Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Asersi Manajemen
Asersi manajemen adalah penyampaian yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas
oleh manajemen tentang komponen laporan keuangan. Asersi manajemen berhubungan
langsung dengan standar akuntansi yang berterima umum. Asersi Manajemen terdiri dari 3
kategori:
1. Assersi mengenai klasifikasi transaksi dan events selama periode audit
2. Assersi mengenai saldo rekening pada akhir periode
3. Assersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
Penjelasan:
Assersi mengenai klasifikasi transaksi dan events selama periode audit
Assertions
Penjelasan
Occurance
Semua transaksi yang tercatat benar-benar terjadi/ada dalam
(keberadaan atau
perusahaan
keterjadian)
Completeness
Semua transaksi yang seharusnya dicatat telah tercatat
(kelengkapan)
seluruhnya
Accuracy
Semua angka dan data transaksi telah dicatat secara akurat
(akurasi)
Classification
Seluruh transaksi telah dicatat pada rekening yang tepat
(klasifikasi)
Cutoff
Seluruh transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang
(pisah batas)
tepat
Assersi mengenai saldo rekening pada akhir periode
Assertions
Penjelasan
Existence
Asset, liability, Equity benar-benar ada pada tanggal neraca
(Eksistensi)
Completeness
Semua Asset, liability, Equity yang seharusnya dicatat telah
(kelengkapan)
tercatat seluruhnya
Valuation and allocation
Semua asset, liability, Equity telah dicatat dalam laporan
(penilaian dan alokasi)
keuangan dengan angka yang wajar
Rights and Obligation
Semua asset merupakan hak perusahaan, liabities merupakan
(hak dan kewajiban)
kewajiban perusahaan
Assersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
Assertions
Penjelasan
Occurance and rights and
Semua disclosure transaksi benar-benar terjadi
obligations
(keterjadiaan, hak dan
kewajiban)
Completeness
Semua yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan
(kelengkapan)
telah dimasukkan seluruhnya
Accuracy and valuation
Informasi keuangan dan informasi lainnya telah di-disclose
(akurasi dan penilaian)
secara tepat dan pada angka yang tepat
Classification and
Informasi keuangan dan informasi lainnya telah disajikan dan
understandability
dideskripsikan secara tepat, disclosure telah disajikan secara
(klasifikasi dan kejelasan)
jelasdideskripsi dengan jelas
Setelah kita mengetahui assersi manajemen, maka kita akan menghubungkan general
transaction related audit objectives ke assersi manajemen. Hal ini sejalan dan berkaitan
erat dengan tanggungjawab auditor untuk melakukan audit terhadap assersi manajemen.
Audit Objective (tujuan audit) berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup yang dibutuhkan oleh standar auditing-standar
pekerjaan lapangan. Audit objective akan tetap sama untuk setiap penugasan audit, tetapi
bahan buktinya berbeda tergantung keadaan.
General transaction related audit objectives (tujuan audit umum) merupakan audit
objectives yang dapat diterapkan untuk setiap rekening, tetapi dinyatakan secara luas .
Tujuan khusus audit juga diterapkan pada setiap saldo rekening pada laporan keuangan,
tetapi dinyatakan sesuai dengan penugasan.
General Transactionsrelated Audit Objectives
Occurrence
(keterjadian)
Completeness
(kelengkapan)
Accuracy
(akurasi)
Posting and
summarization
(Posting dan
pengikhtisaran)
Classification
(klasifikasi)
Timing
(ketepatan waktu)
Penjelasan
Memastikan bahwa semua transaksi yang tercatat benar-benar
terjadi/ada.
Memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi sudah dicatat
Memastikan bahwa semua transaksi yang tercatat sudah
memakai angka yang benar
Memastikan transaksi secara tepat telah diposting secara
kedalam masterfile dan diiktisarkan
Completeness
Completeness
Accuracy
-Accuracy
Classification
-Posting and
Summarization
Classification
Cutoff
Timing
Jumlah audit
objective
Penjelasan
Memastikan bahwa saldo yang tercantum dalam laporan
keuangan, benar-benar ada.
