Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut beberapa pendapat ilmuwan bahwa seorang ibu hamil dengan
HIV dapat dinyatakan mempunyai resiko tinggi menular keanaknya. United
Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) mengatakan, dari 800 ribu
kasus baru HIV, 91 persen merupakan anak yang tertular HIV dari ibunya.
Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 600.000 kasus HIV baru akibat
penularan vertical dari ibu ke anaknya.
Menurut dr Rudy Gunawan SpOG, kehamilan pada orang yang terinfeksi
HIV tidak otomatis bisa menularkan kepada bayi dalam kandungannya.
Dimana, kata Dokter yang juga Ketua Team PMTCT (Prevention Mother to
Child HIV/AIDS Transmision) Prov. Jambi, tanpa intervensi, risiko penularan
HIV dari ibu ke janinnya dilaporkan berkisar antara 15-45 persen. Risiko
penularan ini lebih tinggi di negara-negara berkembang yakni 21-43 persen
dibandingkan dengan negara maju yakni 14-26 persen.
Penularan dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan. Pada ibu yang tidak menyusui bayinya, sebanyak 24-40 persen
penularan terjadi saat janin dalam rahim, sedangkan pada saat persalinan
penularan dapat terjadi sekitar 60-75 persen. Pada ibu yang menyusui
bayinya, penularan saat dalam rahim sekitar 20-25 persen, pada saat
persalinan 60-70 persen atau saat awal menyusui, dan 10-15 persen, sisanya
setelah persalinan,ujar Ketua Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesi
(POGI) Cabang Jambi ini.
Sebenarnya plasenta diduga mempunyai efek anti-HIV-1 dengan
mekanisme yang masih belum diketahui, salah satu hormon plasenta human
chorionic gonadotropin (hCG) diduga melindungi janin dari HIV-1 melalui
beberapa cara, seperti menghambat penetrasi virus ke jaringan plasenta,
mengontrol replikasi virus ke dalam sel plasenta, dan menginduksi apoptosis
sel-sel yang terinfeksi HIV-1.Ada kepustakaan yang menyatakan bahwa virus
HIV sangat sulit menembus sawar-sawar darah plasenta hingga bila tidak ada
terjadi kerusakan di plasenta itu sendiri maka Janin dalam rahim tidak akan
Rumusan Masalah
a. Apakah definisi dari HIV itu...?
b. Bagaimanakah pengaruh HIV pada ibu hamil terhadap bayinya...?
c. Bgaimanakah Askep pada ibu hamil dengan HIV...?
1.3.
Tujuan
a. Untuk mengetahui Definisi dari HIV.
b. Mengetahui bagaimanakah pengaruh HIV pada ibu hamil terhadap
bayinya.
c. Mengetahui tentang Askep Ibu hamil dengan HIV.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
tubuh menjadi
lemah, dan orang menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tahap yang lebih
lanjut dari infeksi HIV adalah acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Hal inidapat memakan waktu 10-15tahun untukorang yangterinfeksi
HIVhingga
berkembang
menjadiAIDS;
obat
antiretroviral
dapat
2.3 Penularan
Menurut ( Widoyono : 2008 ) Penyakit ini menular melalui berbagai cara
antara lain melalui cairan tubuh seperti darah,cairan genitalia,dan Asi.Virus
terdapat juga dalam saliva,air mata,dan urin ( sangat rendah ),selain hal diatas
HIV bisa menular pada ibu hamil apabila ada infeksi virus, bakteri atau pun
parasit pada plasenta atau pada keadaan dimana daya tahan tubuh ibu sangat
rendah,penularan pada ibu hamil melalui :
Periode kehamilan
Selama kehamilan, kemungkinan bayi tertular HIV sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya plasenta yang tidak dapat ditembus oleh
virus itu sendiri. Oksigen, makanan, antibodi dan obat-obatan memang
dapat menembus plasenta, tetapi tidak oleh HIV. Plasenta justru
melindungi janin dari infeksi HIV. Perlindungan menjadi tidak efektif
apabila ibu:
a. Mengalami infeksi viral, bakterial, dan parasit (terutama malaria) pada
b.
terjadi selama periode post partum melalui Asi,dan resiko bayi tertular
melalui asi dari ibu yang positif sekitar 10 % ( Lily V,2004 ).Risiko
penularan melalui ASI tergantung dari:
a. Pola pemberian ASI, bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif
akan kurang berisiko dibanding dengan pemberian campuran.
b. Patologi payudara: mastitis, robekan puting susu, perdarahan putting
c.
infeksi.
d. Status gizi ibu yang buruk
2.4 Patofisiologi
HIV/AIDS masuk kedalam darah dan mendekati sel Thelper dengan
melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral
(jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic
acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu
enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian
dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel
jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virusvirus HIV.
Setelah infeksi awal biasanya kadar viremia menurun sampai mencapai
titik patokan dan pasien dengan beban virus tertinggi lebih cepat mengalami
AIDS,dan kematian ( Kahn dan Walker,1998 ) setelah infeksi jumlah sel-T
menurun secara perlahan dan progresif seiring dengan waktu sehingga akan
terjadi imono supresi berat .Monosit magrofag juga dapa terinfeksi dan
infeksi pada migroglia otak dapat menyebabkan kelainan neuropsikiatrik.
