribusi terhadap
jatuh dan bagaimana
mereka
dapat
menurunkan
risiko
tersebut
ac Sarankan
adaptasi
rumah
untuk
meningkatkan
keselamatan
ad Instruksikan
pada
keluarga
pentingnya
27
alas
kaki
yang aman
af Mengembangkan cara
untuk
pasien
untuk
berpartisipasi
keselamatan
dalam
kegiatan rekreasi
ag Lembaga
program
mengingatkan
degan
untuk
meminimalkan
efek
samping dari
obat
yang
berkontribusi
terhadap
(misalnya,
jatuh
hipotensi
atau
perangkat
28
menahan
bayi
(misalnya,
kursi
dengan
sabuk
pengaman)
ketika
menempatkan
permukaan
ditinggikan (misalknya,
meja dan kursi tinggi)
5
Defisiensi
Pengetahuan
NOC
NIC
Teaching
Process
Kriteria Hasil :
a
Pasien
dan
menyatakan
tentang
keluarga
pemahaman
penyakit,
prognosis
dan
disease
Berikan
penilaian
tentang
tingkat
kondisi,
program
pengobatan
b
Jelaskan
patofisiologi
dari
bagaimana
berhubungan
menjelaskan
kembali
apa
penyait
dan
hal
ini
dengan
kesehatan lainnya
gejala
yang
biasa
Gambarkan
proses
Identifikasi
29
kemungkinan
penyebab, dengan cara
yang tepat
f
Sediakan
pada
informasi
pasien
keluarga
dan
tentang
SO
informasi
tentang
pasien
kemajuan
dengan
cara
yang tepat
i
Diskusikan
bersama
anggota keluarga
dan
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi
Diskusikan
pilihan
atau
second
yang
tepat
atau
diindikasikan
k
agresi
di
komunitas
lokal,
Instruksikan
mengenai
gejala
melaporkan
pemberi
pasien
tanda
dan
untuk
pada
perawatan
D. IMPLEMENTASI
1. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan
pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara nyata untuk membantu
klien mencapai tujuan pada rencana tindakan yang telah dibuat. (Nursalam,
2001 ; 63, dikutip dari Lyer, et.al, 1996)
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan keterampilan inter personal, intelektual dan teknikal, intervensi
harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan
31
2)
3)
E. EVALUASI
32
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online). Available.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27273/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada tanggal 4 Oktober 2015 pukul 16.45 WITA
Anonim. 2012. Bab II Konsep Dasar. (Online). Available :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mardiyanig-5185-2bab2.pdf Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 23.15 WITA
Amin HN, Hardhi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC Jilid 3. Yogyakarta : Mediaction
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ridha, H. Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelaja
35
36