Memastikan bahwa saldo yang seharusnya tercantum
dalam laporan keuangan, benar-benar sudah dicatat
Memastikan bahwa saldo yang tercantum, dicatat
/dihitung secara benar
Memastikan saldo yang tercantum dalam listing klien
telah diklasifikasikan dengan tepat
Transaksi dekat tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat
Memastikan rincian pada listing saldo perkiraan sesuai
dengan masterfile, sesuai juga dengan total listing dan
sesuai dengan total pada bukubesar.
Memastikan transaksi dicatat pada tanggal yang tepat
Asset dicantumkan sebesar saldo yang diestimasi dapat
direalisasi
Semua asset harus benar-benar merupakan hak
perusahaan sebelum dapat dimasukkan dalam laporan
keuangan.
Contoh hubungan assersi manajemen dengan balance related audit objective pada Hillsburg
Hardware company untuk inventory (persediaan barang dagangan)
Asersi Manajemen
General Balance Related
Specific Balance Related audit
audit objective
objective untuk inventory
Existence
(Eksistensi)
Existence
(Eksistensi)
Completeness
(kelengkapan)
Completeness
(kelengkapan)
Valuation and
allocation
(penilaian dan alokasi)
Accurracy
-Classification
-Cutoff
-Detail Tie-in
-Realizable Value
Rights and
Obligations
Completeness
(kelengkapan)
Completeness
(kelengkapan)
Valuation and
allocation
(penilaian dan alokasi)
Classification
and
understandability
Valuation and
Allocation
(penilaian dan alokasi)
Classification
and
understandability
Untuk mencapai tujuan audit, auditor harus mendapatkan bukti audit (audit evidence) yang
cukup dan tepat untuk mendukung semua asersi manajemen untuk laporan
keuangan. Proses audit terdiri dari 4 tahapan.
Tahap I merupakan tahap awal pemeriksaan dimana audit melakukan perencanaan dan
perancangan pendekatan audit. Setiap penugasan audit harus direncanakan karena
alasan:
1. Bukti yang cukup dan kompeten harus didapatkan selama pemeriksaan untuk
memenuhi tanggungjawab auditor.
2. Biaya pengumpulan bukti harus diminimalisasi.
Dalam tahap I ini maka auditor akan melakukan:
- Memperoleh pemahaman awal mengenai bisnis dan industri klien
- Mengerti mengenai pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian
- Menetapkan sejauhmana tingkat risiko salah saji yang material
Tahap II merupakan tahap dimana auditor akan melaksanakan test of control (pengujian
pengendalian) dan test substantive (pengujian substantive) terhadap transaksi. Test of
control dimaksudkan untuk menguji sejauhmana efektivitas dari pengendalian internal
dalam rangka penetapan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan. Test
substantive adalah pengujian terhadap pencatatan transaksi dengan memverifikasi
kesalahan moneter dari transaksi.
Tahap III terdiri dari Analytical procedur (prosedur analitis) dan Test of detail balances.
Analytical procedure merupakan evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan yang logis antara data keuangan dan non keuangan,
meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Misal
melakukan perbandingan antara biaya komisi dengan tingkat penjualan untuk menguji
kewajaran nilai komisi.
Test of detail balance merupakan prosedur audit khusus untuk menguji saldo perkiraan
laporan keuangan. Misal untuk memeriksa saldo Piutang dagang dapat dilakukan
pengujian dengan mengirimkan konfirmasi kepada para pelanggan perusahaan klien.
Tahap IV, merupakan tahap penyelesaian seluruh prosedur baik untuk audit objektif
maupun setiap perkiraan laporan keuangan. Seluruh informasi yang diperoleh beserta
pertimbangan auditor, digunakan untuk memperoleh kesimpulan tentang kewajaran
laporan keuangan. Setelah keseluruhan audit diselesaikan, laporan audit dapat dibuat.