Individu yang terinfeksi HIV juga memperlihatkan peningkatan insiden
neoplasma terutama sarkoma karpusi, limfoma sel B serta berbagai
Neoplasma. ( Leveno Kenneth J,2009 )
Kelelahan, kelemahan
2.5 Pathway
Faktor resiko
Intoleransi aktivitas
HIV
Menginfeksi ibu hamil
Ante partum
Post partum
Inpartum
ansietas
infeksi opertunistik
AIDS
VIREMIA
Eritema
SSP
Menekan
n.vagus
Hipotamus
Paristaltik
Usus
Mengacaukan Termogulasi
Malabsorbsi
Diare
Simpatis
Lambung
HCL
mual muntah anoreksia
10
11
BAB III
ASKEP BUMIL DENGAN HIV
3.1 Pengkajian
1. Identitas :
-
2. Riwayat kesehatan :
Riwayat kesehatan umum
12
a) Keluhan Utama :
Biasanya
klien
mengeluh
demam,diare
g)
tarak dll.
Riwayat Kebidanan
Riwayat Menstruasi : biasanya pada pasien HIV mempunyai
riwayat menstruasi yang tidak stabil/tidak teratur.
Riwayat KB : Pernah ikut KB atau tidak, KB yang digunakan,
lamanya, alasan berhenti, rencana KB setelah bersalin
Riwayat kehamilan : Menanyakan tentang usia kehamilan,
gerakan janin, hamil keberapa dll
3. Pemeriksaan Fisik :
a) Keadaan Umum : Biasanya Terlihat lemah,dengan kesadaran menurun.
b) TTV : TD : Hipertensi
N : Takikardy
RR: Takipnea
T : Hipertermi
c) Pemeriksaan fisik persistem :
1. Breating
Kaji pernafasan bumil, apabila ibu telah terinfeksi sistem pernafasan
13
warna
urin,
jumlah
dan
bau.
Hal
itu
dapat
progresif
Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp
aktifitas
Pola Nutrisi dan metabolik
Terjadi penurunan nafsu makan,BB menurun.
Pola Eliminasi
Sering berkemih,dan mengalami diare kronis lebih dari 1 bulan.
Pola aktivitas dan Latihan
Biasanya pada pasien mengalami kelelahan dan keletihan.
Pola persepsi diri dan konsep diri
14
:
-
Mempertahankan hidrasi
Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik
TTV dalam batas normal
Adanya keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler
No
Intervensi
Dx
1. 1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji
turgor
kulit,
membran
Rasional
1. Untuk mengetahui keadaan umum
pasien
2. Turgor kulit dan membran mukosa
yang kering menunukan adanya
15
peningkatan
kebututuhan
cairan
peningkatan
kebutuhan
cairan.
dalam pemberian cairan melalui IV 5. untuk meningkatkan
kebutuhan
5. Kolaborasi
dengan
tim
medis
volume cairan
antidiare
Dx
: 2. Gangguan
muntah, anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kepertawatan selama 2x24 jam
KH
No
Intervensi
Dx
2. 1. Kaji riwayat nutrisi termasuk 1. Untuk
Rasional
meningkatkan
berat badan
3. Gejala GI dapat menunjukkan
makanan klien
4. Berikan makanan sedikit dan
frekuensi sering
sedikit
dapat
diet
nurtrisi
yang
dibutuhkan
16
Dx
KH
No
Intervensi
Rasional
Dx
3. 1. Observasi tingkah laku yang 1. Ansietas ringan dapat ditunjukkan
menunjukkan tingkat ansietas
dengan
peka
rangsang
dan
dan
teriak.
2. Rentang
menjadi
yang sederhana
bergerak/berteriak-
perhatian
mungkin
pendek,
konsentrasi
yang
membatasi
berkurang,
berikan
kelembutan,
musik
yang
nyaman,kurangi
lampu
yang
terlalu
kurangi
orang
lingkungan
teraupetik;menunjukkan
penerimaan bahwa aktivitas unit
personel
dapat
meningkatkan
ansietas pasien
terang,
yang
4. Memberikan
informasi
dan
17
sesuai
indikasi
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah retrovirus yang
menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya. Selama infeksiberlangsung, sistem kekebalan
tubuh menjadi
lemah, dan orang menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tahap yang lebih
lanjut dari infeksi HIV adalah acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Hal inidapat memakan waktu 10-15tahun untukorang yangterinfeksi HIV
hingga berkembang menjadiAIDS; obat antiretroviral dapat memperlambat
proses lebih jauh. HIV ditularkan melalui hubungan seksual (anal atau
vaginal), transfusi darah yang terkontaminasi, berbagi jarum yang
terkontaminasi, dan antara ibu dan bayinyaselama kehamilan, melahirkan dan
menyusui.
Penularan virus HIV/AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya ;
1. Penularan melalui darah, penularan melalui hubungan seks (pelecehan
seksual).
2. Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan.
3. Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian memakai
alat suntik.
4. Individu yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu berhubungan
kelamin dengan orang yang terinfeksi HIV.
5. Orang yang melakukuan transfusi darah dengan orang yang terinfeksi HIV,
berarti setiap orang yang terpajan darah yang tercemar melalui transfusi
atau jarum suntik yang terkontaminasi.(WHO, 2003)
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga
cara, dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan
setelah persalinan. Cara tersebut yaitu:
1. Penggunaan obat Antiretroviral selama kehamilan, saat persalinan dan
untuk bayi yang baru dilahirkan
2. Penanganan obstetrik selama persalinan
3. Penatalaksanaan selama menyusui
Dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV
meliputi dari
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
19
Perencanaan
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga
berharap, setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui
konsep rencana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Widoyono, MPH. 2008. PENYAKIT TROPIS : Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
2. T. H. Rampengan. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta. EGC.
3. Dr. Nursalam, M. Nurs. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinveksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
4. Leveno Kenneth J.2009.Obstetri Williams Panduan Ringkas.Jakarta : EGC
20